Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KAYU LAPIS STRUKTURAL

(STRUKTURAL PLYWOOD)

Disusun Oleh :

Syifani Millena Andieny (19106003)

Andre Nico Gabriel Sinulingga (19106061)

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

Jl. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN (1,2,dt..)
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Defenisi Kayu Lapis
1.2 Penggolongan Kayu Lapis
1.3 Proses Pembuatan Kayu Lapis
1.4 Kayu Lapis Struktural
BAB III PENUTUP
1. Lata Belakang

Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir
yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam
salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk
panel-panel struktural. Cikal bakal munculnya kayu lapis terjadi di Mesir sekitar tahun 1500
SM, dimana pada masa tersebut orang-orang Mesir telah mampu membuat vinir untuk
menghiasi perabot rumah tangga mereka. Selanjutnya disusul bangsa Yunani dan Roma
kuno mengembangkan alat pemotong vinir (Haygreen and Bowyer, 1993). Di Indonesia
sendiri, perkembangan industri kayu lapis terjadi sekitar tahun 1980-an semenjak
diberlakukannya larangan ekspor kayu bulat oleh pemerintah. Pada tahun tersebut kondisi
hutan di Indonesia masih sangat mendukung perkembangan industri kayu lapis, ketersediaan
log-log berdiameter besar dan silindris yang berasal dari hutan alam sebagai syarat utama
bahan baku dalam pembuatan kayu lapis masih cukup melimpah (Iswanto, 2008).

Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan kayu bulat
berdiameter besar yaitu dengan memanfaatkan kayu bulat berdiameter kecil (Small
Diameter Logs) yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan tanaman industri. Akan
tetapi dalam pemanfaatannya terdapat kendala yakni kayu bulat berdiameter kecil banyak
mengandung kayu juvenile yang menyebabkan kerapatan dan kekuatannya lebih rendah
dari kayu mature. Selain itu, stabilitas dimensi Small Diameter Logs (SDL) lebih
rendah dari Large Diameter Logs (LDL) (Massijaya et al. 2010). Oleh karena itu,
dibutuhkan teknologi yang baik dan pengolahan yang tepat agar diperoleh produk yang
berkualitas (Arsadi, 2011).

Alasn mengapa kami mengambil video tentang proses pegolahan kayu, dikarenakan
kita sering menggunakan segala jenis barang ynag berhubungan dengan bahan bahan yang
terbuat dari kayu. Misalnya saja adalah meja, kursi, sendok, lemari dan masik banyak barang
lainya. Dan alasan lainya kami memilih proses pembuatan kayu ini adalah agar kita
memahami apa saja alur ataupun prosen pembuatan dari sebatang kayu di ubah menjadi
barang yang berguna dalam kehidapan kita sehari hari.

2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan, bahan
yang digunakan, mutu serta kegunaan dari kayu lapis struktural.
PEMBAHASAN

1. Defenisi Kayu Lapis (PLYWOOD)


Hing (1992) mendefinisikan kayu lapis adalah sebuah papan tiruan yang terbuat
dari lembaran-lembaran tipis atau vinir kayu yang terdiri dari tiga lapis atau lebih
dimana setiap lapisan ditumpuk dan direkatkan satu sama lain dengan arah serat
berlawanan atau tegak lurus. Namun, menurut Bowyer et al. (2003) kayu lapis
merupakan sebuah produk panel dari lembaran vinir yang direkatkan bersama-sama
sehingga arah seratnya tegak lurus dari beberapa vinir kayu dan sejajar atau searah
panel.

Kebanyakan jenis plywood, orientasi seratnya dari setiap lembaran saling tegak
lurus satu sama lain. Pada umumnya kayu lapis dibuat dengan jumlah lapisan ganjil,
tetapi ada beberapa kayu lapis yang dibuat dengan jumlah lapisan genap seperti
empat dan enam lapis (Bowy

Sifat dan kinerja kayu lapis dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Faherty dan
Williamson (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan kinerja kayu lapis
berasal dari komposisi kayu lapis itu sendiri, antara lain ketebalan lapisan, jumlah
lapisan, jenis vinir dalam satu panel, orientasi lapisan, kualitas kelas vinir dan jenis perekat.
Kombinasi dari komposisi tersebut memungkinkan produsen untuk menyesuaikan produk
sesuai tujuan penggunannya.

Contoh kayu yang dapat digunakan sebagai bahan baku kayu lapis antara lain
meranti, kamper, mersawa, mengkulang, gerunggang, mahoni, agathis, trembesi, sengon,
mindi dan sebagainya. Diameter log yang digunakan disarankan diatas 30 cm, tetapi saat
ini mesin-mesin yang lebih modern dapat mengolah log dengan diameter yang lebih kecil.

