BAHASA INDONESIA
OLEH:
Yayang Venny Renova Putri
2003030010
Dosen Pengampu :
Asri Lolyta, M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikah rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ragam Bahasa yang digunakan
Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari” tepat pada waktu yang telah ditentukan
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional yang mana dalam
penggunaannya terdapat ragam penulisan,tata cara penulisan, dan ragam tulisan.
Terima kasih kepada Ibu Asri Lolyta, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan ilmunya sehingga saya sampai pada tugas akhir dalam
mata kuliah ini. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pentingnya Bahasa ........................................................................................................ 3
2.2 Pengertian Ragam Bahasa ............................................................................................ 3
2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa ................................................................................. 4
2.4 Macam-macam Ragam Bahasa ..................................................................................... 4
2.4.1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi ........................................................... 5
2.4.2 Ragam Bahasa Menurut Cara Pandang Penutur ........................................................ 12
2.4.3 Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan ............................................................ 14
2.5 Ragam Bahasa ilmian dan non ilmiah .......................................................................... 17
2.6 Faktor yang mempengaruhi ragam Bahasa Mahasiswa................................................ 19
iii
DAFTAR TABEL
Table 1 - Perbedaan penutur berpendidikan dan tidak berpendidikan .............................. 13
Table 2 - Contoh kejelasan ragam ilmu ............................................................................. 16
Table 3 - Contoh ragam non ilmu dan ragam ilmu ............................................................. 17
Table 4 – Perbedaan kata prokem dan kata ilmiah ............................................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan manusia untuk melakukan
interaksi yang menimbulkan sosialisasi sebagai akibat dari rasa paham dan tujuan setiap
individu. Sebagai alat komunikasi yang utama,hendaknya dapat dipahami dengan baik oleh
setiap individu yang berinteraksi,baik pembicara maupun lawan bicara,dan Bahasa yang
digunakan juga harus “baik dan benar”. Bahasa yang baik artinya Bahasa yang digunakan
sesuai dengan aturan tata Bahasa yang berlaku dalam Bahasa itu sendiri,sedangkan Bahasa
yang benar artinya Bahasa yang digunakan sesuai dengan konteks pembicaraan saat itu.
Pada setiap kegiatan yang dilakukan manusia dan gerak manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan masyarakat,tidak pernah lepas dari Bahasa.Tidak ada kegiatan manusia
yang tidak disertai oleh Bahasa.Salah satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan
adalah berkomunikasi.Dalam berkomunikasi,Bahasa memiliki peranan penting untuk
menyampaikan berita.
Untuk menyampaikan berita(pesan, amanat, ide dan pikiran) dibutuhkan Bahasa yang
singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang disampaikan mudah
dimengerti.Namun,dalam menggunaka Bahasa tersebut pemakai Bahasa tetaplah mengikuti
kaidah-kaidah atau aturan yang benar karena Bahasa yang benar akan dijadikan acuan atau
model oleh masyarakat pemakai Bahasa, dan ragam itu digunakan dalam situasi
resmi.Kenyataannya sekarang banyak pemakai Bahasa yang tidak menyadari bahwa Bahasa
yang digunakan tidak benar atau masih terdapat kesalah-kesalahan.
Mahasiswa sebagai orang terpelajar telah mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk
menulis sekaligus mempelajari penggunaan EYD dalam hal tulis menulis terutama dalam
laporan ilmiah. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa mereka harus mampu menggunakan
Bahasa baku dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tertulis maupun
lisan.Dalam hal ini,untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik seperti skripsi,mahasiswa
perlu menguasai penggunaan EYD. Hal ini wajar karena tanpa mempedomani EYD gagasan
dan pikiran yang akan disampaikan penulis kepada pembaca bisa salah tafsir.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam Bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam Bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam Bahasa yang baik dan benar?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pola penggunaan ragam Bahasa mahasiswa?
