Anda di halaman 1dari 13

BAHASA BAKU DAN NON BAKU

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia
Dosen :

Disusun oleh :

1. Taufik Febrian
2.

Ekonomi Syariah A (Karyawan)


Semester I (Satu)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI


Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Telp/Fax. (0266) 225464 Kota Sukabumi
www.staisukabumi.ac.id Email : stai.sukabumi@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah materi tentang bahasa
baku dan nonbaku tepat pada waktunya. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam menambah wawawsan serta pengetahuan kita mengenai bahasa baku
dan bahasa nonbaku.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu kami menyadari masih
terdapat banyak kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa
di dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Sukabumi, November 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................2
3. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
1. Pengertian Bahasa Baku..................................................................3
2. Pengertian Bahasa Tidak Baku......................................................4
3. Fungsi Bahasa Baku.........................................................................4
4. Fungsi Bahasa Tidak Baku.............................................................5
5. Ciri-ciri Bahasa baku.......................................................................5
6. Ciri-ciri Bahasa Tidak Baku...........................................................6
7. Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Sebagai Fungsi Pemersatu
Dalam Kehidupan Masyarakat.......................................................6
8. Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku.........................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................8
1. Kesimpulan.......................................................................................8
2. Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

II
III
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar. Sejak dahulu masyarakat
telah mengenal istilah bahasa baku, namun istilah yang dikenal ini tidak menjamin
bahwa masyarakat memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa
baku ini. Hal ini terbukti bahwa masih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa
bahasa baku sama artinya dengan bahasa yang baik dan benar. Masyarakat belum
mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Menurut seorang
ahli bernama Pateda mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita
harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha
menggunakan bahasa yang baku.” (Alwi, 1997:30).
Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan
pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau berbahasa.
“Manalah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah ada bahasa
Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu
menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.’’ Atau mereka
masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia
secara lisan. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas
tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku, fungsi bahasa baku
dan fungsi bahasa tidak baku, ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku. Terakhir,
akan dibahas tentang minimnya penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu
dalam kehidupan masyarakat, serta contoh kalimat bahasa baku dan non baku.

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu permasalahan
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan bahasa baku dan nonbaku?
b. Apa saja fungsi bahasa baku dan nonbaku?
c. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku?
d. Mengapa penggunaan bahasa baku sebagai fungsi pemersatu dalam
kehidupan masyarakat sangat minim?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa baku dan nonbaku.
b. Mengetahui fungsi dari bahasa baku dan nonbaku.
c. Mengetahui ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku.
d. Menjelaskan minimnya penggunaan Bahasa baku sebagai fungsi
pemersatu dalam kehidupan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahasa Baku


Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan
seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua
ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian
bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan
olehmasyarakat secara luas.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya
telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap
saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa
baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang
digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-
hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya
bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan
resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam
kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan
sesuka hati.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang
benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau
standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

3
2. Pengertian Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku
dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku
harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai
dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.

3. Fungsi Bahasa Baku


Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:
a. Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah.
Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan
demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bangsa.
b. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta
wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha
orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang
mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di
mata orang lain.
d. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa
dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan
kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa
seseorang atau golongan.

4
4. Fungsi Bahasa Tidak Baku
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak
resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar.
Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan
menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).

5. Ciri-ciri Bahasa Baku


Sebagaimana yang telah diungkapkan di depan bahwa bahasa baku atau standar
digunakan pada situasi formal atau resmi. Bahasa baku mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
b. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan
ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Selain ciri-ciri tersebut, bahasa baku masih memiliki cirri-ciri lain, diantaranya :
a. Tidak terpengaruh bahasa daerah;
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing;
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;
d. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit;
e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;
f. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

5
6. Ciri-ciri Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu:
a. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang
sama.
b. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
c. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
d. Digunakan pada situasi santai atau tidak resmi.

7. Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Dalam


Kehidupan Masyarakat
Di dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak menggunakan
bahasabaku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun terkadang mereka
juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya masing-masing. Kebanyakan
orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan terpelajar yang sopan dan
beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua, atau pejabat dengan
menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak menggunakan bahasa
gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap
manusia yang lain .
Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang
akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai
sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan
sehari-hari sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kita
mempergunakan bahasa Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan,
misalnya kapan kita menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah .
Bahasa baku telah menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari di masyarakat
Indonesia , dapat kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran ditelevisi, bahasa
baku hanya nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang berdurasi 90 menit
per hari. Selebihnya kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi
periklanan,pemilihan nama acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu
sendiri. Alasannya beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak
mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.

6
8. Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku
No Kalimat Baku Kalimat Tidak Baku
1 Kalian dipersilahkan masuk Kalian semua dipersilahkan masuk
sekarang. sekarang.
2 Paman mempunyai mobil baru. Mobil paman baru.
3 Teman saya, Kevin, cerdik sekali. Teman saya Kevin cerdik sekali.
4 Ayah naik untuk melihat genteng Ayah naik ke atas untuk melihat
yang bocor. genteng yang bocor.
5 Ibu merawat bayi terlantar itu Ibu merawat bayi terlantar itu kemudian
kemudian mendidiknya hingga dididik hingga besar.
besar.

7
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa
terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku
merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu
negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau
gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak resmi.
Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda.
Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu.
Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur
berbagai dialek bahasa itu. Namun pada kenyataan di dalam kehidupan
bermasyarakat saat ini banyak orang lebih suka menggunakan bahasa gaul atau
bahasa daerahnya sendiri. Alasan mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia
yang baku ialah karena tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat gengsi,dan
tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.

2. Saran
Di Indonesia sangat banyak terdapat bahasa-bahasa daerah yang berbeda
antara daerah satu dengan lainnya. Perbedaan itu bukanlah suatu halangan bagi
bangsa Indonesia untuk tetap berkomunikasi dengan baik dan benar. Negara
Indonesia juga memiliki bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia itu sendiri. Dalam
bahasa Indonesia kita telah mengenal bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa-
bahasa tersebut dapat dipergunakan sesuai dengan tempat dan situasi yang sedang di
hadapi. Tetaplah gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kondisi, tempat
dan keperluan serta situasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.
Cavi. 2007. Linguistik.
(http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-
tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl)
Marmoet. 2010. Bahasa Baku dan Tidak Baku.
(http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-
baku.html)
Arini, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Singaraja;Undiksha
Riosaputraa. 2012. Bahasa Sebagai Lambang Pemersatu. Di
ambil tanggal 5 November 2020 di
http://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-lambang-
pemersatu.html 26
Ahmadinati. 2012. Penggunaan Bahasa Baku. Di ambil tanggal
5 November 2020
http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku .html
https://www.google.com/amp/s/dosenbahasa.com/contoh-
kalimat-baku-dan-tidak-baku/amp

Anda mungkin juga menyukai