Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Kelompok
Disusun oleh :
Jalan Sisingamangaraja No. 33, Lemahwungkuk, Panjunan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon,
Jawa Barat 45111
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji dan syukur
panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan
harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Mahmudah S,Pd.I,M,Pd.I sebagai
dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Kelompok yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
B Rumusan Masalah............................................................................................................2
C Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN.............................................................................................................3
D Gaya Kepemimpinan........................................................................................................7
Kesimpulan............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kelompok merupakan suatu sistem. Sebagai sistem dalam kelompok ada beberapa
komponen yang tersusun dalam suatu struktur yang teratur. Struktur kelompok mengacu kepada
bagaimana susunan kelompok tersebut, yang meliputi : jenis kelompok, tujuan kelompok,
peranan anggota kelompok, pemimpin kelompok, aturan-aturan dasar kelompok, pokok-pokok
pembicaraan yang akan didiskusikan dalam kelompok (Romlah, 1989 dalam Wibowo, 2005 :
105). Sehingga pemimpin kelompok merupakan komponen yang penting dalam suatu kelompok.
Pemimpin dan kelompok mempunyai hubungan yang sangat erat. Peran seorang pemimpin
penting bagi keseluruhan fungsi kelompok. Sebuah kelompok merupakan cerminan
pemimpinnya. Hanya akan ada hasil yang bagus sesuai pemimpinnya. Hanya akan ada hasil yang
bagus sesuai pemimpinnya, hasil yang bagus sesuai diri pemimpin itu sendiri.
Pemimpin kelompok memiliki pengaruh yang kuat dalam proses kelompok, tidak
terkecuali dalam konseling atau terapi kelompok. Setiap konseling atau terapi merupakan suatu
proses yang kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor konselor atau
terapis, metode yang digunakan dan karakteristik konseli yang dihadapinya (Prawistari, 1991
dalam Wibowo, 2005 : 105). Oleh karena itu peranan, fungsi, kepribadian dan ketrampilan
pemimpin adalah sentral dalam proses teraupetik (penyembuhan), maka semua model teoritis
mencurahkan banyak perhatiannya pada pemimpin (Corey, 1981 dalam Wibowo, 2005 : 106).
Konselor sebagai pemimpin kelompok merupakan salah satu komponen penting dalam
konseling kelompok. Pemimpin kelompok mempunyai pengaruh yang kuat dalam proses
konseling kelompok, bukan saja harus mengarahkan perilaku anggota kelompok sesuai dengan
kebutuhan, melainkan harus tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi dalam kelompoknya
sebagai akibat dari perkembangan kegiatan kelompok itu. Oleh karena itu, untuk dapat
melaksanakan tugas, peranan dan fungsinya sebagai pemimpin kelompok, kepribadian dan
ketrampilan konselor adalah sentral dalam proses terapeutik, maka semua model teoritis
mencurahkan banyak perhatian pada pemimpin kelompok.
B Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Kelompok?
2. Apa saja Tugas-Tugas Pemimpin Kelompok?
3. Apa saja Karakteristik dan Kriteria Pemimpin Kelompok?
4. Apa saja Gaya Kepemimpinan?
C Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Kepemimpinan Kelompok
2. Untuk mengetahui Tugas-Tugas Pemimpin Kelompok
3. Untuk mengetahui Karakteristik dan Kriteria Pemimpin Kelompok
4. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
2
BAB II
PEMBAHASAAN
Page dan Iver (Soekanto, 2006) menjelaskan kelompok sebagai himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama, memiliki hubungan timbal balik dan memiliki kesadaran
saling tolong menolong. (Sumardjono: 2014) mendefinisikan kelompok sebagai sekelompok
(dua orang atau lebih) yang memiliki presepsi sebagai kesatuan serta memiliki perasaan sebagai
bagian dari kelompok, memiliki tujuan bersama dan saling ketergantungan satu sama lain. Group
leadership atau kepemimpinan kelompok adalah jenis kepemimpinan di mana lebih dari satu
3
orang memberikan arahan kepada kelompok secara keseluruhan. Tujuan pendekatan ini adalah
untuk meningkatkan kreativitas, mengurangi biaya, atau perampingan.
Pemimpin kelompok adalah komponen yang penting dalam konseling kelompok Dalam
hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan kebutuhan melainkan
juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang berkembang dalam kelompok tersebut.
Dalam hal ini menyangkut adanya peranan pemimpin konseling kelompok, serta fungsi
pemimpin kelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Prayitno menjelaskan pemimpin kelompok
adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga anggota kelompok dapat belajar
bagaimana mengatasi masalah mereka sendiri (Prayitno: 1995).
Konselor sebagai pemimpin kelompok merupakan salah satu komponen penting dalam
konseling kelompok.Kepemimpinan kelompok dalam pelaksanaan konseling kelompok sangat
penting maknanya. Pemimpin kelompok mempunyai pengaruh yang kuat dalam proses konseling
kelompok, bukan saja harus mengarahkan perilaku anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan,
melainkan harus tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi dalam kelompoknya sebagai
akibat dari perkembangan kegiatan kelompok itu. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan
tugas, peranan dan fungsinya sebagai pemimpin kelompok, kepribadian dan keterampilan
konselor adalah sentral dalam proses terapeutik, maka semua model teoretis mencurahkan
banyak perhatian pada pemimpin kelompok.
4
dan tetap mengikuti kelompok yang dibuatnya. Sebab gagalnya salah seorang anggota
untuk mengikuti kelompok dapat mempengaruhi anggota lain ataupun jalannya kelompok.
2. Membentuk Budaya
Setelah kelompok terbentuk, pemimpin kelompok mengupayakan agar kelompok
menjadi sistem sosial yang terapeutik. Pemimpin kelompok mencoba untuk menumbuhkan
norma yang akan dipakai sebagai pedoman interaksi kelompok. Pada pendekatan
individual agen perubahan satu-satunya adalah konselor.Pada konseling kelompok, yang
menjadi agen perubahan adalah kelompok.Di dalam konseling kelompok pemimpin adalah
agen perubahan secara tidak langsung, sedangkan pada konseling individual, konselor
adalah agen perubahan secara langsung. Dalam kelompok, pemimpin mempunyai tugas
untuk membawa kelompok dari satu faktor kuratif ke faktor kuratif yang lainnya melalui
pembentukan budaya kelompok, la akan membentuk budaya yang dapat menimbulkan
interaksi yang tepat di dalam kelompok.
Norma di dalam kelompok akan berbeda dengan etika, peraturan di masyarakat.
Anggota harus merasa bebas untuk mengemukakan apa yang dirasakan ataupun yang
dipikirkannya. Kejujuran dan spontanitas harus didorong dalam kelompok. Norma-norma
lain yang lebih mementingkan peran serta seluruh kelompok perlu dibina. Penerimaan
tanpa penilaian untuk anggota lain, pembukaan diri pada tingkat tinggi, ketidak puasan
dengan pola perilaku saat ini, dan keinginan yang besar untuk berubah adalah norma-
norma yang sangat penting di dalam kelompok. Selain itu yang sangat penting untuk
dilakukan adalah selalu membawa kelompok pada di sini-dan-saat ini.
3. Membentuk Norma-Norma
Norma-norma di dalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota kelompok
terhadap kelompok dan pengarahan langsung maupun tidak langsung dari pemimpin dan
anggota-anggota yang lebih berpengaruh. Apabila harapan anggota tidak jelas, maka
pemimpin mempunyai banyak kesempatan untuk membuat desain budaya kelompok yang
menurut pandangannya akan memberikan suasana terapeutik optimal. Pemimpin kelompok
adalah pusat perhatian kelompok dan anggota akan mengharapkan arahan darinya.
Dalam membentuk norma kelompok, pemimpin dapat berperan sebagai Pakar
Teknis atau Peserta Penetap-Model (Yalom, 1985). Sebagai Pakar Teknis, pemimpin
memberikan instruksi dan petunjuk kepada anggota, memanfaatkan reinforcement sosial,
5
dan menggunakan keterampilan serta pengalamannya untuk membentuk budaya kelompok.
Sebagai Peserta Penetap-Model, pemimpin membentuk budaya melalui perilakunya sendiri
yang menjadi contoh bagi kelompok.
4. Tuntutan Terhadap Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok dituntut untuk pandai memperhatikan setiap tingkah laku (baik
ucapan, tindakan, maupun isyarat) yang ditampilkan oleh setiap anggota kelompok, dan
memperhatikan keikutsertaan anggota-anggota kelompok dalam memecahkan masalah-
masalah yang timbul.Kelincahan dan keterlibatan pemimpin kelompok dalam hal ini amat
menentukan keberhasilan kelompok. Secara ringkas tuntutan terhadap pemimpin
ke:lompok adalah kesanggupan merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok.
Pemimpin kelompok dapat bersifat dan bersikap “tutwuri handayani” mengayomi atau
mengawasi”, dan menjadi tokoh bagi para anggota kelompok. Cirri kepemimpinan ini akan
mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan kelompok (Narti, 2014: 29-30).
6
kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura, disiplin dan memiliki kemampuan untuk berkerja
keras.
Jacobs, et., al., (2012:25) menyebutkan kriteria seorang pemimpin kelompok adalah seseorang
yang memiliki :
(1) kepedulian,
(2) Keterbukaan,
(3) fleksibilitas,
(4) kehangatan,
(5) objektivitas,
(6)kepercayaan,
(7) kejujuran,
(8) kekuatan,
(10) sesitivitas.
D Gaya Kepemimpinan
Memilih sebuah gaya kepemimpinan tergantung kepada banyak faktor, seperti
kepribadian pemimpin dan tujuan kelompok tersebut. Lewin (dalam Wibowo, 2005 : 148)
memperkenalkan tiga gaya dasar kepemimpinan, yaitu :
1) Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin
diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan
yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.
7
2) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruh orang lain
agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara
bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut terkadan disebut sebagai gaya kepemimpinan yang
terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya kesederajatan, kepemimpinan
partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi kepada anak buahnya dalam
merumuskan suatu tindakan putusan bersama.
3) Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi
dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat
berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam
mengejar tujuan dan sasaran yang cukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin
sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak
buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11