Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA YANG DIGUNAKAN MAHASISWA DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

OLEH:
Yayang Venny Renova Putri
2003030010

Dosen Pengampu :
Asri Lolyta, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2021

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikah rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ragam Bahasa yang digunakan
Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari” tepat pada waktu yang telah ditentukan
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional yang mana dalam
penggunaannya terdapat ragam penulisan,tata cara penulisan, dan ragam tulisan.
Terima kasih kepada Ibu Asri Lolyta, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan ilmunya sehingga saya sampai pada tugas akhir dalam
mata kuliah ini. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Tanjungpinang, 2 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pentingnya Bahasa ........................................................................................................ 3
2.2 Pengertian Ragam Bahasa ............................................................................................ 3
2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa ................................................................................. 4
2.4 Macam-macam Ragam Bahasa ..................................................................................... 4
2.4.1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi ........................................................... 5
2.4.2 Ragam Bahasa Menurut Cara Pandang Penutur ........................................................ 12
2.4.3 Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan ............................................................ 14
2.5 Ragam Bahasa ilmian dan non ilmiah .......................................................................... 17
2.6 Faktor yang mempengaruhi ragam Bahasa Mahasiswa................................................ 19

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 22


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 23

iii
DAFTAR TABEL
Table 1 - Perbedaan penutur berpendidikan dan tidak berpendidikan .............................. 13
Table 2 - Contoh kejelasan ragam ilmu ............................................................................. 16
Table 3 - Contoh ragam non ilmu dan ragam ilmu ............................................................. 17
Table 4 – Perbedaan kata prokem dan kata ilmiah ............................................................. 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan manusia untuk melakukan
interaksi yang menimbulkan sosialisasi sebagai akibat dari rasa paham dan tujuan setiap
individu. Sebagai alat komunikasi yang utama,hendaknya dapat dipahami dengan baik oleh
setiap individu yang berinteraksi,baik pembicara maupun lawan bicara,dan Bahasa yang
digunakan juga harus “baik dan benar”. Bahasa yang baik artinya Bahasa yang digunakan
sesuai dengan aturan tata Bahasa yang berlaku dalam Bahasa itu sendiri,sedangkan Bahasa
yang benar artinya Bahasa yang digunakan sesuai dengan konteks pembicaraan saat itu.
Pada setiap kegiatan yang dilakukan manusia dan gerak manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan masyarakat,tidak pernah lepas dari Bahasa.Tidak ada kegiatan manusia
yang tidak disertai oleh Bahasa.Salah satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan
adalah berkomunikasi.Dalam berkomunikasi,Bahasa memiliki peranan penting untuk
menyampaikan berita.
Untuk menyampaikan berita(pesan, amanat, ide dan pikiran) dibutuhkan Bahasa yang
singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang disampaikan mudah
dimengerti.Namun,dalam menggunaka Bahasa tersebut pemakai Bahasa tetaplah mengikuti
kaidah-kaidah atau aturan yang benar karena Bahasa yang benar akan dijadikan acuan atau
model oleh masyarakat pemakai Bahasa, dan ragam itu digunakan dalam situasi
resmi.Kenyataannya sekarang banyak pemakai Bahasa yang tidak menyadari bahwa Bahasa
yang digunakan tidak benar atau masih terdapat kesalah-kesalahan.
Mahasiswa sebagai orang terpelajar telah mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk
menulis sekaligus mempelajari penggunaan EYD dalam hal tulis menulis terutama dalam
laporan ilmiah. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa mereka harus mampu menggunakan
Bahasa baku dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tertulis maupun
lisan.Dalam hal ini,untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik seperti skripsi,mahasiswa
perlu menguasai penggunaan EYD. Hal ini wajar karena tanpa mempedomani EYD gagasan
dan pikiran yang akan disampaikan penulis kepada pembaca bisa salah tafsir.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam Bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam Bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam Bahasa yang baik dan benar?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pola penggunaan ragam Bahasa mahasiswa?

1
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang
arti,fungsi,dan ragam Bahasa Indonesia dan penggunaan ragam Bahasa Indonesia yang baik
dan benar,serta untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Bahasa
Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam Bahasa
2. Mengetahui adanya berbagai ragam Bahasa yang digunakan
3. Penggunaan ragam Bahasa
4. Contoh-contoh ragam Bahasa
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pola penggunaan ragam Bahasa mahasiswa

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial,makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau
individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas.Salah satu
contoh penggunaan Bahasa yaitu berkomunikasi dengan orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) secara terminologi mengartikan Bahasa
sebagai sistem lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan anggota suatu masyarakat untuk
berkerjasama,berinteraksi,dan mengindetifikasikan diri. Gorys Keraf(1994:1) memberikan
pengertian Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang,yaitu bunyi vokal
dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getara yang merangsang alat
pendengar.Sedangkan Bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam
arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia.Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara penutur dengan penutur lainnya,tetapi masing-masing tetap
mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu,fungsi Bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu,dan juga melambangkan perasaan,kemauan bahkan dapat
melambangkan tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya Bahasa didalam kehidupan bermasyarakat,maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu Tindakan.Baik itu secara langsung melalui
ucapan yang keluar dari ucapan kita,ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Pada dasarnya,Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,sebagai alat untuk
berkomunikasi,sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradapatasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu,dan sebagai alat untuk melakukan control sosial.
2.2 Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda,menurut
topik yang dibicarakan,menurut pembicara,lawan bicara,orang yang dibicarakan,serta
menurut medium pembicara.Ragam Bahasa yang dituturkan oleh penutur dianggap sebagai
ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik,di
dalam karya ilmiah (karangan teknis,perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau
didalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam Bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Berhubungan dengan pemakaian Bahasa Indonesia,timbul dua masalah pokok,yaitu
masalah penggunaan Bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di

3
kantor atau di dalam pertemuan resmi digunakan Bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak
resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar kita tidak dituntut untuk menggunakan Bahasa
baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan Bahasa,ragam
Bahasa terdiri dari :
1) Ragam Bahasa lisan
2) Ragam Bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis.
Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal dalam ragam bahasa tulis, kita
menggunakan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam
kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya
huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam
bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi
sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula
kesamaannya. Dan meskipun ada kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.

2.3 Sebab terjadinya ragam Bahasa


Ragam Bahasa terjadi karena faktor situasi berbahasa.Bahasa dapat berubah karena
situasi tertentu.Misalnya dalam situasi formal,Bahasa yang digunakan akan menjadi Bahasa
yang formal dan sopan. Berbeda bila Bahasa digunakan dalam situasi non formal misalnya
Ketika berbincang dengan teman sebaya atau teman sekelompoknya.Bahasa yang digunakan
ialah Bahasa sehari-hari, namun memungkinkan juga Bahasa yang digunakan ialah Bahasa
yang hanya dimengerti oleh sekelompok tersebut.Ragam Bahasa bisa terjadi juga karena
pengaruh lingkungan penutur kata dari orang-orang sekitarnya.
2.4 Macam-macam ragam Bahasa
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain itu,
pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakainya.

Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu: (1)
Ragam Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan
pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam
sastra, dan sebagainya.

4
2.4.1 Ragam Bahasa menurut cara berkomunikasi
A. Ragam Lisan
Ragam Bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelepasan kalimat.Namun,hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk
tulis,ragam Bahasa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.  Kedua ragam itu masing-
masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda

5
Ciri-ciri ragam lisan:
a.       Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b.      Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c.       Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
d.      Berlangsung cepat;
e.       Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.       Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g.      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
h.      Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh ragam lisan

 Penggunaan Bentuk Kata

-  Nia sedang baca surat kabar.


-  Ari mau nulis surat.
-  Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
-  Mereka tinggal di Medan.
-  Jalan layang itu untuk mengatasi kamacetan lalu lintas

 Penggunaan Kosa Kata

-  Alzeta bilang kalau kita harus belajar.


-  Kita harus bikin karya tulis.
-  Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.

 Penggunaan Struktur Kalimat

-  Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.


-  Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta

B. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang

6
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis
seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis kita dituntut adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar,
poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.

Ciri-ciri ragam tulis :

1.           Tidak memerlukan orang kedua/lawan bicara.


2.           Bersifat objektif.
3.           Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4.           Mengemban konsep makna yang jelas.

5.      Harus memperhatikan unsur gramatikal.

6.      Berlangsung lambat.

7.      Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.

8.      Selalu memakai alat bantu;

9.      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;

10.      Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.

Ketentuan-ketentuan ragam tulis :

1.                    Memakai ejaan resmi.


2.                    Menghindari unsur kedaerahan.
3.                    Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
7
4.                       Memakai bentuk sintesis.
5.                       Pemakaian partikel secara konsisten.
6.                       Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Kelebihan ragam bahasa tulis :
1.                       Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
2.                       Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3.                       Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4.                       Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :

1.                       Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2.                       Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin daya pikat dan
nilai jual.
3.                       Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong,  oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata):

Tata Bahasa

(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)

a.        Ragam bahasa lisan:

-          Nia sedang baca surat kabar

-          Ari mau nulis surat

8
b.      Ragam bahasa tulis:

-          Nia sedang membaca surat kabar.

- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

- Mereka bertempat tinggal di Tanjungpinang

- Akan saya tanyakan soal itu.

Kosa kata

Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:

a.        Ragam Lisan

-          Ariani bilang kalau kita harus belajar

-          Kita harus bikin karya tulis

-          Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b.       Ragam Tulis

-          Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar

-          Kita harus membuat karya tulis.

-          Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.

Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes
sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan:

a.       Topik yang sedang dibahas,

b.        Hubungan antarpembicara,

c.       Medium yang digunakan,

9
d.        Lingkungan, atau

e.        Situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai
berikut:

 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,


 Penggunaan kata tertentu,
 Penggunaan imbuhan,
 Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
 Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita
akan menggunakan kata gue.

Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam
standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam
ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup
mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk
menyatakan ‘tidak tahu’.  Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan di atas adalah Intonasi. Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam
ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. Beberapa penyusun buku seperti E.Zaenal
Arifin dan S.Amran Tasai (1999:18-19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan
ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.

10
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika kawan bicara adalah orang yang dihormati
oleh pembicara, atau jika topik pembicaraan bersifat resmi (mis. Surat-menyurat dinas,
perundang-undangan, karangan teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum. Ragam
tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang
dari norma ragam baku.

Ragam baku itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Kemantapan dinamis

Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa, kalau katarasa dibubuhi awalan pe-, akan


terbentuk kata perasa. Kataraba dibubuhi pe-, akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu,
menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe-,  akan menjadi perajin,
bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima.

Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu
orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut
langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.

b) Cendekia

Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi.
Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh
pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
(sekolah).

Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam
otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas
dalam otak pendengar atau pembaca.

c) Seragam

Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses
penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik

11
keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai
istilah pramugara danpramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal
terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam
baku.

 Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak disepekati untuk


dipakai. Yang timbul dalam masyarakat ialahpramugara atau pramugari.

Dalam berbahasa Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku
dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam
baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku
ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu
dilakukan dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan.

Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada
besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dikatakan berbahasa
lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek
daerahnya.

2.4.2 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur

Berdasarkan cara pandang penutur,ragam Bahasa dibagi menjadi empat, yaitu : Ragam
Dialek , Ragam Terpelajar,Ragam Resmi dan Ragam Tidak Resmi.

a. Ragam Dialek

Ragam daerah/dialek adalah variasi Bahasa yang dipakai oleh sekelompok bangsawan
ditempat tertentu.(Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat
yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (Sugono,1991:11). Logat Bahasa
Indonesia orang jawa tampak pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti
mBandung, mBayuwangi atau realisasi pelafalan kata seperti pendidi’an , tabra’an,
kenai’ an , gera ‘an. Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat Indonesia
yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali,misalnya,karena tekana kata yang
amat jelas ; logat Indonesia orang bali dan jawa , karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-

12
nya. Ciri khas yang meliputi tekanan , turun naiknya nada, dan Panjang pendeknya bunyi
Bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

b. Ragam Terpelajar

Tingkat pendidikan penutur Bahasa Indonesia juga mewarnai penggunaan Bahasa


Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan
tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak
berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari Bahasa asing. Seperti
contoh dalam tabel berikut.

Tabel 1.Perbedaan penutur berpendidikan dan tidak berpendidikan

Tidak Terpelajar Terpelajar


Pidio Video
Pilem Film
Komplek Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin
c. Ragam Resmi dan tidak resmi
kedua ragam Bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Ragam resmi
Ragam resmi adalah Bahasa yang digunakan dalam situasi resmi seperti pertemuan-
pertemuan,peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam Bahasa resmi:
a) Menggunakan unsur gramatikal secara ekspilisit dan konsisten;
b) Menggunakan imbuhan secara lengkap ;
c) Menggunaka kata ganti resmi ;
d) Menggunakan kata baku ;
e) Menggunakan EYD ;
f) Menghindari unsur kedaerahan.
2. Ragam tidak resmi
Ragam tidak resmi adalah Bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi,seperti dalam
pergaulan, dan percakapan pribadi. (lihat Keraf,1991:6). Ciri-ciri ragam Bahasa tidak
resmi kebalikan dari ragam Bahasa resmi. Ragam Bahasa tidak resmi ini digunakan ketika
kita berada dalam situasi yang tidak normal.
Ragam Bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan olehh tingkat keformalan Bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu Bahasa,berarti semakin resmi
Bahasa yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya,semakin
rendah pula tingkat kebakuan Bahasa yang digunakan (Sugono,1998;12-13). Contoh:

13
Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah Bahasa resmi sedangkan
Bahasa yang digunakan oleh anak muda/mahasiswa adalah Bahasa santai atau tidak
resmi.
2.4.3 Ragam Bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan,ragam Bahasa dibagi menjadi : Ragam


Politik,Ragam Hukum,Ragam Sosial,Ragam Fungsional, Ragam Jurnalistik, dan
Ragam Sastra dan sebagainya. Kelima jenis ragam Bahasa tersebut akan
dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
a. Ragam Politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka
menata dan mengatur kehidupan masyarakat yang dengan sendirinya
penguasa merupakan salah satu sumber penutur Bahasa yang mempunyai
pengaruh yang besar dalam pengembangan Bahasa di masyarakat.
b. Ragam Hukum
Salah satu ciri khas dari Bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang
Panjang dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa Bahasa hukum Indonesia
tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas Bahasa Indonesia dalam
strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan
ditulis dalam Bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan
kalimat pendek dalam Bahasa hukum karena dalam Bahasa hukum kejelasan
norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang lebar,jelas
kriterianya,keadaan,serta situasi yang dimaksud.
c. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam Bahasa yang Sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan Bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan
Bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan
keluarga,teman akrab atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang
menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun
ragam lisan.Sebagai contoh orang tidak adakan sama dalam menyebut lawan
bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial
tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan
teman tetapi tidak akan melakukan itu jika berbicara dengan orang yang
berstatus sosial tinggi atau orang tua.
Ragam fungsional sering disebut ragam professional ,merupakan Bahasa
yang dikaitkan dengan profesi, Lembaga , lingkungan kerja , atau kegiatan
tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam
kedokteran, ragam teknologi, dll. Semua keragaman ini memiliki fungsi pada
dunia meraka sendiri.
d. Ragam Jurnalistik

14
Bahasa Jurnalistik adalah ragam Bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persurat-kabaran (dunia pers = media massa cetak) . Dalam perkembangan
lebih lanjut, Bahasa jurnalistik adalah Bahasa yang digunakan oleh seluruh
media massa. Termasuk media massa audio (radio) , audio visual (televisi)
dan multimedia (internet). Hingga Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam
Bahasa yang dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam
khusus jurnalistik termasuk dalam ragam Bahasa ringkas.
Ragam ringkas memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut .
1. Bahasanya padat
2. Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
3. Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
4. Lebih banyak unsur pikiran daripada perasaan
5. Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi
Tujuan utamanya ialah supaya pendengar / pembaca tahu atau mengerti
oleh hal yang disampaikan oleh penyiar. Oleh karena itu, yang diutamakan
ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun secara logis. Bahasa
jurnalistik ditujukan kepada umum,tidak membedakan tingkat kecerdasan,
kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.
e. Ragam Sastra
Ragam Bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur , konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam Bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata,
cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus yang kurang lazim
atau tidak dikenal dalam Bahasa umum.Bahasa sastra ialah Bahasa yang
dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan
lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan,
dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam
sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi.
Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada
pada Bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, Panjang atau pendek
suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan
kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya,Bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan Bahasa dalam karangan
umum.
Berbeda dengan ragam Bahasa ilmiah, ragam Bahasa sastra banyak
menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya
melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam Bahasa
sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat
dirinci lagi berdasar ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur
sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut
15
daerah,ragam menurut pendidikan, dan ragam menurut sikap penutur. Ragam
menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya
berasal dari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para
pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari tidak resmi menjadi
resmi.
Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik
pembicaraan, serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan
mempengaruhi cara pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam
yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, tidak resmi)
Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibalas diatas sering
memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan
(sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam tidak resmi,
sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan
ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam
ilmu.

Dibawah ini akan diberikan contoh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu


sengaja dipertentang dengan ragam non ilmu demi kejelasan ragam ilmu itu
sendiri.
Tabel 2. Contoh kejelasan ragam ilmu.

Ragam Contoh
a.Lisan Sudah saya baca buku itu.
b.Tulis Saya sudah membaca buku itu.
c.Dialek Gue udah baca itu buku.
d.Terpelajar Saya sudah membaca buku itu
e.Resmi Saya sudah membaca buku itu
f.Takresmi Sudah saya baca buku itu.

Tabel 3.Contoh ragam non ilmu dan ragam ilmu

Ragam

16
Nonilmu (nonilmiah) Ilmu (ilmiah)

- Ayan bukan penyakit menular. - Epilepsi bukan penyakit menular.


- Polisi bertugas menanyai tersangka. - Polisi bertugas menginterogasi 
- Setiap agen akan mendapatkan tersangka.
potongan. - Setiap agen akan mendapatkan rabat.
- Jalan cerita sinetron itu - Alur cerita sinetron itu membosankan
membosankan.

Ciri-ciri ragam ilmiah:


1. Bahasa Indonesia ragam baku;
2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk Bahasa yang bermakna ganda;
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan
istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan personal dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antara proposisi dan antar Alinea.

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1.             Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)


2.      Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3.      Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4.      Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5.      Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

2.5 Ragam Bahasa ilmiah dan nonilmiah


a. Ragam Bahasa Ilmiah
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk
melakukan kegiatan ilmiah sebab Bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok.
Tanpa penguasaan tata Bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuwan untuk
mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan Bahasa selaku alat komunikasi, kita
bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi dan kejelasan kosakata serta logika
tata Bahasa merupakan persyaratan utama
Pada ragam Bahasa ilmiah pengguna Bahasa dituntut untuk menerapkan kecermatan
dalam penalaran dan berbahasa. Dalam hal Bahasa, seperti karya tulis dan laporan penelitian
harus memenuhi ragam Bahasa standar (formal) atau terpelajar dan bukan Bahasa
17
informal/pergaulan. Bahasa ilmiah merupakan ragam Bahasa yang disusun dengan menggunakan
ejaan Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan dan digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Bahasa yang digunakan dalam Bahasa ilmiah adalah Bahasa pasif, yaitu Bahasa yang
mengungkapkan bahwa penulis hanya berperan sebagai media penyampai maksud, dan buka
sebagai pelaku. Bahasa ilmiah juga bersifat informatif, yaitu memberikan sebuah informasi
pengetahuan yang diungkapkan secara langsung berdasarkan fakta. Ide/ informasi tersebut benar-
benar sesuai dengan fakta yang diterima, serta dapat dibuktikan secara nyata.
Pada saat membuat karya ilmiah sudah selayaknya mahasiswa menggunakan ragam
Bahasa tulis ilmiah pua. Akan tetapi, ternyata di dalam tulisan ilmiah, Bahasa Indonesia yang
digunakan tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan yang sering muncul dalam tulisan
ilmiah. Hal tersebut membuat karya ilmiah menjadi menyimpang dari standar penulisannya.
Selain itu , agar pembaca terhindar dari ambiguitas, maka Bahasa ilmiah diungkapkan secara
lugas dan lengkap. Konsistensi dalam menulis harus tetap dijaga, seperti pemilihan kata,
penggunaan singkatan, frasa, klausa, kalimat, tanda baca dan paragraph. Hal tersebut bertujuan
agar pembaca dapat dengan mudah memahami jalan pikiran penulis.
b. Ragam Bahasa Nonilmiah

1) Prokem
Bahasa prokem adalah Bahasa sandi,yang dipakai/ digemari kalangan remaja tertentu.
Bahasa prokem digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja dalam kelompoknya
( dalam masa tertentu) . Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain ( dengan tujuan agar
pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang di bicarakan). Bahasa prokem itu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya pemakainya.
Berikut ini beberapa contoh kosakata dalam Bahasa prokem :
Tabel 4.Perbedaan kata-kata prokem dan kata-kata ilmiah
Kata-kata prokem Kata-kata Ilmiah
Bokap Bapak
Bonyok Bapak dan Ibu
Hebring Sangat Hebat
Lebay Berlebihan
Rempong Kompleks

2) Slang
Ragam Bahasa slang merupakan ragam Bahasa tidak resmi, yang sifatnya musiman,
dipakai oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi secara internal. Slang
hanyalah transformasi parsial dari Bahasa Indonesia menurut pola-pola tertentu.
18
Contoh : kata mobil dapat diubah wujudnya menjadi bo’il , bolim , demobs atau
kosmob. Kata-kata slang yang lain, seperti : ngapain, elu lagi elu lagi , biarin, kenapa ,
mana tahan, kate siape, dan sebagainya.
3) Jargon
Kata jargon merupakan kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam
ilmu,profesi, atau kelompok tertentu .
Contoh:
Dok (dokter)
Prof ( professor)
Sus (suster)
Sikon (situasi dan kondisi)
Jargon berfungsi untuk mempermudah para penuturnya dalam mengungkapkan
keterangan yang panjang dan berbelit-belit atau dikenal dengan Bahasa percakapan.
Untuk Bahasa lisan jargon sering digunakan, akan tetapi untuk Bahasa tulis
penggunakan jargon tidak banyak digunakan.

4) Alay
Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di
Indonesia . “Alay” merupakan singkatan dari “anak layangan” atau “anak lebay”.
Istilah ini merupakan streotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau
kampungan. Dalam gaya Bahasa,terutama Bahasa tulis, alay merujuk pada
kesenangan remaja menggambungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf
dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara,
mereka berbicara dengan intonasi dan gaya berlebihan. Pengaruh penggunaan Bahasa
Alay ini, sangat mengganggu apabila dimanifestasikan dalam karya ilmiah.
Berikut adalah contoh Bahasa alay:
nPhA jDe gnE ????? (Mengapa jadi seperti ini?)
I dOn’t LiKe tHaT…… ( Saya tidak suka)
maybe???????? ( mungkin)
cyUsz M1e ap4????!!! ( serius demi apa?)

2.6 Faktor yang mempengaruhi ragam Bahasa Mahasiswa


A. Faktor Budaya
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik
badaniah yang nyata. Kultur atau budaya adalah pengetahuan yang diperoleh secara
sosial-socially acquired knowledge. Pengetahuan ini diperoleh dari orang-orang lain di
dalam lingkungan sekelilingnya ; bisa melalui petunjuk langsung atau dari mengamati
perilaku mereka (Hudson,1988:77)
Bagaimana hubungan antara Bahasa dan budaya? Inilah persoalan relativitas
Bahasa itu. Sebelum kita menyodorkan kemungkinan jawab,kita lihat dahulu proses
pemerolehan kemampuan berbahasa. Dengan bahasalah seorang anak memperoleh sikap,
nilai-nilai, cara berbuat dan lain sebagainya yang kita sebut dengan kebudayaan. Atau
19
lewat bahasalah ia mempelajari pola-pola kultural dalam berpikir dan bertingkah laku
dalam masyarakat. Nyatalah bahwa budaya itu mesti dipelajari. Mempelajari ini semua
adalah proses sosialisasi dan pada pokoknya dilakukan lewat Bahasa, pertama dirumah
kemudia di sekolah dan selanjutnya dalam masyarakat luas sampai akhir hayatnya.
Nyatalah bahwa Bahasa mengantarai individu dan budaanya. Untuk itu Bahasa mesti
memiliki keistimewaan tersendiri, untuk mengentarai individu dan budayanya, dan
Bahasa manusia sanggup untuk itu.
Menurut Sibarani (2002), fungsi Bahasa dalam kebudayaan dapat diperinci :
1. Bahasa sebagai sarana pengembangan kebudayaan
2. Bahasa sebagai penerus kebudayaan.
3. Bahasa sebagai inventaris ciri-ciri kebudayaan
Bahasa sebagai sarana pengembangan kebudayaan mengandung makna bahwa
sebagai saran kebudayaan untuk mengembangkan kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan Indonesia dikembangkan melalui Bahasa Indonesia. Khazanah
kebudayan Indonesia dijelaskan dan disebarkan melalui Bahasa Indonesia, sebab
penerimaan kebudayaan hanya bisa terwujud apabila kebudayaan itu dimengerti,
dipahami dan dijunjung masyarakat itu sendiri. Selain menjadi sarana
pengembangan, Bahasa juga berperan sebagai sarana untuk memahami. Bahasa
sebagai jalur penerus kebudayaan mengandung makna bahwa Bahasa berperan
sebagai sarana pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi. Menurut Sibarani
(2002), kebudayaan nenek moyang yang meliputi pola hidup, tingkah laku, adat
istiadat, cara berpakaian, dan sebagainya dapat kita warisi dan wariskan kepada
anak cucu kita melalui Bahasa. Atas dasar itu, hubungan Bahasa dengan kesenian
dan religi adalah Bahasa berperan dalam penamaan pengistilahan suatu unsur
kebudayaan baru sehingga dapat disampaikan dan dimengerti. Menurut Sibarani
(2002), setiap unsur kebudayaan, mulai dari unsur terkecil sampai unsur terbesar
diberin nama atau istilah. Dalam proses pembelajaran dan pengajaran kebudayaan
nama atau istilah pada unsur kebudayaan sekaligus berfungsi sebagai invetarisasi
kebudayaan tersebut, yang berguna untuk pengembangan selanjutnya
B. Faktor status sosial
Aswilah (1985) mengungkapkan bahwa “kelas sosial (social class) mengacu pada
golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dala bidang kemasyarakatan
seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta dan sebagainya. “ Misalnya si
A adalah seorang bapak di keluarganya, yang juga berstatus sosial sebagai guru. Jika dia
guru di sekolah negeri, dia juga masuk kelas sosial golongan “ terdidik” dan sebagainya.
Kita lihat di Indonesia kelas sekelompok pejabat mempunyai kedudukan tinggi. Tetapi
ragam bahasanya justru non baku. Ragam Bahasa mereka dapat dikenali dari segi lafal
mereka , yaitu akhiran -kan yang dilafalkan -ken. Jadi perbedaan atau penggolongan
kelompok masyarakat manusia tercermin dalam ragam Bahasa golongan masyarakat itu.
C. Faktor waktu / situasi berbahasa
Ragam Bahasa terjadi karena faktor situasi berbahasa. Bahasa dapat berubah karena
situasi tertentu. Misalnya dalam situasi formal, Bahasa yang digunakan akan menjadi
20
Bahasa yang formal dan sopan . Berbeda bila Bahasa digunakan dalam situasi non formal
misalnya ketika berbincang dengan teman sebaya atau teman sekelompoknya . Bahasa
yang digunakan ialah Bahasa yang hanya dimengerti oleh sekelompok tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

