Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MASTER OF CEREMONY

Disusun Oleh :
NOVITA ANGGRAENI
NPM : 2388203P002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KOTABUMI
Jl. Hasan Kepala Ratu No.1052, Sindang Sari, Kotabumi Lampung Utara
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita
Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“BROADCASTING” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kotabumi, 05 Januari 2024

Penyusun

Novita Anggraeni
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
2.1 Kepawaraan
2.2 Kriteria Pewara yang baik
2.3 Rumus nada Pewara
2.4 Hal – hal yang berpengaruh dalam kepewaraan
2.5 Macam – macam pewara
2.6 Masalah – masalah dalam ber MC dan cara mengatasi nya
BAB III Penutup
Daftar Referensi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Master of Ceremony

MC atau Master of Ceremony adalah seorang pembawa acara yang bertugas


untuk memandu suatu acara atau kegiatan secara profesional dan menghibur.
MC selalu hadir dalam setiap acara, mulai dari kegiatan formal, acara
pernikahan, hingga event musik.
Tugas utama seorang MC adalah mempersiapkan diri dengan baik sebelum
acara dimulai, membuat rangkaian acara yang menarik, membaca teks acara
secara jelas, dan menghidupkan suasana dengan berinteraksi dengan penonton
atau peserta acara.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang MC harus memiliki kemampuan
berbicara yang baik, keahlian dalam memimpin sebuah acara, serta mampu
beradaptasi dengan segala situasi yang terjadi saat acara sedang berlangsung.

MC adalah singkatan dari Master of Ceremony yang dalam bahasa Indonesia


dikenal dengan sebutan Pembawa Acara. Fungsi MC yang paling utama
adalah membawa acara dan memberikan arahan kepada tamu serta
memastikan bahwa semua jalannya acara berjalan dengan lancar. MC juga
harus mampu membuat suasana menjadi lebih hidup dan memperkenalkan
setiap kegiatan yang akan dilakukan pada acara tersebut. Selain itu, MC juga
harus pandai mempersiapkan diri terkait materi yang akan dibahas dalam
acara tersebut serta merangkum dan menyampaikannya dengan baik dalam
bentuk kata-kata yang menarik dan mudah dimengerti oleh semua tamu
undangan.

Oleh karena itu, MC yang baik harus memiliki kemampuan public speaking
yang baik, cerdas, humoris dan berpenampilan menarik sehingga mampu
memberikan kesan yang positif pada acara tersebut.
Karakteristik MC Yang Baik
Seorang MC yang baik memiliki karakteristik yang khas dan mampu
membawa suasana menjadi semakin hidup. Salah satu karakteristik penting
seorang MC adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika berbicara di
depan umum. MC yang baik juga harus memiliki kemampuan untuk
membaca situasi dan menyesuaikan diri dengan audiens yang sedang
dihadapinya. Selain itu, seorang MC yang baik juga harus memiliki
kemampuan dalam mengatur waktu dan menjaga momentum acara agar tetap
berjalan lancar dan tidak membosankan.

Intonasi suara juga penting untuk diperhatikan, sebaiknya MC menggunakan


nada suara yang tepat agar dapat mempertahankan perhatian dari audiens.
Terakhir, seorang MC yang baik harus dapat membawa energi positif dan
kesenangan ke dalam acara agar para tamu merasa senang dan terhibur.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kepawaraan

KEPEWARAAN (PEMBAWA ACARA)


