Pada Mahasiswa
Di susun oleh :
Di Susun Oleh :
Kelompok V
1. Wa Lini
2. Estin Saputri
3. Indrawan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa. yang telah
berkenan memberi petunjuk sehingga makalah “Kepemimpinan Dalam Pembelajaran
Dan Mengembangkan Potensi Kepemipinan Pada Maha Siswa” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang saya
dapatkan dari berbagai sumber, yang bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan dalam belajar. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Kami harapkan saran dan kritik dari pembaca
sekaligus agar dapat meningkatkan dan memperbaiki penyajian makalah yang lebih
baik dari sebelumnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah. Membentuk mahasiswa yang tidak
hanya cerdas, namun bermoral dan Mempunyai jiwa kepemimpinan. Membentuk
kepribadian mahasiswa yang mempunyai karakter yang kuat dan berani dalam
memimpin sebuah organisasi masyarakat, perusahaan, Ataupun sekolah.
1. Prestasi Belajarnya
2. Keingintahuanya
3. Kreativitasnya
4. Kesadaran untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni senantiasa berkembang dengan pesat
BAB II
PEMBAHASAN
a. Figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai
pemimpin pembelajaran,
b. Kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas
belajar di sekolah, dan
c. Sistem/struktur yang utuh dan benar.
Integritas juga bisa memiliki arti lebih umum dalam percakapan sehari-hari.
Kita menggunakannya untuk menggambarkan kualitas yang berhubungan dengan
kebenaran dan moralitas. Integritas mengandung arti bahwa kita adalah orang yang
‘lurus’, jujur dan tulus. Kita bisa dipercayai karena adanya konsistensi kata, sifat dan
tindakan. Inilah wujud luar dari integritas yang tertanam dalam batin. Mahasiswa
yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta konsisten di dalam
menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan sikap inkonsistensi
yang ditunjukkan oleh mahasiswa itu sendiri. Seperti contoh berikut; bentuk
inkonsistensi yang paling sering ditemukan adalah menunda-nunda atau malas untuk
membuat tugas kuliah.
1. Tingkat 1, Kedudukan/Hak
2. Tingkat 2: Izin/Hubungan
Orang yang berada pada tingkat “izin/hubungan” ini akan memimpin dengan
saling berhubungan. Kepemimpinan tumbuh subur dengan hubungan yang berarti,
bukan peraturan lebih baik. Orang mengikuti karena mereka berkeinginan mengikuti.
Orang akan mengikuti melampaui wewenang yang dinyatakan. Tingkat ini
memungkinkan pekerjaan bisa menyenangkan.
3. Tingkat 3: Produksi/Hasil
Pada tingkat ini segala hal yang baik mulai terjadi. Keuntungan meningkat,
moral tinggi, kebutuhan terpenuhi, dan tujuan direalisasi. Disinilah sukses dirasakan
oleh kebanyakan orang Memimpin dan mempengaruhi orang lain menyenangkan.
Masalah terpecahkan dengan usaha minimum, karena adanya momentum. Orang
mengikuti karena apa yang telah pemimpin lakukan untuk organisasinya.
Pada tingkat ini orang mengikuti karena siapa diri pemimpin dan apa yang
pemimpin wakili. Pada tingkat ini dicadangkan bagi pemimpin yang telah
melewatkan waktu bertahun-tahun menumbuhkan orang lain dan organisasi hanya
sedikit yang berhasil ke tingkat ini.
Menurut Joe Reynold ada tujuh karakteristik umum yang dimiliki oleh para
pemimpin yang baik. Tujuh karakteristik ini adalah integritas, kasih sayang,
pemahaman, keberanian, komitmen, keyakinan, dan komunikasi. Sifat-sifat itu
meresap keseluruh budaya pemimpin, atau organisasi. Berikut hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengembangan kepemimpinan berkaitan dengan empat
karakteristik yang telah dijalaskan, yakni :
Integritas adalah perjuangan yang gigih untuk mencari apa yang benar,
bukannya siapa yang benar. Memiliki integritas berarti bersedia menerima
tanggungjawab, dan dengan rela memberikan pertanggung-jawaban atas
tanggungjawab yang diterimanya tersebut. Integritas adalah menanggalkan semua
topeng yang kita pakai untuk menyembunyikan atau manyangkal ketidaksempurnaan
kita.
2. Kasih Sayang: Sikap yang Bertanggungjawab
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirtarahardja, S. L. La Sulo : Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). Cet.
Ke-2.