Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS BESAR

GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM


IKATAN MAHASISWA INDONESIA KABUPATEN BANGGAI

Disusun oleh:
Dewi Riasty Ayuni
561 420 002

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME dan dengan


rahmat dan karunianya, Laporan Tugas Besar Kepemimpinan ini dapat kami
selesaikan sebagai tugas besar kami. Serta sebagai bahan pembelajaran kami
dengan harapan dapat di terima dan dipahami secara bersama.
Laporan tugas besar ini memuat tentang Gaya seorang pemimpin dalam
memimpin Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Laporan ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari masih banyak
kekeliruan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas besar ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan atau penguraian laporan kami dengan harapan dapat di
terima dan dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Gorontalo 13 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi adalah suatu wadah bagi orang-orang untuk berkumpul serta
bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan (Khairizah et al., n.d., h. 1268). Pada
organisasi tentunya diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas
untuk dipersiapkan menjadi seorang pimpinan. Wether dan Devis menulis bahwa
sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu dan siaga melaksanakan
tugas dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan demikian sumber daya
manusia diartikan menjadi sumber kekuatan yang berasal dari manusia-manusia
yang bisa dibuyadakan dalam organisasi (Ajabar, 2020, h. 4).
Dalam sebuah organisasi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat
penting. Karena manusia adalah unsur yang penting dalam sebuah organisasi
maka perlu mendapatkan perhatian yang serius, agar kinerjanya sebagai anggota
dapat meningkat. Seorang anggota organisasi harus memberikan kontribusi positif
sehingga memberikan dampak positif bagi kelangsungan organisasi. Sebaliknya
apabila kinerja anggota jelek maka akan merugikan organisasi. Organisasi yang
baik adalah memperhatikan anggotanya sehingga setiap anggota dituntut agar
dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisisen, baik kualitas maupun
kuantitasnya (Mardani, 2017, h. 61). Dengan gaya kepemimpinan yang baik maka
diharapkan motivasi kerja anggota akan meningkat agar kecakapan serta efisiensi
kerja anggota akan bertambah dalam menjalankan tugasnya.
Pemimpin merupakan seseorang yang ada dalam sekelompok orang,
mengordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, sebagai pemberi tugas atau
pengarah serta penanggung jawab utama (Suwatno, 2019, h. 4). Selain itu
pemimpin juga sering dipahami sebagai orang yang menerapkan prinsip dan
tekhnik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas, juga bekerja sama
dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran organisasi, bahkan
pemimpin adalah pionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam situasi
yang tidak diketahui. Menurut Griffin dan Ebert dalam Wijono (2018, h. 1)
mengungkapkan bahwa kepemimpinan (leadership) merupakan proses
memotivasi orang lain supaya mau bekerja guna mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi (Kamal, 2019, h. 39). Dari definisi ini, terlihat bahwa kepemimpinan
merupakan bagian penting berdasarkan manajemen, dimana seorang yang menjadi
pemimpin wajib untuk bisa membentuk integrasi yang serasi menggunakan para
bawahannya juga termasuk pada membina kerja sama, mengarahkan serta
mendorong gairah kerja para bawahan, menghipnotis, bersikap baik dan prilaku
individu atau kelompok, sehingga membentuk gaya kepemimpinan yang
pemimpin terapkan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin
pada suatu perusahaan/organisasi adalah kunci utama untuk mencapai lingkungan
kerja yang baik (Hamid, 2017, h. 190)
Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Mahasiswa adalah siswa yang belajar
pada perguruan tinggi (Depdiknas 2012) dalam (Abdullah, 2014, h. 56).
Sedangkan Mahasiswa menurut kamus praktis bahasa Indonesia yaitu yang
sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa secara harfiah orang yang belajar
diperguruan tinggi, baik di Universitas, institute atau akademik. Mereka terdaftar
sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa.
Mahasiswa mempunyai peran penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional. mahasiswa di kampus dapat mengikuti serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa.
Organisasi mahasiswa adalah salah satu lembaga penunjang bagi mahasiswa
dilingkungan universitas dimana organisasi mahasiswa ini merupakan salah satu
wadah bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemapuan manajerial dan
kepemimpinan. Disisi lain organisasi mahasiswa itu selain menjadi wadah bagi
seluruh mahasiswa untuk mengambangkan kemampuan manajerial dan
kepemimpinanya organisasi mahasiswa juga berperan sebagai pengembangan
minan dan bakat para mahasiswa (Verawati, 2021, h. 253).
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan di Ikatan
Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai. Sehingga penelitian tersebut
dirumuskan dalam judul “Gaya Kepemimpinan Di Ikatan Mahasiswa Indonesia
Kabupaten Banggai.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan?
2. Bagaimana tipe kepemimpinan dan perilaku individu ketua umum Ikatan
Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai?
3. Bagaimana tipe kepemimpinan dan perilaku kelompok ketua umum
Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai?
4. Bagaimana tipe kepemimpinan dan sifat lingkungan ketua umum Ikatan
Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai?
1.3 Tujuan
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tipe kepemimpinan dan perilaku individu ketua umum Ikatan
Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai
2. Mengetahui tipe kepemimpinan dan perilaku kelompok ketua Ikatan
Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai
3. Mengetahui tipe kepemimpinan dan sifat lingkungan ketua umum Ikatan
Mahasisa Indonesia Kabupaten Banggai
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu dapat
mengetahui bagaimana tipe kepemimpinan ketua umum organisasi mahasiswa dan
perilaku-perilakunya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kempemimpinan

Secara umum definisi kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang


dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang
dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan(Bashori,
2016).

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif


tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan mengawasi orang lain untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Ilmu
kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika
perkembangan hidup manusia.

Definisi kepemimpinan menurut para ahli:

1) Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk


mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
2) Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian
tujuan.
3) Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yaang mampu
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan
kekerasan;pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai
pemimpin.
2.2 Pengertian Kempemimpinan

Para ahli filsafat dan ahli teori sosial telah berusaha untuk menyimpulkan
pandangannya dengan mengajukan bermacam-macam tipologi kepemimpinan.
Didalam In The Republic, Plato mengajukan tiga tipe kepemimpinan :

1. Ahli filsafat, negarawan ya ng memerintah republik dengan penalaran dan


keadilan.

2. Militer, untuk mempertahankan negara dan pelaksana kebijaksanaan.


3. Pedagang, menyediakan kebutuhan material penduduk.

Sedangkan Conway, membagi tiga tipe kepemimpinan masyarakat sebagai


berikut :

a. Crowd-compller, membakar semangat para pengikut dengan


pandangan-pandangannya.

b. Crowd-exponent, merasakan dan mengekspresikan apa yang menjadi


keinginan masyarakat.

c. Crowd-representative, hanya dengan bermodalkan suaranya saja ia


membentuk pendapat dari rakyatnya.(Gide, 1967)

Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukan proses kegiatan


seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruh atau mengontrol
pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
melalui suatu karya, seperti buku, lukisan dan sebagainya, atau melalui kontrak
pribadi antara seseorang dengan orang lain secara tatap muka (face to face).
Kepemimpinan melalui karangan atau ciptaan yang dituangkan dalam bentuk
buku atau lukisan dapat dikatakan kepemimpinan yang tidak langsung, karena
sang pemimpin dalam usaha mempengaruhinya tidak seketika pada saat ia
melakukan kegiatan.

Pemimpin-pemimpin jenis ini adalah para ilmuan, seniman atau satrawan


yang hasil karyanya atau ide-idenya dapat mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan yang bersifat tatp-muka berlangsung melalui kata-kata secara
lisan. Kepemimpinan jenis ini bersifat langsung, karena sang pemimpin dalam
usahanya mempengaruhi orang lain, bergiat langsung kepada sasarannya. Oleh
karena bertatap muka, ia mengetahui seketika hasil kegiatannya itu. Berkenaan
dengan berkembangnya teknologi seperti radio dan televisi, kegiatan
kepemimpinan melalui kata-kata lisan ini dapat lebih efektif dengan memperoleh
sasaran yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada kalau berhadapan muka.
Keberhasilan seorang pemimpin banyak bergantung dari keberhasilan dalam
kegiatan komunikasi. Seseorang tak mungkin menjadi pemimpin tanpa punya
pengikut. Lebih tinggi kedudukannya sebagai pemimpin, akan lebih banyak
pengikutnya. Akan tetapi tak mungkinlah ia dapat menaiki anak tangga
kepemimpinannya tanpa kemampuannya tanpa kemampuan membina hubungan
komunikatif dengan pengikut-pengikutnya dan bakal pengikut-pengikutnya.

Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nempak dalam


suatu pola yang menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan
antara seseorang yang memimpin dengan seseorang yang dipimpin juga akan
nampak dalam pribadi seorang pemimpin.

Berdasarkan teori aliran Behaviorisme, titik perhatian kepemimpinan adalah


pada kegiatan kelompok, interaksi dan kepuasan anggota. Teori ini sebenarnya
mengarah pada bentuk organisasi yang formal, atas dasar inilah maka timbul
beberapa tipe kepemimpinan, sebagai berikut :

1. Otoriter (Dominator)

2. Persuatif (Crowd Crouser)

3. Demokratis (Group Developer)

4. Intelektual (Eminent Man)

5. Eksekutif (Administrator)

6. Representatif (Spokesman)

2.3 Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari organisasi-
organisasi lain. Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan
dikembangkan oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya,
yang terbentuk menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir
dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh menjadi
kuat mampu memacu organisasi kearah perkembangan yang lebih baik..(Studi et
al., 2008).

Indikator budaya organisasi adalah sebagai berikut:

1) Misi
Organisasi memiliki tujuan dan arah yang jelas. Organisasi mendefinisikan
tujuan dan sasaran stratejik dan mengekspresikan visi masa depan.
2) Konsistensi
Organisasi cenderung memiliki budaya kuat yang konsisten, terkoordinasi
dan terintegrasi secara baik. Norma-norma perilaku didasarkan pada nilai-
nilai inti. Para pemimpin dan bawahan mencapai kesepakatan meskipun
dengan sudut pandang yang berbeda.
3) Adaptabilitas
Organisasi memiliki kemampuan adaptasi yang didorong oleh keinginan
pelanggan. Organisasi mengambil resiko, belajar dari kesalahan dan
memiliki kapabilitas dan pengalaman untuk menciptakan perubahan.
4) Pelibatan
Organisasi memberdayakan karyawan, mengorganisir tim dan
mengembangkan kemampuan SDM nya. Semua tingkat organisasi mersas
bahwa mereka memiliki kontribusi yang pekerjaannya dan tujuan
organisasinya.
2.4 Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang


pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Dalam
konteks ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang-orang yang perilakunya
akan di pengaruhi menjadi sangat penting dalam posisinya. Kemampuan seorang
pemimpin dalam mengarahkan bawahannya sangat berpengaruh terhadap
pegawainya.(Wendari, 2021).

1) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian


Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan
para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Adapunya
ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
a) Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
b) Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin
c) Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin
d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahannya dilakukan secara ketat
f) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat
g) Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan
sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan,
ancaman, dan hukuman.
2) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
b) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan
c) Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan
d) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara wajar
e) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
f) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan
dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi
g) Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya
saling percaya, saling menghormati.
3) Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana
para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian
masalah yang dihadapi(Anwar, n.d.). Adapun ciri-cirinya adalah sebagai
berikut:
a) Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan
tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai
produser
b) Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan
hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi
mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan
c) Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara
umum manajer bertindak cukup baik
d) Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan
kebebasan untuk memberikan pendapatannya
4) Gaya Kepemimpinan Karismatik
Adalah gaya kepemimpinan yang memicu para pengikutnya dengan
memperlihatkan kemampuan heroik atau luar biasa ketika mereka
mengamati perilaku tertentu pemimpin mereka. Adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
a) Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas
b) Mengkomunikasikan visi itu secara efektif
c) Mendemontrasikan konsistensi dan fokus
d) Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya
2.5 Strategi kepemimpinan
Strategi kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam
mengelola suatu perusahaan maupun organisasi. Hal tersebut menyangkut
keberhasilan dan berkembang tidaknya suatu perusahaan. Dimana strategi yang
telah disusun akan berpengaruh pada kinerja karyawan maupun kinerja
perusahaan. Dalam penyusunan strategi tidak luput dari campur tangan
kepemimpinan perusahaan maupun organisasi
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten


Banggai
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Desember 2022 pada pukul 10.60
WITA bertempat di Sekretariat IMIKB, berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan terdapat poin penting yang dapat diidentifikasi.
3.1.1 Visi dan misi
Visi dan Misi dari ketua umum Siti Nurlan K. Sajiu ini adalah membawa
perubahan untuk IMIKB dan pengadaan Asrana
3.2 Struktur Organisasi Forum Komunikasi Ikatan Mahasiswa Indonesia
Kabupaten Banggai
Struktur organisasi dalam organisasi ini terdiri dari Ketua umum, sekretaris umum
dan bendahara umum. Dan memiliki 5 bidang yang masing-masing terdiri dari
satu ketua bidang dan sekretaris bidang serta beberapa anggota.
Bidang 1 kaderisasi dan keilmuan, bidang 2 informasi dan hubungan
masyarakat (HUMAS), bidang 3 kesekretariatan, bidang 4 kreatifitas anggota,
bidang 5 kerohanian.
3.2.1 Tipe Kepemimpinan
Setelah dilakukan pengamatan pada saudara umum Siti Nurlan K. Sajiu,
ketua umum Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai, tipe kepemimpinan
yang diterapkan pada masa kepemimpinannya yaitu tipe kepemimpinan yang
demokratis, yaitu yang mengacu pada hubungan. Dimana ia selalu mengadakan
hubungan dengan anggotanya. Segala kebijakan yang ia lakukan merupakan hasil
musyawarah atau kumpulan ide dari anggotanya.

3.2.2 Tipe Kepemimpinan dan Perilaku Individu


Perilaku individu pada saudara Siti Nurlan K. Sajiu ini juga sangat
mempengaruhi jalannya organisasi. selain menjadi seorang pemimpin dia juga
merupakan pribadi yang tegas dan dapat diandalkan. pemikirannya selalu berada
di atas pemikiran anggotanya.
3.2.3 Tipe Kepemimpinan dan Perilaku Kelompok
Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara formal kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang
yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih
tujuan umum. Kelompok dalam hal ini, lebih dari sekedar kumpulan orang-orang,
Seperti untuk membeli karcis suatu pertandingan baseball atau berdesak-desakan
di sekitar pemusik jalanan.
Nurlan sebagai ketua umum melakukan pendekatan dengan anggotanya
dengan cara melakukan perkumpulan dan mengadakan sharing session dengan
anggotanya

3.2.4 Tipe Kepemimpinan dan Lingkungannya


Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang menjadi seorang pemimpin. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
yiatu lingkungan, sosial budaya, politik dan hukum, serta kondisi teknolgi.

Nurlan merupakan orang yang sudah berpengalaman menjadi pemimpin,


sehingga dia ingin menjadi seorang pemimpin dalam organisasi IMIKB. selain itu,
di juga merupakan salah satu orang yang sangat berpengaruh sehingga dimasa
kepemimpinannya dia dapat dengan mudah mengorganisir organisasinya

Lingkungan sosial yang ada terkadang terdapat beberapa masalah yang


timbul, namun Nurlan dapat menyelesaikannya dengan cara mencari tahu
penyebab dari masalah, siapa yang terlibat dalam masalah itu, kemudian mencari
solusi yang tepat.

3.2.5 Strategi Kepemimpinan


Strategi kepemimpinan adalah pemimpin yang memiliki metode atau
rencana yang strategis bertujuan untuk membawa perubahan dalam perusahaan
atau organisasi, mengimplementasikan strategi dengan kualitas kepemimpinan
yang efektif, dan membuat karyawan memahami tujuan perusahaan serta
tantangan yang akan dihadapi perusahaan. Strategi kepemimpinan merupakan
suatu masalah yang menarik, karena hal tersebut menyangkut dengan maju
mundurnya perusahaan. Apabila seorang pemimpin tidak efektif dalam
melaksanakan strateginya maka dapat berpengaruh pada kinerja karyawan,
dimana hal tersebut juga berpengaruh pada kinerja perusahaan yang akan
menghasilkan citra yang buruk dan tidak tercapainya tujuan perusahaan(Ii &
Kepemimpinan, n.d.).
Strategi kepemimpinan yang Nurlan tanamkan yaitu ia berfokus pada
progres-progres yang ada pada masa kepengurusannya. Sehingga program kerja
yang ada berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan


pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus melalui wawancara
kepada ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Kabupaten Banggai maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ketua IMIKB
yaitu gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan di terapkan memeliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga seorang pemimpin dalam
menjalankan tugasnya maka memiliki sikap dan prilaku yang berbeda dan boleh
dikata memiliki sikap yang khas dan unik

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. (n.d.). Tipe kepemimpinan profetik konsep dan implementasinya dalam
kepemimpinan di perpustakaan.

Bashori. (2016). Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan


Mutu Layanan Pendidikan. Ta’Dib, V(1), 1–114.

Gide, A. (1967). Tipe Dan Fungsi Kepemimpinan. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.

Ii, B. A. B., & Kepemimpinan, A. S. (n.d.). Nanang Fattah, Manajemen Stratejik


Berbasis Nilai , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), 114.

Praditya Maha Putra, K. A., & Sudibya, I. G. A. (2019). Pengaruh Kepemimpinan


Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 8(6), 3618.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i06.p12

Studi, P., Manajemen, M., Sarjana, P. P., & Diponegoro, U. (2008). ANALISIS
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP KEPUASAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
KARYAWAN (Studi Kasus Pada RS Roemani Semarang).

Wendari, dkk. (2021). Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Di Kantor Desa


Moahino Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali. Of Administration
And Mangement Publik Literation, Volume 1(1), 10–19.

Anda mungkin juga menyukai