Pembawa acara adalah orang yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya
suatu acara, orang sering beranggapan bahwa seorang pembawa acara cukup
berbekal suara yang enak didengar dan menampilkan yang enak dipandang.
Padahal, masalahnya tidaklah sesederhana itu karena seseorang pembawa acara
memerlukan keterampilan dan pengetahuan. Seorang pembawa acara sering
dipandang sebagai personalitas instansi atau panitia penyelenggaraan suatu acara.
Oleh sebab itu tidak jarang sebuah instansi atau panitia penyelenggara suatu acara
tidak segan-segan mengeluarkan dana untuk membayar seorang pembawa acara
yang profesional untuk menyelenggarakan acara yang mereka laksanakan, ini
semua dilaksanakan demi persenolitas mereka.
Pada umumnya acara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Acara yang bersifat resmi,
2. Acara yang bersifat setengah resmi, dan
3. Acara yang bersifat tidak resmi.
Penggolongan sifat acara ini harus dihayati benar oleh seorang pembawa acara
karena menyangkut busana yang dikenakannya dan bahasa yang harus dipakainya
dalam melaksanakan tugasnya itu.
Semakin resmi suatu acara, busana yang dikenakan oleh pembawa acara juga
semakin resmi. Ada acara yang tidak resmi, pembawa acara dapat saja
menggunakan busana yang lebih babas asal tetap dalam batas-batas kewajaran dan
kesopanan pada acara yang bersifat resmi, bahasa yang digunakan pembawa acara
hendaknya bahasa baku. Ia juga tidak perlu menyiapkan humor dan komentarnya
terhadap acara dan pengisi acaranya. Sebaliknya, pada acara yang bersifat tidak
resmi, pembawa acara dapat saja menggunakan bahasa yang lebih longgar bahkan
ia boleh saja menyelipkan humor, komentar, pujian, bahkan memancing tepuk
tangan hadirin .
Keberhasilan seorang pembawa acara dalam melaksanakan tugasnya ditentukan
oleh dua faktor utama.
Kedua faktor itu adalah faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

1. Faktor Kebahasaan
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,
mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang
pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.

1.1 Lafal yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar)


Ada orang yang bersuara merdu tetapi sayangnya kurang mampu
mengucapkan kata-kata dengan benar. Kata-kata bahasa Indonesia kadang-
kadang diucapkannya dengan pengaruh bahasa asing atau pengaruh bahasa
daerah. Padahal, kata-kata bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana
kata itu dituliskan.
 Contoh: unit dibaca unit bukan yunit
organisasi dibaca organisasi bukan orhanisasi
TVRI dibaca te-ve-er-i bukan ti-vi-er-i
anggota dibaca anggota bukan anggauta
kependudukan dibaca kependudukan bukan kependuduan
Dalam hal lafal ini dihindari juga penggunaan idialek seperti
penggunaan e yang berulang-ulang.

1.2 Tekanan Kata atau Aksen


Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya.
Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia
jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat
membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara
secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).
 Contoh tekanan kata bahasa Indonesia adalah:
kemana tidur hancur
siapa selektif bagaimana
1.3 Pemenggalan Kalimat (Jeda)
Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada
perasaaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat
ditingkatkan dengan berlatih memahami makna setiap kata dalam
hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia
antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya.
 Contohnya kalimat Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat
berubah-ubah berdasarkan jeda yang diberikan kepadanya.
Kemungkinan perubahan makna kalimat itu Adalah:
Kucing/makan tikus mati. Makna kalimat ini adalah ada kucing
makan dan yang dimakannya adalah tikus mati.
Kucing makan/tikus mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing
makan dan pada waktu itu ada juga tikus mati.
Kucing makan tikus/mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing
mati yang disebabkan oleh kucing itu makan tikus.
Dari contoh sederhana ini dapat dilihat bahwa pemenggalan kata (jeda)
amat berperan dalam menentukan makna sebuah kalimat bahasa Indonesia.

1.4 Intonasi atau Lagu Kalimat


Intonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan
keras lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga
harus berhati-hati karena perubahan Intonasi juga mengakibatkan
perubahan makna kalimat
 Contoh :
Pak Kasur makan bubur. Kalimat ini memberitakan bahwa ada
orang bernama Pak Kasur, beliau sedang makan bubur.
Pak Kasur makan bubur ! Kalimat ini memerintahkan agar orang
yang bernama Pak Kasur makan bubur.
Pak Kasur makan bubur ? Kalimat ini berisi pertanyaan dan
keheranan karena Pak Kasur biasanya tidak suka makan bubur
Pak, Kasur makan bubur ?! Kalimat ini berisi pertanyaan dan
keheranan yang luar biasa karena ada kasur yang makan bubur

1.5 Enunsiasi (kejelasan)


Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan
pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam
sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga
orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya.
Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam
tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih
vokal.

1.6 Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara Efektif


Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif
mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.
 Contoh :
Kepada Ibu … waktu dan tempat kami sediakan. Atau
Kepada Ibu … kami persilahkan dengan segala hormat.
Sebaiknya : Ibu … kami persilahkan.
Untuk mempersingkat waktu, baiklah acara ini kita mulai saja.
Sebaiknya: untuk menghemat waktu, acara ini kita mulai.
Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak
menyenangkan, nyatakan dengan kalimat perintah permohonan.

2. Faktor Nonkebahasaan
Faktor nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara
adalah :
2.1. Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan
kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2.2. Tampil Mengesankan
Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh
wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak
manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
2.3. Cepat tanggap dan kaya Inisiatf
Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara,
pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan
sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu
hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
2.4. Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara
hiburan dan tidak resmi)
2.5. Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi
atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring
melengking.
2.6. Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan
perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal,
marah, dan sebagainya.
Sebelum seorang pembawa acara tampil, sebaiknya ia melakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Meninjau tempat acara berlangsung, hal ini perlu untuk
memperoleh gambaran situasi ketika acara berlangsung.
2. Mengadakan kontak dengan panitia penyelenggara, hal ini
penting untuk lebih memahamijalannya acara yang akan
berlangsung.
3. Melakukan gladi bersih, terutama untuk acara yang bersifat
resmi.
4. Datang lebih awal untuk melakukan konfirmasi atau paling
tidak mengecek keadaan orang-orang yang akan berbicara
pada acara yang akan dipandunya.
2.2 Kriteria Kepewaraan yang baik

Seorang MC yang baik memiliki karakteristik yang khas dan mampu


membawa suasana menjadi semakin hidup. Salah satu karakteristik penting
seorang MC adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika berbicara di
depan umum. MC yang baik juga harus memiliki kemampuan untuk
membaca situasi dan menyesuaikan diri dengan audiens yang sedang
dihadapinya. Selain itu, seorang MC yang baik juga harus memiliki
kemampuan dalam mengatur waktu dan menjaga momentum acara agar tetap
berjalan lancar dan tidak membosankan. Adapun Kriteria kepewaraan yang
baik adalah :

1. Percaya diri
Seorang pemandu acara harus tampil di depan audiens dengan penuh
percaya diri dengan menunjukkan kepribadian yang ramah. Selain itu,
pemandu acara juga dituntut untuk bisa berbicara dengan artikulasi yang
jelas, serta bahasa tubuh (gesture) yang baik. Hal-hal tersebut bisa
membantu pewara terlihat meyakinkan dan profesional di mata audiens.
2. Menghidupkan suasana
Jika sudah tampil dengan penuh percaya diri, selanjutnya pemandu acara
dituntut untuk bisa menghidupkan suasana sesuai dengan acara yang
dibawakan. Bila acara yang dibawakan acara tidak formal, maka pewara
bisa membangun suasana agar terasa meriah. Namun jika acara yang
dipandu adalah acara formal, pewara dapat membangun suasana tetap
hidup namun tidak berlebihan. Perhatikan pula siapa audiens yang hadir di
acara tersebut.
3. Selera humor
Selanjutnya, seorang pemandu acara juga harus memiliki selera humor
yang baik agar mampu menghidupkan suasana. Hal ini untuk menghindari
acara yang dipandu menjadi terlalu tegang dan kaku. Tetapi seperti yang
disampaikan pada poin sebelumnya, perhatikan pula siapa audiens yang
hadir di acara tersebut agar humor yang disampaikan dapat diterima
dengan baik.

4. Tepat waktu
Hal ini juga menjadi karakter penting yang wajib dimiliki oleh pemandu
acara. Mengingat pemandu acara bertugas dari awal hingga akhir acara,
maka diharapkan untuk hadir di lokasi acara sebelum acara dimulai agar
dapat mempersiapkan diri, mendapatkan briefing, serta mempelajari alur
acara.
5. Menguasai acara
Yang dimaksudkan dengan menguasai acara adalah pemandu acara sudah
mengetahui seluruh alur acara dari awal hingga akhir, sehingga tidak terus
menerus melihat teks susunan acara. Buatlah catatan kecil berupa poin-
poin penting yang akan disampaikan. Dengan begitu, pewara dapat
berkomunikasi lebih leluasa dengan hadirin. Hal ini juga penting
dilakukan untuk kebutuhan koordinasi dengan seksi acara atau panitia
acara lainnya.

2.3 Rumus nada pewara

Demi mempermudah pewara dalam mengatur alih vocal dan nada suara sesuai
dengan jenis acara, seorang pewara juga harus mengetahui rumus nada yang
sudah dijadikan standar ideal dalam dunia pewara, rumus nada tersebut terangkum
dala rumus nada
Do Re Mi Fa Sol
Nada Do Re…..untuk acara pengajian, pernikahan dan seminar
Nada Mi Fa…..untuk serah terima jabatan, pelantikan dan seminar
Nada Sol………untuk upacara bendera.
Nada Do Re Mi Fa Sol…….untuk acara hiburan
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus
memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan
penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5).

1. Pelafalan
Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar
tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang
seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian
pendengar akan terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat
ucap terutama lidah, bibir dan gigi haus leluasa. Demikian pula dengan
volume suara haus pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga
lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara haus bisa berbicara lancar,
tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan
mudah memahaminya.
2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam
memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi.
Hal tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di
samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal
(akrab) di telinga masyarakat. Misalnya menggunakan kata "tepat"
daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum
dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat
kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi
yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan
daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti
jalannya acara.
Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda.
Tekanan menyangkut keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan
dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat
lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Keempat hal
tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang
baik dan menarik.
Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat -
kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat
diikuti tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara
berkata cepat disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan
semangat pendengar. Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang
digunakan sedikit. Sebaliknya jika berbicara lambat, waktunya akan
banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu memainkan waktu, tempo
dalam berbicara untuk memperjelas informasi.
Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu
berhenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi
kesempatan kepada pendengar dalam memahami kalimat yang baru
diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.
Tekanan, nada, tempo, dan jeda hams dipadukan secara harmonis artinya
keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan
perhentian hams dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar
bukan suara datar yang monoton melainkan suara bergelombang yang
enak didengar.
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan
(informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar.
Kalimat bisa menarik kalau ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk
melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita, tanya,
perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa
acara dapat menyusun kalimatkalimat efektif yang menarik. Selain itu
kalimat yang digunakan harus logis (masuk akal), misalnya :
a. waktu dan tempat saya berikan
b. Bapak Agung saya persilakan
c. hadirin dimohon berdiri

2.4. Jenis Pewara


Pembawa Acara Resmi
Pembawa acara resmi adalah orang yang bertugas membawa acara dengan
menggunakan bahasa resmi atau formal.
Pembawa acara resmi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Acara Resmi dalam Ruangan

Acara resmi dalam ruangan ditandai dengan pewara yang terkesan kaku
karena tidak dapat bergerak berlebihan.Pembawa acara resmi dalam
ruangan ini terkesan berwibawa dan anggun serta mempertimbangkan
berbagai jenis tingkah laku. Contoh pembawa acara resmi dalam ruangan,
yaitu pembawa acara wisuda, pelantikan, dies natalis, dan sebagainya.

 Acara Resmi di Lapangan

Acara resmi di lapangan ditandai dengan pewara yang lebih bersikap tegas
dalam ucapan ataupun gerakan. Misalnya, pembawa acara upacara
bulanan, upacara hari senin, dan haru kemerdekaan.

Pembawa Acara Hiburan

Pembawa acara hiburan adalah pembawa acara yang memandu acara


secara tidak resmi. Pembawa acara hiburan ini harus energik dan lincah
untuk menghidupkan dan memeriahkan acara. Pembawa acara juga
dituntut untuk memberikan komentar yang menarik, efektif, dan tepat.
Tujuannya untuk menambah informasi bagi audiens, misalnya pembawa
acara ulang tahun, penampilan seni, dan lain sebagainya.
Pembawa Acara Setengah Resmi

Pembawa acara setengah resmi adalah pembawa acara yang menggunakan


bahasa yang sopan dan baik. Selain itu, aturan berpakaiannya dari
pembawa acara setengah resmi ini juga tergantung dari kondisi dan
situasinya. Contoh pembawa acara setengah resmi, yaitu pembawa acara
syukuran, arisan, dan rapat.

Host

Host adalah pembawa acara yang bertindak sebagai tuan rumah dari
sebuah acara atau program. Seorang host bisa membawakan acara, seperti
sudah mengenal lama publiknya.

Kesalahan yang bisa saja terjadi saat kita menjadi pembawa acara atau
MC :

1. Penggunaan kata ‘terhormat’

Terkadang untuk menyapa pengisi acara, kita melakukan kesalahan


dengan menyapa setiap orang menggunakan kata ‘Yang terhormat....’.
Nah, di sini perlu digarisbawahi bahwa kata ‘terhormat’ artinya orang
yang paling dihormati, jadi cukup satu orang yang kita sapa dengan kata
‘Yang terhormat....’. Untuk menyapa pengisi acara lainnya, kita bisa
menggunakan kata ‘Yang kami hormati...’.

2. Penggunaan kata waktu dan tempat


Pada saat kita mempersilakan seseorang misalnya untuk memberikan
sambutan, terkadang kita mengucapkan ‘Waktu dan tempat kami
persilakan’. Di sini yang perlu digarisbawahi adalah yang kita persilakan
siapa?, orangnya atau waktu dan tempatnya. Nah, jadi kalimat yang benar
adalah contoh : ‘Kepada Bapak Drs. Muhammad Susilo, kami persilakan’.

3. Penggunaan kata mempersingkat waktu

Biasanya ada kemungkinan dalam susunan acara yang dibuat MC atau


panitia acara terdapat kalimat seperti ini, ‘untuk mempersingkat waktu,
kami....’. Nah, tolong diingat ya bahwa waktu tidak bisa disingkat atau
dipercepat. Jadi, jangan sesekali mengatakan kalimat itu, tetapi alangkah
baiknya jika kita menggunakan kalimat ‘untuk menghemat waktu,
kami....’.

4. Tatapan mata

Biasanya saat kita menjadi MC, apalagi untuk pertama kalinya, mungkin
ada perasaan grogi lalu kita bisa saja membuat kesalahan dengan membaca
susunan acara tanpa memandang atau arah mata tidak tertuju pada
pendengar. Sebaiknya, tatapan mata atau pandangan kita tertuju kepada
pendengar agar keberadaan mereka terasa dihormati dan dihargai.

5. Mimik wajah

Seorang MC itu menjadi perhatian dalam acara, apalagi saat dia sudah
mulai berbicara. Kesalahan yang biasa dilakukan MC yaitu mimik wajah
terkesan arogan. Sebaiknya kita memberikan kesan yang ramah terhadap
pendengar agar saat kita membawakan acara mereka terlihat nyaman
dengan pembawaan kita.

