Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“LOKUSI”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pragmatik yang diampu


oleh Ibu Amriani Amir, M.Hum.

Disusun oleh:
1. Ade Irma Yani F1012191017
2. Dela Noviani F1012191015
3. Dewi Sartika F1012191007
4. Nasstasja Defelia Milana F1012191009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA JURUSAN


PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan YME atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam proses pengerjaan makalah ini. Khususnya kedua orang
tua, teman-teman, dan Ibu Dr. Sesilia Seli, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kritik
Sastra.
Dalam proses pengerjaan makalah ini, penyusun menemukan banyak
kekurangan. Karena keterbatasan ilmu serta wawasan yang dimiliki penyusun.
Dengan semua kekurangan yang dimiliki oleh penyusun, diharapkan kepada para
pembaca ini dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan
kita bersama.
Makalah yang berjudul “Pendekatan Ekspresif dan Pendekatan Objektif”
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kritik Sastra. Penyusun mohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh
pembaca.

Pontianak, September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................3
A. Pengertian Lokusi ...............................................................................................3
B. Contoh dan Penjelasan Lokusi............................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................6
B. Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis, dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam
meghadapi situasi tertentu. Dalam peristiwa tutur lebih dilihat tujuan
peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur lebihmemperhatikan makna atau arti
tindakan dalam tuturannya.
Tindak Tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam
arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan
dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya
diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak ilokusi ini
biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih,
menyuruh menawarkan, dan menjanjikan. Tindak tutur perlokusi adalah
tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan
dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu.
Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Manusia
dapat juga menggunakan alat lain untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya
bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik diantara alat-alat
komuikasai lainnya. Apalagi bila dibandingkan dengan alat komunikasi yang
digunakan mahluk sosial lain, yakni hewan. Dalam setiap komunikasi
manusia menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan,
maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Maka, dalam setiap proses
komunikasi ini terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur atau peristiwa
bahasa dan tindak tutur atau perilaku bahasa. Dalam kedua peristiwa inilah
terjadi lokusi, ilokusi dan perlokusi.
Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis, dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam
meghadapi situasi tertentu. Dalam peristiwa tutur dilihat pada tujuan

1
2

peristiwanya, tetapi dalam  tindak tutur lebih memperhatikan  pada makna


atau arti tindakan dalam tuturannya.
Tindak Tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam
arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan
dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya
diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak ilokusi ini
biasanya berhubungan  dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih,
menyuruh menawarkan, dan menjanjikan. Tindak tutur perlokusi adalah
tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan
dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu. Berdasarkan
masalah diatas, maka yang menjadi fokus dalam makalah ini adalah: Upaya
Tindak Tutur yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan tindak tutur lokusi
2. Bagaimana contoh-contoh konstruksi penggunaan tindak tutur lokusi yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tindak tutur lokusi
2. Untuk mengetahui apa saja contoh-contoh konstruksi penggunaan tindak
tutur lokusi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Lokusi
Kridalaksana (199: 21) mengungkapkan batasan dalam kamus
linguistik, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Definisi ini serupa dengan yang ada
dalam Keei (1995: 66) yang mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang
bunyi yang bersifat sewenang – wenang dan konvensional dan dipakai sebagai
alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Fungsi Bahasa
Nababan (1993: 38) menyatakan bahwa fungsi paling dasar dari bahasa adalah
sebagai alat komunikasi, yaitu alat pergaulan dan perhubungan sesama
manusia. Peristiwa komunikasi terjadi apabila penutur bebicara kepada mitra
tutur dengan mengungkapkan bahasa yang saling dimengerti studi pragmatik
berkaitan dengan penggunaan Bahasa.
Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa yang memiliki berbagi cabang.
Cabang – cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan pragmatik. Keempat cabang linguistik yang pertama
mempelajari struktur bahasa secara internal, sedangkan pragmatik adalah
cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni
bagaimana kesatuan bahasa itu digunakan (Wijana, 1996: 1). Yang dimaksud
dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi
linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu
penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat,
dan situasi tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara pedagang dan
pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 1058), langkah atau
perbuatan, sedangkan tutur diartikan ucapan, kata, perkataan (1999: 1090).
Dari dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai perbuatan

3
4

memproduksi tuturan atau ucapan. Oleh Tarigan dijelaskan (1986: 36)


bahwa tindak tutur atau tuturanyang dihasilkan oleh manusia dapat berupa
ucapan. Ucapan dianggap suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar. Pada
tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul How to Do Thinks with Word,
Austin telah membedakan tiga jenis tindak ujar, yaitu :
1. Tindak tutur lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang
menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk
kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ini juga bersifat
informasi dan tidak menuntut partisopan melakukan tindakan.
2. Tindak tutur lokusi Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang
diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit.
3. Tindak tutur perlokusi Tuturan yang diucapkan seorang penutur sering
memiliki efek atau daya pengaruh (perlocutinary force). Efek yang
dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah yang oleh Austin (1962:
101) dinamakan tindak perlokusi. Berikut adalah contoh dan
penjelasannya.
Sehubungan dengan tindak lokusi, Leech (dalam Setiawan, 2005 : 19)
memberikan rumus tindak lokusi. Bahwa tindak tutur lokusi berarti penutur
menuturkan kepada mitra tutur bahwa kata-kata yang diucapkan dengan suatu
makna dan acuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, keraf (dalam Hartyanto,
2008) membagi tindak lokusi menjadi tiga tipe yaitu:
1. Naratif dapat diartikan sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya
adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa yang terjadi dalam suatu keadaan waktu. Naratif adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca atau mitra tutur suatu peristiwa yang telah terjadi .
Naratif hanya berusaha menjawab suatu pertanyaan “Apa yang telah
terjadi?” (Keraf dalam Hartyanto, 2008).
2. Deskriptif. Keraf (dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan deskriptif
sebagai suatu bentuk wacana yang bertalian dengan usaha perincian dari
obyek-obyeknya yang direncanakan, penutur memudahkan pesan-
5

pesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaan kepada mitra


tutur, penutur menyampaian sifat dan semua perincian wujud yang dapat
ditemukan pada obyek tertentu.
3. Informatif. Keraf (dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan informatif
sebagai bentuk wacana yang mengandung makna yang sedemikian rupa
sehingga pendengar atau mitra tutur menangkap amanat yang hendak
disampaikan. Tindak informatif selalu berhubungan dengan makna
referensi, yaitu makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya
dengan dunia di luar angkasa (obyek atau gagasan), dan yang dapat
dijelaskan oleh analisis komponen (Kridalaksana dalam Hartyanto, 2008).

B. Contoh Lokusi dan Penjelasannya


Tarigan dijelaskan (1986: 36) bahwa tindak tutur atau tuturan yang
dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Ucapan dianggap suatu bentuk
kegiatan atau suatu tindak ujar. Pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul
How to Do Thinks with Word, Austin telah membedakan tiga jenis tindak
ujar, salah satunya tindak tutur lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur
yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk
kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ini juga bersifat
informasi dan tidak menuntut partisopan melakukan tindakan. Berikut adalah
contoh dan penjelasannya.
1. Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang bersifat informasi dan
memiliki konsep keuniversalan dan tidak mempengaruhi petutur. Contoh:
 Jumlah kaki pada kucing ada empat
 Itik merupakan salah satu jenis ungags
Penjelasannya: Kedua konstruksi di atas sifatnya adalah informasi yang
diberikan oleh seorang penutur kepada seorang petutur dan tidak
mempengaruhi petutur tersebut untuk melakukan sebuah tindakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
secara pragmatik, di dalam sebuah interaksi komunikasi pada sebuah peristiwa
tutur maka akan ada tindak tutur yang dimunculkan yaitu tindak tutur lokusi,
seperti yang sudah terdapat dalam contoh dan penjelasannya pada bagian
Pembahasan.

B. Saran
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis menyadari bahwa masih banyak
sekali kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, disarankan kepada
pembaca agar kedepannya bisa melengkapi dan menyempurnakan tulisan ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta


Chaer, Abdul. 2003. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta
http://dematesniyadi.blogspot.com/2014/12/tindak-tutur-lokusi-ilokusi-dan.html?
m=
http://dematesniyadi.blogspot.com/2014/12/tindak-tutur-lokusi-ilokusi-dan.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai