Anda di halaman 1dari 9

TATA WICARA PRESENTER TV

Makalah
Oleh:
Kelompok 4

Zahra Pujakusuma 50100120072


Nurwana Wahida 50100120078
Andi Fatmawati 50100120087
Besse Annisatul Hijjah 50100120073
Ahmad Putra Septiyadi 50100120084
Ikhwan Ali Yusuf 50100120069
Muhammad Aiman Nabil Syarif 50100120080
Mursyad 50100120081
Muh. Anugerah Pratama AD 50100120083

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tata Wicara Presenter TV" dengan tepat

waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah TV Presenting.

Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang tata wicara presenter TV

bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik

yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 4 April 2023

Penulis
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Presenter berita atau sering disebut dengan newsanchor ialah orang yang

membawakan, memandu atau mengantarkan acara berita di televisi. Menurut Boyd

(dalam Baksin, 2006 : 159) mengatakan, seorang penyiar berita harus memiliki otoritas,

kredibilitas, kejelasan dan kejernihan suara, komunikatif, berkepribadian kuat,

profesionalitas yang tinggi, penampilan dan volume suara yang prima.

Penyampaian berita melalui siaran televis yang dapat dengan mudah dimengerti

dan dicerna oleh semua kalangan masyarakat, itulah presenter berita yang berhasil

membuat masyarakat memiliki wawasan social dan mengetahui setiap peristiwa yang

terjadi dimanapun berada tanpa masyarakat melihat langsung kejadian tersebut.

Presenter berita dituntut untuk memiliki kepribadian baik dan berwibawa karena

sasaran dari berita di televisi adalah kepercayaan penonton. Kredibilitas dari berita atau

informasi yang disampaikan juga ditunjang oleh presenter berita yang berwibawa tinggi.

Seorang presenter berita haruslah menjaga sikap, berprilaku baik, berpenampilan rapi dan

menarik juga memiliki reputasi baik dimata publik. Semua itu guna menjaga kewibawaan

di mata publik, sehingga dari cara penampilan saja publik sudah simpatik dan percaya.

Setiap orang mungkin saja dapat menjadi seorang presenter televisi, asalkan

memiliki kualitas dan jenis suara yang baik. Untuk mendapatkan suara yang baikdan

menarik diperlukan latihan yang rajin. Adapun bentuk latihan dengan olahraga, senam

nafas, olah vocal, latihan pengucapan, latihan pengucapan, latihan intonasi, dan latihan

gerak tubuh.
Bab 2

Pembahasan

A. Tata Wicara Dalam Presenter TV

Seperti halnya semua profesi yang bertumpu pada komunikasi oral, TV presenter

tak pelak lagi harus memiliki suara (voice) yang berkualitas, bulat dan bernas dengan

warna yang jernih dan nada yang rendah, stabil dan meyakinkan. Namun, untuk dapat

menjalin komunikasi yang efektif dengan pemirsa, suara merdu saja tidak cukup, karena

tidak cuman didengar, tapi harus juga gampang dipahami dan dimengerti, sehingga

mutlak perlu dilengkapi dengan tata wicara (speech) dalam bentuk bahasa lisan yang

terucap dengan tepat, jelas dan benar.

Beberapa cara dapat jadikan sebagai pedomonan bila ingin menjadi pembaca

berita yang baik, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat kita praktekkan, diantarnya

adalah sebagai berikut :

1. Intonasi

Intonasi harus setabil naik turunnya diaturnya nada suara disesuaikan dengan bahan

yang dibawakan supaya pendengar tidak bosan. Seorang pembaca sebaiknya dapat

mengatur volume suara, mampu memilih kata atau kalimat mana yang disuarakan

dengan memperhatikan penekanan, keras, lemah, maupun lembut dalam

penyampaiannya.

2. Artikulasi / Pengucapan

Artikulasi merupakan suatu kejelasan dalam pelafalan atau pengungkapan kata-kata

yang akan kita ucapkan. Dalam Artikulasi/pengucapan harus jelas huruf dan

kalimatnya. Artikulasi harusberpedoman pada EYD (ejaan yang disempurnakan).


Kesalahan penggunakan artikulasi menjadi sangat fatal, apabila pendengar

mengalami pergeseran makn atau bermakna ambiugitas dari apa yang dimaksud oleh

pembaca berita.

3. Tekanan kata-kata

Tekanan suara harus jelas dan mantap, bila mengunakan kata-kata bahasa indonesia

jangan mengunakan penekanan kata-kata untuk bahasa asing seperti bahasa Belanda,

Inggris, Arab, dan lain sebagainya.

4. Kecepatan

Presenter TV harus bisa melatih tempo dalam membaca berita disesuaikan dengan

durasi tayang dalam berita tersebut. Selain itu juga kita harus memberi jeda agar

berita yang dibaca tersampaikan dengan benar. Pastikan kita tidak terlalu cepat,

terburu-buru atau lambat dalam membaca sebuah berita.

B. Ragam Bahasa Dalam Presenter TV

Seperti hal nya dengan bahasa presenter televisi, penggunaan bahasa yang sering

kali terjadi kesalahan ataupun kekeliruan berupa plesetan kata ataupun pengaruh bahasa

lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh A.M Dewabrata bahwa “ragam bahasa Indonesia

bagi wartawan dalam tulisan berita, merujuk kepada pengertian umum yang

membedakannya dengan bahasa lainnya dan dibedakan dalam bentuk kalimat, klausa,

frasa, diksi atau kata-kata”.

Pada beberapa siaran televisi ternama yang melakukan kesalahan dalam

penyampaian bahasa. Beberapa kesalahan yang di ucapkan oleh seorang presenter di

siaran televisi. Kesalahan berupa fonem vocal /ê/menjadi /a/ pada kata (ênam) yang
dilafalkan menjadi (anam), contoh lainnya kata (antrêan) menjadi (antrian). Kesalahan

bahasa yang membentuk gabungan atau gugus konsonan seperti kata /s/ menjadi /sy/ pada

kata (isu) menjadi (isyu).

Selain itu kesalahan pada pengucapan seperti angin menjadi anjing, salah sebut

no. irut capres, penyebutan metro TV menjadi metro mini, palestina disebut Israel pada

ucapan terima kasih untuk Indonesia, dan banyak lagi kesalahan yang lainnya.

Selanjutnya penulisan juga menjadi tolak ukur kita dalam penggunaan bahasa pada berita

di televisi seperti kata kerioyok yang seharusnya adalah di keroyok, penulisan terkam

yang seharusnya terekam, lalu ada kesalahan penulisan pada kata diangkap yang

seharusnya adalah ditangkap.

Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) pasal 36 poin pertama

mengatakan, bahwa lembaga penyiaran wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar sebagai bahasa pengantar utama, baik tulisan maupun lisan, kecuali bagi

program siaran yang disajikan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Penggunaan

bahasa yang benar sebenarnya juga saling berkaitan erat dengan aturan baku, maupun

hukum yang ada. Hanya saja dalam penggunaan bahasa lebih menekankan kepantasan

dan tujuan dari berbicara.

Saat ini bahasa begitu bebas digunakan namun tentunya dalam penggunaan ada

batasannya, tidak bisa seseorang menggunakan bahasa dalam berbicara secara

sembarangan apalagi seorang presenter yang menjadi sorotan banyak orang, seperti

pendapat (Rondiyah et al.,2017) “Bahasa maupun sastra mempunyai kebebasan dalam

menggunakan kata yang sama tetapi dapat membedakan makna sesuai dengan ide dan

gagasan pengarang.”
C. Panduan Pelafalan Dalam Presenter TV

Ideolek sendiri dapat diartikan secara sederhana sebagai gaya bicara seseorang.

Ideolek dapat mempengaruhi jelas dan tidaknya pelafalan.

a. Lafalkan beberapa nama Kota dan Negara seperti pelafalan konvensional yang

berlaku secara umum dan di pahami secara luas seperti Jerman dan Germany, Den

Hagg dan The Hague.

b. Nama Asing. Orang yang diketahui, lafalkan sesuai keinginan empunya nama. Orang

terkenal, lafalkan seperti biasanya. Orang yang tidak dikenal, lafalkan sesuai bahasa

Negara asalnya.

c. Untuk melafalkan nama orang Amerika yang berasal dari nama asing. Bila orangnya

diketahui, lafalkan sesuai keingan empunya nama. Bila tidak diketahui, lafalkan

persis seperti orang Amerika.

d. Judul komposisi music asing. Samakan pelafalan jika judul dikenal luas dan

pronounciationnya lazim. Jika judul dikenal luas namun pengucapan kurang benar,

coba dicari jalan tengahnya.


Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan

Menjadi presenter televisi memang gampang-gampang susah, alasannya

pendengar atau penyimak akan menilai mutu suara kita, dan kita dituntut untuk

pahamterhadap apa yang sedang disampaikan, jadi sebagai saran sebelum tampil

usahakan kita memahami dahulu apa yang akan dibawakan agar intonasi, kecepatan,

volume, tekanan kata-kata dan artikulasinya dapat disesuaikan.

Ada beberapa ditemukannya penyebab pelafalan yang keliru dalam presenter tv,

antara lain:

- Artikulasi yang ceroboh

- Kekurangan pada fisik

- Salah baca

- Pengucapan yang terlalu dibuat-buat

- Ketidakpedulian mengenai pelafan

- Distorsi pada bunyi vocal dan diftong


Daftar Pustaka

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2009

Diakses pada 4 April 2023 dari http://digilib.uinsgd.ac.id/17534/4/4_BAB%20I.pdf

Hijrin, Lidzi. (2018). Bahasa Presenter Televisi. Diakses pada 4 April 2023, dari

https://oerban.com/bahasa-presenter-televisi/

M.S Hidajat, Public Speaking Dan Teknik Presentasi, Graha Ilmu, Yogyakarta 2006

Yunanto, Teguh. (2020). Upaya Peningkatan Kompetensi Presenter Berita Televisi Di Lembaga

Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Lpp Tvri) Jambi. (Skripsi, Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2020).

Anda mungkin juga menyukai