2
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................9
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadang kala manusia lupa akan
Allah SWT yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus
dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing syariah akan melahirkan
kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan
Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif.
Sebagian dari syariah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus
maupun ibadah umum Sumber syariah adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan
hal-hal yang bekam diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan
ra’ya (had), Syariah dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam
Aqidah.. Semoga dengan bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan
akhirat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan perus sajikan dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan Penulisan
1
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1. untuk memahami Pengertian Bahasa baku dan tidak baku sehingga dapat
4. Untuk memahami contoh bahasa baku dan tidak baku dalam penggunaan bahasa
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata baku adalah kata-kata yang ejaan dan pelafalannya sudah sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku yang tertuang dalam KBBI dan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kosakata baku digunakan untuk segala hal yang
bersifat formal, termasuk dalam karya tulis ilmiah, surat resmi, majalah, atau dalam
forum-forum resmi.
Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi bahasa di
Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia,
menggunakan dua macam bahasa yakni bahasa baku dan nonbaku, jadi bahasa
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Bahasa dapat juga sebagai alat
menghubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
kehidupan. Berkomunikasi diharapkan harus menggunakan tata bahasa yang baik.
Tentu saja penyampaian bahasa harus mudah dimengerti dan efektif sehingga
pendengar mengerti dengan jelas maksud yang berbicara atau yang menulis, dengan
menghindari pemakaian kosakata dan kalimat yang membingungkan. Itulah gunanya
tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata bahasa sendiri bidang ilmu
yang menggarap masalah-masalah morfem serta penggabungan-penggabungannya,
yang mencakup morfologi dan sintaksis (Gleason dalam Tarigan,1983:3). Oleh
karena itu dengan definisi tersebut dapat memperjelas bahwa apabila terjadi
penggunaan salah bahasa dapat mempengaruhi bahasa secara keseluruhan.
Sementara itu, kata tidak baku adalah kosakata yang ejaan dan pelafalannya
tidak sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Biasanya, kosakata tidak baku berasal dari
bahasa daerah atau dari kata baku dengan pelafalan yang tidak sesuai. Kata tidak
baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi tidak dapat digunakan
dalam konteks formal.
3
B. Fungsi Bahasa baku dan tidak baku
Ragam kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia memiliki peran dan
fungsinya masing-masing. Kata baku digunakan untuk segala hal yang bersifat resmi
dan membutuhkan penuturan bahasa yang tepat. Selain itu, terdapat sedikitnya empat
fungsi utama kosakata baku:
4. Kerangka acuan. Kosakata baku adalah sebuah kerangka acuan dan tolak
ukur dalam berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan PUEBI
sebagai acuan tertinggi dalam bahasa Indonesia.
Sementara itu, kata tidak baku adalah kosakata yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa yang ditentukan. Kata tidak baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-
hari atau dalam tulisan yang bersifat tidak resmi seperti dalam pesan singkat. Kata
tidak baku sering ditemukan dalam interaksi sehari-hari karena terpengaruh oleh
budaya tutur yang berkembang di masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan kata tidak baku, di
antaranya adalah:
1. Penutur tidak memahami bentuk penulisan baku dari kata yang dimaksud;
2. Penutur tidak mengoreksi kesalahan pelafalan atau ejaan yang ditemui;
4
3. Terbawa oleh kebiasaan penutur lain;
4. Pelafalan terpengaruh oleh dialek dari daerah asal penutur.
C. Ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku
Ciri-ciri kata baku dapat dirangkum sebagai berikut, beserta contoh kata baku dan
tidak baku:
Tidak hiperkorektif
Contoh: ‘musyawarah’ (baku) dengan ‘musawarah’ (tidak baku); ‘surga’ (baku) dan
‘syurga’ (tidak baku).
5
D. Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
1 Abjad Abjat
2 Advokat Adpokat
3 Afdal Afdol
4 Aktif Aktip
5 Aktivitas Aktifitas
6 Ambeien Ambeyen
7 Al Quran Alquran
8 Andal Handal
9 Apotek Apotik
10 Asas Azas
11 Astronaut Astronot
12 Atlet Atlit
13 Atmosfer Atmosfir
14 Baut Baud
15 Baterai Baterei
16 Berpikir Berfikir
17 Besok Esok
18 Biosfer Biosfir
6
19 Bujet Budjet
20 Bus Bis
21 Cabai Cabe
22 Cedera Cidera
23 Cendekiawan Cendikiawan
24 Cengkeram Cengkram
25 Cenderamata Cinderamata
26 Daftar Daptar
27 Debitur Debitor
28 Dekret Dekrit
29 Definisi Difinisi
30 Depot Depo
31 Detail Detil
32 Diagnosis Diagnosa
33 Diesel Disel
34 Dipersilakan Dipersilahkan
35 Diskotek Diskotik
36 Drainase Drainage
37 Dolar Dollar
38 Durian Duren
39 Ekspor Eksport
7
40 Ekstrem Ekstrim
41 Ekuivalen Ekwivalen
42 Embus Hembus
43 Esai Esei
44 Faksimile Faksimil
45 Februari Pebruari
46 Film Filem
47 Fisik Phisik
48 Fondasi Pondasi
49 Formal Formil
50 Foto Photo
51 Frekuensi Frekwensi
52 Gizi Gisi
53 Gladi Geladi
54 Griya Gria
55 Gubuk Gubug
56 Hafal Hapal
57 Hak Haq
58 Hakikat Hakekat
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau
yangmenjadi standar. Bahasa baku harus diterima oleh massyarakat luas karena
sebagai penambah wibawa bangsa dan bahasa Indonesia baku sebagai kerangka
acuan.Banyak hal yang berkaitan dalam rangka menyusun sebuah kalimat. Hal-
halitu ada ialah ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, pembentukan frase, dan
tata bahasa. Oleh karena itu, banyak hal yang menyebabkan sebuah kalimat
menjaditidak baku.
yang bersifat resmi menuntut penggunaan kata baku. Karena itu, kemampuan
untuk membedakan kata baku dan tidak baku sangat penting untuk dikuasai oleh
9
D. Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan
dan kekurangan baik itu dari penulis atau dari kata-katanya, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan
yang telahmengetahui bahasa baku baik dari segi makna maupun penggunaan
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdul.
Garudhawacana, 2016.
11