2. Penggolongan Kayu lapis


Berdasarkan penggunaanya, kayu lapis dikelompokkan menjadi dua yaitu interior dan
eksterior plywood. Youngquis menggelompokkan kayu lapis menjadi dua bagian yaitu:
a. Kayu lapis konstruksi dan industry
b. Kayu lapis hardwood dan dekoratif

Berdasarkan jenis perekat yang dipergunakan, pengelompokan kayu lapis dibedakan


menjadi dua :

a. Kayu lapis interior yaitu kayu lapis yang penggunaanya di dalam ruangan atau
dengan kata lain tidak langsung terekpos oleh kondisi lingkungan luar ruangan,
perekat yang digunakan adalah perekat interior seperti UF, MF dan MUD.
b. kayu lapis eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaannya di luar ruangan yang
terekspos langsung dengan kondisi luar ruangan, perekat yang dipergunakan
adalah perekat eksterior seperti PF

berdasarkan finir mukanya, kayu lapis dikelompokkan menjadi:


a. Ordinary plywood yaitu kayu lapis dimana finir mukanya dihasilkan dari proses
rotary cutting
b. Fancy plywood yaitu kayu lapis dimana finir mukanya terbuat dari kayu-kayu
indah dan dihasilkan dari proses Slice cutting atau rotary cutting.

3. Proses pembuatan kayu lapis (PLYWOOD)


Proses pembuatan kayu lapis banyak variasinya, tetapi pada prinsipnya menggunakan
urutan dan tata cara yang relative sama. Adapun urutan-urutan pembuatan kayu lapis
tersebut menurut Massijaya (2006)adalah sebagai berikut:
1. Seleksi log
log yang akan dipergunakan sebagai bahan baku kayu lapis diseleksi mulai
dari ukuran, bentuk, dan kondisinya terhadap cacat-cacat yang masih
diperbolehkan.
2. Perlakuan awal pada log
Perlakuan awal ini ditunjukkan untuk memudahkan dalam proses pengupasan
log terutama untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi. Beberapa perlakuan
awal pada log diantaranya adalah pemanasan log (dengan air panas, uap panas,
uap panas bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/uap panas masuk dari arah
longitudinal).
3. Pembuatan Finir
finir adalah lembaran papan tipis untuk membuat plywood, ada 4 macam cara:
i. Cara Pengupasan ( Rotary Cuttings)
Cara pengupasan akan menghasilkan veneer untuk membuat plywood biasa
atau plywood penggunaan umum (general plywood). Dengan cara ini bentuk
bahan baku kayunya adalah log tanpa kulit. Finir yang dihasilkan cukup
panjang dan dapat dihasilkan dalam waktu yang relative singkat.

ii. Cara Penyayatan/Pengirisan ( Slicing )


Cara penyayatan akan menghasilkan vinir yang lebih tipis yaitu dengan tebal
0,2-0,6 mm dan umumnya berfungsi untuk melapisi plywood biasa. Dengan
cara ini menghasilkan Plywood yang lebih dekoratif ( gambar seratnya baik )
dengan ukuran lebar dan panjang relative masih sama dengan ukuran bahan
baku aslinya. Kayu yang digunakan umumnya dari jenis kayu yang
mempunyai berat jenis tinggi dengan warna kayu lebih dan bergambar serat
bagus ( dekoratif). Dengan demikian harus ada perlakuan proses penyayatan
yaitu bahan baku kayu harus direndam, direbus atau dikukus dulu. Fungsi
perebusan adalah untuk meningkatkan elastisitas kayu ( karena melunak) dan
melarutkan zat ekstraktif yang biasanya dapat menggunakan proses
perkataannya. Elastisitas kayu dapat meningkatkan rendemen finir yang
dihasilkan karena finir yang robek atau putus lebih sedikit.
iii. Cara Penggergajian/ Sawing
Merupakan cara paling tua dan sudah sangat jarang digunakan, karena
fingernya cukup tebal yaitu minimal 5 mm. bahan kayu yang digunakan
berbentuk kayu persegi dan rendemen nya rendah. Kalaupun masih ada hanya
dapat dijumpai pada industry kecil. Proses penggergajian menggunakan
circular sawing of veneer atau horizontal gang saw of veneer.

iv. Cara Perautan Prinsip


Cara pembuatan finir ini adalah seperti orang meruncingkan pensil ( pensil
adalah analogii log tanpa kulit). Cara ini sekarang sudah ditinggalkan dan tak
dikembangkan lagi.

4. Penyortiran Vinir
Kegiatan ini dilakukan untuk menyeleksi firmware setelah proses
pengupasan.vinir dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak serta vinir
untuk bagian face dan core.

5. Pengeringan Vinir
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air tinggi
sehingga dapat menghindari terjadinya bliter pada kayu lapis setelah dilakukan
panen panas.

6. Perekatan Kayu Lapis


Untuk merekat finir-finirr hingga menjadi plywood dapat digunakan berbagai
macam perekat, misalnya:
a. Berdasarkan asal bahannya, dibedakan atas:
- Perekat nabati
- Perekat hewani
- Perekat sintesis
b. Berdasarkan ketahanannya terhadap air dan pengaruh cuaca luar dibedakan
atas:
- Perekat WBP, perekat yang tahan terhadap cuaca luar
- Perekat MR, perekat yang tidak tahan kelembapan udara dalam
ruangan
c. Berdasarkan cara mengerasnya:
- Perekat yang mengeras secara panas
- Perekat yang mengeras karna adanya reaksi kimia
- Perekat yang mengeras karena dingin
- Perekat yang mengeras karena evaporasi
d. Bedasarkan kemampuan pemulihannya:
- Perekat thermoplastic, dapat dipulihkan kembali dan diperbaiki ulang
- Perekat thermosetting, tidak dapat dipilihkan ataupun diperbaiki

7. Pengempaan Kayu Lapis


Pengempaan plwood dapat dilakukan secara singin, panas atau kombinasi
keduanya, yaitu pengempasan secara dingin dan panas. Apabila digunakan
kombinasi maka akan diperoleh hasil efisiensi pres panas yang cukup tinggi
karena perataan perekatt telah dilakukan pada pres dingin. Pengempaan
kombinasi sangat cocok diaplikasikan pada penggunaan perekat sintesis seperti
UF dan PF.

8. Pengkondisian
Pengkondisian dilakukan bertujuan untuk mengurangi sisa tegangan akibat
proses pengempanan serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bisanya
dilakukan selama 1-2 minggu.

9. Remanufacturing
Selanjutnya dilakukan pengampelasan ulang pada plywood yang telah
diperbaiki (bagian permukaan atas bawah atau satu muka saja). Pekerjaan
perbaikan dan penghallusan ulang ini termasuk remanufacturing dan dilakukan
grading ulang pada plywood ini.

10. Packing
Selanjutnya dilakukan penentuan kelas mutu, pemberian tanda merk
penghitujngan dan pegepakan dilakukan sebelum plywood tersebut dibawa ke
gudang dan siap di jual.

4. Kayu Lapis Struktural ( Structural Plywood)


Penggolongan kayu lapis berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kayu lapis penggunaan umum dan kayu lapis penggunaan
khusus.kayu lapis structural termasuk kayu lapis penggunaan khusus. Kayu lapis
structural merupakan suatu tipe kayu lapis tertentu yang strukturnya terdiri atas
susunan lembaran-lembaran finir saling tegak lurus dan digunakan dalam struktur
bangunan, dan Dalam penggunaannya memerlukan perhitungan beban. Kayu lapis
structural dibuat dengan mengutamakan kemampuan panel memikul beban konstruksi
yang direncanakan.

Klasifikasi
Kayu lapis structural diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu:

1. Type kayu lapis structural


2. Mutu kayu lapis structural

Syarat mutu

a. Syarat bahan baku


Jenis kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan kayu lapis structural adalah
jenis kayu yang berat jenis( BJ)
b. Syarat mutu penampilan
- Syarat umum
Tidak diperkenankan adanya delaminasi
- Syarat khusus
Syarat khusus mutu kayu lapis harus sesuai dengan ketentuan
c. Kadar air
Kadar air kayu lapis strukturak tiadk diperkenankan lebih dar 14%
d. Keteguhan rekat
Keteguhan rekat pada kayu lapis structural untuk setiap tipenya harus sesuai
gengan aturan
e. Mutu Keteknikan
Mutu keteknikan kayu harus di uji dengan du acara yaitu uji lapangan dan uji
laboratoium
PENUTUP

Kayu lapis hadir dengan inovasi penggunaan kayu Solid agar lebih efektif dan
efisien. Dan kayu lapis structural hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan
konsumen yang senang memilih kayu sebagai bahan baku untuk berbagai
kebutuhan konstruksi. Agar kualitasnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
konsumen, ketentuan dalam pemilihan bahan baku, perekat, pengawet, dan tata
cara pembuatan kayu lapis structural harus diperhatikan dengan seksama.

Berbagai penelitian mengenai kayu lapis structural juga telah dilakukan, tetapi
seiring berkembangnya zaman kebutuhan informasi dan inovasi mengenai ini juga
sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian Penelitian lain untuk
menjawab berbagai permasalahan dan kebutuhan konsumen.

Kayu lapis structural dalam penggunaannya lebih mengutamakan kekuatan


dalam menahan beban dibandingkan dengan keindahannya. Oleh sebab itu harus
dipilih jenis kayu yang memiliki kekuatan dan keawetan yang memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai