Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih lekat terasa. Dengan peran
mahasiswa sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang akan berperan
menjadi ujung tombak mengelola bangsa ini. Artinya, mahasiswa sebagai agen dari suatu
perubahan merupakan bagian dari perubahan segi akademis dan juga pembangun bangsa untuk
lebih maju dan berintegritas kedepannya.
Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang
pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai dalam berbicara, profesional dalam
kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif terhadap lingkungan di sekitarnya. Untuk
menggapai karakter yang di atas tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan
nyata untuk membangun sikap demi mencapai itu semua. Beberapa diantaranya yaitu
(1) membangun jiwa kepemimpinan;
(2) menjadi orang yang berintegritas; dan
(3) membangun integritas kepemimpinan.
Dengan menggunakan ketiga konsep tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjalankan
perannya sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang baik.
Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang
pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai
yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan
dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui
keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-
latihan yang memakan waktu cukup lama. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinan kita. Misalnya, mengikuti organisasi kampus
atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengasah
kemampuan berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga dapat membentuk
pola pikir yang lebih baik. Namun rasa malas juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk
tidak berorganisasi, beberapa diantara mereka mengatakan berorganisasi hanya banyak
menguras tenaga, bahkan ada yang berpendapat bahwa berorganisasi hanya membuang-buang
waktu saja. Semua tergantung pada pribadi masing-masing. Mau dilihat dari segi positifnya
kah atau negatifnya. Padahal jika rasakan, organisasi banyak memberikan nilai-nilai yang
positif dibandingkan negatifnya. Contohnya, berorganisasi sangat membantu mahasiswa dalam
membangun soft skill seperti jiwa kepemimpinan untuk persiapan dunia pasca sarjana.
Peran mahasiswa tidak bisa lepas dari pembangunan dan peranannya yang penting.
Dalam peranannya untuk pembangunan masa depan atau penentu masa depan bangsa,
diharapkan mahasiswa mampu dan sanggung untuk memberikan perubahan dan pembangunan
bangsa.
Untuk itu, kita sebagai generasi muda, hendaknya menjadi orang-orang yang jujur,
berkararter, dan menjunjung tinggi konsistensi. Agar nantinya kita dapat menjadi pemimpin
yang amanah dan berintegritas tinggi untuk bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jonathan Lamb, Integritas - Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur, 2008
2. John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. Jakarta : Binarupa
Aksara,1995
3. Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia - Difa Publisher
4. Jhon C Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di sekitar anda , PT Mitra Media, 2001.
5. Dr. Danny Lasut, MBA, Lima Pola Kepemimpinan Rohani , Total Mega Inovatif, 1998