Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI


“Hasil Observasi Dan Hasil Kajian Bahasa Indonesia Kelas Tinggi Terkait Bahasa
Lisan Dan Bahasa Tulis yang Di Gunakan Oleh Guru Sekolah Dasar”

Dosen Pengampu :
Dr. Ni Ketut Desia Tristiantari , S.P.d.,M.P.d
Ni Putu Kusuma Widiastuti , MPd

Disusun Oleh:

Nama :Putu Sinta Dewi Pratiwi


Nim. : 2211031563
Kelas : 4L

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Hasil Observasi Dan Hasil Kajian Bahasa Indonesia Kelas Tinggi Terkait Bahasa Lisan
Dan Bahasa Tulis yang Di Gunakan Oleh Guru Sekolah Dasar”.Tanpa pertolongan-Nya
saya tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penyusun mengucapkan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan karunia-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan
laporan sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi SD.
yang membahas tentang " hasil Observasi Dan Hasil Kajian Bahasa Indonesia Kelas
Tinggi Terkait Bahasa Lisan Dan Bahasa Tulis yang Di Gunakan Oleh Guru Sekolah
Dasar”

Atas dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini,maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ni Ketut Desia Tristiantari ,
S.P.d.,M.P.d Dan Ni Putu Kusuma Widiastuti , MPd selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia Kelas Tinggi SD yang telah memberikan pembinaan dan bimbingan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Apabila
terdapat kesalahan pada laporan ini, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulis
sendiri. Terima

Singaraja, 04 Maret 2024

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................3
1.4 Manfaat ....................................................................................................................3
BAB II ISI.........................................................................................................................4
2.1 Kajian Teori .............................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Bahasa Tulis ...............................................................................4
2.1.2 Pengertian Bahasa Lisan ...............................................................................4
2.1.3 Implementasian Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan Di Sekolah Dasar............5
2.2 Metode Penelitian ....................................................................................................6
2.2.1 Waktu Penelitian...........................................................................................6
2.2.2 Identitas Tempat Penelitian ..........................................................................6
2.2.3 Jenis Penelitian .............................................................................................7
2.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................7
2.3.1 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................7
2.3.2 Sumber Data Penelitian ................................................................................8
2.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................9
2.3.4 Instrumen Penelitian .....................................................................................9
2.4 Hasil Observasi ......................................................................................................10
2.4.1 Hasil Wawancara ........................................................................................11
2.4.2 Kajian Literatur...........................................................................................17
BAB III PENUTUP .......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................18
3.2 Saran ......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Efektivitas Pengunaan Bahasa Lisan pada kelas IV SD Negeri 1 Sidetapa ..12
Gambar 2. Hasil penerapan bahasa Lisan pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa ..............14
Gambar 3. Efektivitas Pengunaan Bahasa Tulis pada kelas IV SD Negeri 1 Sidetapa ...15
Gambar 4. Hasil penerapan bahasa Tulis pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa ...............16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi
manusia. Bahasa juga merupakan suatu budaya manusia yang mempunyai nilai
tinggi karena dengan bahasa manusia akan dapat menjalankan kelangsungan
hidupnya dengan baik dan teratur. Bisa dikatakan bahwa Bahasa merupakan
kebutuhkan primer yang bisa berperan sebagai pengatur sirkulasi kelanjutan hidup
manusia. Dalam penggunaan bahasa, memungkinkan adanya penggunaan bahasa
pertama dan bahasa kedua yang dapat saling memengaruhi satu sama lain. Peran
bahasa juga sangat penting bagi masyarakat sosial karena sebagai sarana dalam
menjalin kerjasama, berpolitik, menjalankan perekonomian, dan berinteraksi
dengan manusia yang lain. Ragam bahasa adalah perbedaan cara berkomunikasi
seseorang untuk mencapai tujuan yang sama. Penggunaan ragam bahasa akan
memengaruhi makna atau maksud tertentu mengenai apa yang ingin disampaikan
berdasarkan konteks yang ada. Ragam bahasa berkaitan dengan variasi bahasa
berdasarkan penggunaannya pemakaiannya, dan fungsinya.

Untuk menjaga komunikasi tetap berlangsung, diperlukan penggunaan ragam


bahasa. Masyarakat menggunakan media bahasa sebagai sarana atau alat untuk
bersosial yang dapat dipahami oleh lawan tuturnya, yang bertujuan untuk
mendapatkan ataupun menyampaikan informasi yang dibutuhkannya. Penggunaan
bahasa dikatakan mampu menyampaikan informasi dengan baik apabila terdapat
kesesuaian antara bahasa penutur dan lawan tutur serta terdapat kesesuaian dengan
peristiwa tutur yang berlangsung. Menurut Chaer & Agustina (dalam Fitriani dkk
2017:119), “Peristiwa tutur adalah peristiwa terjadinya atau berlangsungnya
interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak,
yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat,
dan situasi tertentu”.

1
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbirter yang digunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri,
Harimurti Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32). Bahasa dalam konteks wacana,
terutama dalam konteks wacana komunikasi, sebetulnya mencakup pengiriman
pesan dari sistem syaraf satu orang kepada orang yang lain, dengan maksud untuk
menghasilkan sebuah makna. Komunikasi verbal selalu menggunakan kata. Kata
selalu merujuk pada kebenaran sebuah bahasa. Ini berarti bahwa manusia
menggunakan simbol bahasa dalam aktifitas komunikasi. Tuturan manusia dapat
diekspresikan melalui media baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak
yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya
(penyimak), sedangkan dalam media tulis, tuturan disampaikan oleh penulis
(penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca. Sementara, untuk tuturan melalui
media penutur dapat mengekspresikan tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan
memanfaatkan media. Tindak tutur merupakan salah satu perbuatan bahasa yang
dimungkinkan dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-
unsur. Dapat pula dikatakan bahwa pertuturan merupakan perbuatan yang
menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran
bermakna. Dalam peristiwa tutur banyak dilihat pada tujuan peristiwanya dan pada
tindak tutur dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturanya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diangkat
pada laporan ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana Pelaksanaan Bahasa lisan yang di terapkan oleh guru di kelas V
SD Negeri 1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Bahasa nulis yang di Terapkan oleh guru di kelas V
SD Negeri 1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia?
3. Apakah terdapat Tantangan pada Bahasa lisan dann tulis yang di terapkan guru
di kelas V SD Negeri 1 Sidetapa ?

2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Bahasa lisan yang di terapkan oleh guru di
kelas V SD Negeri 1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Bahasa nulis yang di Terapkan oleh guru di
kelas V SD Negeri 1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Untuk Mengetahui. Tantangan pada Bahasa lisan dan tulis yang di terapkan
guru di kelas V SD Negeri 1 Sidetapa.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Bagi penulis, hal ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman umum
tentang bahasa indonesia kelas tinggi terkait bahasa lisan dan bahasa tulis yang
di gunakan oleh guru Sekolah Dasar.
2. Bagi Pembaca
Bagi pembaca, hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
penggunaan bahasa indonesia kelas tinggi terkait bahasa lisan dan bahasa
tulis yang di gunakan oleh guru Sekolah Dasar.

3
BAB II
ISI
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Bahasa Tulis
Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Di dalam
pembelajaran bahasa, hal ini merupakan suatu proses keterampilan berbahasa
yang kompleks, yang merupakan keterampilan berbahasa yang rumit dikuasai.
Menulis sering pula dipandang berlebihan sebagai suatu ilmu dan seni, karena di
samping memiliki aturan-aturan pada unsur-unsurnya, juga mengandung tuntutan
bakat yang menyebabkan suatu tulisan tidak semata-mata sebagai batang tubuh
sistem yang membawakan makna atau maksud, akan tetapi juga membuat
penyampaian maksud tersebut menjadi lebih menarik dan menyenangkan
pembacanya.
Bahasa tulis merujuk pada sistem komunikasi yang menggunakan kata-kata
tertulis untuk menyampaikan pesan, ide, atau informasi. ini melibatkan
penggunaan aturan tata bahasa, struktur kalimat, dan kaidah kebahasaan lainnya
yang sesuai dengan standar yang berlaku dalam suatu bahasa tertentu.Dalam
konteks yang lebih luas, bahasa tulis mencakup berbagai jenis tulisan, seperti
surat, laporan, esai, artikel, dan dokumen lainnya. Kemampuan untuk
menggunakan bahasa tulis dengan baik adalah keterampilan penting dalam
berbagai bidang, termasuk pendidikan, bisnis, akademik, dan profesional. Hal ini
memungkinkan individu untuk menyampaikan pemikiran dan informasi secara
efektif kepada pembaca dengan jelas dan akurat.

