DISUSUN OLEH
Fajar Agusti Hamid
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
saya dapat menyusun makalah tentang "pentingnya kepemimpinan bagi
mahasiswa universitas sebelas april " dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah untuk tugas ringkasan materi
tentang “peran mahasiswa dalam pencegahan dan penanggulangan intoleransi,
radikalisme, dan terorisme” saya harap dari mkalah yang saya buat dapat
mengedukasi dan menambah wawasan pada pembaca.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini
sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan
ganjaran yang berlimpah.
Meski saya telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi
keilmuan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar BelakangRumusan masalahTujuan
BAB II PEMBAHASAN
Definisi
Jenis
BAB III PENERAPANPemanfaatan
BAB IV PENUTUP KesimpulanSaran
Daftar Pustaka Lampiran
BAB I
3
PEDAHULUAN
4
mahasiswa untuk memiliki kepemimpinan yang baik agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif di masa depan.
Selain itu, dunia kerja saat ini juga menuntut individu yang memiliki
kepemimpinan yang baik. Mahasiswa yang memiliki kepemimpinan yang
baik akan lebih mudah untuk diterima bekerja di perusahaan atau organisasi
yang diinginkan. Kepemimpinan juga akan membantu mahasiswa dalam
mengembangkan karir yang baik di masa depan.
5
bagian kepemimpinan yang terlihat, dapat diverifikasi, dan eksplisit.
Pengetahuan dan pengalaman (tacit knowledge) para pemimpin yang
merupakan kemampuan inti yang tidak tampak, seringkali cenderung
diabaikan, padahal kemampuan ini seharusnya menjadi hal penting dalam
sebuah program pengembangan kepemimpinan. Saat ini telah terjadi
pergeseran paradigma dalam program kepemimpinan dan manajemen yang
lebih menyasar kepada sisi manusianya dengan fokus kepada individu dari
pada proses manajemennya sendiri.
Tantangan kepemimpinan ini harus mampu dijawab oleh institusi/ lembaga
pendidikan dan pelatihan yang bergerak dalam pengembangan
kepemimpinan. Program pengembangan kepemimpinan yang tepat dianggap
sebagai komponen kunci dalam membentuk para pemimpin yang mampu
menjawab tantangan global saat ini. Melalui pengembangan kapasitas
kepemimpinan, sebuah lembaga/institusi pemerintah diharapkan mampu
mencapai tujuan mereka secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan asumsi bahwa ketepatan dalam merancang sebuah program
pengembangan kepemimpinan akan sangat dipengaruhi oleh ketepatan
dalam penentuan kurikulum/silabus, materi, metode, dan sistem evaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan. Pendekatan penelitian yang dilakukan
mengacu pada keberadaan program Diklat Kepemimpinan yang ada di
Indonesia saat ini dan dampaknya terhadap peningkatan kapasitas
kepemimpinan pejabat publik saat ini.
1.3 TUJUAN
6
Tujuan makalah ini di buat untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya rasa kepemimpinan pada mahasiswa untuk menjadi pemimpin
masa depan yang efektif, membantu dalam pengembangan karir dan
membentuk karakter yang baik.
7
Gaya Participating ( Partisipatif ) Gaya Partisipatif adalah gaya pemimpin
yang mendorong pekerja untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus
memfasilitasi pekerjaan bawahan dengan semangat yang mereka tunjukkan.
Mereka mau membantu pada bawahan. Gaya ini muncul tatkala pengikut
merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin
tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara
komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk
lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. 4.
Gaya Delegating ( Pendelegasi ) Gaya Pendelegasi adalah gaya pemimpin
yang cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala pekerja ada pada
tingkat kesiapan tertinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif
karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk
mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya.
BAB II
8
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai pemimpin,
yakni sebagai berikut:
9
1. Menurut Tead; Terry; Hoyt
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
2. Menurut Young
3. Menurut Moejiono
10
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama
(shared goal).
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.
Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu,
dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus.
Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari
situasi khusus.
11
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan
mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan kekuasaan.
12
2.2 JENIS KEPEMIMPINAN
1. Gaya demokratis
Gaya demokratis berarti mencari kolaborasi dan konsensus. Anggota tim
adalah bagian dari proses pengambilan keputusan. Arus komunikasi naik,
turun, dan melintasi bagan organisasi. Gaya demokratis itu kolaboratif.
Penulis dan pembicara motivasi Simon Sinek adalah contoh dari seorang
pemimpin yang tampaknya memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis
2. Gaya otokratis
Kepemimpinan otokratis disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif.
Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa
berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau
karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Mereka menentukan apa
yang harus dilakukan orang lain dan mengharapkan mereka mematuhinya.
Kritik yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak akan efektif dalam
jangka panjang.
3. Gaya transformasional
Pemimpin transformasional mendorong perubahan. Mereka masuk ke
organisasi untuk membalikkan keadaan, mengembalikan keuntungan, atau
meningkatkan budaya. Sebagai alternatif, pemimpin transformasional
mungkin memiliki visi untuk apa yang mungkin dibutuhkan pelanggan,
pemangku kepentingan, atau konstituen di masa depan dan bekerja untuk
mencapai tujuan tersebut. Mereka adalah agen perubahan yang berfokus
pada masa depan. Contoh pemimpin transformasional adalah Oprah dan
Robert C. Smith, miliarder yang telah menawarkan untuk melunasi hutang
pinjaman mahasiswa dari seluruh kelas kelulusan 2019 di Morehouse
College.
4. Gaya transaksional
Pemimpin transaksional melanjutkan agenda langsung. Mereka khawatir
tentang menyelesaikan tugas dan melakukan apa yang mereka katakan telah
mereka lakukan. Mereka kurang tertarik untuk mengubah status quo dan
lebih fokus untuk memastikan bahwa orang melakukan tugas khusus yang
harus mereka lakukan. Gaya kepemimpinan transaksional berpusat pada
perencanaan jangka pendek. Gaya ini dapat menahan kreativitas dan
membuat karyawan terjebak dalam peran mereka saat ini.
13
5. Gaya delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin
memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk
melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung
membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga
terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah.
Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum
cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki
motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi
boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang
dari pernyataan sebelumnya.
6. Gaya partisipatif
Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan
terbuka, bebas atau nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini
hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia
hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan
kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan
pemecahannya. Disini tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada
tercapainya consensus. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini
adalah bahwa para karyawan akan lebih siap menerima tanggungjawab
terhadap solusi, tujuan, dan strategi di mana mereka diberdayakan untuk
mengembangkannya.
7. Gaya visioner
Gaya kepemimpinan selanjutnya adalah visioner. Dalam hal ini, seorang
pemimpin perlu menjadi individu yang visioner, dimana dirinya mampu
untuk merancang tujuan dan visi misi yang jelas, serta meyakinkan seluruh
anggotanya bahwa mereka sedang menuju jalan keberhasilan. Selain itu,
mereka juga mampu untuk mempertimbangkan dan mengintegrasikan
berbagai perspektif orang lain dengan pemikiran original yang mereka miliki.
Tidak hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka mampu bekerja
dengan baik dalam tim dan membimbing anggotanya untuk menuju visi misi
yang diharapkan.
14
bagaimana jumlah penjualan dapat ditingkatkan, bagaimana cara
meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-lain.
15
BAB III
PENERAPAN
3.1 PEMANFAATAN
16
yang berisi 20 kompetensi kepemimpinan inti dan enam (6) kompetensi
dasar serta metode pembelajaran yang dilakukan.
17
sumber daya manusia, pimpinan, atau atasan mereka. Kita perlu membantu
agar orang-orang ini dapat keluar dari pandangan yang salah ini dan
menyadari pentingnya pengembangan diri mereka sendiri. Pembelajaran
diklat kepemimpinan saat ini harus memungkinkan para peserta diklat untuk
membuktikan kemampuannya untuk merancang dan mengimplementasikan
suatu perubahan di unit kerjanya. 3. Membentuk pola kepemimpinan
kolektif, bukan individu Pengembangan kepemimpinan saat ini telah menjadi
terlalu fokus pada sosok individunya. Terjadi sebuah transisi dari paradigma
lama dimana pengembangan kompetensi kepemimpinan ada pada diri
(peran seseorang) menuju ke paradigma baru dimana kepemimpinan adalah
sebuah proses kolektif yang menyebar ke semua orang yang terkait.
Pertanyaan akan berubah dari “Siapakah pemimpinnya? menjadi
“bagaimana agar kepemimpinan tersebut dapat mengembangkan
kemampuan individu/ kelompok yang dipimpinnya? Hal ini dapat diajarkan
melalui pembelajaran kepada peserta diklat tentang pentingnya koordinasi
dan kolaborasi serta kemampuan mempengaruhi semua pihak agar
mendukung perubahan yang akan dilakukan. 4. Metode pengembangan
kepemimpinan lebih difokuskan pada inovasi Belum ada model
pengembangan kepemimpinan yang dianggap paling tepat untuk menjawab
tantangan kepemimpinan dalam menghadapi masa depan yang semakin
kompleks. Program pengembangan kepemimpinan model lama telah gagal
untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang dapat membangun
kesadaran terhadap budaya kepemimpinan modern. Praktik inovasi akan
meningkatkan tingkat pengembangan kompetensi kepemimpinan horizontal
para peserta diklat melalui pendekatan yang akan menggabungkan beragam
gagasan baru dan berbagi dengan orang lain. 19 Perubahan konsepsi dan
pendekatan tersebut telah mendorong munculnya sejumlah model
pendidikan manajemen dan kepemimpinan yang ditandai dengan adanya
trend, meliputi modularisasi yang lebih besar, fleksibilitas, dan pembelajaran
berbasis kerja, serta pengembangan yang lebih informal dan personal
18
(Mentoring, Coaching, umpan balik , tugas proyek, dan pembelajaran melalui
implementasi serta fasilitasi tim kerja). Inti dari beberapa tren model
pengembangan kepemimpinan tersebut adalah adanya perubahan cara
pendekatan menjadi lebih fleksibel, berbasis pada pengalaman, lebih
informal, dan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan organisasi.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),
intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau
kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain,
mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari
esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin
maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan, terutama bagi
mahasiswa. Kepemimpinan yang baik dapat membantu mahasiswa untuk
mencapai tujuan dan cita-cita mereka, serta mengembangkan keterampilan
yang diperlukan untuk sukses dalam karir mereka kelak. Mahasiswa yang
memiliki kepemimpinan yang baik juga dapat menjadi contoh yang baik bagi
teman-teman mereka, serta dapat membantu dalam menciptakan
lingkungan yang positif di kampus. Oleh karena itu, penting untuk
mengembangkan kepemimpinan pada mahasiswa sejak dini agar mereka
dapat menjadi pemimpin yang efektif di masa depan.
4.2 SARAN
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/
https://www.scribd.com/
https://www.kompas.com/
https://www.gramedia.com/
21
PERMOHONAN IZIN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama: FAJAR AGUSTI HAMID
NIM:220660121071
Kelas: TI.A
Dengan lampiran ini saya mengajukan permohonan izin atas ketidakikutsertaan
saya dalam “Latihan dasar kepemimpinan mahasiswa Universitas Sebelas April”
pada tanggal 5-8 Januari 2023 dikarenakan kakak saya melalangsungkan
pernikahan di luar kota pada tanggal tersebut dan melibatkan seluruh anggota
keluarga.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, semoga permohonan inidapat
dijadikan pemakluman bagi ketidakhadiran saya.
Atas perhatiannya dan dukungannya, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya
22
23