Anda di halaman 1dari 11

INTEGRITAS PERILAKU PEMIMPIN DAN

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

[Nama Penulis]
[Institusi Penulis]

[Email Penulis]

Abstrak
Era reformasi pembangunan saat ini dapat disadari bahwa ketersediaan sumber daya alam dari negara
belum padat dipastikan dapat menjamin bahwa negara tersebut akan menjadi kaya atau miskin. Para eksekutif
di negara maju yang berkomunikasi dengan negara terbelakang akan sependapat bahwasannya tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan. Kecuali jika penduduk suatu negara, sehari-harinya
mengikuti dan mematuhi prinsip dasar kehidupan atau disebut integritas. Dalam integritas terkandung makna
konsistensi antara tindakan dan nilai. Sehingga setiap pemimpi menjadi suatu hal yang mutlak sebagai
landasan profesional dalam melaksanakan tugas organisasi dan melayani masyarakat. Integritas Pemimpin
perlu untuk terlibat langsung didalam organisasi, karena tanpa organisasi tidak dapat berjalan secara efektif
dan efisien untuk mewujudkan visi dan misi tanpa dukungan pemimpin yang berjiwa integritas.

Kata Kunci: Pemimpin, Prinsip, Integritas, Landasan

Abstract

In the current era of development reform, it can be realized that the availability of natural resources from
countries that are not yet densely populated can guarantee that the country will become rich or poor.
Executives in developed countries who communicate with underdeveloped countries will agree that there is
no significant difference in terms of intelligence. Unless residents of a country follow and adhere to the basic
principles of life or are called integrity on a daily basis. In integrity there is a meaning of consistency between
actions and values. So that every dreamer becomes an absolute thing as a professional foundation in carrying
out organizational tasks and serving the community. Integrity Leaders need to be directly involved in the
organization, because without the organization cannot run effectively and efficiently to realize the vision and
mission without the support of leaders who have integrity.

Keywords: Leaders, Principles, Integrity, Foundation


PENDAHULUAN

Integritas umumnya banyak dikaitkan dengan kepemimpinan–entah dalam bidang


apapun baik dalam dunia bisnis, lingkup pemerintahan, lingkup organisasi, atau
kemasyarakatan. Itu tidak berarti bahwa yang dituntut memiliki integritas itu hanyalah
mereka yang berada di posisi kepemimpinan. Semua orang, khususnya orang-orang
dewasa, teristimewa yang berpendidikan diharapkan memiliki integiritas.

Berbicara mengenai integritas, pasti pikiran yang muncul adalah seputar hal-hal yang
serba positif, hal-hal yang terpuji. Semua sikap dan perilaku yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip etis langsung dipandang sebagai yang bertentangan dengan integritas. Orang
yang memiliki integritas adalah orang yang dianggap baik, panutan, yang dapat dipercaya,
orang yang setia, jujur, jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan, menjadi teladan dalam
banyak hal.

Integritas berartimutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri, anggun, tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat.

 Seorang pemimpin yang memiliki “integritas”, maka ia akan menyadari benar bahwa
hukum rimba memang tidak pernah jelas, itu tidak berarti ia akan mempergunakan dengan
dalih kekuasaan untuk ikut bermain dalam arena tersebut, sebaliknya ia akan menolak
untuk ikut serta dalam persaingan yang tidak sehat, walaupun hal itu merupakan tugas yang
akan dilaksanakannya.

Pengertian lain, integritas juga bisa didefinisikan sebagai sebuah konsistensi antara
tindakan dengan nilai ataupun prinsip- prinsip yang sedang dijalankan. Integritas
merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. 1
Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-
nilai, metode-metode prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal lainnya.

Kepemimpinan yang konsisten menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi


orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun
integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memotivasi dirinya dalam

1
Faisal Afiff. Integritas dan Kepemimpinan Inovatif. (Jakarta: Universitas, 2011)
dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk
memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuhkembangkan integritas yang kita
sebut dengan prinsip pertama adalah menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan
dalam merubah kesadaran inderawi ke tingkat yang lebih baik; prinsip kedua adalah
memberi saling menghormati dan menghargai orang lain; prinsip ketiga adalah memiliki
kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.

Seorang pemimpin selalu menjadi pusat perhatian, pedoman, dan acuan bagi semua
anggota dalam organisasi. Hal-hal yang diputuskan atau dilakukannya selalu menjadi
referensi bagi para anggota dalam bertindak. Hal-hal yang diperhatikan khususnya
menyangkut konsistensi antara perkataan dan tindakannya, cara dia menangani masalah,
menghadapi keluhan karyawan dan pelanggan, dan pertimbangan-pertimbangan yang
digunakannya ketika hendak memutuskan sesuatu.

Ketika seorang pemimpin membuat suatu kebijakan berarti dia hendak menggiring
organisasi secara keseluruhan untuk melakukan atau memerhatikan hal tertentu dalam
menjalankan aktivitas harian mereka. Ketika kebijakan yang diambil ternyata keliru,
dimana secara terang-terangan atau samarsamar mengabaikan aspek-aspek etis, maka
seluruh karyawan atau bawahan ikut terbawa untuk mewujudkan keburukan atau kekeliruan
yang terkandaung dalam kebijakan itu.

Integritas dalam kepemimpinan menjadi perhatian yang makin berkembang dalam


bisnis dan organisasi. Dunia bisnis menjadi ajang pertarungan tentang komitmen
menjunjung tinggi nlai-nilai etis di tengah-tengah perburuan meraih sukses dilihat dari
tolok ukur ekonomi yang kasat mata. Dunia bisnis memberikan banyak peluang untuk bisa
melakukan segala cara demi meraih keuntungan sebagai tolok ukur utama keberhasilan.2

Untuk menegakkan prinsip integritas diatas, maka setiap individu harus mampu
memahami makna dan arti integritas yang dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Caranya mendorong orang untuk menggerakkan kekuatan pikiran dengan memahami dari
unsur huruf menjadi kata bermakna sebagai suatu pendekatan untuk memotivasi diri dalam
membangun kepercayaan dan keyakinan sebagai titik tolak agar ia mampu berbuat sesuatu
untuk kemajuan dirinya, untuk apa ia mengikat diri kedalam suatu organisasi.

2
Aryani, Marettih, Cucuani, Susanti & Lestari. Competency is not complete without the Leader’s Personal
Integrity. (Pekanbaru: Fakultas Psikologi UIN SUSKA Riau, 2012)
METODE

Penelitian dilakukan dengan Library Research, suatu studi pustaka yang dilakukan
dengan menggunakan sumber-sumber bacaan yang relevan dan tersedia, yang berkaitan
dengan topik yang hendak dikembangkan pemahamanya. Buku atau artikel jurnal yang
berkaitan dengan topik yang dibahas dijadikan sebagai sumber bacaan, baik untuk
memahami dengan baik buah pikiran dari tokoh yang buah pikirannya menjadi materi
bahasan dalam tulisan ini maupun berbagai kajian atau tanggapan penting dan serius atas
buah pikiran tersebut. Dari berbagai sumber bacaan yang digunakan itu, tulisan ilmiah ini
dikembangkan, termasuk ikut memberi tanggapan atau komentar kritis yang disampaikan di
berbagai bagian dari tulisan, khususnya pada bagian simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Integritas Kepemimpinan

1. Integritas

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Pengertian lain dari integritas adalah suatu konsep
yang menunjuk pada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika,
integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari
integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).3

Ciri seorang yang berintegritas adalah orang yang bersikap jujur, tulus dan dapat
dipercaya. dapat menjaga martabatnya dan tidak ingin melakukan hal-hal tercela atau dapat
pula dikatakan sebagai satunya kata dan perbuatan, bukan seorang dengan kata-katanya
yang tidak dapat dipegang. Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin.

Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust)


dari para pegawainya. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi
ucapannya juga menjadi tindakannya. Berdasarkan demikian, maka untuk menemukan
tolak ukur integritas maka diperlukan memiliki karakteristik seperti;4

3
Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002)
4
Kim, Yang dan Hwang. Indegenous and Cultural Psychology: Memahami Orang dalam Konteksnya.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
a. Moralitas. Mempunyai moralitas dan etika kebaikan. Moralitas dan etika ini
menjadi dasar berfikir, bersikap, bertindak dan berperilaku.

b. Kejujuran. Jujur atau tidak bohong artinya menyatakan apa adanya dalam keadaan
apapun. Kejujuran merupakan tingkatan dari tinggi hingga rendah. Orang yang
kejujurannya tinggi tidak bohong dalam keadaan apapun. Sering terjadi seorang
pemimpin adalah orang yang jujur tetapi dalam situasi tertentu terutama yang
mengancam kepemimpinannya ia mempunyai kecenderungan untuk berbohong.

c. Kemunafikan. Munafik adalah perbedaan antara apa yang diucapkan dengan apa
yang dilakukan. Seorang pemimpin perlu menghindari ketimpangan antara apa yang
ia ucapkan dengan apa yang ia lakukan. Misalnya jika berjanji sesuatu berpeganglah
pada janji dan penuhi janji.

d. Memegang teguh rahasia jabatan. Seorang pemimpin dan juga pengikutnya


dipercaya untuk mengetahui atau menguasai informasi tertentu oleh organisasinya.

2. Integritas Kepemimpinan

Segala macam sifat yang memancarkan kewibawaan sehingga tipe kepemimpinan ini
secara otomatis dihormati, diakui dan diikuti sebagai seorang pemimpin. Integritas
dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Integritas
sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik.

Pemimpin yang memiliki integritas hanya akan berpikir bahwa dirinya itu melayani
siapa saja yang dipimpinnya, bukan sebaliknya. Sedangkan seorang pengikut yang
memiliki integritas berpikir bahwa dirinya harus melayani pemimpin selama pemimpin itu
benar sesuai nilai prinsip dan moral.

Dengan begitu akan terjadi pelayanan dua arah dimana akan menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Pemimpin yang melayani pengikut bisa menjadi adil.
Hal ini membuat pengikutnya senang dan mengikuti apa yang diperintahkan karena mereka
yakin bahwa pemimpin tersebut memiliki integritas dan lebih banyak benar.

Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya
untuk mencapai satu tujuan. Integritas yang akan menjaga seseorang supaya tidak keluar
dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan
mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang.5

3. Kualitas Integritas Seorang Pemimpin

Bila orang lain mengetahui pemimpinnya bersalah dan berbohong atau kehilangan
integritasnya maka dia akan gagal. Ajaran, anjuran kepada orang lain harus sesuai dengan
kelakuan dirinya sendiri. Ketidak jujuran dan tindakan tidak bermoral, maka tindakan itu
akan menghantui kembali. Agar seorang pemimpin memiliki kualitas integritas yang tinggi
maka diperlukan upaya-upaya antara lain: 6

a. Mempertahankan Integritas Diri

 Jadilah orang yang menghormati perkataannya sendiri.


 Jangan berbahong untuk menutupi kenyataan. Saling percaya dan jujur akan
meningkatkan kerjasama. Bila sudah hilang, kredibilitas sukar untuk
dikembalikan.
 Berhati-hatilah dengan tukang suap.
 Bertanggung jawablah dengan kesalahan diri, dan belajarlah dari kesalahan
tersebut serta jangan menyalahkan orang lain.
 Jaga lidah kita dan jangan sekali-kali membuka rahasia.

b. Upaya Penting Yang Mendukung Kepemimpinan

 Seorang pemimpin harus mengenal siapa dirinya. Dengan demikian ia mengerti


tujuan pokoknya, mengerti dan tau kemampuan dan kelemahannya.
 Harus memiliki pandangan yang luas tentang eksistensi manusia seutuhnya.
 Selalu bersikap komunikatif dalam arti yang tulus, ihklas, benar dan sangat
memperhatikan kualitas kata-kata yang digunakan.
 Peka dengan keadaan, cepat tanggap, selalu percaya diri atau optimis dalam
segala situasi.
 Harus memiliki sikap pengendalian emosional supaya ia dapat merasakan hal
yang sama seperti apa yang dirasakan bawahan atau rakyatnya tentang sebuah
krisis
5
N Akbarsyah. Integritas Intelektual, Moral, Religius. (Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universita Brawijaya, 2011)
6
H Cloud. Integritas: Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2007)
 Harus selalu belajar menepati janji, meski ada beraneka perubahan tetapi ia
tetap konsisten dan tetap bisa diandalkan.
 Harus berani jujur mengakui dan mengukur sejauh mana kapasitas dan
keterbatasan pengetahuannya.

B. Kepemimpinan Transformasional

1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional

Teori transformasional memandang pemimpin sebagai katalis untuk pendekatan


visioner sambil mempertahankan pandangan strategis tentang apa yang perlu dilakukan.
Pemimpin transaksional menghargai jaringan dan kolaborasi. Para pemimpin ini waspada
dalam mencari orang lain yang juga dapat menunjukkan keterampilan kepemimpinan
transformasional. Pendekatan kepemimpinan transformasional tampaknya telah menangkap
pandangan kontemporer tentang kepemimpinan.7

Mereka yang mempraktikkan kepemimpinan transformasional menekankan kerja


sama dan tindakan kolektif, dan individu ada dalam konteks organisasi atau komunitas
daripada dalam persaingan satu sama lain. Telah disarankan bahwa pendekatan
kepemimpinan transformasional lebih efektif daripada yang lain dalam menciptakan
perubahan dalam suatu organisasi, terutama dibandingkan dengan kepemimpinan
transaksional.

Bass menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional memotivasi para


pengikutnya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan dengan melakukan
hal-hal berikut ini: 8

a. Meningkatkan tingkat kesadaran pengikut tentang arti penting dan nilai tujuan yang
ditentukan dan diiinginkan

b. Meminta para pengikut untuk mengutamakan kepentingan tim atau organisasi di


atas kepentingan pribadi, dan

c. Menggerakkan pengikut untuk menuju kebutuhan pada level yang lebih tinggi.

7
Dedi Mahardi, Integritas Bangsa. (Jakarta: Elex Media Kumpotindo, 2015)
8
Indrayani, Henni, dan Mahyarni. Manajemen dan Sumber Daya Manusia I. (Riau: Suska Press, 2013).
Oleh sebab itu, kepemimpinan transformasional dapat dianggap sebagai konsep yang
komprehensif meliputi kepemimpinan karismatik, kepemimpinan visioner dan
kepemimpinan budaya. Ia juga menjelaskan proses kepemimpinan yang mampu
mempengaruhi orang-orang dalam organisasi baik dalam bidang khusus maupun umum.

2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Menurut Bass dan Jung et al ada beberapa dimensi dalam gaya kepemimpinan
transformasional, yaitu sebagai berikut;9

a. Idealized influence (charisma), dimana pemimpin dikagumi, dihormati, dan


dipercaya. Pengikut meniru pemimpin mereka dan mengidentifikasi bersama mereka.

b. Inspirational motivation, dimana para pemimpin berperilaku dengan cara yang


memotivasi orang-orang di sekitar mereka, memberikan makna untuk semua aktivitas
yang mereka lakukan.

c. Intellectual stimulation, dimana para pemimpin merangsang upaya anggotanya


untuk menjadi inovatif dan kreatif, dengan mempertanyakan asumsi, membingkai
ulang masalah, dan mendekati situasi lama dengan cara baru.

d. Individualized consideration, dimana para pemimpin memperhatikan kebutuhan


setiap individu anggotanya, bertindak sebagai pelatih atau mentor.

C. Pengaruh Integritas Terhadap Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah salah satu gaya kepemimpinan. Pemimpin


transformasional proaktif, karena mereka meningkatkan kesadaran anggota dan membantu
mereka untuk mencapai tujuan yang luar biasa. Gaya kepemimpinan bukanlah fenomena
yang harus dipilih dan disesuaikan dengan cara yang sesuai dengan organisasi, keadaan,
kelompok dan individu.

Dalam efektivitas seorang pemimpin, tim dan hasil objektif organisasi, sikap pengikut
mereka terhadap pemimpin dan seberapa sukses karir pemimpin dapat disarankan sebagai
sebuah indikasi. Salah satu indikasi efektifitas seorang pemimpin adalah kontribusi
pemimpin terhadap kelompok seperti yang dirasakan oleh pengikut mereka juga.

9
Stephen R Covey, Principle Centered Leadership, Jakarta: Binarupa Aksara, 2007
Misalnya ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan “hubungan antara
kepemimpinan dan iklim sekolah”; “motivasi, kepuasan kerja”; dan “kesehatan organisasi,
pendelegasian otoritas, efektivitas organisasi, kekuatan kompetitif”. Cara terbaik untuk
menilai efektivitas kepemimpinan adalah dengan menambahkan kriteria yang berbeda
untuk penelitian kepemimpinan dan menentukan pengaruh pemimpin atas kriteria ini.

Kepala sekolah adalah pengambil keputusan dalam proses manajemen sekolah dan
semua kegiatan yang dilakukan baik di luar maupun di dalam sekolah. Dengan kata lain,
mereka memainkan peran penting dalam manajemen yang efektif dan kesuksesan sekolah.
Mereka yang paling terpengaruh oleh gaya dan praktik kepemimpinan kepala sekolah
adalah guru (pengikut) yang bekerja sebagai rekan terdekat.

Dalam kepemimpinan integritas transformasional pengaruhnya terhadap job


satisfaction kasus ini mengacu pada 4 dimensi dalam teori kepemimpinan transformasional
sebagai indikator dalam penelitian pada variabel X1, yaitu: (1) idealized influence; (2)
inspirational motivation; (3) intellectual stimulation; dan (4) individualized consideration.

KESIMPULAN

Integritas adalah nilai dasar yang dibutuhkan oleh siapa saja, dilevel mana saja
termasuk juga pada diri dari seorang pemimpin. Pemimpin dengan integritas tinggi akan
menjadi pemimpin yang adil bagi bawahannya, mendapat kepercayaan dan juga ucapannya
akan menjadi tindakannya.

Pentingnya integritas bagi pemimpin, adalah dapat membina kepercayaan,


menghasilkan nilai pengaruh yang tinggi, memudahkan standard yang tinggi, menghasilkan
reputasi yang kuat bukan hanya pencitraan, integritas berarti menghayati diri sendiri
sebelum memimpin orang lain.

Apapun kualitas integritas bagi pemimpin adalah seorang pemimpin harus mengenal
siapa dirinya, dengan demikian ia akan mengerti tujuan pokoknya dan mengerti
kemampuan dan kelemahannya, harus memiliki pandangan yang luas tentange ksistensi
manusia seutuhnya, dengan begitu ias adar dirinya membutuhkan pertolongan dari orang
lain, selalu bersikap komunikatif dalam arti yang tulus, ikhlas dan benar serta
memperhatikan kualitas ucapannya, peka dengan keadaan, cepat tanggap, dan selalu
percaya diri dalam setiap situasi, memiliki sikap pengendalian emosional, dan selalu
konisten dengan janji serta ucapannya, berani jujur mengakui dan mengukur sejauh mana
kapasitas dan keterbatasan kepengetahuannya.
Seorang pemimpin dapat mengukur integritasnya dengan keharusannya memiliki
moralitas, etika kebaikan yang menjadi dasar berpikir, bersikap, bertindak dan berperilaku,
memiliki kejujuran, harus dapat menghindari ketimpangan antara apa yang diucapkan
dengan apa yang ia lakukan, serta memegang teguh rahasia jabatan maksudnya adalah
seorang pemimpin dan juga pengikutnya dipercaya untuk mengetahui atau menguasai
informasi tertentu oleh organisasinya.

Kriteria pemimpin yang baik hendaknya memiliki sifat jujur dan dapat dipercaya,
bersih dan bertanggungjawab (accountable), kompeten dan professional, mempunyai
pandangan yang jauh kedepan (visioner), memiliki integritas yang tinggi (cerdas dan tulus
hati), memiliki komitmen, konsisten, kooperatif, keteraturan dan keterbukaan,
berpenampilan tegas dan berwibawa, serta memiliki track record, citra, reputasi dan kinerja
yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Afiff, Faisal. Integritas dan Kepemimpinan Inovatif. Jakarta: Universitas, 2011

Akbarsyah, N. Integritas Intelektual, Moral, Religius. Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universita Brawijaya, 2011

Aryani, Marettih, Cucuani, Susanti & Lestari. Competency is not complete without the
Leader’s Personal Integrity. Pekanbaru: Fakultas Psikologi UIN SUSKA Riau, 2012

Cloud, H. Integritas: Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. (akarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2007

Covey Stephen.R, Principle Centered Leadership, Jakarta: Binarupa Aksara, 2007

Indrayani, Henni, dan Mahyarni. Manajemen dan Sumber Daya Manusia I. Riau: Suska
Press, 2013.

Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002

Kim, Yang dan Hwang. Indegenous and Cultural Psychology: Memahami Orang dalam
Konteksnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Mahardi, Dedi. Integritas Bangsaku. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015

Anda mungkin juga menyukai