Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI VERBAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Komunikasi
Dosen Pengampu : M. Zainal Abidin, M.S.I.

Disusun oleh :

1. Muhammad Fahmi Khuluquddin (191270000333)


2. Nur Alif Via (191270000334)
3. Wahyu Rizaldy (191270000338)
4. Auwelly Anugerah Akbar (191270000339)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGOI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2019

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik dan
inayah-Nya kepada kita, sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridho-Nya.

Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan


lebih khususnya merujuk pada Strategi Pembelajaran Inovatif.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu
memberikan syafa’at kelak di hari kiamat nanti.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zainal Abidin, M.S.I
selaku guru pengampu mata kuliah Pengantar Komunikasi.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Jepara, 16 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................... 1

PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................. 2

BAB II ....................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................... 4
A. KOMUNIKASI VERBAL ..............................................................................4
ASAL-USUL BAHASA .......................................................... 4

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA ................. 5


KETERBATASAN BAHASA .............................................................. 5
KERUMITAN MAKNA KATA ........................................................... 7

BAB III ...................................................................................... 9

PENUTUP................................................................................... 9
A. Simpulan .............................................................................................. 9
B. Penutup .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi keharusan bagi
individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Sejak pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya waktu yang digunakan
untuk aktifitas salah satunya adalah berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan
oleh David K. Berlo mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan
untuk berkomunikasi (Rakhmat, 2008). Komunikasi merupakan cara individu
untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada orang lain, agar dapat
berinteraksi dan memahami perasaan serta memahami keinginan orang lain
(Cangara, 1998).

Didalam kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan


dalam berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalahpahaman dalam
komunikasi. Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan proses
komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Komunikasi yang sering ditemui
dalam individu adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal
adalah proses komunikasi antar dua orang atau lebih, baik secara verbal
maupun non verbal, sehingga pada awalnya timbul interaksi (Rakhmat, 2008).
Aktifitas komunikasi berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang
atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
(Wiryanto, 2005).

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang dipakai oleh


seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita tidak akan dapat mengerti
apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada kita. Bahasa juga merupakan
alat pemersatu antarsesama. Komunikasi sebagai sarana bahasa banyak
memiliki bagian yang sangat penting dalam sehari-hari kita. Dari sekian
banyak komunikasi, yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
kita yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Bahasa verbal
merupakan suatu alat komunikasi yang dapat menggambarkan cara manusia
hidup, berpikir, berpengetahuan, menyusun konsep tentang dunianya, dan
mengungkapkan secara lisan maupun tertulis. Bahasa nonverbal adalah bahasa
yang tidak mementingkan/tidak menggunakan kata-kata penyampaian pesan,
tetapi menggunakan symbol lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud komunikasi verbal?
2. Darimana asal-usul bahasa?
3. Apa saja fungsi bahasa dalam kehidupan manusia?
4. Mengapa keterbatasan bahasa itu terjadi?
5. Apa saja kerumitan makna kata?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui secara jelas mengenai komunikasi verbal
2. Untuk mengetahui darimana asal-usul bahasa
3. Untuk memahami fungsi bahasa dalam kehidupan manusia
4. Untuk mengetahui keterbatasan bahasa
5. Untuk mengetahui kerumitan makna kata

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI VERBAL

Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi Verbal atau verbal communication adalah bentuk komunikasi


yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)
atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Contohnya tidak lain adalah,komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan menggunakan media,seperti seseorang yang bercakap-cakap melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara
tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan cara berupa media surat, lukisan,
gambar, grafik dan lain sebagainya.

Komukasi Verbal sendiri juga sering di sepadankan dengan bahasa, mengapa


bisa seperti itu? Karena bahasa dapat dianggap juga sebagai suatu sistem kode
verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud dari kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang
merepresentasikan berbagai aspek realitas individual dari kita. Konsekuensinya,
kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi
yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata kata itu sendiri.
Seperti halnya, kata rumah, kursi, mobil, ataupun mahasiswa. Realitas apa yang
diwakili oleh setiap kata itu? Begitu banyak macam ragam rumah. Ada rumah
bertingkat, rumah mewah, rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah
tembok. Kata kursi pun rumit juga. Ada kursi jok, kursi kerja, kursi plastik, kursi
goyang, dan sebagainya lagi.

3
Asal-usul Bahasa

Dalam buku karya Deddy Mulyana ini juga dibahas mengenai Asal-usul Bahasa.
Asal-usul bahasa sendiri hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas
mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi ini. Tetapi ada
dugaan kuat bahwa bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal. Teoretikus
kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Konon
makhluk-makhluk yang mirip dengan manusia (hominid) dan menggunakan alat
pemotong terbuat dari batu ini berkomunikasi secara naluriah, dengan bertukar
tanda alamiah berupa suara (gerutuan, geraman, pekikan), postur dan gerakan
tubuh, termasuk gerakan tangan dan lengan, sedikit lebih maju dari komunikasi
hewan primata masa kini.

Dahulu, saat nenek moyang kita yang disebut Cro Magnon belum mampu
berbahasa verbal, mereka berkomunikasi lewat gambar-gambar yang mereka buat
pada tulang, tanduk, cadas, dan dinding gua yang banyak ditemukan di Spanyol,
dan Prancis Selatan. Ini merupakan sarana pertama yang dikenal manusia untuk
merekam informasi. Kemudian antara 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon
mulai menggunakan bahasa lisan. Kelebihan homo sapien ini dari makhluk
sebelumnya adalah kemampuan mereka untuk mengembangkan salah satu jenis
tanda yang disebut simbol atau lambang. Kemampuan bahasa membuat mereka
terus bertahan, tidak seperti makhluk mirip manusia sebelumnya yang musnah.

Sekitar 5000 tahun lalu juga manusia melakukan transisi komunikasi dengan
memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Penyebaran
sistem tulisan akhirnya sampai juga ke Yunani. Bangsa Yunani-lah yang
kemudian menyempurnakan dan menyederhanakan sistem tulisan ini. Sistem
tulisan dan bahasa lisan ini terus berkembang hingga masa kini.

4
Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan Manusia

Kita baru menyadari bahwa bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu
dalam menggunakan bahasa. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai
atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Penamaan adalah dimensi pertama
bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka,
yang lalu menjadi konvensi.

Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan atau penjulukan
yang merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi; interaksi yang
dimana menurut Barker, yaitu menekankan berbagai gagasan dan emosi yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan;
transmisi dimana melalui bahsa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,
menerima informasi setiap hari, dari orang lain, baik secara langsung atau tidak
langsung.

Kita harus mempelajari bahasa seperti mengutip kata Book bahwa agar
komunikasi kita berhasil, setidaknya harus memenuhi tiga fungsi, yaitu: untuk
mengenal dunia sekitar; berhubungan dengan orang lain; dan untuk menciptakan
koherensi dalam kehidupan kita.

Keterbatasan Bahasa

Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Kata-kata
pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena
itu kita sulit menamai suatu objek. Kualitas seseorang atau sesuatu yang ingin kita
ungkapkan sebenarnya tidak sesederhana itu. Baik orang, benda atau peristiwa
sebenarnya sulit untuk kita kategorikan sebagai baik atau buruk. Kesulitan
menggunakan kata yang tepat juga dialami ketika ingin mengungkapkan perasaan.
Pesan verbal biasanya lebih lazim kita gunakan untuk menerangkan sesuatu yang
bersifat factual-deskriptif-rasional.

5
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan


interpretasi orang-orang, yang menganut latar-belakang sosial budaya yang
berbeda-beda. Kata-kata selalu, sering, setiap orang, semua orang dan dengan
teratur, sebenarnya bersifat ambigu. Contohnya kata budayawan sangat ambigu
karena bisa di artikan cendikiawan atau seniman. Kata-kata paling ambigu tentu
saja adalah konsep-konsep abstrak seperti kebebasan atau keadilan karena sulit di
definisikan, sehingga sering menimbulkan kontroversi.

Kata mengandung Bias Budaya

Dengan ungkapan lain, bahasa dapat di pandang sebagai perluasan budaya.


Menurut Hipotesis Sapir-Whorf, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu
dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan
kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi
pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam semesta di sekitarnya
dengan cara berbeda dan perilaku secara berbeda pula.

Percampuradukan fakta,penafsiran, dan penilaian

Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran


(dugaan) dan penilaian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mencampuradukkan fakta dan dugaan. Banyak peristiwa yang kita anggap fakta
sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan kemungkinan. Komunikasi kita
akan lebih efektif kalau kita memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.

6
Kerumitan Makna Kata
Mengapa sesungguhnya makna kata bersifat rumit? Karena sebenarnya Kita keliru
bila kita menganggap bahwa kata-kata itu mempunyai makna. Kitalah yang
member makna pada kata. Dan makna yang kita berikan kepada kata yang sama
bisa berbeda-beda, tergantung pada konteks ruang dan waktu. Makna muncul dari
hubungan khusus antara kata dan manusia. Makna tidak melekat pada kata-kata,
namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang.

 Bahasa Daerah VS Bahasa Daerah

Terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang


berbeda,tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang kebetulan sama atau
hampir sama tetapi di maknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbed namun
dimaknai secara sama. Contohnya kata awak untuk orang minang berarti ’saya’
sedangkan dalam bahasa melayu berarti ’kamu’. Bayangkan apa jadinya bila
orang Minang dan orang Palembang sma-sama menggunakan kata awak.

 Bahasa Daerah VS Bahasa Indonesia

Sejumlah kata dari bahasa daerah juga digunakan dalam bahasa Indonesia (atau
bahasa Indonesia dalam dialek Betawi), atau sebaliknya,kata-kata Indonesia
terdengar seperti diselipkan dalam bahasa daerah, namun artinya sangat jauh
berbeda. Misalnya, kata sokdalam bahasa Sunda sering disalah tafsirkan oleh
orang non-Sunda. Dalam bahasa Betawi atau bahasa Indonesia sokitu berarti
sombong, seperti dalam kalimat “Orangnya paling sok“. Namun seorang
mahasiswa non-Sunda yang meminta izin kepada kakak kelasnya yang asli Sunda
dalam suatu rapat boleh jadi merasa tidak enak ketika kakak kelasnya itu
menjawab “sok” yang artinya “Silahkan”.

 Bahasa Indonesia VS Bahasa Malaysia (Asing)

Suatu bangsa atau suku biasanya menganggap bahasanya sendiri sebagai yang
terbaik,dan menganggap bahasa yang digunakan bangsa atau suku lain “tidak
alamiah”, baik cara bicara ataupun kata-kata yang mereka ucapkan. ”Mengapa
mereka tidak menggunakan kata-kata yang benar untuk menyebut segala
sesuatu?” begitu mungkin piker kita. Maka janganlah heran kalau ada orang
Malaysia yang berkata: ”Sepasang kelamin tinggal di rumah itu”,(sepasang
kelamin=sepasang suami istri); ”Mari kita tengok wayang” (wayang=film); atau
“Bom yang gugur telah menjahanamkan beberapa buah bangunan”
(jahanam=rusak,menjahanamkan=merusakkan). Saya sering merasa sulit
memahami bahasa Malaysia, karena orang Malaysia berbicara cepat,dengan
intonasi berbeda,dan juga menggunakan kata-kata yang di telinga terdengar
“aneh”.

7
 Bahasa Gaul dan Bahasa pada kelompok masyarakat tertentu

o Bahasa Kaum Selebritis


Kalangan selebritis pun memiliki bahasa gaul. Baronang = baru;
pinergini = pergi dan lain sebagainya. Dalam kata-kata itu sering
ada sisipan IN. Ada sejenis rumus yang digunakan. Namun rumus
itu sudah kadarluasa, sudah terlalu umum, maka mereka
menciptakan bahasa baru lagi. Bahasa gaul ini bukan hanya alat
komunikasi, namun juga alat identifikasi. Ada kebutuhan di antara
para pemakainya untuk berkomunikasi dengan bahasa yang tidak
diketahui banyak orang,terutama bila menyangkut hal-hal yang
sangat pribadi.
o Bahasa Gay dan Bahasa Waria
Di Negara kita bahasa gaul kaum selebritis ternyata mirip dengan
bahasa gaul kaum Gay (homoseksual) dan juga bahasa gaul kaum
Waria atau Banci. Sekelompok mahasiswa dari Fikom Unpad,
berdasarkan penelitian mereka atas kaum Gay di
Bandung, menemukan sejumlah kata yang mereka
gunakan, misalnya adalah binaginus (bagus), cinakinep (cakep),
duta (uang), dan sebagainya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu.


Seperti orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan lain sebagainya.
Tidak semua kata yang tersedia untuk menunjuk suatu objek. Satu kata
hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Dengan
demikian, kata bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.
Oleh karena itu, ada kalanya kita sulit menamai suatu objek. Pesan verbal
sering digunakan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat faktual-
deskriptif-rasional.

Komunikasi verbal juga berfungsi untuk mengendalikan lingkungan dan


memudahkan berkomunikasi dengan orang lain dan berbagi pengalaman
serta pengetahuan dengan mereka. Bahkan komunikasi itu terjadi dengan
tidak sengaja. Bisa saja sesuai dengan isi hati atau perasaannya. Mungkin
dengan tidak sengaja seseorang itu menulis sesuatu yang terasa dalam
hatinya.

Jika kita hidup didunia ini tanpa berkomunikasi, maka dunia ini akan
hampa. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, salah satu
komunikasi yang dilakukan manusia yaitu komunikasi verbal Hubungkan
antara komunikasi dengan verbal sangat kuat. Komunikasi itu sangat
beragam. Setiap hari manusia pasti melakukan bercakap-cakap, dan
menulis. Seorang manusia akan merasa tidak hidup jika tidak melakukan
berkomunikasi.Dengan adanya komunikasi suatu masalah yang besar
dapat dipecahkan dengan cara bermusyawarah.

9
B. Penutup

Demikian makalah ini kami buat, pemakalah menyadari masih banyak


kekurangan. Untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun
terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca maupun pemakalah.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

10

Anda mungkin juga menyukai