1
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang
arti,fungsi,dan ragam Bahasa Indonesia dan penggunaan ragam Bahasa Indonesia yang baik
dan benar,serta untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Bahasa
Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam Bahasa
2. Mengetahui adanya berbagai ragam Bahasa yang digunakan
3. Penggunaan ragam Bahasa
4. Contoh-contoh ragam Bahasa
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pola penggunaan ragam Bahasa mahasiswa
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial,makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau
individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas.Salah satu
contoh penggunaan Bahasa yaitu berkomunikasi dengan orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) secara terminologi mengartikan Bahasa
sebagai sistem lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan anggota suatu masyarakat untuk
berkerjasama,berinteraksi,dan mengindetifikasikan diri. Gorys Keraf(1994:1) memberikan
pengertian Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang,yaitu bunyi vokal
dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getara yang merangsang alat
pendengar.Sedangkan Bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam
arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia.Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara penutur dengan penutur lainnya,tetapi masing-masing tetap
mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu,fungsi Bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu,dan juga melambangkan perasaan,kemauan bahkan dapat
melambangkan tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya Bahasa didalam kehidupan bermasyarakat,maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu Tindakan.Baik itu secara langsung melalui
ucapan yang keluar dari ucapan kita,ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Pada dasarnya,Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,sebagai alat untuk
berkomunikasi,sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradapatasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu,dan sebagai alat untuk melakukan control sosial.
2.2 Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda,menurut
topik yang dibicarakan,menurut pembicara,lawan bicara,orang yang dibicarakan,serta
menurut medium pembicara.Ragam Bahasa yang dituturkan oleh penutur dianggap sebagai
ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik,di
dalam karya ilmiah (karangan teknis,perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau
didalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam Bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Berhubungan dengan pemakaian Bahasa Indonesia,timbul dua masalah pokok,yaitu
masalah penggunaan Bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di
3
kantor atau di dalam pertemuan resmi digunakan Bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak
resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar kita tidak dituntut untuk menggunakan Bahasa
baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan Bahasa,ragam
Bahasa terdiri dari :
1) Ragam Bahasa lisan
2) Ragam Bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis.
Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal dalam ragam bahasa tulis, kita
menggunakan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam
kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya
huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam
bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi
sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula
kesamaannya. Dan meskipun ada kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.
Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu: (1)
Ragam Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan
pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam
sastra, dan sebagainya.
4
2.4.1 Ragam Bahasa menurut cara berkomunikasi
A. Ragam Lisan
Ragam Bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelepasan kalimat.Namun,hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk
tulis,ragam Bahasa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-
masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda
5
Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
h. Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh ragam lisan
B. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang
6
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis
seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis kita dituntut adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar,
poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.
6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
1. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin daya pikat dan
nilai jual.
3. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata):
Tata Bahasa
8
b. Ragam bahasa tulis:
Kosa kata
a. Ragam Lisan
b. Ragam Tulis
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes
sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan:
b. Hubungan antarpembicara,
9
d. Lingkungan, atau
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai
berikut:
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita
akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam
standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam
ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup
mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk
menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan di atas adalah Intonasi. Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam
ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. Beberapa penyusun buku seperti E.Zaenal
Arifin dan S.Amran Tasai (1999:18-19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan
ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.
10
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika kawan bicara adalah orang yang dihormati
oleh pembicara, atau jika topik pembicaraan bersifat resmi (mis. Surat-menyurat dinas,
perundang-undangan, karangan teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum. Ragam
tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang
dari norma ragam baku.
a) Kemantapan dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu
orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut
langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
b) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi.
Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh
pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
(sekolah).
Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam
otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas
dalam otak pendengar atau pembaca.
c) Seragam
Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses
penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
11
keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai
istilah pramugara danpramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal
terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam
baku.
Dalam berbahasa Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku
dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam
baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku
ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu
dilakukan dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan.
Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada
besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dikatakan berbahasa
lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek
daerahnya.
