Disusun Oleh :
2193510017
SASTRA INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat dan Penyertaan-Nya, saya masih bisa menyelesaikan tugas Critical Book Review ini
dengan baik yang mana untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Terima kasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu saya
dalam mengerjakan tugas ini, terutama kepada Dosen Pengampu saya yaitu Ibu Nelly
Armayanti, S.Pd., M.Si.
Adapun ulasan-ulasan yang saya peroleh dari buku yang berjudul “Pendidikan
Kewarganegaraan” mulai dari Identitas Buku, Keunggulan dan Kelemahan Buku, serta
Kesimpulan dan Saran dari buku tersebut. Terlepas dari itu semua, saya juga menyadari
bahwa tugas Critical Book Review yang saya kerjakan ini masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi penyusunan kalimat maupun pembahasan materi nya serta jauh dari
kata sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Saudara-Saudari sekalian yang
membaca Tugas saya ini dengan senang hati saya menerima dan membutuhkan saran, kritik
serta ide-ide dari pembaca sekalian. Demikianlah kata pengantar dari saya, jika ada kesalahan
mohon dimaafkan. Sekian dan Terimakasih.
Hormat Saya,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...… II
Critical Book Review | 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………………. 4
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………... 43
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….… 43
4.2 Saran……………………………………………………………………....... 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. IV
BAB I
PENDAHULUAN
1. Supaya kita dapat mengetahui sistem pengerjaan CBR dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Supaya kita dapat mengetahui secara dalam mengenai Pengertian, Tujuan, Konsep
dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Supaya kita dapat menambah wawasan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II
IDENTIFIKASI BUKU
Buku Pembanding
Buku Utama
BAB 1 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pendahuluan
2. Landasan Ilmiah
Selain itu, sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar
disipliner (antar bidang), bukan non disipliner, karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu pendidikan kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh
karena, itu upaya pembahasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan dari
berbagai disiplin ilmu yang lain, yang meliputi ilmu politik, ilmu filsafat, ilmu hukum,
3. Landasan Yuridis/Hukum
a. UUD NRI 1945
b. UU No 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
c. UU No 12 thn 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa
Indonesia, program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Perguruan tinggi harus
mampu mencapai tujuan :
Dilihat dari proses lahirnya identitas nasuional, maka identitas nasional itu sendiri
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa
dalam arti sosiologis dan antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan
ras, suku, agama, adat buday, keturunan, dan daerah asal. Unsur-unsur menjadi identitas
kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa dibeadakan dengan bangsa lain.
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-
bangsa. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersbeut untuk bernegara,
namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari suatu bangsa tidak
banyak terjadi. Kebangsaan merupakaan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya.
Menurut Max Weber (Eka Darmaputra, 1988:3) cara yang terbaik untuk memahami
suatu masyarakat adalah dengan memahami karakter (tingkah laku) anggotanya. Karakter
Critical Book Review | 8
terbentuk salah satunya melalui identitas yang dimilikinya. Bangsa indonesia memiliki salah
satu identitas nasional, yaitu Pancasila, dimana di dalamnya termuat nilai-niali Ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
identitas nasipnal suatu bangsa akan membentuk karakter bangsa yang bersangkutan.
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara,
terutama negara-negara yang usianya masih relatif muda, termasuk Indonesia. Hal ini
disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala
perbedaan yang ada menjadi stau entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara
tersebut.
Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur satu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya (Saafroedin Bahar, 1998). Sejalan dengan definisi tersbeut,
Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) membedakan 5 tiper integrasi yaitu :
1. Integrasi bangsa;
2. Integrasi wilayah;
3. Integrasi nilai;
4. Integrasi elit-massa;
5. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif).
E. Strategi Integrasi
1. Strategi Asimilasi, yaitu proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru dimana dengan percampuran tersebut maka
masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan.
2. Strategi Akulturasi, yaitu proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya
aslipembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
3. Strategi Pluralis, yaitu paham yag menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat.
Integrasi nasional dapat dilihat dari 2 dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horisontal. Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan
antara pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggotra dari suatu negara dan
harus tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua
orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukaan oleh beberapa ahli dari sudut
pandang mereka masung-masing seperti uraian berikut : Roger H Soltau, mengemukakan
bahwa negara adalah sebagai alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
C. Unsur-unsur Negara
1. Unsur Konstitutif adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara.
Unsur ini terdiri atas rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat
2. Usnur Deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan, bukan mutlak harus
dipenuhi. Unsur ini terdiri atas tujuan negara, adanya konstitusi, dan pengakuan dari
negara lain.
Menurut Budi Juliardi (2016:56) beberapa teori tentang asal mula terjadinya negara :
1. Teori Hukum Alam (Plato dan Aristoteles), menyatakan sebelum adanya negara,
terdapat suatu wilayah kosong.
2. Teori Ketuhanan (Agustinus, Friedrich Julitus Stahl, dan Kranenburg), menyatakan
terjadinya adalah karena kehendak Tuhan didasari atas kepercayaan bahwa segala
sesuatu berasal dari Tuhan dan terjadi atas kehendak Tuhan.
3. Teori Perjanjian Masyarakat (Thomas Hobbes, J.Locke, JJ. Rousseau, dan
Montesquie), menyatakan bahwa manusia dengan kodratnya, manusia tidak akan
pernah puas dengan sesuai yang telah diperolehnya.
E. Sifat Negara
G. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara, setiap negara pasti memiliki
konstitusi, karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum
dasar negara, konstitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
H. Kedudukan Konstitusi
Meskipun konstitusi yang ada didunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk,
dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sbb :
1. Konstitusi sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang ha;-hal
yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya baha aturan-aturan yang terdapat dalam
konstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan
lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain harus sesuai dengan UUD.
Menurut Muarice Hauriou menyatakan bahwa tujuan konstitusi adalah untuk menjaga
keseimbangan antara ketertiban (order), kekuasaan (gezag), dan kebebasan (vrijheid)
Critical Book Review | 12
(Asshiddiqie, 2005). Menurut Jimly Asshiddiqie (Winarno, 2008) konstitusi memiliki
beberapa fungsi-fungsi yaitu :
BAB 5 HAM
A. Pendahuluan
Sri Wuryan dan Syaifullah (2009:108) menjelaskan bahwa warga negara dibagi ke
dalam dua golongan, yaitu (1) yang menguasai atau yang memerintah, (2) yang dikuasasi
atau yang diperintah. Hal ini didasarkan pada argumentasi bahwa seluruh warga negara itu
adalah orang-orang bebas dan sederajat sehingga mereka semua harus siap sedia untuk
memerintah dan diperintah, maka seluruh warga negara itu harus memiliki satu keutamaan
dan kebijakan yang sama.
Bahwa menjadi WNI dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 UU No. 12 thn 2006 adalah :
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 thn atau belum
kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewenangan asing tetap diakui sebagai
WNI.
2. Anak WNI yang berusia 5 thn dianggap secara sah sebagai anak oleh warga negara
sing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai WNI.
D. Asas Kewarganegaraan
Dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU No 12
thn 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Hukum negara tersebut membagi
asas kewarganegaraan juga menjadi dua asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan
umum dan asas kewarganegaraan khusus.
Dalam praktek ketatanegaraan di berbagai negara paling tidak terdapat 5 cara untuk
memperoleh kewarganegaraan. Adapun 5 prosedur atau metode perolehan status
kewarganegaraan yang dikenal dalam praktik tersebut adalah :
1. Citizenship by birth
Critical Book Review | 14
Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran.
2. Citizenship by descent
3. Citizenship by naturalisation
4. Citizenship byregistration
UU RI No. 39 thn 1999 tentang HAM, khususnya dalam pasal 1ayat (1) menyatakan
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan
perlindungan harkat dan martabat manusia.
G. Sejarah HAM
Pernyataan tentang “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” mengandung arti
bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang berketuhanan
YME, dan diteruskan dengan kata “...supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas..” dalam
pengertian bangsa maka bangsa Indonesia mengakui hak-hak manusia untuk memeluk agama
sebagaimana tercantu, dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal 18, dan
dalam pasal UUD 1945 dijabarkan dalam pasal 29 ayat (2) yaitu “negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
BAB 6 DEMOKRASI
A. Pendahuluan
Sejak negara ini didirikan, kita sepakat mendudukan rakyat sebagai pemilik
kedaulatan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan. Walaupun demikian, perjalanan
demokrasi di Indonesia penuh dengan ragam warna yang tidak bisa dilepaskan dari
kekuasaan suatu rezim. Karenanya, proses penegakkan nilai-nilai demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kerapkali mengalami pasang surut.
B. Konsep Demokrasi
Dengan demikian, demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah ada di tangan rakyat.
Dalam konteks ini kekuasaan atau pemerintah tertinggi berada di tangan rakyat dan
dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem
pemilihan bebas.
C. Bentuk Demokrasi
D. Prinsip-prinsip Demokrasi
E. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagia upaya sistematis yang dilakukan negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati,
mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status
dan perannya dalam masyarakat (Udin S. Winataputra, 2001:12).
Dapat disimpulkan negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, kekuasaan
negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar
pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai
negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh
mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.
Critical Book Review | 17
C. Konsep Negara Hukum
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki
sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau rechtsstaat, yaitu sbb : (1) HAM
terjamin oleh UU; (2) supremasi hukum; (3) kesamaan kedudukan di depan hukum; (4)
peradilan administrasi dalam perselisihan; (5) kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan
berorganisasi; (6) pemilihan umum yang bebas; (7) badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak (Dirjendikti, 2012:112).
Menurut A.V Dicey konsep negara hukum haruslah mengandung tiga unsur yaitu
Supremacy of law, Equality before the law, dan Human rights.
Makna negara Indonesi sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum
nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya
mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Adaptif, artinya mampu
menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sheingga tidak pernah usang. Progresif,
artinya sellau berorientasi kemajuan, perspektif masa depan.
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasula
dan UUD NRI 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi yang lebih
penting adalah pembinaan aparatur hukumnya sebagai pelaksana dan penegak hukum. Di
negara Indonesia, pemerintah bukan hanya harus tunduk dan menjalankan hukum, tetapi juga
harus aktif memberikan penyuluhan hukum kepada segenap masyarakat, agar masyarakat
semakin sadar hukum.
Setiap bangsa mendaoatkan anugerah dari Tuhan YME berupa alam dengan segala
isinya yang berada antar satu wilayah dengan wilayah ini. Demikian pula manusia ciptaan
Tuhan YME, dibekali dengan akal budi yang mewajibkannya untuk mengurangi samudera
kehidupan ini dengan senantiasa mengembangkan hubungan yang baik antar sesam,
lingkungan alam, hubungan dengan penciptanya.
B. Pengertian Geopolitik
Konsepsi geopolitik lahir di Jerman pada akhir abad XIX. Semula geopolitik adalah
ilmu bumi politik yang membahasa politik dalam suatu negara, namun berkembang menjadi
ajaran yang melegitimasikan hukum ekspansi suatu negara (Budi Juliardi 2016:149).
Ketahanan Nasional Indonesia memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan asas-asasnya, yaitu :
1. Mandiri;
2. Dinamis;
3. Manunggal;
4. Wibawa;
5. Konsultasi dan Kerjasama.
Alfred Thayer Mahan dalam bukunya The influence seapower on history, mengatakan
bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersbeut memenuhi
unsur-unsur : letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak
nasional dan sifat pemerintahan (Ditjendikti, 2012:160).
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji konsep identitas
nasional dan pentingnya identitas nasional itu. Bagi Indonesia sebagai sebuah negara-negara
(nation-state) yang berdiri di antara negara-bangsa lain di dunia, identitas nasional tentunya
sangat penting untuk diberlakukan dan dikembangkan secara terus menerus. Demikian juga
kita sebagai warga negara sekaligus warga bangsa Indonesia perlu memiliki identitas.
Identitas Lokal juga memiliki dimensi fisik dan nonfisik sebagaimana identitas
nasional. Mereka memiliki lambang, simbol, semboyan dan bahasa. Mereka juga
memiliki ide, nilai, dan gagasan yang memengaruhi sikap dan perilaku sehingga bisa
dibedakan dengan kelompok lain.
3. Pentingnya Identitas
Arti penting identitas nasional bagi suatu bangsa adalah sebagai pemersatu bangsa
yang bersangkutan sekaligus sebagai pembeda dengan bangsa lain. Bangsa yang bersatu
karena identitas yang sama dapat menimbulkan rasa kebanggaan, kebersamaan, dan
kecintaan pada bangsa dan tanah airnya. Di sisi lain, identitas nasional yang mampu
membedakan toleransi, hormat menghormati, dan sikap apresiatif terhadap identitas lain
tersebut.
Ternyata kesadaran kebangsaan itu baru muncul di awal abad ke 20. Ada dua
peristiwa penting yang menandai tumbuhnya semangat kebangsaan itu adalah berdirinya
organisasi Budi Utomo tgl 20 Mei 1908 dan Kongres Pemuda II tgl 28 Oktober 1928
yang mencetuskan Sumpah Pemuda. Kesadaran kebangsaan itu akhirnya menemukan titik
puncaknya pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sejak saat itu tidak
hanya lahir identitas negara baru yakni negara Indonesia tetapi juga kesadaran baru
sebagai bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai identitas bangsa atau jati diri bangsa telah banyak diakui para
ahli. Kaelan (2002) menyatakn jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan
yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Corak
dan watak itu adalah bangsa yang religius, menghormati bangsa dan manusia lain, adanya
persatuan, gotong royong, dan musyawarah serta ide tentang keadilan sosial. Nilai-nilai
dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila dikatakan sebagai
jati diri bangsa.
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji konsep warga negara
dan kewarganegaraan. Status warga negara yang kita sandang menjadikan adanya
kepemilikan hak dan kewajiban terhadap negara. Sebaliknya, negara Indonesia memiliki hak
dan kewajiban terhadap warga negaranya.
Secara ringkas dikatakan warga negara adalah seorang anggota dari suatu negara.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga mengenal istilah “warga sekolah, warga kampung,
warga desa, warga suku, warga kampus, dan sebagainya”. Kata warga berarti anggota.
Sedangkan menurut kamus Maya Wikipedia, dikatakan kewarganegaraan merupakan
keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada
negara kota namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang
membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
a. Status Positif, artinya setiap warga negara berhak memperoleh sesuatu yang
positif dari negara terutama yang berhubungan dengan upaya memenuhi
kebutuhan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan.
b. Status Negatif, artinya warga negara berhak untuk menolak atau tidak dicampuri
oleh negara dalam hal-hal tertentu terutama menyangkut hak-hak pribadi.
c. Status Pasif, artinya sebagai kepatuhan warga negara kepada pemerintah dan
peraturan yang berlaku atau hukum yang bersumber pada keadilan dan kebenaran.
d. Status Aktif, artinya keterlibatan secara ktif warga negara dalam organisasi negara
(pemilu, dll).
Hak-hak warga negara yang tertuang pada Pasal 27 – 34 UUD 1945, yaitu :
Rumusan kewajiban warga negara dituangkan pada Pasal 27 – 31 UUD NRI 1945
yang masih merupakan rumusan garis besar dan belum terperinci. Kewajiban tersebut
sebagai berikut :
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji konsep negara Indonesia
sebagai negara hukum. Di sisi lain mengajak perlunya kita sebagai warga negara untuk
memiliki kesadaran hukum dan menaati hukum yang berlaku.
Tamanaha berpendapat bahwa prinsip megara hukum the rule of law, sedikinya
memiliki enam bentuk, yaitu :
Perumusan yang dipakai oleh para pembentuk UUD NRI 1945, ialah : “Indonesia
adalah negara yang berdasarkan atas hukum” dengan rumusan “Rechtsstaat” di antara 2
tanda kutip, yang menurut Padmo Wahjono, menunjukkan bahwa pola yang diambil tidak
menyimpang dari konsep negara hukum pada umumnya (genusbegrip), tetapi tetap
disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia (Fadjar, 2005:85).
Dari uraian yang ada, diketahui bahwa rancangan UUD dirumuskan sebelum
Proklamasi Kemerdekaan, sedangkan penetapan dan pengesahannya terjadi satu hari
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam sejarah revolusi Bangsa Indonesia
peristiwa tersebut benar-benar merupakan karunia tak ternilai dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sejak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, menetapkan UUD 1945 pada 18
Agustus 1945, penyelenggaraan negara didasarkan pada ketentuan-ketentuan menurut
UUD 1945.
Ditinjau dari sistematika, UUD 1945 sebelum perubahan terdiri atas tiga bagian
(termasuk penamaannya), yaitu :
a. Pembukaan (Preambule);
b. Batang Tubuh;
c. Penjelasan.
D. Perilaku Konstitusional
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji konsep demokrasi dan
demokrasi yang berjalan di Indonesia dewasa ini. Untuk lebih mendapatkan pemahaman
tentang materi bab ini, anda akan menelusuri konsep-konsep demokrasi Indonesia dari
berbagai sumber.
B. Makna Demokrasi
1. Istilah Demokrasi
Istilah demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani yakni
demos dan kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi
demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Salah satu pendapat terkenal dikemukakan oleh
Abraham Lincoln di thn 1863 yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for
the people).
C. Demokrasi Di Indonesia
Ide demokrasi Indonesia terungkap dalam sila keempat Pancasila yakni kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan Pasal 1
Ayat 2 UUD NRI 1945 yakni kedaulatan berada di tangan rakyat dna dilaksanakan menurut
UUD 1945. Istilah kedaulatan (kekuasaan tertinggi) di tangan rakyat berarti demokrasi.
Perlunya sikap demokrasi ini oleh karena demokrasi dipahami tidak hanya sebagai
bentuk pemerintahan dan sistem politik negara. Demokrasi lebih dari itu adalah sebagai
sikap hidup baik warga negara maupun penyelenggara negara di negara yang mengaku
diri sebagai negara demokrasi. Negara demokrasi tidak akan tegak jika dalam negara itu
hanya ada lembaga-lembaga negara.
3. Menghargai Perbedaan
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji Konsep dan Harmoni
HAM dan KAM. Memahami HAM dan KAM merupakan kewajiban kita semua. Menghargai
hak asasi orang lain merupakan kewajiban kita sebagai warganegara.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa HAM adalah hak yang dimiliki
seorang manusia mulai dari awal proses penciptanya bersifat melekat dalam diri manusia
sebagai anugerah Tuhan YME yang dimilikinya tanpa melihat perbedaan bangsa, rasa,
agama, atau JK, karena itu bersifat mendasar (asasi).
4. Macam HAM
a. Menurut Thomas Hobbes satu-satunya HAM adalah hak hidup.
b. Menuruy J.Locke hak asasi meliputi hak hidup, kemerdekaan, dan hak milik.
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji pengertian dan konsep
Wawasan Nusantara. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa indonesia
terhadap diri dan lingkungannya.
Jadi wilayah Indonesia merupakan ruang bagi hidupnya bangsa indonesia serta ruang
tempat penyelenggaraan pemerintahan yang berdaulat. Pengakuan wilayah sebagai ruang
hidup bangsa Indonesia, tercerminkan pada kalimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia” pada alinia IV Pembukaan UUD NRI 1945. Tidak ada keinginan
Bangsa Indoneisa untuk memperluas wilayah, hanya demi kepentingan ruang hidup bangsa.
Bangsa Indoneisa merasa sudah cukup dengan wilayah yang sekarang ini, sebagai wilayah
kedaulatan bangsa Indonesia.
Pasal 25A UUD NRI 1945 dinyatakan bahwa “Negara Kesatuan RI adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan UU”. Pasal ini merupakan hasil perubahan IV thn 2002. Kondisi wilayah
Indonesia digambarkan sebagai wilayah yang berciri nusantara. Perumusan wilayah
Indonesia dalam pasal tersebutu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengakui pentingnya
wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup bagi bangsa Indonesia yang
telah bernegara.
Oleh karena itu, tidak ada yang salah dengan otonomi daerah atau dengan kata
lain otononmi daerah tidak bertentangan dengan prinsip wawasan nusantara. Otonomi dan
desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih agar penyelenggaraan NKRI ini bisa
menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah tanah air.
Justru keadilan yang merata menjadi prasarat terwujudnya rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan hakekat dari
wawasan nusantara itu sendiri.
Pembelajaran di bab ini akan mengajak anda untuk mengkaji pengertian dan konsep
Ketahanan Nasional. Pemahaman yang baik mengenai ketahanan nasional bagi warga negara
Indonesia penting karena dapat mengenali potensi-potensi ancaman dimasa depan serta
kemampuan memberi alternatif penyelesaiannya, memiliki kesadaran diri untuk melibatkan
diri dalam mengatasi berbagai ancaman bangsa dan kesadaran diri untuk terus bekerja
mengisi pembangunan menuju cita-cita nasional Indonesia.
Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan Nasional. Konsepsi ketahanan nasioal
saat itu dirumuskan sebagai keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk menghadapi segala
ancaman yang membahayakan kelangsung hidup negara dan bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional tahun 1969, adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa
Indonesia. Sednagkan ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologim ketahanan
politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan
keamanan.
Ancaman adalah suatu hal atau upaya yang bersifat dan bertujuan mengubah dan
merombak kebijakan yang dilaksanakan secara konsepsional. Dalam UU No. 3 thn 2002
ttg Pertahanan Negara, definisi ancaman adalah “setiap usaha dan kegiatan baik dari
dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.”
Menurut buku Putih Pertahanan Thn 2008 yang diterbitkan Dephankam RI,
ancaman yang membahayakan keamanan dan kelangsungan hidup bernegara dan
berbangsa ada 2, yaitu :
D. Bela Negara
Menurut Kamus Maya Wikipedia, bela negara adalah sebuah konsep yang disusun
oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.
PEMBAHASAN
C. Materi HAM
Buku Utama
D. Materi Demokrasi
Buku Utama
1. Sub-bab materi dalam buku utama lebih jelas dan banyak dipaparkan
dibandingkan buku utama.
2. Terdapat sub-bab yang membedakan antara demokrasi indonesia dengan
pendidikan demokrasi.
3. Di buku ini, lebih memaparkan mengenai capaian pembelajaran, kompetensi,
indikator serta peta konsep dibandingkan buku pembanding.
Buku Pembanding
1. Sub-bab di buku lebih mengarah kepada sikap demokrasi dan menghargai
perbedaan.
2. Kemudian mencantumkan analasis kasus yang sesuai dengan materi.
3. Di buku pembanding setiap bab terdapat rangkuman serta pengembangan sikap
sesuai dengan materi.
C. Materi HAM
Buku Utama
1. Dalam buku ini tidak ada dicantumkan sebuah analisis kasus.
2. Terdapat pengetikan kata beberapa yang salah dan sulit dipahami.
Buku Pembanding
1. Pemaparan sub-bab dalam buku pembanding jauh lebih sedikit dibandingkan buku
utama.
2. Tidak ada soal latihan di setiap akhir bab, indikator, capaian, dll.
D. Materi Demokrasi
Buku Utama
1. Dalam buku utama tidak ada mencantumkan analisis kasus di setiap bab.
2. Sub-bab materi dalam buku utama tidak ada memaparkan mengenai sikap
demokrasi dan menghargai perbedaan seperti di buku pembanding.
3. Tidak terdapat rangkuman di setiap akhir bab.
Buku Pembanding
1. Di buku ini, tidak memaparkan mengenai capaian pembelajaran, kompetensi,
indikator serta peta konsep dibandingkan buku utama.
2. Sub-bab dalam materi yang ada pada bab ini, tidak terlalu banyak seperti di buku
utama.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Tidak adalagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah,
hilangnya identitas nasional dalam diri, malunya mengakui negara nya sendiri, banyaknya
pemakaian produk dari luar daripada produk dari dalam negeri. Jadi, butub partisipasi dari
masyarakat khususnya mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan tinggi negeri ini untuk
dapat mengamalkan pembelajaran yang dipelajari dari Pendidikan Kewarganegaraan.
4.2 Saran
Adapun saran daripada saya ialah, agar kita bisa menggunakan metode ini untuk
mengambil suatu data apapun, guna penarikan suatu keputusan. Tak lepas dari itu semua,
saya sebagai pembuat CBR ini juga mengharapkan saran-saran, kritik dan masukan dari
Pembaca sekalian guna membangun hasil yang jauh lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA