TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Ovarium
Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang mempunyai fungsi menghasilkan serta
melepaskan oosit dan hormon. Ovarium normal memiliki lebar 2,0 cm, panjang 3,5 cm, dan
ketebalan 1,0 cm sebanding dengan ukuran bola golf. Biasanya ovarium ditemukan di dekat tuba
falopi di dalam fossa ovarium. Di anterior ovarium adalah ligamentum umbilikalis medial. Di
posterior ada ureter dan arteri iliaka interna. Di atas ovarium terdapat infundibulum tuba uterus
bersama dengan suspensori atau ligamentum infundibulopelvis, yang merupakan ekstensi
posterior ligamentum latum uterus dan juga disebut mesovarium.Ovarium memiliki dua ligament
yaitu ligamentum suspensori membawa arteri dan vena ovarium serta pleksus simpatis dan
parasimpatis. Ligamentum ovarium tidak mengandung pembuluh apa pun.
Secara histologi dari luar ovarium terdiri dari lapisan epitel germinal, tunika albugenia,
korteks yang berisi folikel ovarium, dan bagian terdalam yaitu medulla yang terdiri dari jaringan
ikat longgar dan terdapat pembuluh darah utama.
Ovarium memiliki suplai darah ganda dari arteri ovarium dan arteri ahim e. Arteri
mengalir melalui ligamentum suspensori ovarium, yang kemudian memasuki mesovarium. Arteri
ovarium dapat membuat anastomosis dengan arteri ahim e di dalam ligamentum latum. Vena
ovarium yang berjalan ke ovarium oleh ligamentum suspensori menyediakan drainase ke
parametrium, serviks, mesosalpinx, dan juga pleksus pampiniformis. Vena ovarium kiri
mengosongkan isinya ke vena ginjal kiri, sedangkan vena ovarium kanan bermuara langsung ke
vena kava inferior.
Ada dua sumber persarafan simpatis pada ovarium; salah satunya melalui pleksus
ovarium. Asal usul pleksus ovarium adalah pleksus ginjal yang juga menginervasi bagian fundus
ahim. Sumber kedua dari persarafan simpatis adalah melalui saraf ovarium superior, dibawah
dalam ligamentum ovarium. Persarafan parasimpatis berasal dari pleksus uterus (pelvis), yang
muncul dari saraf splanknikus panggul.
2.1.2 Ginjal
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen di
kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang
dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, berbentuk seperti biji
kacang dengan lekukan mengahadap ke dalam dan berukuran kira-kira sebesar kepalan
tangan manusia dewasa. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya
lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah
kapsula renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa dan jaringan terluar adalah fascia
renal. Ketiga lapisan jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi
ginjal.
Gambar 2. Ginjal (https://medicalart.johnshopkins.edu)
Dalam potongan frontal ginjal, ditemukan dua lapisan ginjal di distal sinus
renalis,yaitu korteks renalis (bagian luar) yang berwarna coklat gelap dan medulla renalis
(bagian dalam) yang berwarna coklat terang. Di bagian sinus renalis terdapat bangunan
berbentuk corong yang merupakan kelanjutan dari ureter yang disebut pelvis renalis. Masing-
masing pelvis renalis membentuk dua atau tiga kaliks mayor dan masing-masing kaliks
mayor tersebut akan bercabang lagi menjadi dua atau tiga kaliks minor.
Vaskularisasi ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta
abdominalis di distal arteri mesenterica superior. Arteri renalis masuk ke dalam hillus renalis
bersama dengan vena, ureter, pembuluh limfe, dan nervus kemudian bercabang menjadi
arteri interlobaris. Memasuki struktur yang lebih kecil, arteri interlobaris ini berubah menjadi
arteri interlobularis lalu akhirnya menjadi arteriola aferen yang menyusun glomerulus .
Ginjal mendapatkan persarafan melalui pleksus renalis yang seratnya berjalan bersama
dengan arteri renalis. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-
11 dan memberikan sinyal sesuai dengan level dermatomnya. Oleh karena itu, dapat
dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang (flank) bisa merupakan nyeri alih dari ginjal.
A. Definisi
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi paling umum yang menempati
urutan ketiga setelah kanker serviks dan rahim. Kanker ovarium pada umumnya di temukan
pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar ke organ tanpa keluhan. Itulah
sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan
B. Epidemiologi
Kanker ovarium adalah kanker ketujuh yang paling sering terjadi pada wanita dan
penyebab kematian ke delapan yang paling sering dari kanker pada wanita di dunia. Pada
2018 ada 300.000 kasus baru. Berdasarkan studi baru-baru ini yang mengumpulkan data dari
1.000 wanita di 39 negara menyatakan bahwa jumlah wanita yang didiagnosis dengan kanker
ovarium kemungkinan akan meningkat menjadi 371.000 kasus baru per tahun pada tahun
2035.
Kanker ovarium menempati urutan ketiga kejadian kanker ginekologi paling sering
setelah kanker serviks dan uterus. Kanker ovarium juga memiliki prognosis terburuk dan
tingkat kematian tertinggi. Meskipun kanker ovarium memiliki prevalensi yang lebih rendah
dibanding kanker payudara, kanker ini tiga kali lebih mematikan dan diperkirakan bahwa
pada tahun 2040 angka kematian kanker ovarium akan meningkat secara signifikan.
C. Faktor Risiko
1. Usia
Kanker ovarium rata-rata didiagnosis pada wanita usia 50-79 tahun atau pada wanita saat
3. Genetik
Faktor risiko yang sangat penting yaitu genetic, wanita yang memiliki riwayat keluarga
dengan diagnosis kanker ovarium dan kanker payudara meningkatkan risiko menderita
kanker ovarium.
D. Klasifikasi
Klasifikasi World Health Organization (WHO) untuk tumor ovarium di bagi berdasarkan
asal jaringannya, dibagi menjadi surface epithelial (65%), germ cell (15%), sex cord-stromal
(10%), metastase (5%), dan lain lain. Tumor surface epithelial diklasifikasikan lagi
berdasarkan tipe sel (serosa, musinosa, endometroid, dan lain lain) dan atipik (jinak,
borderline, atau maligna). Sebagian besar tumor ganas adalah tipe surface epithelial (90%).
1. Tumor Epitel ovarium (current diagnosis and treatment obstetric and gynecologi)
Sekitar 90% dari seluruh tumor ovarium ganas adalah tipe epitel yang berasal dari
invaginasi epitel permukaan ovarium. Teori yang paling menonjol untuk perkembangan
tumor epitel ovarium akibat trauma berulang dan perbaikan epitel ovarium selama ovulasi
normal dengan perubahan genetik berikutnya dan perkembangan lebih lanjut menjadi
androgen, atau agen inflamasi, mengakibatkan terjadinya proliferasi dan transformasi sel
lebih dari 15 cm dengan struktur kistik unilokular atau multilokuler yang mengandung
papilla serta menonjol ke dalam lumen. Secara histologi menyerupai endosalpinx dengan
nucleus atipia di epitel skuamosa berlapis. Badan psammoma dengan klasifikasi lamellar
unilateral dan terkenal karena mampu mencapi ukuran yang sangat besar. Secara
Endometrioid neoplasms, mewakili 10% dari tumor epitel ovarium. 30-50% kasus terjadi
endometriosis ovarium memiliki karsinoma sel bening dari ovarium atau karsinoma
mesonefroid.
Clear cell carcinoma, menyumbang <1% dari tumor epitel ovarium. Biasanya berukuran
lebih kecil dari kista adenokarsinoma serosa atau musinosa. Tumor ini agresif dan
menunjjukan sel bening mirip dengan karsinomma sel ginjal, kadang sulit dibedakan dari
neoplasma musinosa.
Transitional cell carcinoma atau Brenner’s tumor, menyumbang < 1% dari tumor epitel
ovarium. Secara histologi menyerupai karsinoma sel transisi tingkat rendah dari kandung
kemih. Dibandingkan dengan tumor epitel ovarium lainnya, tumor ini memiliki prognosis
Tumor jenis ini cenderung muncul pada wanita pada decade kedua dan ketiga kehidupan.
Berbeda dengan tumor epitel ovarium, tumor jenis ini memiliki prognosis yang lebih baik
karena berasal dari sel germinal, yang dapat mengeluarkan hormone atau protein yang
dapat digunakan untuk memantau respon terhadap terapi. Jenis tumor ini terdiri dari :
Dysgerminomas, menyumbang 30-40% tumor sel germinal. Sering terjadi pada wanita
mudah dan paling sering unilateral. Saat pembedahan tampak halus dan tertutup tipis,
dengan warna coklat atau keabu-abuan. Secara histologi sarang sel germinal tampak
seperti sel bulat besar dengan inti pusat dikelilingi oleh stroma yang tidak
baik.
Teratoma imatur adalah bagian ganas dari teratoma kistik dewasa atau dermoid dan
jaringan yang tidak teratur berasal dari 3 lapisan sel germinal dan beberapa komponen
memiliki penampilan embrio yang belum matang. Biasanya unilateral berisi teratoma
dewasa.
Endodermal sinus tumors atau yolk sac tumor adalah sel keganasan ketiga yang berasal
dari sel germinal. Ini merupakan neoplasma yang tumbuh paling cepat yang terjadi
dimanapun dan pasien mungkin dating dengan keluhan akut abdomen dan adanya
perdarahan. Biasanya bersifat bilateral, secara histologis menyerupai primitive usus dan
hati.
Embryonal carcinoma, muncul pada usia rata-rata 15 tahun dan memiliki polo
pertumbuhan yang agresif. Secara histologi menunjukan lembaran padat dari sel
syncytium.
Choriocarcinoma adalah tumor sel germinal yang langka. Secara histologi menunjukan
Gonadoblastoma adalah tumor yang paling jarang diantar jenus tumor sel germinal,
terjadi pada decade kedua kehidupan dan lebih banyak pada ovarium kanan
dibandingkan ovarium kiri. Secara histologi menunjukan jaringan sel germinal dan sex
Mixed germ cell tumors mennyumbangkan 10% dari tumor sel germinal dan terdapat 2
Polyembryoma
Sex cord-stromal tumors (SCSTs) adalah kelompok neoplasma yang beragam dan langka
serta berasal dari matriks ovarium. Tumor jenis ini diklasifikasikan oleh WHO menjadi :
Unclassified
Gynandroblastoma
Gambar 3. Jenis-jenis tumor ovarium
a. Definisi
Fibrosarcoma ovarium merupakan salah satu jenis dari tumor Sex cord-stromal tumors
(SCSTs) yang merupakan kelompok neoplasma yang beragam dan langka serta berasal dari
matriks ovarium (sel granulosa, sel teka, sel Sertoli, sel Leydig, dan fibroblas yang berasal
gynecologi )
b. Epidemiologi
Dalam database Surveillance Epidemiology and End Results (SEER) Amerika Serikat,
kejadian SCSTs adalah 0,20 per 100.000 wanita. Fibroma adalah subtipe yang paling sering
ditemui dari tumor sex cord-stromal, terhitung hampir dua pertiga dari neoplasma dalam
kelompok ini sedangkan kelompok fibrosarkoma merupakan kelompok tumor yang sangat
terjadi. Dapat terjadi pada semua jenis usia namun meningkat pada wanita premenopause
dan postmenopause.
c. Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan WHO
2. Klasifikasi berdasarkan FIGO
Stadium Kriteria
I Pertumbuhan tumor terbatas pada ovarium atau tuba Fallopi
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada satu ovarium (kapsul utuh) atau salah
satu tuba Fallopi, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium atau tuba, cairan
tuba, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium atau tuba, cairan ascites tidak
IC2 Kapsul pecah sebelum operasi atau tumor di permukaan ovarium atau tuba
Ovarium
IIB Penyebaran tumor ke jaringan pelvis intraperitoneal lainnya
III Tumor melibatkan satu atau kedua ovarium, tuba Fallopi, atau kanker peritoneum dengan
adanya bukti penyebaran (secara sitologi atau histologi) pada peritoneum diluar pelvis dan
IIIA2 Mikroskopis ekstrapelvis (diatas rongga pelvis) keterlibatan peritoneum dengan atau
abdomen)
d. Etiopatogenesis
Neoplastik transformasi : Mutasi germinal PTCH (9q22.3) pada gorlin syndrome dan
hilangnya heterozigositas pada 9p22.3 dan 19p13.3 (STK 11) terlihat pada sporadic
fibroma seluler
Genetik : gorlin syndrome (nevoid basal cell carcinoma syndrome) dan familial
e. Maninfestasi klinis
Secara klinis akan tampak pembesaran abdomen dengan pertumbuhan yang cepat
disertai nyeri.
Tumor ini biasanya muncul sebagai massa unilateral yang besar, seringkali disertai
Terjadi adhesi pada organ di dalam panggul lainnya karena terjadi infiltrasi.
Sumber : (Sex cord-stromal tumors of the ovary: a comprehensive review and update for
the results of a multi-center retrospective study +Ovarian fibrosarcoma: Case report and latest
f. Diagnosis
Temuan fisik jarang ditemukan pada penderita tumor ovarium pada onset dini. Pasien
dengan penyakit yang lebih lanjut dapat ditemukan massa pada ovarium, asites, efusi pleura,
obstruksi usus. Penegakan diagnosis harus di tunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya
1. Pemeriksaan histopatologi
a. Gambaran makroskopis
Ukuran tumor ini berkisar antara 5,2 - 23 cm untuk diameter terbesar, tumor padat, dan
potongan permukaan tumor menunjukkan perubahan warna kuning kecokelatan dan nekrosis
parsial
b. Gambaran miroskopis
tersusun rapat dalam pola berputar-putar, dengan stroma dan perdarahan myxoid.
Secara umum tumor ini mengandung inti hiprkromatik memanjang dengan inti bulata
atau oval.
Aktivitas mitosis > 4/10 HPF yang merupakan kriteria diagnosis fibrosarcoma.
Sumber : http://www.pathologyoutlines.com/topic/ovarytumorfibrosarcoma.
(https://www.hindawi.com/journals/crim/2009/802817/)
c. Imunohistokimia
g. Tatalaksana
Bilateral salpingo-ooporectomy
Hysterectomy
Staging
Adjuvant kemoterapi
Radioterapi
h. Prognosis
Diperkirakan dapat bertahan selama 2 tahun 77% pada grade 1 da 36% pada grade 2 dan 3.
2.4 Cleareans Creatinin Test
a. Definisi
Cleareans creatinin test (CCT) adalah pemeriksaan yang dinilai murah, konsisten dan
teruji untuk menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus dan fungsi ginjal. Kreatinin merupakan
hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot.
Kadar kreatinin berhubungan dengan massa otot dan fungsi ginjal. Ekskresi kreatinin dalam urin
dapat diukur dengan menggunakan bahan urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Di dalam tubuh, keratin dibentuk dari fosfokreatin. Fosfokreatinin atau disebut sebagai
kreatini fosfat yang merupakan senyawa kimia yang mempunyai ikatan fosfat berenergi
tinggi yang ada di dalam sarkoplasma. Senyawa ini dipecah menjadi kreatin dan fosfat, dan
sewaktu dipecahkan akan menghasilkan energi yang cukup besar. Ikatan fosfat berenergi tinggi
dari fosfokreatinin mempunyai energiyang lebih banyak dibandingkan dengan ATP, 10.300
kalori per mol dibandingkan ATP 7300. Oleh karena itu fosfokreatinin dapat dengan mudah
menyediakan energi yang cukup untuk membentuk kembali ikatan fosfat berenergi tinggi
sehingga kreatinin berguna untuk menilai fungsi ginjal terutama glomerulus. Jika 50 % nefron
rusak, maka kadar kreatinin di dalam darah akan meningkat. Oleh karena itu jika kadar
kreatinin meningkat di dalam darah akan menjadi petanda adanya penurunan fungsi dari ginjal.
Nilai kreatinin yang rendah menunjukkan adekuasi hemodialisis dan pemecahan otot yang
rendah. Dari nilai kreatinin serum itu dapat ditemukan besar kliren kreatinin.
Kreatinin dapat diukur dari plasma, serum, atau urin. Pengumpulan bahan urin untuk
pemeriksaan GFR dilakukan dalam 24 jam. Wadah yang digunakan untuk pengumpulan urin
sebaiknya bersih, kering, dan bebas dari zat pengawet. Bahan urin yang dikumpulkan disimpan
dalam refrigerator selama pengumpulan sebelum diperiksakan. Volume urin yang dikumpulkan
menggunakan Modification of Dietin Renal Disease (MDRD), kliren kreatinin diukur dengan
perkalian kadar kreatin urin dengan volume urin kemudian dibagi dengan kadar kreatinin serum.
Keterangan :
Berdasarkan rumus ini, klirens kreatinin sebanding dengan produksi kreatinin dan berbanding
terbalik dengan kreatinin serum (CCr), sedangkan produksi kreatinin sebanding dengan berat
badan (massa otot adalah sumber kreatinin) yang dikurangi umur, maka kliren kreatinin dapat
dihitung dari kreatinin serum menurut rumus dari Cockcroft-Gault sebagai berikut :
Keterangan:
Klirens kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ras. Wanita memiliki lebih sedikit
massa otot dan tingkat produksi kreatinin yang lebih rendah dibandingkan dengan pria. Orang
Latin menghasilkan nilai jarak yang lebih rendah sedangkan kulit hitam menghasilkan nilai yang
lebih tinggi, menunjukkan massa otot yang lebih besar pada orang kulit hitam
Pasien dengan asupan makanan yang unik (mis, vegetarian) atau mengalami pengecilan
otot (misalnya, malnutrisi, amputasi) dapat menghasilkan tingkat kreatinin yang menyimpang
Penurunan kadar kreatinin terjadi pada keadaan glomerulonefritis, nekrosis tubuler akut,
polycystic kidney disease akibat gangguan fungsi sekresi kreatinin. Penurunan kadar kreatinin
juga dapat terjadi pada gagal jantung kongestif, syok, dan dehidrasi, pada keadaan tersebut
terjadi penurunan perfusi darah ke ginjal sehingga makin sedikit pula kadar kreatinin yang dapat
difiltrasi ginjal