Berdasarkan cara pandang penutur,ragam Bahasa dibagi menjadi empat, yaitu : Ragam
Dialek , Ragam Terpelajar,Ragam Resmi dan Ragam Tidak Resmi.
a. Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi Bahasa yang dipakai oleh sekelompok bangsawan
ditempat tertentu.(Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat
yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (Sugono,1991:11). Logat Bahasa
Indonesia orang jawa tampak pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti
mBandung, mBayuwangi atau realisasi pelafalan kata seperti pendidi’an , tabra’an,
kenai’ an , gera ‘an. Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat Indonesia
yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali,misalnya,karena tekana kata yang
amat jelas ; logat Indonesia orang bali dan jawa , karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-
12
nya. Ciri khas yang meliputi tekanan , turun naiknya nada, dan Panjang pendeknya bunyi
Bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
b. Ragam Terpelajar
13
Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah Bahasa resmi sedangkan
Bahasa yang digunakan oleh anak muda/mahasiswa adalah Bahasa santai atau tidak
resmi.
2.4.3 Ragam Bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan
14
Bahasa Jurnalistik adalah ragam Bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persurat-kabaran (dunia pers = media massa cetak) . Dalam perkembangan
lebih lanjut, Bahasa jurnalistik adalah Bahasa yang digunakan oleh seluruh
media massa. Termasuk media massa audio (radio) , audio visual (televisi)
dan multimedia (internet). Hingga Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam
Bahasa yang dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam
khusus jurnalistik termasuk dalam ragam Bahasa ringkas.
Ragam ringkas memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut .
1. Bahasanya padat
2. Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
3. Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
4. Lebih banyak unsur pikiran daripada perasaan
5. Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi
Tujuan utamanya ialah supaya pendengar / pembaca tahu atau mengerti
oleh hal yang disampaikan oleh penyiar. Oleh karena itu, yang diutamakan
ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun secara logis. Bahasa
jurnalistik ditujukan kepada umum,tidak membedakan tingkat kecerdasan,
kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.
e. Ragam Sastra
Ragam Bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur , konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam Bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata,
cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus yang kurang lazim
atau tidak dikenal dalam Bahasa umum.Bahasa sastra ialah Bahasa yang
dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan
lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan,
dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam
sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi.
Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada
pada Bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, Panjang atau pendek
suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan
kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya,Bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan Bahasa dalam karangan
umum.
Berbeda dengan ragam Bahasa ilmiah, ragam Bahasa sastra banyak
menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya
melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam Bahasa
sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat
dirinci lagi berdasar ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur
sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut
15
daerah,ragam menurut pendidikan, dan ragam menurut sikap penutur. Ragam
menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya
berasal dari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para
pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari tidak resmi menjadi
resmi.
Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik
pembicaraan, serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan
mempengaruhi cara pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam
yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, tidak resmi)
Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibalas diatas sering
memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan
(sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam tidak resmi,
sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan
ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam
ilmu.
Ragam Contoh
a.Lisan Sudah saya baca buku itu.
b.Tulis Saya sudah membaca buku itu.
c.Dialek Gue udah baca itu buku.
d.Terpelajar Saya sudah membaca buku itu
e.Resmi Saya sudah membaca buku itu
f.Takresmi Sudah saya baca buku itu.
Ragam
16
Nonilmu (nonilmiah) Ilmu (ilmiah)
1) Prokem
Bahasa prokem adalah Bahasa sandi,yang dipakai/ digemari kalangan remaja tertentu.
Bahasa prokem digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja dalam kelompoknya
( dalam masa tertentu) . Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain ( dengan tujuan agar
pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang di bicarakan). Bahasa prokem itu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya pemakainya.
Berikut ini beberapa contoh kosakata dalam Bahasa prokem :
Tabel 4.Perbedaan kata-kata prokem dan kata-kata ilmiah
Kata-kata prokem Kata-kata Ilmiah
Bokap Bapak
Bonyok Bapak dan Ibu
Hebring Sangat Hebat
Lebay Berlebihan
Rempong Kompleks
2) Slang
Ragam Bahasa slang merupakan ragam Bahasa tidak resmi, yang sifatnya musiman,
dipakai oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi secara internal. Slang
hanyalah transformasi parsial dari Bahasa Indonesia menurut pola-pola tertentu.
18
Contoh : kata mobil dapat diubah wujudnya menjadi bo’il , bolim , demobs atau
kosmob. Kata-kata slang yang lain, seperti : ngapain, elu lagi elu lagi , biarin, kenapa ,
mana tahan, kate siape, dan sebagainya.
3) Jargon
Kata jargon merupakan kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam
ilmu,profesi, atau kelompok tertentu .
Contoh:
Dok (dokter)
Prof ( professor)
Sus (suster)
Sikon (situasi dan kondisi)
Jargon berfungsi untuk mempermudah para penuturnya dalam mengungkapkan
keterangan yang panjang dan berbelit-belit atau dikenal dengan Bahasa percakapan.
Untuk Bahasa lisan jargon sering digunakan, akan tetapi untuk Bahasa tulis
penggunakan jargon tidak banyak digunakan.
4) Alay
Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di
Indonesia . “Alay” merupakan singkatan dari “anak layangan” atau “anak lebay”.
Istilah ini merupakan streotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau
kampungan. Dalam gaya Bahasa,terutama Bahasa tulis, alay merujuk pada
kesenangan remaja menggambungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf
dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara,
mereka berbicara dengan intonasi dan gaya berlebihan. Pengaruh penggunaan Bahasa
Alay ini, sangat mengganggu apabila dimanifestasikan dalam karya ilmiah.
Berikut adalah contoh Bahasa alay:
nPhA jDe gnE ????? (Mengapa jadi seperti ini?)
I dOn’t LiKe tHaT…… ( Saya tidak suka)
maybe???????? ( mungkin)
cyUsz M1e ap4????!!! ( serius demi apa?)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam Bahasa ini timbul karena latar belakang budaya dan
sejarah,status sosial dan situasi berbahasa.Akibatnya muncul berbagai variasi Bahasa Indonesia .
Ragam Bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal
yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan, dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara
berkomunikasi, ragam Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini
penggunaan ragam lisan lebih baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang
ingin diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan, ragam Bahasa
dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dilihat dari topik
pembicaraan ragam Bahasa dibedakan menjadi ragam sosial,ragam fungsional,ragam jurnalistik,
ragam sastra, ragam politik dan hukum.
3.2 Saran
Pokok Bahasa tulisan ini sudah dipaparkan di dalam makalah ini. Besar harapan penulis
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
22
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. [Online].Tersedia
di: https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/3695/komposisi-sebuah-pengantar-
kemahiran-bahasa.html . Diakses 03 Juli 2021
Nugraheni,Aninditya Sri.2019. Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif.[Online].
Diakses di : https://core.ac.uk/download/pdf/227712296.pdf . 02 Juli 2021
Nugraheni,Aninditya Sri. 2019 . Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif. [Online].
Diakses di : http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36551/2/isi.pdf . 02 Juli 2021
Kompas.com . 2020. Dialek: Pengertian,Asal-Usul, dan Ragamnya. [Online]. Diakses di :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/29/080000469/dialek-pengertian-asal-usul-dan-
ragamnya?page=all . 03 Juli 2021
Putri, Zulaikha Okta. - . Pemakaian Variasi Bahasa dalam Masyarakat. [ Online] Diakses
di : https://osf.io/p7bmc/download/?format=pdf . 02 Juli 2021
Intan,Ade Wahyu Tysna. 2015. Ragam Bahasa Indonesia. [Online] Diakses di :
https://www.academia.edu/9534983/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_RAGAM_BAHAS
A_ . 2 Juli 2021
Khair.Ummul. 2018. Analisis kesalahan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam
Proposal Skripsi Mahasiswa.[Online]. 1(1), 24 Halaman. Tersedia di :
https://core.ac.uk/download/pdf/230671693.pdf . 03 Juli 2021
Putrayasa,I Gusti Ngurah Ketut.2018. Ragam Bahasa Indonesia.[Online].Tersedia di :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pd
f . 03 Juli 2021
23
24