6. Gerak-gerik
Kesalahan seorang MC dengan gerakan yang dia lakukan yaitu seperti
menggerak-gerakkan kakinya atau sikap duduk yang tidak bisa diam
dengan asumsi tidak ada orang yang melihat, padalah dari sekian banyak
peserta yang hadir pasti ada yang melihat apa yang sedang dibuat oleh
MC, apalagi saat suasana acara terasa bosan, peserta bisa saja melihat
kemana-mana. Jadi, sebaiknya jagalah gerakan saat kita menjadi MC,
berhati-hati saat berbuat sesuatu karena dapat dilihat orang lain dengan
kesan yang tidak mengenakkan.

7. Penampilan

Terkadang saat menjadi MC, sebagian orang akan berpenampilan yang


membuat orang tertarik atau untuk menjadi pusat perhatian dengan
memakai busana yang mewah atau sedang trend dan memakai make
up yang over, padahal penampilan yang menarik perhatian di sini, yaitu
penampilan yang enak dipandang. Maksudnya penampilan yang terkesan
sederhana, santai, natural dan tidak terlihat ribet. Kenapa? Karena jika kita
menggunakan pakaian yang ribet, orang lain juga akan merasa ribet
dengan pakaian yang kita gunakan. Dengan hal seperti itu, bukannya
mengenakkan pandangan malah membuat orang lain merasa risih dengan
pembawaan acara kita.

Sebaiknya, berpenampilanlah yang membuat kita nyaman memakainya atau kalau


tetap ingin memakai fashion yang sedang trend, pilihlah fashion yang sederhana
tapi terlihat elegan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada umumnya dalam setiap acara pasti membutuhkan pemandu supaya


acara yang diadakan akan terarah dan tentunya lebih menarik perhatian khalayak.
Adanya MC dalam suatu acara mungkin cukup terkesan mudah, tetapi profesi
seorang MC memiliki tugas yang tak mudah.
Tolak ukur suksesnya sebuah acara dapat ditentukan dari adanya peran
MC dalam menyampaikan acaranya dan membuat ketertarikan tersendiri kepada
khalayak. Sehingga tugas MC memang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Sebuah rangkaian acara akan kurang baik dan menarik apabila MC tidak mampu
membawanya secara baik sehingga acara yang dibawakan oleh MC akan dinilai
tidak sempurna. Dengan demikian kemampuan seorang MC benar-benar
diperhatikan dalam sebuah acara.
Profesi MC di era sekarang ini menjadi sebuah keterampilan yang dapat
dikembangkan oleh setiap individu. Tentunya modal awal untuk dapat mengasah
skill MC yaitu dengan kebiasaan menyampaikan gagasan di depan umum atau
memiliki kebiasaan untuk melatih public speaking akan lebih mudah untuk
mengembangkan membawakan acara. Tak jarang untuk memulai profesi MC
dapat dimulai dari bangku sekolah. Tak jarang juga bagi mereka yang berada di
lingkungan perkuliahan dan sering menggunakan kesempatan di berbagai acara
dalam organisasi untuk menyampaikan gagasannya di depan umum akan lebih
mudah untuk mempelajari skill MC.
Umumnya untuk dapat mencapai skill yang baik dalam membawakan
acara terdapat tahap dasar yang dapat dipelajari baik secara individu,
mendapatkan pengalaman, atau juga dapat belajar melalui orang lain. Berikut
ulasan dasar yang perlu dipelajari jika kamu ingin menekuni profesi MC.

3.2 Saran
Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan. Oleh karna itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-mc/
- https://smkn1barabai.sch.id/artikel/kesalahan-saat-menjadi-mc
- https://adjar.grid.id/read/543826107/jenis-jenis-pembawa-acara-salah-
satunya-pembawa-acara-resmi?page=all
- https://dokter-gerry.blogspot.com/2010/04/master-of-ceremony-atau-
pembawa-acara.html

Anda mungkin juga menyukai