21
Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam Bahasa ini timbul karena latar belakang budaya dan
sejarah,status sosial dan situasi berbahasa.Akibatnya muncul berbagai variasi Bahasa Indonesia .
Ragam Bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal
yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan, dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara
berkomunikasi, ragam Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini
penggunaan ragam lisan lebih baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang
ingin diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan, ragam Bahasa
dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dilihat dari topik
pembicaraan ragam Bahasa dibedakan menjadi ragam sosial,ragam fungsional,ragam jurnalistik,
ragam sastra, ragam politik dan hukum.
3.2 Saran
Pokok Bahasa tulisan ini sudah dipaparkan di dalam makalah ini. Besar harapan penulis
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

22
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. [Online].Tersedia
di: https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/3695/komposisi-sebuah-pengantar-
kemahiran-bahasa.html . Diakses 03 Juli 2021
Nugraheni,Aninditya Sri.2019. Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif.[Online].
Diakses di : https://core.ac.uk/download/pdf/227712296.pdf . 02 Juli 2021
Nugraheni,Aninditya Sri. 2019 . Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif. [Online].
Diakses di : http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36551/2/isi.pdf . 02 Juli 2021
Kompas.com . 2020. Dialek: Pengertian,Asal-Usul, dan Ragamnya. [Online]. Diakses di :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/29/080000469/dialek-pengertian-asal-usul-dan-
ragamnya?page=all . 03 Juli 2021
Putri, Zulaikha Okta. - . Pemakaian Variasi Bahasa dalam Masyarakat. [ Online] Diakses
di : https://osf.io/p7bmc/download/?format=pdf . 02 Juli 2021
Intan,Ade Wahyu Tysna. 2015. Ragam Bahasa Indonesia. [Online] Diakses di :
https://www.academia.edu/9534983/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_RAGAM_BAHAS
A_ . 2 Juli 2021
Khair.Ummul. 2018. Analisis kesalahan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam
Proposal Skripsi Mahasiswa.[Online]. 1(1), 24 Halaman. Tersedia di :
https://core.ac.uk/download/pdf/230671693.pdf . 03 Juli 2021
Putrayasa,I Gusti Ngurah Ketut.2018. Ragam Bahasa Indonesia.[Online].Tersedia di :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pd
f . 03 Juli 2021

23
24

Anda mungkin juga menyukai