Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROGRAM BK DI SMP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah


BIMBINGAN KONSELING BELAJAR
Dosen Pembimbing: Dewi asiyah ,M.pd

Disusun Oleh:
Kelompok :

- Sehand Azhar : 050322104


- Shofi dhiya gholbina : 0503221075

UNIVERSITAS NAHDATHUL ULAMA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Program BK di SMP
".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya , tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak .

Sebagai penyusun , kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan , baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karma ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca .
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... .ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………iii
A. Latar belakang……………………………………………………………...…...1
B. Rumus masalah…………………………………………………….………..…..1
C..Tujuan ………………………………………………………………………......1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..…...2
A. Pengertian bimbingan dan konseling di SMP………………………….……...…2
B . Model-model pendekatan bimbingan konseling di SMP…………………...……3
C. Bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP)………………....….4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..…5
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….…..6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…7
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah
mengembangkan potensi dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram
untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini meupakan wilayah
garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis
data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan umum bimbingan dan konseling yakni untuk
membantu konseli mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status ekonomi) , serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu konseli untuk menjadi individu
yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi , pilihan, penyesuaian
dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya .

B. Rumusan Masalah
a. Tujuan penyelenggaraan
b. Kebutuhan siswa umur 12-15 tahun
c. Pola dan karakteristik lembaga sekolah
d. Bimbingan yang menyeluruh
e. Bentuk bimbingan yang di berikan
f. Peran tenaga pendidik

C. Tujuan
a. Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK di sekolah dapat
terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
Tersusun dan terlaksananya program BK dengan baik akan lebih menjamin
pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuan
sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas BK di sekolah.
b. tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling adalah adanya kejelasan
arah pelaksanaan program, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi
kegiatan, dan terlaksananya program kegiatan secara lancar, efisien, dan efektif.
c. Upaya mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah
mengembangkan potensi dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan
terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian bimbingan konseling di SMP


Bimbingan di sekolah menengah pertama merupakan bidang khusus dalam
keseluruhan pedidikan sekolah, yaitu memberi bantuan/pelayanan yang khas oleh
ahli-ahli yang telah dipersiapakan untuk itu. Tidak mengherankan kalau pelayanan
bimbingan terutama ditujukan kepada orang-orang yang masih muda, khususnya
terhadap murid di sekolah menengah pertama. Sekolah merupakan tempat yang
membuka kesempatan yang luas untuk menawarkan pelayanan bimbingan; bagi
banyak orang muda sekolah merupakan satu-satunya tempat untuk menghubungi
seorang pembimbing.
Secara kronologis peserta didik sekolah menengah pertama berusia antara 13
tahun sampai 15 tahun, mereka dikategorikan termasuk ke dalam fase remaja awal
atau pubertas, yang merupakan bagian dari masa adolesensi. Seifert & Hoffnug
(1987;591) mengemukakan pendapatnya tentang adolesensi, yakni bahwa adolesensi
itu merupakan tahapan perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa ,
tahapan perkembangan itu mulai dari dua belas tahun sampai dengan dua puluh tahun
yang ditandai pada perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial. Pendidikan
menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa pendidikan
menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.Meningkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal
balikdenganlingkungansosial.
Kebutuhan siswaselama rentang umur12-15tahun Kebutuhan utama pada masa
ini adalah kebutuhan psikologis, seperti mendapat kasih sayang, menerima pengakuan
terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang
yang dihargai oleh teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dengan kelas
mainnya. Tantangan pokok pada masa ini adalah menghadapi diri sendiri bila sudah
mulai memasuki fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami segala gejala
kematangan seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala sekunder
seperti berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan
perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.

B. Model-model pendekatan bimbingan konseling di smp


1. Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh
konseli.
2. Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-
kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis
3. Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami
oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang
mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar
jangan sampai terjadi
4. Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik,
pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan , ketrampilan
dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
5. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)Program bimbingan
dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian tugas-tugas
perkembangannya Layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada :
Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di SD).
Bimbingan tentang hubungan muda-mudidan hubungan sosial , karena pada usia
ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya dan mengenal hubungan cinta
kasih (Gibson dan Mitchell, 1981) .

C. Bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Perpindahan dari sekolah dasar ke satuan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup
berarti dalam kehidupan anak, baik karena tambahan tuntutan belajar siswa lebih berat,
maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri selama
tahun-tahun ini. Secara berangsur-angsur siswa akan berusaha melepaskan diri dari
pengawasan orang tuanya, dan akan dihadapkan pada rangkaian perubahan jasmani
maupun rohani pada dirinya . maka dari itu dibutuhkan bimbingan yang lebih lagi pada
siswa dibandingkan pada saat di sekolah dasar .
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan program bimbingan konseling di
sekolah menengah pertama, yaitu:

1. Tujuan penyelenggaraan
Sekolah memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta
peningkatan pengetahuan da keterampilan yang din peroleh di sekolah dasar yang
bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan ke jenjang selanjutnya.

2. Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun


Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan psikologis , seperti mendapat kasih
sayang , menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri , memperoleh
prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh teman sebaya, merasa aman dengan
perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan pokok pada masa ini adalah menghadapi
diri sendiri bila sudah mulai memasuki fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami
segala gejala kematangan seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala
sekunder seperti berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau),
kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang
dewasa .

3. Pola dan Karakteristik lembaga sekolah


Untuk lembaga sekolah yang terletak di daerah terpencil dengan jumlah kelas yang
tidak terlalu besar, pola dasar yang dapat dipegang ialah pola generalis. Ini berarti
bahwa banyak kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh guru-guru bidang studi dan wali
kelas, dengan mendapat asistensi dari satu atau dua guru konselor. Untuk lembaga
sekolah yang terletak dilingkungan kota dengan segala problematikanya dan godaannya,
apalagi dengan jumlah kelas yang besar, semakin dituntut memegang pada suatu pola
dasar yang mengarah pada pola spesialis , tanpa mengabaikan sumbangan dari guru-
guru bidang studi dan wali kelas.
4. Bimbingan yang menyeluruh
Di sekolah menengah pertama seluruh komponen bimbingan yang termasuk layanan-
layanan bimbingan semuanya harus mendapat perhatian yang seimbang Pemberian
informasi meliputi, perkenalan yang lebih luas dengan dunia pekerjaan ,perkenalan
berbagai bentuk pendidikan atas (sekolah umum atau kejuruan) .
5. Bentuk bimbingan yang diberikan
Bentuk bimbingan yang terutama digunakan ialah bimbingan kelompok. Bimbingan
kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta
untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.5
bimbingan individual merupakan lanjutan dari bimbingan kelompok dan direalisasi melalui
wawancara konseling. Sifat bimbingan yang diutamakan ialah preservatif dan preventif.
Preservatif merupakan usaha untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik, jangan
sampai keadaan yang baik berubah menjadi keadaan yang tidak baik.6yang bertujuan
menjaga jangan sampai anak mengalami kesulitan, menghindarkan hal-hal yang tidak
diinginkan. Sehingga siswa dapat menyesuaikannya dengan perubahan-perubahan dalam
dirinya sendiri dan meletakkan dasar dari perkembangan diri selanjutnya.
Sifat korektif akan muncul dalam kasus-kasus penyimpangan siswa, yang pada umumnya
berakar dalam situasi keluarga yang kurang menentukan, dan dalam situasi kehidupan
masyarakat setempat yang menimbulkan banyak godaan, seperti pengguna narkotika, film
dan buku porno, mengendarai motor tanpa SIM, beraneka kenakalan serius yang lain.9
6. Peranan tenaga pendidik
Bimbingan konseling disesuaikan pada siapa yang memegang peranan kunci ,
tergantung pada pola dasar yang dipegang. Bila mana dipegang pola generalis, para
guru bidang studi dan para wali kelas dan peranan kunci, dengan mendapat bantuan dari
satu atau dua guru konselor, khususnya dalam rangka layanan pengumpulan data dan
konseling. Guru –guru bidang studi dapat menyisipkan banyak materi informasi dalam
pengajaran, misalnya tentang cara belajar yang tepat, tentang sekolah lanjutan, dan
tentang dunia kerja.
Bila dipegang oleh spesialis, konselor sekolah dan beberapa guru konselor memegang
beberapa peranan kunci, dengan mendapat bantuan dari guru bidang studi dan wali kelas .
Konselor sekolah memegang organisasi program bimbingan dengan mengadakan pembagian
tugas diantara semua tenaga, misalnya para guru
BAB III
PENUTUP

A. Kesipulan
Secara kronologis peserta didik sekolah menengah pertama berusia antara 13 tahun
sampai 15 tahun, mereka dikategorikan termasuk ke dalam fase remaja awal atau pubertas,
yang merupakan bagian dari masa adolesensi. Seifert & Hoffnug (1987;591) mengemukakan
pendapatnya tentang adolesensi, yakni bahwa adolesensi itu merupakan tahapan
perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, tahapan perkembangan itu mulai
dari dua belas tahun sampai dengan dua puluh tahun yang ditandai pada perubahan-
perubahan fisik, kognitif, dan sosial.
Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa
pendidikan menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi , dan kesenian.
Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial . Yang bertujuan untuk penyusunan program
tidak lain agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien,
serta hasil-hasilnya dapat dinilai. Tersusun dan terlaksananya program BK dengan baik akan
lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuan
sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas BK di sekolah .
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/1y9r6w6ly-pengertian-tujuan-dan-manfaat-
program-bimbingan-dan-konseling.html
https://kanguut.blogspot.com/2012/05/program-bimbingan-konseling-di-
sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai