Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi


(Mata Kuliah: Pragmatik Semantik)

Disusun Oleh :
Asfiati
NIM: (105041102223)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan mengambil

judul “Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi” semoga limpahan rahmat dan hidayah-Nya

selalu menyertai dalam lindungan-Nya. Semoga shalawat dan salam selalu

tercurah keharibaan Rasulullah Muhammad SAW, bershalawat kepadanya

menjadi ungkapan terima kasih dan rasa cinta kepada nabi besar Muhammad

SAW atas perjuangannya, sehingga nikmat islam masih dapat dirasakan sampai

saat ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu penyelesaian mata kuliah

Pragmatik Semantik pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar. Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa memulai hingga

mengakhiri proses penyusunan makalah ini bukanlah hal mudah seperti

membalikkan telapak tangan, namun dengan semangat dan kerja keraslah yang

menjadi pendorong kami dalam menyelesaikan segala proses, juga berkat adanya

bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan penyelesaian


dalam penyusunannya. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam

penyempurnaan tulisan ini nantinya.

03-04-2024

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………. 3
A.Latar Belakang……………………………………… 3
B.Rumusan Masalah…………………………………... 6
C.Tujuan……………………………………………….. 6
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………… 5
1 Tindak Tutur Lokusi……………………………………………….. 7
2 Tindak Tutur Ilokusi…………………………………………………8

3 Tindak Tutur Perlokusi…………………………………………….. 11

BAB 3 PENUTUP…………………………………………….. 12
A.Kesimpulan …………………………………………. 12
Daftar Pustaka………………………………………………… 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, melalui bahasa

manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi) saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan

intelektual.

Didalam komunikasi, dapat diasumsikan bahwa seseorang penutur

mengartikulasi tuturan dengan maksud untuk menginformasikan sesuatu

kepada mitra tuturnya, dan mengharap mitra tuturnya dapat memahami apa

yang hendak dikomunikasikan

Menurut Wiranto (2017) bahasa merupakan alat komunikasi yang

terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan seperti kata, kelompok kata,

klausa, dan kalimat yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Bahasa

merupakan suatu sistem symbol untuk berkomunikasi dengan orang lain,

meliputi daya cipta dan sistem aturan. Dengan daya cipta manusia dapat

menciptakan berbagai macam kalimat yang bermakna dengan menggunakan

seperangkat kata dan aturan yang terbatas. Dengan demikian, Bahasa pada

manusia merupakan upaya kreatif yang tidak pernah berhenti (Fridani,

2017). Penulis bisa menyimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi

manusia, yang memiliki symbol yang bermakna

Bidang pragmatik merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji

makna tuturan dengan cara menghubungkan faktor nonlingual seperti

konteks, pengetahuan, komunikasi, serta situasi pemakaian bahasa dalam

3
rangka penggunaan tuturan oleh penutur dan lawan tutur (Yuliana, Rina &

Rohmadi, 2013).

Makna tuturan dalam pragmatik lebih mengacu pada maksud dan

tujuan penutur terhadap tuturannya. Tuturan yang disampaikan oleh penutur

akan memberikan informasi ataupun dampak tuturan bagi para pendengar.

Definisi Pragmatik adalah suatu ilmu bahasa yang dapat menganalisis

suatu bahasa yang dituturkan dan dapat menghasilkan makna dari setiap kalimat

yang diucapkan ( Subyanto, 1992: 1).

Kajian bidang pragmatik yang salah satu diantaranya adalah tindak tutur

yang merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji dari aspek aktualnya. Menurut

Chaer, A & Agustina, (2004) mengemukakan bahwa tindak tutur merupakan gejala

indivisual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh

kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa jika dalam peristiwa maka tindak tutur lebih memperhatikan

makna atau arti dari tindak tutur dalam tuturan itu

Perkembangan pragmatik berkembang karena adanya tingkat kesadaran

para ilmu bahasa untuk men gkaji pragmatik lebih dalam. Di dalam ilmu

pragmatik, tidak terlepas dari bahasa dan harus sesuai dengan konteks bahasa yang

di maksud. Ketika seseorang berkomunikasi ia juga harus melihat situasi saat

berbicara dan serta unsur-unsur yang terdapat dalam situasi tutur yang di lakukan

saat berkomunikasi. Pragmatik juga merupakan ilmu bahasa yang mempelajari

pemakaian bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Makna bahasa

tersebut dapat dimengerti bila diketahui konteksnya. Batasan pragmatik adalah

aturan-aturan pemakaian bahasa mengenai bentuk dan makna yang dikaitkan

dengan maksud pembicara, konteks, dan keadaan.

4
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan

salah satu alat untuk melakukan komunikasi sesama manusia. Di samping itu, 5

bahasa juga memegang peranan penting dalam proses komunikasi antarmanusis

untuk hidup bermasyarakat dan menjalankan aktivitasnya. Bahasa juga memiliki

peran penting di setiap kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi

dengan seseorang manusia menggunakan bahasa. Bentuk bahasa yang digunakan

dapat dilakukan secara lisan maupun tulis. Dalam kehidupan sehari-hari dalam

berkomunikasi bahasa yang sering dilakukan adalah bahasa secara lisan

dibandingkan dengan tulis. “ Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek

keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam menciptakan

sumber daya manusia yang kritis, kreatif dan cerdas” ( Saragih, 2012: 12). Oleh

karena itu, dalam setiap proses komunikasi yang sedang berlangsung terjadilah

yang disebut peristiwa tutur atau aktivitas bicara dan tindak tutur atau perilaku

bahasa. Pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari yang berupa tindakan

bertutur tidak terbatas jumlahnya, karena setiap hari seseorang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan berkomunikasi, sehingga tindakan bertutur selalu

digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pesan untuk berkomunikasi dengan

orang-orang disekitarnya.

Teori tindak tutur bermula pada karya buku Austin dan Searle (dalam

Ibrahim 1993:108). Bertolak dari pendapat tersebut, buku How to do things with

word (bagaimana melakukan sesuatu dengan kata-kata) dengan pengarang Austin

dan Searle yang menyajikan makalah-makalah tindak tutur.

Dari pendapat di atas, Ibrahim (1993:109) menguraikan definisi tindak

tutur, tindak tutur adalah suatu tuturan yang berfungsi pikologis dan sosial di luar

wacana yang sedang terjadi. Pendapat lain mendefinisika tindak tutur adalah

tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Dengan demikian, dapat

5
disimpulkan tindak tutur memiliki fungsi piskologis dan sosial saat berkomunikasi

dan sebagai sarana untuk melakukan sesuatu melalui tindakan -tindakan yang

diucapkan lewat lisan.

Berkenaan dengan tindak tutur, terdapat tindak tutur yang beragam

sebagai berikut ini: Austin (dalam Rani, 2010:160-163) membagi tindak tutur,

yaitu tindak lokusi (lotionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak

perlokusi (perlocutionary act).

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana Definisi Tindak Tutur Lokusi

2. Bagaimana Definisi Tindak Tutur Ilokusi

3. Bagaimana Definisi Tindak Tutur Perlokusi

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah : Untuk mengetahui

Definisi lengkap tentang tindak tutur lokusi,ilokusi,dan perlokusi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tindak Tutur Lokusi


Pensekoran Tindak tutr lokusi adalah tindakan proposisi yang berada pada
kategori mengatakan sesuatu (an act saying somethings). Oleh karena itu, yang
diutamakan dalam tindak tutur adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.
Wujud tindak lokusi adalah tuturan-tuturan yang berisi pernyataan atau tentang
sesuatu. Contoh seperti kalimat di bawah ini :
1. Kendari Ibu Kota Sulawesi Tenggara terletak dijazirah tenggara pulau
Sulawesi yang memiliki 10 kabupaten dan 2 kota.
2. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Hasan Wirayuda mengatakan
bahwa hubungan antara RI dan Malaysia semakin renggang akhir-akhir
ini.
3. Mamat belajar membaca.
Kalimat-kalimat seperti contoh di atas adalah dituturkan oleh penuturnya
semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada tendensi untuk
melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Bila diamati
secara seksama konsep lokusi itu adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi
kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang sebagai satu satuan yang
terdiri dari dua unsur yakni subjek dan predikat Lebih jauh tindak lokusi adalah
tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diindentifikasikan karena
pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks
tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Tindak lokusi sebenarnya tidak atau
kurang begitu penting peranannya untuk memahami tindak tutur
Tindak tutur memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu
1. Fungsi instrumental, untuk melayani pengelolaan lingkungan,
menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
2. Fungsi regulasi, alat untuk mengaturkan tingkah laku orang. Misalnya
persetujuan, celaan, dan ketidaksetujuan.

7
3. Fungsi representasional, untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
melaporkan, dengan perkataan lain menggambarkan realitas yang
sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
4. Fungsi interaksional, untuk menjalin dan memantapkan hubungan antara
penutur dan petutur.
5. Fungsi personal, untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta
reaksireaksi yang dalam.
6. Fungsi euristik, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari
seluk beluk lingkungan dan seringkali disampaikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.
7. Fungsi imajinatif, untuk menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan
yang bersifat imajinatif.
2. Tindak Tutur Ilokusi
Penilaian Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk
menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan
sesuatu tindakan.
klasifikasi tindak tutur ilokusi sebagai berikut:
• asertif = tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi
yang diungkapkan
• direktif = tindak tutur yang menyebabkan mitra tutur melakukan tindakan
tertentu, misalnya permintaan, perintah, dan nasehat
• komisif = tindak tutur yang mengikat penutur untuk melakukan suatu
tindakan di masa depan, misalnya janji dan sumpah
• ekspresif = tindak tutur yang mengungkapkan sikap dan emosi penutur
terhadap proposisinya, misalnya ucapan selamat, permisi, dan ucapan
terima kasih.
• deklarasi = tindak tutur yang mengubah kenyataan sesuai dengan dalil
pernyataan, misal baptisan, menyatakan bersalah atau mengucapkan suami
istri

8
Klasifikasi ini dimaksudkan untuk bersifat menyeluruh tetapi kelas-kelasnya
tidak eksklusif satu sama lain: Contoh terkenal John Austin, "Saya yakin Anda
akan turun hujan lima pon" bersifat direktif dan komisif.
Beberapa ahli teori tindak tutur, termasuk Austin sendiri, menggunakan
gagasan tentang kekuatan ilokusi . Dalam catatan asli Austin, gagasan tersebut
masih belum jelas. Beberapa pengikut Austin, seperti David Holdcroft ,
memandang kekuatan ilokusi sebagai properti ucapan yang dibuat dengan maksud
untuk melakukan tindakan ilokusi tertentu—bukan sebagai keberhasilan kinerja
tindakan tersebut (yang seharusnya memerlukan lebih lanjut kesesuaian keadaan
tertentu). Menurut konsepsi ini, ucapan “Saya berani bertaruh lima pon Anda akan
turun hujan” mungkin memiliki kekuatan ilokusi bahkan jika lawan bicara tidak
mendengarnya. Namun, Bach dan Harnish mengasumsikan kekuatan ilokusi jika,
dan hanya jika tindakan ilokusi ini atau itu benar-benar (berhasil) dilakukan.
Menurut konsepsi ini, lawan bicara pasti sudah mendengar dan memahami bahwa
penutur bermaksud bertaruh dengan mereka agar ujaran tersebut mempunyai
'kekuatan ilokusi'.
Jika kita mengadopsi gagasan kekuatan ilokusi sebagai salah satu aspek
makna, maka tampak bahwa 'kekuatan' (yang dimaksudkan) dari kalimat atau
ucapan tertentu tidak begitu jelas. Jika seseorang berkata, “Di sini dingin sekali”,
ada beberapa tindak ilokusi berbeda yang mungkin dituju oleh ujaran tersebut.
Pengucapnya mungkin bermaksud mendeskripsikan ruangan tersebut, dalam hal
ini kekuatan ilokusinya adalah 'menggambarkan'. Namun dia mungkin juga
bermaksud mengkritik seseorang yang seharusnya menjaga ruangan tetap hangat.
Atau mungkin juga dimaksudkan sebagai permintaan kepada seseorang untuk
menutup jendela. Kekuatan-kekuatan ini mungkin saling terkait: mungkin dengan
menyatakan bahwa suhu terlalu dingin sehingga seseorang mengkritik orang lain.
Pertunjukan suatu tindak ilokusi melalui pertunjukan orang lain disebut sebagai
tindak tutur tidak langsung .

9
Contoh:
1. Ada anjing gila.
Analisinya yaitu kontruksi kalimat tersebut biasanya ditemukan di pinggir-
pinggir pagar atau di pintu-pintu rumah. Tuturan ini tidak hanya menyampaikan
informasi tentang keberadaan anjing disebuah rumah tetapi lebih bermakna agar
yang membaca tuturan tersebut berhati-hati. Jadi bersifat perintah. Apalagi
pembacanya adalah pencuri atau tafsirannya untuk menakuti.
2. Ujian sudah dekat.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepada
muridnya maka ilokusinya yaitu guru menyampaikan kepada muridnya untuk
bersiap-siap bahwa ujian sudah dekat. Tetapi jika orang tua, berartia seruan
berhenti untuk bermain tetapi harus belajar dengan baik.
3. Rambutmu sudah panjang.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, kalimat tersebut jika diucapkan oleh
seorang ibu kepada anak laki-lakinya atau istri kepada suaminya, maka itu adalah
perintah untuk memangkas atau memotong rambutnya karena sudah panjang.
4. Yudi sudah seminar proposal skripsi kemarin.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada seorang mahasiswa
semester XII, bukan hanya sekedar memberikan informasi saja akan tetapi juga
melakukan sesuatu, yaitu memberikan dorongan agar mahasiswa tadi segera
mengerjakan skripsinya.
5. Santoso sedang sakit.
Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan kepada temannya yang
menghidupkan radio dengan volume tinggi, berarti bukan saja sebagai informasi
tetapi juga untuk menyuruh agar mengecilkan volume atau mematikan radionya.
Dari apa yang terurai di atas jelaslah bahwa tindak ilokusi sangat sukar
diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan
lawan tutur, kapan dan dimana tindak lokusi itu terjadi, dan sebagainya. Dengan
demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur.

10
3. Tindak Tutur Perlokusi
Tindak perlokusi adalah sebuah tuturan yang dituturkan oleh seseorang
seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkan. Efek
atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh
penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi
lawan tutur disebut tindak perlokusi.
Contoh:
1. Nilai rapormu bagus sekali.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, bisa berarti pujian atau ejekan. Pujian
kalau memang nilai rapor itu bagus, dan ejekan kalau nilai rapor itu memang tidak
bagus. Sedangkan dari segi perlokusi, dapat membuat si pendengar itu menjadi
sedih dan sebaliknya dapat mengucapkan terimakasih.
2. Sudah 3 minggu kamar ini tidak dibersihkan.
Analisisnya yaitu dari segi ilokusi, menyuruh untuk membersihkan,
sedangkan dari segi perlokusi, si anak akan mengambil sapu dan
membersihkannya
3. Samin bebas SPP.
Analisinya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan seorang guru kepad murid-
muridnya, maka ilokusinya adalah meminta agar teman-temannya tidak iri, dan
perlokusinya adalah agar teman-temannya memaklumi keadaan ekonomi orang
tua Samin

4. Kemarin ayahku sakit.


Analisisnya yaitu kalimat tersebut jika diucapkan oleh seseorang yang tidak
dapat menghadiri undangan temannya. Maka ilokusinya adalah untuk meminta
maaf, dan perlokusinya adalah agar orang yang mengundangnya harap maklum.
5. Mungkin Ibu menderita penyakut jantung koroner.
Analisisnya yaitu seorang dokter menginformasikan kepada keluarga pasien
mengenai penyakit yang diderita pasien tersebut yang memungkinkan akan
membuat keluarganya sedih atau panik

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan tentang tindak tutur dalam pragmatik yang
meliputi tindak lokusi,tindak ilokusi dan tindak perlokusi dapat disimpulkan
bahwa Tindak Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.Tindak tutur
ini disebut sebagai The Act of Sayig Something. Contoh kalimat Mamat belajar
membaca, dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa ada tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk
mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak Ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi
untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk
melakukan sesuatu tindakan. Contoh Ada anjing gila.Analisinya yaitu kontruksi
kalimat tersebut biasanya ditemukan di pinggir-pinggir pagar atau di pintu-pintu
rumah. Tuturan ini tidak hanya menyampaikan informasi tentang keberadaan
anjing disebuah rumah tetapi lebih bermakna agar yang membaca tuturan tersebut
berhati-hati. Jadi bersifat perintah. Apalagi pembacanya adalah pencuri atau
tafsirannya untuk menakuti. Tindak Perlokusi adalah sebuah tuturan yang
dituturkan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi
yang mendengarkan.Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak
sengaja dikreasikan oleh penuturnya.Tindak tutur yang pengutaraannya
dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut tindak perlokusi. Contoh
Mungkin Ibu menderita penyakut jantung koroner.

Analisisnya yaitu seorang dokter menginformasikan kepada keluarga


pasien mengenai penyakit yang diderita pasien tersebut yang memungkinkan akan
membuat keluarganya sedih atau panik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Austin, John L. Bagaimana Melakukan Sesuatu dengan Kata-kata . Oxford: Pers


Universitas Oxford. 1975[1962] ISBN 0-19-281205-X
Chaer, A & Agustina, L. (2004b). Sosiolinguistik: perkenalan awal. Rineka Cipta

Fridani, L. (2017). Hakikat Perkembangan bahasa anak.

Rochmadi, M. (2009). Analisis wacana pragmatik. Yuma Pustaka

Wijana, I. Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta

Wiranto, T. S. (2017). Bahasa, fungsi bahasa, dan konteks social

Yuliana Rina, Rohmadi, S. (2013). Daya pragmatik tindak tutur guru dalam
pembelajaran bahasa indonesia pada siswa sekolah menengah pertama

https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Perlocutionary_act?

13

Anda mungkin juga menyukai