Anda di halaman 1dari 5

INTERVENSI DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA

INDIVIDUASI

KELOMPOK 1
Naura Nuzila Adlina 15010116170001
Herlita Pangaribuan 15000117120012
Haurene 15000117130087
Laksmi Indriati 15000117140084

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerahNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan maksimal dan tepat
waktu. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca
dalam hal menambah dan memahami pengetahuan mengenai topik yang dibahas dalam
makalah ini.
Terlepas dari semua hal tersebut, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima dan membutuhkan segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 6 September 2019

Penulis
I. KASUS
a. Kesiapan Menikah Pada Wanita Berpendidikan S2 (Studi Kasus Pada Mahasiswi
S2 Psikologi)
Menikah bagi subyek adalah salah satu hal penting yang nantinya akan dijalani
dengan pasangan hidupnya. Tetapi untuk saat ini, subyek lebih memusatkan
diri pada pendidikan, apalagi mengingat tidak sedikit pengorbanan materi dan
mental yang harus dia persiapkan. Apalagi sebelumnya subyek pernah
mengalami masalah yang cukup berat dengan lawan jenis.
Saat dihadapkan pada pilihan menikah atau melanjutkan S2, subyek langsung
memutuskan untuk kuliah lagi. Alasan subyek karena saat itu subyek belum
benar-benar serius berpacaran dan masih pendekatan. Akan tetapi dukungan
orang tua terutama ayah membuat subyek semakin semangat untuk kuliah lagi.
Menikah bagi subyek bukan keputusan yang mudah, diperlukan kematangan
secara emosi terutama mental dalam menghadapi permasalahan dalam
pernikahan.
Usia subyek saat ini 24 tahun dan sudah memasuki tahap usia dewasa awal
kalau dalam tahapan perkembangan sudah memasuki tahapan untuk mulai
mempersiapkan pernikahan. Subyek sendiri menginginkan menikah di usia 30
tahun ke atas. Alasannya karena subyek ingin benar-benar mempersiapkan diri
baik secara intelektual, mental dan materi. Target yang subyek ingin raih saat
ini adalah lulus kuliah lalu bekerja baru kemudian menikah.
Kecukupan finansial bagi subyek sangat perlu dipersiapkan sebelum menikah,
karena memiliki penghasilan sendiri dengan bekal pendidikan S2 yang
dimilikinya kelak membuat subyek memiliki harapan bisa mencukupi
kebutuhan keluarganya bersama-sama pasangan hidupnya kelak.

II. ASESMEN
a. Wawancara:
- Untuk mengetahui bagaimana kesiapan menikah pada wanita berpendidikan
tinggi S2
- Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga wanita
tersebut lebih memilih melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S2)
dibanding menikah
b. Observasi: Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, di
mana orang yang mengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam
perikehidupan observee.

III. INTERVENSI
a. Psikoedukasi
Definisi istilah psikoedukasi adalah suatu intervensi yang dapat dilakukan
pada individu, keluarga, dan kelompok yang fokus pada mendidik partisipannya
mengenai tantangan signifikan dalam hidup, membantu partisipan
mengembangkan sumber-sumber dukungan dan dukungan sosial dalam
menghadapi tantangan tersebut, dan mengembangkan keterampilan coping untuk
menghadapi tantangan tersebut (Griffith, 2006 dikutip dari Walsh, 2010).
Psikoeduakasi adalah treatment yang diberikan secara profesional dimana
mengintegrasikan intervensi psikoterapeutik dan edukasi (Lukens & McFarlane,
2004).
Psikoedukasi tidak hanya dapat diterapkan pada ranah psikiatri tetapi dapat
juga diterapkan pada ranah lainnya. Psikoedukasi dapat diterapkan tidak hanya
pada individu atau kelompok yang memiliki gangguan psikiatri, tetapi juga
digunakan agar individu dapat menghadapi tantangan tertentu dalam tiap tingkat
perkembangan manusia sehingga mereka dapat terhindar dari masalah yang
berkaitan dengan tantangan yang mereka hadapi.
Karena psikoedukasi dapat diterapkan sebagai bagian dari persiapan
seseorang untuk menghadapi berbagai tantangan dalam tiap tahapan
perkembangan kehidupan, maka psikoedukasi dapat diterapkan hampir pada
setiap seting kehidupan. Selain itu, karena modelnya yang fleksibel, dimana
memadukan informasi terkait gangguan tertentu dan alat-alat untuk mengatasi
situasi-situasi tertentu, psikoedukasi berpotensi untuk diterapkan pada area yang
luar terkait dengan berbagai bentuk gangguan dan tantangan hidup yang
bervariasi (Lukens & McFarlane, 2004)

b. Karakteristik diagnostic
- Tidak ingin menikah sebelum lulus S2 (usia subyek saat ini 24 tahun dan
sudah memasuki tahap usia dewasa awal)
- Ingin menikah di usia 30 tahun ke atas karena ingin mempersiapkan diri baik
secara intelektual, mental, dan materi.
- Pernah mengalami masalah yang cukup berat dengan pasangannya dahulu.

c. Etiologi
Psikoedukasi tidak hanya bertujuan untuk treatment tetapi juga rehabilitasi. Ini
berkaitan dengan mengajarkan seseorang mengenai suatu masalah sehingga
mereka bisa menurunkan stress yang terkait dengan masalah tersebut dan
mencegah agar masalah tersebut tidak terjadi kembali. Psikoedukasi juga
didasarkan pada ekkuatan partisipan dan lebih focus pada saat ini dan masa
depan daripada kesulitan-kesulitan di masa lalu.

d. Apa yang bisa dilakukan?


1. Mengembangkan keterampilan coping untuk menghadapi tantangan hidup
2. Mengembangkan dukungan emosional
3. Membantu partisipan mengembangkan sumber-sumber dukungan dan
dukungan sosial dalam menghadapi tantangan hidup
4. Mengembangkan keterampilan dalam penyelesaian masalah

Anda mungkin juga menyukai