2.1.2 Pengertian Bahasa Lisan


Bahasa lisan adalah bentuk komunikasi yang menggunakan ucapan dan suara
sebagai medium untuk menyampaikan pesan, ide, atau informasi antara individu
atau kelompok. Berbeda dengan bahasa tulis yang menggunakan kata-kata tertulis,
bahasa lisan melibatkan penggunaan suara, intonasi, aksen, dan ekspresi wajah
untuk mengkomunikasikan makna.
Bahasa. lisan sering terjadi dalam percakapan langsung antara orang-orang,
baik secara tatap muka maupun melalui media komunikasi seperti telepon atau

4
video call. Ini juga dapat mencakup bentuk komunikasi seperti pidato, presentasi,
ceramah, dan diskusi di mana orang berbicara secara langsung kepada audiens.
Kemampuan untuk menggunakan bahasa lisan dengan baik adalah keterampilan
penting dalam berbagai konteks, termasuk dalam kehidupan sehari-hari,
pendidikan, bisnis, politik, dan hubungan sosial. Hal ini memungkinkan individu
untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain, menyampaikan ide-ide mereka
dengan jelas, dan membangun hubungan yang kuat dengan orang lain.
2.1.3 Implementasian Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan Di Sekolah Dasar
Penerapan bahasa tulis dan lisan di sekolah dasar sangat penting untuk
membantu perkembangan kemampuan komunikasi dan literasi siswa.
Berikut adalah beberapa cara penerapan bahasa tulis dan lisan dapat dilakukan di
sekolah dasar
a) Pengajaran Bahasa Tulis : Memberikan pelajaran menulis yang
terstruktur, mulai dari belajar menulis huruf, kata, kalimat, hingga paragraf.
b) Mendorong siswa untuk menulis jurnal harian, cerita pendek, puisi, surat,
dan komposisi lainnya.
c) Memberikan tugas menulis yang beragam dan relevan dengan kehidupan
sehari-hari, misalnya menulis surat kepada teman, menulis deskripsi tentang
hobi, atau menulis laporan sederhana tentang pengalaman pribadi.
a) Pengajaran Bahasa Lisan:
b) Melakukan kegiatan berbicara di depan kelas, seperti berpidato,
menyampaikan cerita, atau berbagi pengalaman.
c) Mengadakan diskusi kelompok kecil untuk memperbanyak interaksi lisan
antara siswa.
d) Menyelenggarakan peran-peran dalam drama atau teater pendek, yang
melibatkan siswa dalam berbicara dan berinteraksi dengan teman sekelas.
e) Menggunakan lagu, puisi, atau teks bacaan lain sebagai alat untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
a)Integrasi Bahasa Tulis dan Lisan dalam Kurikulum:
f) Memperhatikan kegiatan menulis dan berbicara dalam setiap mata
pelajaran, bukan hanya dalam pelajaran bahasa Indonesia.

5
g) Mengintegrasikan proyek-proyek lintas mata pelajaran yang mendorong
siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan menulis tentang topik-topik
yang relevan.
h) Menerapkan teknologi, seperti penggunaan komputer atau perangkat lunak
pembelajaran yang interaktif, untuk membantu siswa berlatih menulis dan
berbicara.
a) Memberikan Umpan Balik:
b) Memberikan umpan balik yang konstruktif dan spesifik terhadap karya tulis
dan presentasi lisan siswa.
c) Mendorong siswa untuk saling memberikan umpan balik kepada teman
sekelas, sehingga mereka dapat belajar dari satu sama lain. Menyediakan
waktu untuk refleksi, mana siswa dapat memikirkan bagaimana mereka
dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis mereka sendiri.
d) Dengan menerapkan pendekatan yang holistik dan beragam, sekolah dasar
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa tulis dan lisan
yang kuat, yang akan membantu mereka dalam belajar di masa depan dan
kehidupan sehari-hari.
2.2 Metode Penelitian
2.2.1 Waktu Penelitian
Observasi pada penelitian Bahasa tulis dan dan Bahasa lisan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi SD yang saya lakukan pada
Jumat , 23 Februari 2024 di SD Negeri 1 Sidetapa, Desa Sidetapa
,Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng , Provinsi Bali.
2.2.2 Identitas Tempat Penelitian
Tempat Observasi Penelitian yang kami lakukan yaitu di :
a) Nama Tempat / Institut : SD Negeri 1 Sidetapa
b) Alamat Sekolah : Desa Sidetapa,Dusun Delod Pura, Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng.
c) Nama Kepala Sekolah. : I Ketut Salin S.pd,.SD
Nip : 196712311988041046
d) Kelas : V (Tinggi)
e) Nama Wali Kelas. : Made Nita Purnama , S.P.d.Gr.

6
Nip : 199004102020122001
2.2.3 Jenis Penelitian
Metode Kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang ingin dibahas. Dalam konteks penelitian atau analisis,
pendekatan kualitatif fokus pada pengumpulan dan interpretasi data yang
bersifat deskriptif, tidak berdasarkan pengukuran atau perhitungan matematis.
Metode kualitatif sering digunakan dalam ilmu sosial, humaniora, psikologi,
dan bidang lainnya untuk memahami persepsi, pengalaman, dan konteks
sosial dari subjek yang diteliti. Pendekatan kualitatif dapat melibatkan
penggunaan wawancara, observasi, analisis teks, atau pendekatan lain yang
memungkinkan peneliti untuk memahami secara mendalam fenomena yang
mereka teliti.

2.3 Metode Pengumpulan Data


2.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data


yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
antara lain sebagai berikut:

a) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J. Meleong, 2010). Ciri utama wawancara adalah kontak
langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi.
Dalam wawancara sudah disiapkan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan
tetapi muncul berbagai pertanyaan lain saat meneliti. Melalui wawancara inilah
peneliti menggali data, informasi, dan kerangka keterangan dari subyek
penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas

7
terpimpin, artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada pedoman
wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi
dan kondisi lapangan. Wawancara dilakukan guru wali kelas V SD Negeri 1
Sidetapa.
b) Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data
yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung
di lapangan. Peneliti berada di tempat itu, untuk mendapatkan bukti- bukti yang
valid dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002).
Dalam observasi ini peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan, yaitu
peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti tidak
aktif dan ikut serta secara langsung (Husain Usman, 1995). Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu fenomena yang
ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh data
yang sesuai atau relevan dengan topik penelitian. Hal yang akan diamati yaitu
hasil tes yang telah di berikan kepada kelas V di Kajian Bahasa Indonesia
Kelas Tinggi Terkait Bahasa Lisan Dan Bahasa Tulis yang Di Gunakan Oleh
Guru Sekolah Dasar, Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali. Observasi yang dilakukan, penelitian berada di lokasi tersebut
dan membawa lembar observasi yang sudah dibuat.
c) Dokumentasi
Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber
data karena dalam banyak hal, dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J. Moleong,
2010). Adanya dokumentasi untuk mendukung data. Hal-hal yang
didokumentasikan dalam penelitian ini adalah hasil tes yang telah di berikan
kepada kelas V di Kajian Bahasa Indonesia Kelas Tinggi Terkait Bahasa Lisan
Dan Bahasa Tulis yang Di Gunakan Oleh Guru Sekolah Dasar, di SD Negeri 2
Sidetapa, Serta foto dengan guru wali kelas V di SD Negeri 1 Sidetapa
2.3.2 Sumber Data Peneltian

8
Sumber data dalam penelitian kuantitatif deskriptif yaitu melalui
wawancara, observasi, foto, dan lainnya. Simber data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Sumber data primer
Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan
langsung di lapangan. Sumber data primer merupakan data yang diambil
langsung oleh peneliti kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara
menggali sumber asli secara langsung melalui responden. Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah Guru Kelas V di Sekolah SD Negeri 1
Sidetapa.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi
kepustakaan dengan bantuan media cetak dan media internet serta catatan
lapangan. Sumber data sekunder merupakan sumber data tidak langsung
yang mampu memberikan data tambahan serta penguatan terhadap data
penelitian.
2.3.3 Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono,
(2016: 85). Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai
untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang
tidak melakukan generalisasi menurut Sugiyono, (2016: 85). Menurut
Sugiyono (2017:124) “Purposive sampling adalah teknik Page 4 50 penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Artinya setiap subjek yang diambil dari
populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu.
2.3.4 Intrumen Peneltian
Instrumen penelitian menurut Ibnu Hajar (dalam Hardani dkk, 2020)
adalah “alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif
tentang variasi karakteristik variabel secara objektif”.
Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Maka dari itu, instrument yang dibutuhkan adalah

9
pedoman observasi, pedoman wawancara, alat perekam, kamera, serta alat
tulis. Instrument dalam penelitian kuantitatif adalah peneliti itu sendiri
(human instrument) yang disertai alat bantuan berupa tape recorder dan
kamera. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti memiliki kedudukan sebagai
perencana, pelaksana, pengumoulan data, analisis, penafsir data, dan pada
akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya (Lexy K. Moleong, 2012).

2.4 Hasil Observasi


Hasil Observasi di SD Negeri 1 Sidetapa - Kelas V
Subjek: Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis Tanggal Observasi:
(Tanggal)Tujuan Observasi: Memahami kemampuan bahasa lisan dan
bahasa tulis siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidetapa.
Metode Observasi: Observasi partisipatif, pengamatan langsung,
wawancara singkat dengan siswa dan guru.
Hasil Observasi: Bahasa Lisan:Mayoritas siswa menunjukkan kemampuan
berbicara yang cukup baik dalam bahasa Indonesia.
Siswa aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, menyampaikan pendapat,
dan bertanya kepada guru.Kemampuan siswa dalam memahami instruksi
lisan dari guru terlihat baik.Terdapat variasi dalam penggunaan bahasa lisan
antara siswa satu dengan yang lainnya, beberapa siswa menunjukkan
kefasihan yang lebih tinggi dalam berbicara.
Bahasa Tulis: Siswa memiliki kemampuan menulis dasar yang cukup baik,
termasuk penulisan abjad dan pembentukan kalimat sederhana.
Ditemukan beberapa siswa yang memiliki kesulitan dalam mengeja kata-
kata yang lebih kompleks.
Mayoritas siswa mampu menulis cerita pendek dengan menggunakan
struktur dasar yang sesuai.
Guru memberikan umpan balik yang memadai terhadap karya tulis siswa,
tetapi perlu lebih banyak waktu untuk memberikan bimbingan individual.
.

10
2.4.1 Hasil Wawancara
Dalam Wawancara dengan Wali Kelas V yaitu Ibu Made Nita Purnama ,
S.P.d.Gr. Adapun Pertanyaan Pertanyan yang saya ajukan kepada beliau Sebagai
Berikut :
A. Pertanyaan Mengenai Bahasa Lisan :
1. Bagaimana efektifitas dalam pembelajaran pembelajaran bahasa lisan Di
Kelas V?
2. strategi apa yang Anda terapkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa lisan di Kelas V?
3. Apakah Anda menggunakan teknologi atau alat bantu lainnya dalam
mengajar bahasa lisan Di kelas 5? Jika ya, bagaimana penggunaannya?
4. Bagaimana kita dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
bahasa lisan di Kelas V ?
5. Bagaimana Anda menyesuaikan pendekatan pengajaran Anda terhadap
kemampuan berbicara lisan yang berbeda di antara siswa di Kelas V?
6. Bagaimana Anda mendefinisikan "bahasa lisan" dalam konteks
pembelajaran Bahasa di Kelas V?
8. Apakah dampak penerapan bahasa lisan pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa?

B. Pertanyaan Mengenai Bahasa Tulis :


1. Bagaimana efektifitas dalam pembelajaran pembelajaran bahasa Tulis Di
Kelas V?
2. Bagaimana Anda menyusun kegiatan pembelajaran yang menarik untuk
mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis dalam bahasa Tulis di
kelas V?
3. Bagaimana Anda memfasilitasi diskusi di kelas untuk mengembangkan
pemahaman siswa tentang berbagai jenis teks dalam bahasa Tulis di Kleas
V?
4. Bagaimana Anda mendefinisikan "bahasa lisan" dalam konteks
pembelajaran Bahasa di Kelas V?
5. Bagaimana Anda mengajarkan siswa untuk membedakan antara gaya
tulisan formal dan informal dalam bahasa Tulis di kelas V?

11
6. Bagaimana Anda mengevaluasi dan memberikan umpan balik yang efektif
kepada siswa terkait karya tulis mereka dalam bahasa Tulis di Kelas V?
7. Apakah Anda menggunakan teknologi atau alat bantu lainnya dalam
mengajar bahasa Tulis Di kelas 5? Jika ya, bagaimana penggunaannya?
8. Apakah dampak penerapan bahasa Tulis pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa?

Dari Pertanyaan di Atas Adapun Tanggapan dari Ibu Made Nita Purnama ,
S.P.d.Gr. adalah Sebagai Berikut :

1. Efektivitas dari penggunaan bahasa lisan pada kelas IV SD Negeri 1 Desa


Sidetapa , Ibu Nita Purnama menyampaikan bahwa penggunaan bahasa
lisan dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran, siswa mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu ada juga
setidaknya 6 siswa dari 35 iswa yang kurang mencermati atau fokus dalam
penggunaan bahasa lisan ini. Adapun Grafik yang menggambarkan
keefektivan penggunaan bahasa lisan dalam pembelajaran.

Efektivitas dari Penggunaan Bahasa Lisan

Kurang Fokus Fokus

17%

83%

Gambar 1. Efektivitas Pengunaan Bahasa Lisan pada kelas IV SD Negeri


1 Sidetapa
2. strategi apa yang Anda terapkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa lisan di Kelas V
yaitu : Strategi yang dapat diterapkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa

12
lisan di Kelas V antara lain adalah dengan memfasilitasi diskusi kelompok,
memberikan kesempatan untuk berbicara di depan kelas, menggunakan
permainan peran, dan mendengarkan materi audio atau video yang relevan
dengan konten pembelajaran.
3. Ya, teknologi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengajar bahasa
lisan di Kelas V. Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak rekaman
suara, aplikasi pembelajaran bahasa, dan perangkat lunak presentasi dapat
membantu memperkuat keterampilan berbicara dan mendengarkan siswa.
Penggunaan perangkat lunak ini dapat memfasilitasi latihan, memberikan
umpan balik langsung, dan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif
dan menarik bagi siswa.
4. Teknologi dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa lisan di Kelas V
dengan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang memungkinkan
siswa untuk merekam dan mendengarkan kembali percakapan mereka,
memanfaatkan platform pembelajaran online untuk berlatih berbicara dan
mendengarkan, serta menggunakan perangkat lunak presentasi untuk
menyajikan materi secara visual dan auditif.
5. Untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran terhadap kemampuan
berbicara lisan yang berbeda di antara siswa di Kelas V, penting untuk
melakukan penilaian awal terhadap kemampuan mereka, memberikan
umpan balik secara individual, menyediakan dukungan tambahan bagi
siswa yang membutuhkannya, dan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berlatih dalam berbagai konteks dan situasi.
6. Kemampuan berbicara lisan siswa di Kelas V dapat dinilai melalui observasi
guru selama kegiatan pembelajaran, penugasan lisan seperti presentasi atau
diskusi kelompok, ujian lisan, dan proyek kolaboratif. Penilaian ini dapat
dilakukan dengan menggunakan rubrik yang jelas untuk mengukur
kemajuan siswa dalam berbagai aspek berbicara lisan, seperti kejelasan,
kefasihan, kosakata, dan kelancaran.
7. "Bahasa lisan" dalam konteks pembelajaran Bahasa di Kelas V dapat
didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan
dengan menggunakan kosakata dan struktur bahasa yang tepat,

13
menyampaikan ide dan pendapat dengan jelas, memahami instruksi dan
informasi yang disampaikan secara lisan, serta berpartisipasi dalam
berbagai bentuk interaksi verbal seperti diskusi, debat, dan permainan peran.
8. Dampak penerapan bahasa lisan pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa dapat
mencakup peningkatan kemampuan komunikasi siswa, peningkatan rasa
percaya diri, dan penguasaan materi di dalam sebuah pelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penilaian harian siswa pada sekolah tersebut, yang
terdapat 7 orang siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata dan
sisanya mendapatkan nilai di atas rata-rata yang berjumlah sebanyak 30
orang.
Adapun Grafik yang menggambarkan Hasil penilaian harian siswa pada
penerapan bahasa Lisan pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa sebagai berikut

Hasil Penerapan Bahasa Tulis


Di Bawah Rata-Rata Di Atas Rata-Rata

24%

76%

Gambar 2. Hasil penerapan bahasa Lisan pada kelas V SD Negeri 1


Sidetapa

A. Tanggapan Mengenai Bahasa Tulis :


1. Efektivitas dari penggunaan bahasa Tulis pada kelas IV SD Negeri 1
Sidetapa, Ibu Nita Purnama menyampaikan bahwa penggunaan bahasa
Tulis dapat meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran, siswa
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu ada
juga setidaknya 8 siswa dari 33 siswa yang kurang mencermati atau
fokus dalam penggunaan bahasa Tulis ini. Adapun Grafik yang

14
menggambarkan keefektivan penggunaan bahasa lisan dalam
pembelajaran.

Efektivitas dari Penggunaan Bahasa Tulis


Kurang Fokus Fokus

20%

80%

Gambar 3. Efektivitas Pengunaan Bahasa Tulis pada kelas IV SD


Negeri 1 Sidetapa
2. Saya akan menyusun kegiatan yang menarik seperti menulis cerita
pendek berdasarkan gambar, membuat puisi dengan tema yang relevan,
atau mengadakan sesi "brainstorming" untuk menghasilkan ide kreatif.
Selain itu, saya akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai
gaya penulisan dan mempergunakan imajinasi mereka.
3. Untuk memfasilitasi diskusi, saya akan membawa contoh-contoh teks
yang bervariasi seperti cerita, laporan, surat, dan lain-lain. Saya akan
mendorong siswa untuk menganalisis struktur, tujuan komunikasi, dan
gaya penulisan masing-masing teks melalui diskusi kelompok atau
presentasi.
4. Bahasa lisan dalam konteks pembelajaran Bahasa di kelas V dapat
didefinisikan sebagai kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan
jelas, lugas, dan efektif menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi
dan tujuan komunikasi.
5. Saya akan mengajarkan siswa untuk membedakan gaya tulisan formal
dan informal melalui contoh teks serta latihan menulis. Siswa akan
mempelajari ciri-ciri khas dari masing-masing gaya tulisan dan
menerapkannya dalam karya tulis mereka.

15
6. Saya akan mengevaluasi karya tulis siswa berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya, seperti kejelasan pesan, kohesi dan
konsistensi, keakraban dengan kaidah tata bahasa, serta penggunaan
kosakata yang sesuai. Umpan balik akan diberikan secara konstruktif
untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis mereka.
7. Ya, saya akan menggunakan teknologi seperti komputer atau tablet
untuk memfasilitasi aktivitas menulis, memberikan akses ke sumber
daya online, serta memanfaatkan perangkat lunak pengolah kata untuk
memperbaiki dan memformat karya tulis siswa.
8. Dampak penerapan bahasa Tulis pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa
dapat mencakup peningkatan kemampuan menulis siswa, peningkatan
rasa percaya diri dalam mecatat materi , dan penguasaan materi di
dalam sebuah pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian harian
siswa pada sekolah tersebut, yang terdapat 9 orang siswa yang
mendapatkan nilai dibawah rata-rata dan sisanya mendapatkan nilai di
atas rata-rata yang berjumlah sebanyak 28 orang. Adapun Grafik yang
menggambarkan Hasil penilaian harian siswa pada penerapan bahasa
Tulis pada kelas V SD Negeri 1 Sidetapa Sebagai berikut

Hasil Penerapan Bahasa Tulis


Di Bawah Rata-Rata Di Atas Rata-Rata

24%

76%

Gambar 4. Hasil penerapan bahasa Tulis pada kelas V SD Negeri 1


Sidetapa

16
2.4.2 Kajian Literatur
Kajian Literatur: Efektivitas Penggunaan Bahasa Lisan dan Tulisan dalam
Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar
Efektivitas Penggunaan Bahasa Lisan dalam Pembelajaran Bahasa di Sekolah
Dasar:
a) Studi menunjukkan bahwa penggunaan bahasa lisan dalam pembelajaran di
sekolah dasar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Menurut Penelitian oleh Nita Purnama di SD Negeri 1 Desa
Sidetapa, penggunaan bahasa lisan membantu siswa dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru menunjukkan bahwa interaksi verbal
antara guru dan siswa dapat membantu siswa dalam memahami konsep-
konsep yang kompleks.
b) Strategi Pembelajaran untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara dan
Mendengarkan dalam Bahasa Lisan:
c) Berbagai strategi pembelajaran telah terbukti efektif dalam
mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan siswa dalam
bahasa lisan di sekolah dasar. Diskusi kelompok, kesempatan untuk
berbicara di depan kelas, permainan peran, dan penggunaan materi audio
atau video merupakan beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan siswa.
d) Penggunaan Teknologi sebagai Alat Bantu dalam Pembelajaran Bahasa
Lisan:
Integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa lisan di sekolah dasar dapat
membantu memperkuat keterampilan berbicara dan mendengarkan siswa.
Penggunaan perangkat lunak rekaman suara, aplikasi pembelajaran bahasa,
dan perangkat lunak presentasi dapat memfasilitasi latihan, memberikan
umpan balik langsung, dan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif
dan menarik bagi siswa.
e) Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Lisan:
f) Teknologi dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa lisan di sekolah
dasar melalui penggunaan aplikasi atau perangkat lunak yang
memungkinkan siswa untuk merekam dan mendengarkan kembali

17
percakapan mereka, memanfaatkan platform pembelajaran online untuk
berlatih berbicara dan mendengarkan, serta menggunakan perangkat lunak
presentasi untuk menyajikan materi secara visual dan auditif.
g).Penyesuaian Pendekatan Pengajaran terhadap Kemampuan Berbicara
Lisan yang Berbeda: Dalam mengajar bahasa lisan di sekolah dasar, penting
untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran dengan kemampuan berbicara
lisan yang berbeda di antara siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian
awal terhadap kemampuan siswa, pemberian umpan balik secara individual,
penyediaan dukungan tambahan bagi siswa yang membutuhkannya, dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih dalam berbagai konteks
dan situasi.
h) Penilaian Kemampuan Berbicara Lisan Siswa:Kemampuan berbicara
lisan siswa di sekolah dasar dapat dinilai melalui berbagai metode, seperti
observasi guru selama kegiatan pembelajaran, penugasan lisan seperti
presentasi atau diskusi kelompok, ujian lisan, dan proyek kolaboratif.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik yang jelas untuk
mengukur kemajuan siswa dalam berbagai aspek berbicara lisan.
i) Definisi Bahasa Lisan dalam Konteks Pembelajaran Bahasa di Sekolah
Dasar: Bahasa lisan dalam konteks pembelajaran bahasa di sekolah dasar
dapat didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara
lisan dengan menggunakan kosakata dan struktur bahasa yang tepat,
menyampaikan ide dan pendapat dengan jelas, memahami instruksi dan
informasi yang disampaikan secara lisan, serta berpartisipasi dalam
berbagai bentuk interaksi verbal seperti diskusi, debat, dan permainan
peran.
i) Evaluasi Kemajuan dalam Keterampilan Berbicara Lisan:
Evaluasi kemajuan dalam keterampilan berbicara lisan di sekolah dasar
dapat dilakukan melalui langkah-langkah seperti penilaian formatif secara
berkala, pemberian umpan balik yang konstruktif kepada siswa, sesi refleksi
untuk merespons kemajuan dan tantangan yang dihadapi siswa, serta
memberikan kesempatan untuk berlatih lebih lanjut dan memperbaiki
kemampuan mereka melalui latihan dan aktivitas yang relevan.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Bahasa tulis
merujuk pada sistem komunikasi yang menggunakan kata-kata tertulis untuk
menyampaikan pesan, ide, atau informasi. Bahasa lisan adalah bentuk komunikasi
yang menggunakan ucapan dan suara sebagai medium untuk menyampaikan pesan,
ide, atau informasi antara individu atau kelompok.
Pelaksanaan Bahasa lisan yang di terapkan oleh guru di kelas V SD Negeri
1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan strategi dengan
membantu siswa mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam
bahasa lisan di Kelas V. Melalui strategi tersebut diperoleh efektivitas dari
penggunaan bahasa lisan sudah baik dengan hanya 6 siswa dari 35 siswa yang
kurang mencermati atau fokus dalam penggunaan bahasa lisan.
Pelaksanaan Bahasa nulis yang di Terapkan oleh guru di kelas V SD Negeri
1 Sidetapa Terkait pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menyusun kegiatan yang
menarik seperti menulis cerita pendek berdasarkan gambar, membuat puisi dengan
tema yang relevan, atau mengadakan sesi "brainstorming" untuk menghasilkan ide
kreatif. Melalui strategi tersebut diperoleh efektivitas dari penggunaan bahasa Tulis
bahwa siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu ada
juga setidaknya 8 siswa dari 33 siswa yang kurang mencermati atau fokus dalam
penggunaan bahasa Tulis .
3.2. Saran
Melalui laporan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang bahasa indonesia kelas tinggi terkait bahasa lisan dan
bahasa tulis yang di gunakan oleh guru Sekolah Dasar. Sehingga diharapkan dapat
turut serta dalam upaya penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulis yang baik dan
benar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aji, A. (2019). Kreativitas Guru Fiqih Dalam Penggunaan Metode


Pembelajaran Di Mts Al-Ma’arif Tulungagung. Pendidikan, 84

Rahmah, D. (2019, October 29). Fungsi Bahasa Indonesia dan Fungsi Teks
dalam Kehidupan Sehari-hari

Oktaviani, L. (2018). … Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan


Berbicara Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah ….
Semnas.Unikama.Ac.Id, November

Muna, E. N., Degeng, I. N. S., & Hanurawan, F. (2019). Upaya Peningkatan


Keterampilan Berbicara Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas IV SD. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(11), 1557

Cahyaningrum, R. W. (2019, October 29). Bahasa Indonesia Sebagai Alat


Komunikasi dan Fungsi Teks dalam Pembelajaran

Yusron, M., Ika Puspita, A. M., & Puspitaningsih, F. (2020). Pengaruh


Media Pop Up Book Berbasis Literasi Digital Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas Rendah. MADROSATUNA : Jurnal Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
LAMPIRAN

1. Lampiran Dokumentasi Bersama Wali Kelas V

Anda mungkin juga menyukai