Anda di halaman 1dari 11

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH
1. ADRIAN RIFQI (10219234)
2. ARLEN APRILYA (11219053)
3. ORIZKI NAULIA (14219976)
4. VENNY THERESIA (16219476)
5. YUNITA SALSABILA (16219775)

PERILAKU KEORGANISASIAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP

- Kesimpulan
- Saran
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kepemimpinan Dalam Organisasi” tepat waktu.
Makalah “Kepemimpinan Dalam Organisasi” Disusun guna memenuhi tugas dari ibu Lies
Handrijaningsih pada mata kuliah perilaku keorganisasian di kampus Universits Gunadarma.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “Kepemimpinan Dalam Organisasi”.
Penulis mngucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Lies Handrijaningsih selaku
dosen mata kuliah perilaku keorganisasian. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik n sara yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan
interaksi di setiap pekerjaanya baik dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia.
Manusia hidup secara berkelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Oleh sebab
itu di antara anggota kelompok tersebut memerlukan pemimpin untuk dapat mempersatukan
mereka di dalam satu visi dan misi. Untuk mengelolanya diperlukan pemimpin yang mempunyai
jiwa kepemimpinan yang kuat sehingga dapat mempersatukan dan menjadi panutan bagi
kelompoknya.
Sama halnya dengan organisasi, organisasi yang di dalamnya melibatkan lebih dari satu individu
memerlukan pemimpin untuk membimbing para anggotanya untuk dapat menjadi satu kesatuan
sehingga dapat mempersatukan pikiran pikiran dari anggotanya dalam satu tujuan satu visi dan
satu misi. Pemimpin yang baik dalam segi pemikiran maupun tindakan serta mengayomi
bawahannya adalah salah satu kriteria contoh pemimpin yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Kepemimpinan ?
2. Apa fungsi Kepemimpinan ?
3. Apa tujuan dari kepemimpinan di dalam suatu organisasi?

4. Syarat menjadi pemimpin yang baik dan benar?


5. Mengetahui teori yang mendasar kepemimpinan

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk berbagi informasi kepada kita semua tentang
arti penting pemimpin dalam sebuah organisasi, dan khususnya kami sebagai penulis mengajak
untuk menjadi pemimpin yang baik dan jujur dalam sebuah organisasi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan (leadership) merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam
kehidupan manusia selaku makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup bermasyarakat sesuai
kodratnya bila mereka melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang lain. Hidup
bermasyarakat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan dapat menentukan
arah atau tujuan yang dikehendaki, dan dengan cara bagaimana arah atau tujuan tersebut dapat
dicapai.. Ada banyak ahli manajemen yang merumuskan definisi-definisi tentang Kepemimpinan
atau Leadership ini.
Menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440). Menurutnya, Kepemimpinan adalah
proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami,
memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu
tercapai tujuan kelompok atau organisasi.
Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah Kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sedangkan definisi Kepemimpinan
menurut Richard L. Daft (2003:50) adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah
kepada pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, sangat jelas dikatakan bahwa
kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang erat keterkaitannya dengan pencapaian tujuan
organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan “pemimpin” atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan “Leader”. Berdasarkan definisi dari Ricky W. Griffin
(2003:68), Pemimpin adalah individu yang mampun mempengaruhi perilaku orang lain tanpa
harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang laim
sebagai pemimpin.

2.2 Fungsi Kepemimpinan


1. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi
keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan
memiliki 2 aspek yaitu :
 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling.
Menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin
berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha menjadi bagian
didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.
Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki 2 dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau
aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang
dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara
mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan
dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay
atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin
kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya
secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan
perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian,
pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan
mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi
guna mencapai tujuan organisasi.

2.3 Tujuan Kepemimpinan


1. Sarana untuk Mencapai Tujuan
Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan apakah
tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.
2. Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain menjadi termotivasi,
mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain,
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai
tujuang yang diinginkan.

2.4 Syarat-syarat Pemimpin yang Baik dan Benar

 Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-
syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di
antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
 Pendidikan umum yang luas.
 Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
 Kemampuan berkembang secara mental
 Ingin tahu
 Kemampuan analistis
 Memiliki daya ingat yang kuat
 Mempunyai kapasitas integratif
 Keterampilan berkomunikasi
 Keterampilan mendidik
 Personalitas dan objektivitas
 Pragmatismo
 Mempunyai naluri untuk prioritas
 Sederhana
 Berani
 Tegas dan sebagainya.

2.5 Teori Dasar Kepemimpinan


Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya tiga teori dasar
kepemimpinan:

1.Teori Genetis (Keturunan). 


Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made—(pemimpin  itu dilahirkan
(bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat
kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara
mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau
determinitis. Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang
berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Menurut teori
ini kepemimpinan diartikan sebagai traits within the individual leader. Jadi seseorang dapat
menjadi pemimpin karena dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik
untuk itu (leader were borned and note made).

2.Teori Sosial.
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan
ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—Leader are made and not born
—(pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti
teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori
ini memandang kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of the group). Menurut teori
ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada
seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri
kelompok yang didampinginya.

3.    Teori Ekologis. 
      

Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi
terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini
pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila
ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan
merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Teori ini tidak hanya didasari atas padangan
yag bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga ekonomi dan politis. Menurut teori ini
kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the situation). Teori yang
ketiga ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat
kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses
tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah yang
mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang didampingnya.

BAB 3
Kesimpulan, saran

3.1Kesimpulan
Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang
berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka terhadap aspirasi, keinginan,
tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.

Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota yang
lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi
suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan
itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalaman.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota
merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana
dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin
dimana semua tumpuan dan harapan berada di tanganya.

3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan
itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika
mampu berhasil memimpin dirinya sendiri akan kelak berhasil juga menjadi pemimpin dari
organisasi yang dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai