Disusun Oleh :
NOVITA ANGGRAENI
NPM : 2388203P002
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita
Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“BROADCASTING” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
Novita Anggraeni
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
2.1 Kepawaraan
2.2 Kriteria Pewara yang baik
2.3 Rumus nada Pewara
2.4 Hal – hal yang berpengaruh dalam kepewaraan
2.5 Macam – macam pewara
2.6 Masalah – masalah dalam ber MC dan cara mengatasi nya
BAB III Penutup
Daftar Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, MC yang baik harus memiliki kemampuan public speaking
yang baik, cerdas, humoris dan berpenampilan menarik sehingga mampu
memberikan kesan yang positif pada acara tersebut.
Karakteristik MC Yang Baik
Seorang MC yang baik memiliki karakteristik yang khas dan mampu
membawa suasana menjadi semakin hidup. Salah satu karakteristik penting
seorang MC adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika berbicara di
depan umum. MC yang baik juga harus memiliki kemampuan untuk
membaca situasi dan menyesuaikan diri dengan audiens yang sedang
dihadapinya. Selain itu, seorang MC yang baik juga harus memiliki
kemampuan dalam mengatur waktu dan menjaga momentum acara agar tetap
berjalan lancar dan tidak membosankan.
1. Faktor Kebahasaan
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,
mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang
pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.
2. Faktor Nonkebahasaan
Faktor nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara
adalah :
2.1. Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan
kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2.2. Tampil Mengesankan
Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh
wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak
manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
2.3. Cepat tanggap dan kaya Inisiatf
Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara,
pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan
sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu
hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
2.4. Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara
hiburan dan tidak resmi)
2.5. Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi
atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring
melengking.
2.6. Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan
perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal,
marah, dan sebagainya.
Sebelum seorang pembawa acara tampil, sebaiknya ia melakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Meninjau tempat acara berlangsung, hal ini perlu untuk
memperoleh gambaran situasi ketika acara berlangsung.
2. Mengadakan kontak dengan panitia penyelenggara, hal ini
penting untuk lebih memahamijalannya acara yang akan
berlangsung.
3. Melakukan gladi bersih, terutama untuk acara yang bersifat
resmi.
4. Datang lebih awal untuk melakukan konfirmasi atau paling
tidak mengecek keadaan orang-orang yang akan berbicara
pada acara yang akan dipandunya.
2.2 Kriteria Kepewaraan yang baik
1. Percaya diri
Seorang pemandu acara harus tampil di depan audiens dengan penuh
percaya diri dengan menunjukkan kepribadian yang ramah. Selain itu,
pemandu acara juga dituntut untuk bisa berbicara dengan artikulasi yang
jelas, serta bahasa tubuh (gesture) yang baik. Hal-hal tersebut bisa
membantu pewara terlihat meyakinkan dan profesional di mata audiens.
2. Menghidupkan suasana
Jika sudah tampil dengan penuh percaya diri, selanjutnya pemandu acara
dituntut untuk bisa menghidupkan suasana sesuai dengan acara yang
dibawakan. Bila acara yang dibawakan acara tidak formal, maka pewara
bisa membangun suasana agar terasa meriah. Namun jika acara yang
dipandu adalah acara formal, pewara dapat membangun suasana tetap
hidup namun tidak berlebihan. Perhatikan pula siapa audiens yang hadir di
acara tersebut.
3. Selera humor
Selanjutnya, seorang pemandu acara juga harus memiliki selera humor
yang baik agar mampu menghidupkan suasana. Hal ini untuk menghindari
acara yang dipandu menjadi terlalu tegang dan kaku. Tetapi seperti yang
disampaikan pada poin sebelumnya, perhatikan pula siapa audiens yang
hadir di acara tersebut agar humor yang disampaikan dapat diterima
dengan baik.
4. Tepat waktu
Hal ini juga menjadi karakter penting yang wajib dimiliki oleh pemandu
acara. Mengingat pemandu acara bertugas dari awal hingga akhir acara,
maka diharapkan untuk hadir di lokasi acara sebelum acara dimulai agar
dapat mempersiapkan diri, mendapatkan briefing, serta mempelajari alur
acara.
5. Menguasai acara
Yang dimaksudkan dengan menguasai acara adalah pemandu acara sudah
mengetahui seluruh alur acara dari awal hingga akhir, sehingga tidak terus
menerus melihat teks susunan acara. Buatlah catatan kecil berupa poin-
poin penting yang akan disampaikan. Dengan begitu, pewara dapat
berkomunikasi lebih leluasa dengan hadirin. Hal ini juga penting
dilakukan untuk kebutuhan koordinasi dengan seksi acara atau panitia
acara lainnya.
Demi mempermudah pewara dalam mengatur alih vocal dan nada suara sesuai
dengan jenis acara, seorang pewara juga harus mengetahui rumus nada yang
sudah dijadikan standar ideal dalam dunia pewara, rumus nada tersebut terangkum
dala rumus nada
Do Re Mi Fa Sol
Nada Do Re…..untuk acara pengajian, pernikahan dan seminar
Nada Mi Fa…..untuk serah terima jabatan, pelantikan dan seminar
Nada Sol………untuk upacara bendera.
Nada Do Re Mi Fa Sol…….untuk acara hiburan
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus
memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan
penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5).
1. Pelafalan
Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar
tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang
seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian
pendengar akan terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat
ucap terutama lidah, bibir dan gigi haus leluasa. Demikian pula dengan
volume suara haus pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga
lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara haus bisa berbicara lancar,
tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan
mudah memahaminya.
2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam
memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi.
Hal tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di
samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal
(akrab) di telinga masyarakat. Misalnya menggunakan kata "tepat"
daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum
dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat
kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi
yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan
daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti
jalannya acara.
Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda.
Tekanan menyangkut keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan
dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat
lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Keempat hal
tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang
baik dan menarik.
Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat -
kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat
diikuti tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara
berkata cepat disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan
semangat pendengar. Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang
digunakan sedikit. Sebaliknya jika berbicara lambat, waktunya akan
banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu memainkan waktu, tempo
dalam berbicara untuk memperjelas informasi.
Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu
berhenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi
kesempatan kepada pendengar dalam memahami kalimat yang baru
diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.
Tekanan, nada, tempo, dan jeda hams dipadukan secara harmonis artinya
keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan
perhentian hams dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar
bukan suara datar yang monoton melainkan suara bergelombang yang
enak didengar.
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan
(informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar.
Kalimat bisa menarik kalau ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk
melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita, tanya,
perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa
acara dapat menyusun kalimatkalimat efektif yang menarik. Selain itu
kalimat yang digunakan harus logis (masuk akal), misalnya :
a. waktu dan tempat saya berikan
b. Bapak Agung saya persilakan
c. hadirin dimohon berdiri
Acara resmi dalam ruangan ditandai dengan pewara yang terkesan kaku
karena tidak dapat bergerak berlebihan.Pembawa acara resmi dalam
ruangan ini terkesan berwibawa dan anggun serta mempertimbangkan
berbagai jenis tingkah laku. Contoh pembawa acara resmi dalam ruangan,
yaitu pembawa acara wisuda, pelantikan, dies natalis, dan sebagainya.
Acara resmi di lapangan ditandai dengan pewara yang lebih bersikap tegas
dalam ucapan ataupun gerakan. Misalnya, pembawa acara upacara
bulanan, upacara hari senin, dan haru kemerdekaan.
Host
Host adalah pembawa acara yang bertindak sebagai tuan rumah dari
sebuah acara atau program. Seorang host bisa membawakan acara, seperti
sudah mengenal lama publiknya.
Kesalahan yang bisa saja terjadi saat kita menjadi pembawa acara atau
MC :
4. Tatapan mata
Biasanya saat kita menjadi MC, apalagi untuk pertama kalinya, mungkin
ada perasaan grogi lalu kita bisa saja membuat kesalahan dengan membaca
susunan acara tanpa memandang atau arah mata tidak tertuju pada
pendengar. Sebaiknya, tatapan mata atau pandangan kita tertuju kepada
pendengar agar keberadaan mereka terasa dihormati dan dihargai.
5. Mimik wajah
Seorang MC itu menjadi perhatian dalam acara, apalagi saat dia sudah
mulai berbicara. Kesalahan yang biasa dilakukan MC yaitu mimik wajah
terkesan arogan. Sebaiknya kita memberikan kesan yang ramah terhadap
pendengar agar saat kita membawakan acara mereka terlihat nyaman
dengan pembawaan kita.
6. Gerak-gerik
Kesalahan seorang MC dengan gerakan yang dia lakukan yaitu seperti
menggerak-gerakkan kakinya atau sikap duduk yang tidak bisa diam
dengan asumsi tidak ada orang yang melihat, padalah dari sekian banyak
peserta yang hadir pasti ada yang melihat apa yang sedang dibuat oleh
MC, apalagi saat suasana acara terasa bosan, peserta bisa saja melihat
kemana-mana. Jadi, sebaiknya jagalah gerakan saat kita menjadi MC,
berhati-hati saat berbuat sesuatu karena dapat dilihat orang lain dengan
kesan yang tidak mengenakkan.
7. Penampilan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan. Oleh karna itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-mc/
- https://smkn1barabai.sch.id/artikel/kesalahan-saat-menjadi-mc
- https://adjar.grid.id/read/543826107/jenis-jenis-pembawa-acara-salah-
satunya-pembawa-acara-resmi?page=all
- https://dokter-gerry.blogspot.com/2010/04/master-of-ceremony-atau-
pembawa-acara.html