Disusun Oleh :
Asfiati
NIM: (105041102223)
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
judul “Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi” semoga limpahan rahmat dan hidayah-Nya
menjadi ungkapan terima kasih dan rasa cinta kepada nabi besar Muhammad
SAW atas perjuangannya, sehingga nikmat islam masih dapat dirasakan sampai
saat ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu penyelesaian mata kuliah
membalikkan telapak tangan, namun dengan semangat dan kerja keraslah yang
menjadi pendorong kami dalam menyelesaikan segala proses, juga berkat adanya
03-04-2024
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………. 3
A.Latar Belakang……………………………………… 3
B.Rumusan Masalah…………………………………... 6
C.Tujuan……………………………………………….. 6
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………… 5
1 Tindak Tutur Lokusi……………………………………………….. 7
2 Tindak Tutur Ilokusi…………………………………………………8
BAB 3 PENUTUP…………………………………………….. 12
A.Kesimpulan …………………………………………. 12
Daftar Pustaka………………………………………………… 13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, melalui bahasa
intelektual.
kepada mitra tuturnya, dan mengharap mitra tuturnya dapat memahami apa
klausa, dan kalimat yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Bahasa
meliputi daya cipta dan sistem aturan. Dengan daya cipta manusia dapat
seperangkat kata dan aturan yang terbatas. Dengan demikian, Bahasa pada
3
rangka penggunaan tuturan oleh penutur dan lawan tutur (Yuliana, Rina &
Rohmadi, 2013).
suatu bahasa yang dituturkan dan dapat menghasilkan makna dari setiap kalimat
Kajian bidang pragmatik yang salah satu diantaranya adalah tindak tutur
yang merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji dari aspek aktualnya. Menurut
Chaer, A & Agustina, (2004) mengemukakan bahwa tindak tutur merupakan gejala
dijelaskan bahwa jika dalam peristiwa maka tindak tutur lebih memperhatikan
para ilmu bahasa untuk men gkaji pragmatik lebih dalam. Di dalam ilmu
pragmatik, tidak terlepas dari bahasa dan harus sesuai dengan konteks bahasa yang
berbicara dan serta unsur-unsur yang terdapat dalam situasi tutur yang di lakukan
4
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan
salah satu alat untuk melakukan komunikasi sesama manusia. Di samping itu, 5
dapat dilakukan secara lisan maupun tulis. Dalam kehidupan sehari-hari dalam
sumber daya manusia yang kritis, kreatif dan cerdas” ( Saragih, 2012: 12). Oleh
karena itu, dalam setiap proses komunikasi yang sedang berlangsung terjadilah
yang disebut peristiwa tutur atau aktivitas bicara dan tindak tutur atau perilaku
bahasa. Pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari yang berupa tindakan
bertutur tidak terbatas jumlahnya, karena setiap hari seseorang tidak dapat
orang-orang disekitarnya.
Teori tindak tutur bermula pada karya buku Austin dan Searle (dalam
Ibrahim 1993:108). Bertolak dari pendapat tersebut, buku How to do things with
tutur, tindak tutur adalah suatu tuturan yang berfungsi pikologis dan sosial di luar
wacana yang sedang terjadi. Pendapat lain mendefinisika tindak tutur adalah
5
disimpulkan tindak tutur memiliki fungsi piskologis dan sosial saat berkomunikasi
dan sebagai sarana untuk melakukan sesuatu melalui tindakan -tindakan yang
sebagai berikut ini: Austin (dalam Rani, 2010:160-163) membagi tindak tutur,
yaitu tindak lokusi (lotionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
3. Fungsi representasional, untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
melaporkan, dengan perkataan lain menggambarkan realitas yang
sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
4. Fungsi interaksional, untuk menjalin dan memantapkan hubungan antara
penutur dan petutur.
5. Fungsi personal, untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta
reaksireaksi yang dalam.
6. Fungsi euristik, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari
seluk beluk lingkungan dan seringkali disampaikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.
7. Fungsi imajinatif, untuk menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan
yang bersifat imajinatif.
2. Tindak Tutur Ilokusi
Penilaian Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk
menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan
sesuatu tindakan.
klasifikasi tindak tutur ilokusi sebagai berikut:
• asertif = tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi
yang diungkapkan
• direktif = tindak tutur yang menyebabkan mitra tutur melakukan tindakan
tertentu, misalnya permintaan, perintah, dan nasehat
• komisif = tindak tutur yang mengikat penutur untuk melakukan suatu
tindakan di masa depan, misalnya janji dan sumpah
• ekspresif = tindak tutur yang mengungkapkan sikap dan emosi penutur
terhadap proposisinya, misalnya ucapan selamat, permisi, dan ucapan
terima kasih.
• deklarasi = tindak tutur yang mengubah kenyataan sesuai dengan dalil
pernyataan, misal baptisan, menyatakan bersalah atau mengucapkan suami
istri
8
Klasifikasi ini dimaksudkan untuk bersifat menyeluruh tetapi kelas-kelasnya
tidak eksklusif satu sama lain: Contoh terkenal John Austin, "Saya yakin Anda
akan turun hujan lima pon" bersifat direktif dan komisif.
Beberapa ahli teori tindak tutur, termasuk Austin sendiri, menggunakan
gagasan tentang kekuatan ilokusi . Dalam catatan asli Austin, gagasan tersebut
masih belum jelas. Beberapa pengikut Austin, seperti David Holdcroft ,
memandang kekuatan ilokusi sebagai properti ucapan yang dibuat dengan maksud
untuk melakukan tindakan ilokusi tertentu—bukan sebagai keberhasilan kinerja
tindakan tersebut (yang seharusnya memerlukan lebih lanjut kesesuaian keadaan
tertentu). Menurut konsepsi ini, ucapan “Saya berani bertaruh lima pon Anda akan
turun hujan” mungkin memiliki kekuatan ilokusi bahkan jika lawan bicara tidak
mendengarnya. Namun, Bach dan Harnish mengasumsikan kekuatan ilokusi jika,
dan hanya jika tindakan ilokusi ini atau itu benar-benar (berhasil) dilakukan.
Menurut konsepsi ini, lawan bicara pasti sudah mendengar dan memahami bahwa
penutur bermaksud bertaruh dengan mereka agar ujaran tersebut mempunyai
'kekuatan ilokusi'.
Jika kita mengadopsi gagasan kekuatan ilokusi sebagai salah satu aspek
makna, maka tampak bahwa 'kekuatan' (yang dimaksudkan) dari kalimat atau
ucapan tertentu tidak begitu jelas. Jika seseorang berkata, “Di sini dingin sekali”,
ada beberapa tindak ilokusi berbeda yang mungkin dituju oleh ujaran tersebut.
Pengucapnya mungkin bermaksud mendeskripsikan ruangan tersebut, dalam hal
ini kekuatan ilokusinya adalah 'menggambarkan'. Namun dia mungkin juga
bermaksud mengkritik seseorang yang seharusnya menjaga ruangan tetap hangat.
Atau mungkin juga dimaksudkan sebagai permintaan kepada seseorang untuk
menutup jendela. Kekuatan-kekuatan ini mungkin saling terkait: mungkin dengan
menyatakan bahwa suhu terlalu dingin sehingga seseorang mengkritik orang lain.
Pertunjukan suatu tindak ilokusi melalui pertunjukan orang lain disebut sebagai
tindak tutur tidak langsung .
9
Contoh:
1. Ada anjing gila.
Analisinya yaitu kontruksi kalimat tersebut biasanya ditemukan di pinggir-
pinggir pagar atau di pintu-pintu rumah. Tuturan ini tidak hanya menyampaikan
informasi tentang keberadaan anjing disebuah rumah tetapi lebih bermakna agar
yang membaca tuturan tersebut berhati-hati. Jadi bersifat perintah. Apalagi
pembacanya adalah pencuri atau tafsirannya untuk menakuti.
2. Ujian sudah dekat.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepada
muridnya maka ilokusinya yaitu guru menyampaikan kepada muridnya untuk
bersiap-siap bahwa ujian sudah dekat. Tetapi jika orang tua, berartia seruan
berhenti untuk bermain tetapi harus belajar dengan baik.
3. Rambutmu sudah panjang.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, kalimat tersebut jika diucapkan oleh
seorang ibu kepada anak laki-lakinya atau istri kepada suaminya, maka itu adalah
perintah untuk memangkas atau memotong rambutnya karena sudah panjang.
4. Yudi sudah seminar proposal skripsi kemarin.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada seorang mahasiswa
semester XII, bukan hanya sekedar memberikan informasi saja akan tetapi juga
melakukan sesuatu, yaitu memberikan dorongan agar mahasiswa tadi segera
mengerjakan skripsinya.
5. Santoso sedang sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada temannya yang
menghidupkan radio dengan volume tinggi, berarti bukan saja sebagai informasi
tetapi juga untuk menyuruh agar mengecilkan volume atau mematikan radionya.
Dari apa yang terurai di atas jelaslah bahwa tindak ilokusi sangat sukar
diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan
lawan tutur, kapan dan dimana tindak lokusi itu terjadi, dan sebagainya. Dengan
demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur.
10
3. Tindak Tutur Perlokusi
Tindak perlokusi adalah sebuah tuturan yang dituturkan oleh seseorang
seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkan. Efek
atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh
penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi
lawan tutur disebut tindak perlokusi.
Contoh:
1. Nilai rapormu bagus sekali.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, bisa berarti pujian atau ejekan. Pujian
kalau memang nilai rapor itu bagus, dan ejekan kalau nilai rapor itu memang tidak
bagus. Sedangkan dari segi perlokusi, dapat membuat si pendengar itu menjadi
sedih dan sebaliknya dapat mengucapkan terimakasih.
2. Sudah 3 minggu kamar ini tidak dibersihkan.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, menyuruh untuk membersihkan,
sedangkan dari segi perlokusi, si anak akan mengambil sapu dan
membersihkannya
3. Samin bebas SPP.
Analisinya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepad murid-
muridnya, maka ilokusinya adalah meminta agar teman-temannya tidak iri, dan
perlokusinya adalah agar teman-temannya memaklumi keadaan ekonomi orang
tua Samin
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan tentang tindak tutur dalam pragmatik yang
meliputi tindak lokusi,tindak ilokusi dan tindak perlokusi dapat disimpulkan
bahwa Tindak Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.Tindak tutur
ini disebut sebagai The Act of Sayig Something. Contoh kalimat Mamat belajar
membaca, dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa ada tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk
mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak Ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi
untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk
melakukan sesuatu tindakan. Contoh Ada anjing gila.Analisinya yaitu kontruksi
kalimat tersebut biasanya ditemukan di pinggir-pinggir pagar atau di pintu-pintu
rumah. Tuturan ini tidak hanya menyampaikan informasi tentang keberadaan
anjing disebuah rumah tetapi lebih bermakna agar yang membaca tuturan tersebut
berhati-hati. Jadi bersifat perintah. Apalagi pembacanya adalah pencuri atau
tafsirannya untuk menakuti. Tindak Perlokusi adalah sebuah tuturan yang
dituturkan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi
yang mendengarkan.Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak
sengaja dikreasikan oleh penuturnya.Tindak tutur yang pengutaraannya
dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut tindak perlokusi. Contoh
Mungkin Ibu menderita penyakut jantung koroner.
12
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana Rina, Rohmadi, S. (2013). Daya pragmatik tindak tutur guru dalam
pembelajaran bahasa indonesia pada siswa sekolah menengah pertama
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Perlocutionary_act?
13