Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JURNAL REVIEW

RETORIKA

DISUSUN OLEH:
CINDY IRENE GITHA SIHOMBING (2193510017)

DOSEN PENGAMPUH
Dra. Rosmaini, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Critic
al Journal Review tepat pada waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rosmaini, M.Pd. selaku dosen pengam
pu mata kuliah Sosiolinguistik yang merupakan matakuliah wajib yang diselenggarakan di Pr
ogram Studi Sastra Indonesia. Didalamnya membahas dasar-dasar teoritis berupa pembekalan
mengenai “Sosiolinguistik” yang nantinya akan dijadikan bekal mahasiswa/i untuk mengkaji
di kehidupan sosial pada pembahasan matakuliah selanjutnya.

Karena sifatnya membantu, maka sebaiknya mahasiswa/i yang lain dapat melengkapi critical
journal review ini dengan bahan bacaan materi yang lain sehingga akan membantu dan mema
hami materi yang sebelumnya telah disajikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang memban
gun sangat penyusun harapkan. Semoga pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Medan, Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................................
INTISARI JURNAL.....................................................................................................................
A. Identitas Jurnal..................................................................................................................
B. Ringkasan Jurnal...............................................................................................................
BAB III IMPLASI........................................................................................................................
A. Teori..................................................................................................................................
B. Program Pembangunan Di Indonesia................................................................................
C. Pembahasan Dan Analisis.................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. Keunggulan Penelitian .....................................................................................................
B. Kelemahan Penelitian........................................................................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
REFERENSI...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
=
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Manusia menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan untuk memberi
reaksi dan interaksi pada lingkungannya. Interaksi sosial terbentuk karena dipengaruhi oleh
tindakan sosial, kontak sosial, dan komunikasi sosial. Secara teoritis, bahasa berkaitan
dengan berbicara. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
merupakan suatu kegiatan (ucapan) untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan seseorang
kepada penyimaknya melalui bahasa lisan. Mengingat dalam peristiwa berbicara
mengandaikan adanya maksud pembicaraan dari pembicara kepada pendengar, maka jelas
kiranya bahwa tujuan berbicara tidak lain adalah untuk meyampaikan maksud, gagasan, ide
pembicara itu sendiri.
Dapat pula dikatakan bahwa tujuan berbicara tidak lain untuk berkomunikasi. Penggunaan
bahasa dapat menunjukkan pengguna bahasa. Itu artinya bahasa bisa menjadi cerminan
pribadi penggunabahasa tersebut. Bahasa sangat menarik dan berbeda setiap pembicaranya.
Bahasa yang digunakan oleh orang yang terkenal cenderung lebih sering diperhatikan dan
ditiru (Kartono, 2014: 1).
Penelitian tentang gaya bahasa pernah diteliti sebelumnya oleh mahasiswa Universitas
Indonesia Asrika Mayang Putri dengan judul skripsi Gaya Bahasa Tokoh Gissele dalam Film
Echanted. Dalam penelitian terdahulu Asrika Mayang Putri meneliti bahasa Gissele meliputi
gaya bahasa Gissele, variasi bahasa Gissele, diksi Gissele, campur kode dan alih kode yang
digunakan Gissele. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini sama-sama
meneliti gaya bahasa seorang tokoh, hanya saja penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian terdahulu.
Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti gaya bahasa Tung Desem Waringin berdasarkan
diksi atau pilihan kata yang digunakan, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, nada atau
efek emosional suara yang diciptakan, serta berdasarkan langsung tidaknya makna yang
beliau gunakan saat tampil diacara seminar Financial Revolution. Seminar Financial
Revolution ini adalah seminar yang dilakukan Tung Desem Waringin satu-satunya seminar
Tung Desem Waringin yang mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor
Indonesia) karena penjualan DVD dari seminar financial revolution ini mencapai 10.517
konsumen tercatat sebagai penjualan DVD paling banyak dalam waktu satu hari.
BAB II
INTISARI JURNAL

Identitas Jurnal
Judul                           :Gaya Bahasa Tung Desem Waringin Dala Seminar“Financial
Revolution” Serta Implikasinya
Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA
Volume                       : -
Tahun Terbit               : 2016
Edisi                           : Pertama
Jumlah Artikel            : Satu

Ringkasan Jurnal
Waringin dalam seminar financial revolution pada 26 Juli 2015 dikemukakan didalam
penelitian ini adalah  Gaya bahasa yang digunakan Tung Desem Waringin berdasarkan diksi
meliputi jenis kata konkret, abstrak, umum, khusus, populer, asing, serapan, dan konotasi.
Diksi yang paling banyak digunakan Tung Desem Waringin meliputi kata populer sebanyak
72 frekuensi penggunaan sedangkan diksi yang paling sedikit digunakan Tung
DesemWaringin berupa kata serapan.
 Penelitian gaya bahasa ini memiliki implikasi terhadap rancangan pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA tepatnya pada KD 4.2 Menyusun teks eksposisi baik lisan maupun
tulisan.  Materi ajar meliputi struktur teks eksposisi, cirri bahasa teks eksposisi, dan langkah-
langkah menyusun teks eksposisi. Melalui penelitian ini peneliti akan menjadikan gaya
bahasa Tung Desem Waringin dalam seminar financial revolution sebagai bahan ajar untuk
memahami, menangkap makna, dan menyusun teks eksposisi baik lisan maupun tulisan
BAB III
IMPLIKASI

A.    Teori
·         Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Penggunaan bahasa dapat membantu manusia
untuk saling bertukar pendapat, saling berbagi pengalaman, dan melancarkan berbagai aspek
kehidupan. Melalui bahasa manusia dapat saling mengerti satu sama lain, sehingga
komunikasi dapat berjalan dengan baik. Masyarakat atau sistem sosial berdasarkan dan
bergantung pada komunikasi kebahasaan, tanpa bahasa tidak ada sistem kemasyarakatan
manusia dan lenyaplah kemanusiaan ( Kartono, 2014: 1).
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkanoleh alat
ucap) yang bersifat arbitrer dan konvernsional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Bahasa adalah alat yang dipakai
untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang
dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Hampir setiap saat manusia menggunakan
bahasa karena bahasa memiliki peranan penting terutama dalam berkomunikasi. Bahasa
adalah milik manusia (Tarigan, 2009: 3). Melalui penggunaan bahasa, seorang individu akan
memiliki gaya bahasa yang menjadi ciri khas pribadi individu tersebut. Gaya khususnya gaya
bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style.
·         Berbicara
Tarigan (dalam Karomani, 2010: 2) mengatakan berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa. Berbicara yaitu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi,
atau kata-kata sebagai upaya untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara sebenarnya tidak hanya sekedar kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata saja, tetapi berbicara merupakan suatu kegiatan (ucapan) untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan seseorang kepada penyimaknya melalui bahasa lisan.
Mengingat dalam peristiwa berbicara sebagaimana mengandaikan adanya maksud
pembicaraan dari pendegar, maka jelas kiranya bahwa tujuan berbicara tidak lain adalah
untuk meyampaikan maksud, gagasan, ide si pembicara itu sendiri, atau dapat dikatakan
bahwa tujuan berbicara tidak lain yaitu untuk berkomunikasi. Berbicara baik sebagai alat
sosial maupun alat profesional pada dasarnya mempunyai tiga maksud, yaitu sebagai berikut.
1)      Memberitahukan atau melaporkan.
2)      Menjamu atau menghibur.
3)      Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (Tarigan dalam Karomani, 2010:3)
Ketiga maksud berbicara di atas, dalam kenyataannya sudah barang tentu tidak bersifat
mutlak. Artinya, satu pembicara mungkin saja pada praktiknya merupakan gabungan dari
ketiga maksud umum di atas. Meskipun tidak dapat dipilah-pilah secara mutlak maksud
kegiatan berbicara di atas, kita dapat membedakannya dari segi aksentuasi (penekanannya)
apakah untuk menghibur, untuk membujuk, atau untuk melaporkan.

B.     Program Pembangunan di Indonesia


Sebagai alat komunikasi dari interaksi, berhaasa terutama bahasa Indonesia sebagaimana
diketahui bahwa dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri,
sejak 1939 hingga saat ini setidaknya telah ada diadakan kongres bahasa. Agar bahasa
mencapai kesmpurnaan dan dapat menunjukkan jati dirinya. Perlu diadakannya program
landasan Konstitusional sebagai upaya pembinaan dan pengembangannya menjadi tanggung
jawab kita bersama. Bukan ahanya menjadi tanggung jawab para pakar dan para pembina
bahasa Indonesia tetapi kita semua warga Indonesia yang bertanggung jawab. Agar program
ini dapat tersrealisasikan dengan baik dan sempurna.

C.    Pembahasan dan Analisis


Berdasarkan hasil analisis, penelitian mengenai gaya bahasa Tung Desem Waringin dalam
seminar financial revolution  pada 26 Juli 2015 dikemukakan si
1.      Gaya bahasa yang digunakan Tung Desem Waringin berdasarkan diksi meliputi jenis kata
konkret, abstrak, umum, khusus, populer, asing, serapan, dan konotasi. Diksi yang paling
banyak digunakan Tung Desem Waringin meliputi kata populer sebanyak 72 frekuensi
penggunaan sedang kan diksi yang paling sedikit digunakan Tung DesemWaringin berupa
kata serapan.
2.      Gaya bahasa yang digunakan Tung Desem Waringin berdasarkan struktur kalimat meliputi
repetisi epizeuksis,tautes,anofora,mesodiplosis,dan anadiplasis. Tung Desem Waringin
paling banyak menggunakan gaya bahasa repetisi. Selain repetisi, Tung DesemWaringin juga
menggunakan gaya klimaks, antiklimaks, paralelisme, dan antitesis.
3.    Gaya bahasa yang digunakan Tung Desem Waringin berdasarkan nada meliputi nada
bertenaga, beliau menciptakan efek emosional suara dengan nada keras dan semangat, namun
ada kalanya beliau juga menyampaikan seminar dengan nada tenang.
4.      Skripsi gaya bahasa ini memiliki implikasi terhadap rancangan pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA tepatnya pada KD 4.2 Menyusun teks eksposisi baik lisan maupun tulisan.
Materi ajar meliputi struktur teks eksposisi, cirri bahasa teks eksposisi, dan langkah-langkah
menyusun teks eksposisi. Melalui penelitian ini peneliti akan menjadikan gaya bahasa Tung
Desem Waringin dalam seminar financial revolution sebagai bahan ajar untuk memahami,
menangkap makna, dan menyusun teks eksposisi baik lisan maupun tulisan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Penelitian
Salah satu keunggulan dari skripsi ini yaitu dilihat dari metodologi penelitiannya yan
g menggunakan desain deskriptif kualitatif yakni pemecahan masalah dengan memaparkan
keadaan objek penelitian beradasarkan fakta-fakta yang tampil sebagaimana adanya. Kemudi
an dilihat dari pemaparannya cukup bagus, bahasa yang digunakan dalam skripsi ini mudah d
ipahami dan tidak terlalu sering menggunakan istilah khusus dalam kosah katanya.
            Selain itu keunggulan dari skripsi ini dapat digunakan terutama bagi tenaga pendidik
yaitu dosen maupun guru sebagai salah satu alternasi bahan pembelajaran dalam memahami
gaya bahasa. Kemudian skripsi ini layak dijadikan pedoman bagi orang-orang khususnya kau
m terpelajar untuk lebih memahami dan dan mengkondisikan/menyesuaikan bahasa yang dig
unakan dalam setiap tempat tertentu.
Kemudian skripsi tentang gaya bahasa ini memiliki implikasi terhadap rancangan
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA tepatnya untuk menyusun teks eksposisi baik lisan
maupun tulisan.

B. Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam Skripsi ini menurut kami pertama dilihat dari judul yaitu, Gaya Bahasa
Tung Desem Waringin Dala Seminar “Financial Revolution” Serta Implikasinya Terhadap
Pembelajaran  Bahasa Indonesia Di SMA. Dari judul ini kami belum melihat manfaat dan ese
nsi gaya bahasa Tung Desem Waringin bagi pembaca dan orang banyak. Karena penulis juga
tidak menjelaskan siapa sebenarnya Tung Desem Waringin sebenarnya sehingga dijadikan ba
han penelitian menjadi penulis.
Kemudian di dalam skripsi ini 70% mengambil kutipan dari berbagai sumber, jika sumber se
makin banyak sumber memang semakin bagus akan tetapi si penulis sangat jarang mengguna
kan bahasanya sendiri atau analisis dari si penulis. Selain itu dalam pengeketikan skripsi ini b
anyak kata-kata yang tersambung contohnya “bahasayangdigunakan” sehingga terlihat kesan
nya si penulis kurang teliti dalam mengetik.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya  Gaya bahasa yang digunakan Tung
Desem Waringin berdasarkan struktur kalimat meliputi repetisi epizeuksis, tautotes, anafora,
mesodiplosis, dan anadiplosis. Tung Desem Waringin paling banyak menggunakan gaya
bahasa repetisi. Selain repetisi, Tung Desem Waringin juga menggunakan gaya klimaks,
antiklimaks, paralelisme, dan antitesis. Kemudian Gaya bahasa yang digunakan Tung Desem
Waringin berdasarkan nada meliputi nada bertenaga, beliau menciptakan efek emosional
suara dengan nada keras dan semangat, namun ada kalanya beliau juga menyampaikan
seminar dengan nada tenang agar menarik perhatian dari para penonton.

B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bagian terdahulu,
dapat sarankan hal-hal sebagai berikut.
·      Bagi peneliti selanjutnya, ketika membuat bahan ajar teks khususnya dalam menyusun suatu
teks, sebaiknya dilakukan sesuai strukturnya. Kemampuan guru dalam memilih bahan ajar
masa kini juga harus ditingkatkan karena dapat memengaruhi kualitas belajar-mengajar.
·      Bagi peneliti yang tertarik dengan kajian yang sama dapat memilih materi-materi lain agar
dapat dijadikan referensi yang lebih mendasar dan tentunya harus disesuaikan dengan
perkembangan kurikulum yang berlaku di sekolah.

REFERENSI
Nursilawati, Fitri. 2016. Gaya Bahasa Tung Desem Waringin Dala  Seminar
“Financial Revolution”  Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa  Indonesia Di SMA. Bandar Lampung: Jurusan Bahasa dan Seni
Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai