Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA

KETERPADUAN KETERAMPILAN BERBAHASA,


BERBICARA DAN MEMBACA DENGAN FOKUS MENULIS

DOSEN PENGAJAR : Dr. Erlina, M.Pd.

KELOMPOK 9

1. AZIRA FEBRIANISA (2110013411169)


2. HAYATUL SAFITRI (2110013411193)
3. SANDRA TUSSADYAH (2110013411013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan 
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
KETERPADUAN KETERAMPILAN BERBAHASA, BERBICARA DAN
MEMBACA DENGAN FOKUS MENULIS ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia.Disamping itu makalah ini diharapkan 
dapat menjadikan pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.

Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan


kesempurnaan,baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya.Oleh
karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang

Penulis berharap mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat


khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Waalaikumsalam Wr.Wb.

Padang 20 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………..
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………………………
A. Definisi Keterampilan Berbahasa……………………………………..
B. Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa…………………………………..
C. Definisi Pembelajaran Keterampilan Berbicara………………………
BAB III METODOLOGI LANJUTAN …………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………
A Keterpaduan Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus Menulis
1. Pengertian Menulis ……………………………………………………
2. Contoh Aktivitas Berbahasa Dengan Aktifitas Latihan Menulis………
B. Keterpaduan Keterampilan Berbicara Dengan Fokus Menulis
1. Pengertian Berbicara……………………….……………………………
2. Hubungan Berbicara Dengan Menulis………………………………….
3. Contoh-Contoh Aktivitas Berbicara Dengan Aktivitas Menulis….……
C. Keterpaduan Keterampilan Membaca Dengan Fokus Menulis
1. Pengertian Membaca……………………………………………………
2. Hubungan Membaca Dengan Menulis…………………………………
3 Contoh-Contoh Aktifitas Membaca Dengan Aktivitas Latihan Menulis..
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………
Kesimpulan ……………………………………………………………...
Saran …………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam proses komunikasi yang sesungguhnya jarang sekali setiap jenis
keterampilan berbahasa digunakan secara terpisah dari keterampilan jenis lainya.
Ketika berbicara,kita pun mulai menyiapkan diri untukmendengarkan tanggapan
dari lawan bicara, kita un mulai menyiapkan diri untuk mendengarkan tanggapan
dari lawan bicara. Ketika menulis, tentu saja secara simultan kita melakukan
aktivitas membaca, kemudian membaca ulang tulisan itu guna melakukan revesi.
Jadi, dalam berkomunikasi, kita hampir selalu menggunakan berbagai jenis
keterampilan berbahasa secara tumpang tindih atau secara ter integrasi (cecle-
murcia dan olshtian, 2000:180).

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Keterpaduan keterampilan berbahasa dengan fokus menulis ?
2. Keterpaduan keterampilan berbicara dengan fokus menulis ?
3. Keterpaduan keterampilan membaca dengan fokus menulis ?

I.3 Metode penulisan


Makalah ini ditulis menggunakan metode dari berbagai literatur pustaka maupun
internet. Penulisan menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber yang di
baca.

I.4 Tujuan Penulisan


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk dapat menggunakan keterampilan
berbahasa, berbicara dan membaca dengan focus menulis.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbahasa

1. Definisi Keterampilan Berbahasa

Keterampilan memiliki arti kecakapan atau pandai dalam melakukan suatu


pekerjaan dengan baik dan benar. Sama hal nya seperti pendapat Muzni Ramanto
dkk. (1991:2) bahwa “keterampilan dapat disamakan dengan kata kecekatan.
Orang yang dapat dikatakanmsebagai orang terampilkadalah orang yang dalam
mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar. Namun,
apabila orang tersebut mengerjakan atau melesaikan pekerjaanya dengan cepat
tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai orang yang terampil. Apabila orang tersebut melakukan pekerjaan dengan
benar dan sesuai apa yang diperintahkan, tetapi lambat dalam menyelesaikannya,
maka orang tersebut dapat disimpulkan sebagai orang yang terampil”. Sedangkan
menurut Walija (1996:4) “bahasa adalah komunikasi yang palingnlengkap dan
efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada
orang lain”. D.P. Tambulan (1994:3) juga menyatakan bahwa “bahasa adalah
untuk memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), bahasa memiliki arti sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Keterampilan merupakan kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan benar.


Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan berbahasa
adalah kepandaian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan ungkapan
yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh
pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
2. Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa

Sehubungan dengan pengguanaan bahasa, terdapat empat jenis aspek yang


menjadi dasar dari keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara,
dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan untuk berlangsungnya
proses komunikasi. Berikut penjelasan dari keempar aspek dalam berbahasa.

a. Menyimak

Menyimak adalah keterampilan memahamiobahasa lisan yangobersifat


reseftif. Dengankdemikian di sini berartihbukan sekedaromendengarkan
bunyibunyi bahasa melainkanosekaligus memahaminya. Dalam pendapatnya
Tarigan (1991:4) bahwa “menyimak merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi,
menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”.
Menyimakkmelibatkan penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan
situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan
dalam menentukan maknanya. Dalam bahasaopertama (bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan mendengarkanomelalui proses yang tidak kita sadari
sehinggakkitapunntidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan
keterampilan mendengar tersebut.

b. Membaca

Membaca merupakan keterampilankreseptif bahasa tulis. Keterampilan


membaca dapatmdikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan
mendengar dankberbicara.

c. Berbicara

Menurut pendapat HenrymGunturmTarigan (1983:15) bahwa keterampilan


berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuknmengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan,
dan perasaan. Pendengarnmenerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan,
dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka
ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada
tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semi aktif, dan non interaktif.
Situasisituasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan
berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian anatara
berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta
klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintanlawan berbicara,
memperlambat tempo bicara dari lawan bicara.

Kemudian ada pula situasi berbicara yang semi aktif, misalnya dalam berpidato
di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak
dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat
melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat non interaktif, misalnya
berpidato melalui radio atau televisi.

d. Menulis
Menulis adalahhketerampilan produktif dengan menggunakan tulisan.
Menulis dapathdikatakan suatuhketerampilan berbahasa yang paling rumit
di antara jenis-jenis keterampilanmberbahasa lainnya. Ini karena menulis
bukanlah sekedar menyalinkkata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga

B. Pembelajaran Kemampuan Berbicara

1. Definisi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun


2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Hal ini juga selaras
dengan pendapat Arifin (2010:10) bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan
komunikatif antara pendidik “guru” dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan
untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar
siswa. Secaranumum pengertian pembelajaran adalahkproses interaksi antara
peserta didik/siswa dengan pendidik/guruodan sumberkbelajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran merupakanhbantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada pesertakdidik.

Dengan katahlain, definisi pembelajaran keterampilan berbicara merupakan


suatu proses untukkmembantu peserta didik agar dapat belajar berbicara dengan
baik. Atau mudahnyakusaha sadar darikguru untuk membuat siswakbelajar, yaitu
terjadinya perubahanntingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan berbicara yang berlaku dalam
waktu tertentu dan karena adanya usaha.
BAB III

METODOLOGI LANJUTAN

Untuk mendapatkan data dalam makalah ini studi kepustakaan, makalah


menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif mempelajari sesuatu pada
sudut pandang alamiahnya, menerjemahkannya, dan melihatfenomena dalam hal
makna yang dipahami manusia. Dengan kata lainpenelitian kualitatif dapat
mempelajari sisi nyata dunia, menemukan bagaimana.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan mencari informasi


atau mengumpulkan berbagai sumber yang berasal dari jurnal-jurnal yang relevan
dengan penelitian. Analisis data penulis menggunakan analisis isi(Content
Analysis) yaitu dengan mengumpulkan data sistematis dan konsisten,kemudian
menganalisis, menyeleksi, menrasikan untuk diambil kesimpulan.“dengan analisis
ini, peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untukmendeskripsikan isi bahan
komunikasi melalui pendekatan kuantitatif”Namun pada penelitian ini penulis
menggunakan analisis isi (Content Analysis)dengan pendekatan kualitatif.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginspirasi,


memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa.
Oleh karena itu, pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk menginspirasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajarsiswa. Kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan jenis hakikat, jenis belajar, dan hasil belajar tersebut.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai hasil interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup.

Salah satu pembelajaran yang ditargetkan kurikulum tingkat sekolah dasar


adalah keterampilan berbahasa. Kurikulum 2013 menguraikan tujuan
pembelajaran yang sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yakni
agar siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa dibedakan dari empat
macam, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut berkaitan antara satu dan yang lain. Beberapa
praktisi masih berpendapat sampai sekarang bahwa pembelajaran bahasa adalah
sebuah proses yang berjalan linera/ lurus, yaitu diawali dengan
menguasai bahasa lisan (menyimak dan berbicara) dan baru kemudian beralih
ke bahasa tulis (membaca dan menulis)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Keterpaduan Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus Menulis


1. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi
pada suatu media dengan menggunakan aksara.Menulis biasa dilakukan pada
kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal
sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan
hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.
Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria
(Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut
mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata
atau benda.Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik
percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka
mudah diterbitkan.

2.. Contoh Aktivitas Berbahasa Dengan Aktivitas Latihan Menulis


1. Mendengarkan Nyanyian Dan Aktivitas Menulis
Perasaan yang timbul dapat saja berbeda – beda ketika mendengarkan lagu
yang bebeda. Perasaanyang muncul mungkin berupa rasa gembira,terharu, rindu
atau justru menimbulkan rasa sedih jengkel dan bahkan rasa marah. Sebagai
contoh,
HADAPI SAJA
Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah milik-Nya bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak parlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja

Pasrah pada Illahi hanya itu yang kita bisa


Ambil hikmahnya ambil indahnya
Cobalah menari cobalah bernyanyi
Cobalah-cobalah mulai detik ini
Hadapi saja

Hilang memang hilang wajah nya terus terbayang


Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku untuk menari, bernyanyi
Bersama bidadari malaikat dan penghuni surga

Hilang memang hilang wajah nya terus terbayang


Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku untuk menari, bernyanyi
Bersama bidadari malaikat dan penghuni surge

La Ilaahaillallohh
Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah milikNya bukan milik kita lagi

Pasrah pada Illahi hanya itu yang kita bisa


Ambil hikmahnya ambil indahnya
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja

Cobalah menari cobalah bernyanyi


Cobalah-cobalah mulai detik ini
Hadapi saja
( Oleh : Iwan Fals)
Lagu di atas tidak hanya nikmat di dengar,tetapi juga mengandung nilai-nilai
luhur kemanusian, keindahan, kasih sayang, dan nilai-nilai keimanan. Selain itu,
lagu tersebut mungkin pula mencuatkan ide anda atau orang tertentu untuk
menulis sebuah puisi, cerita pendek, ataupun tulisan ( script ) untuk sebuah drama,
sinetron, film layar lebar atau menimbulkan ide untuk menulis sebuah artikel
kerohanian. Ide menulis apa yang uncu dalam pikiran anda atau dalam diri siapa
pun adalah merupakan evident ( bukti ) bahwa ada kaitan antara aktivitas
mendengarkan dengan menulis.

2. Mendengarkan Cerita Dan Aktivitas Menulis


Anda pasti pernah mendengar kan dongeng yang di tuturkan oleh para orang
tua kepada anak-anak mereka menjelang tidur, pada masa televisi belum dikenal,
bahasa tulis belum memasyarakat. Saat ini, dongeng yang di dengarkan oleh anak-
anak “zaman dahulu” berulang-ulang menjelang tidur itu telah ditulis dan
disajikan dalam buku-buku kumpulan dongeng. Tidak hanya sampai demikian,
dongeng itu kini telah ditulis dalam wujud script. Sekali lagi, ini merupakan bukti
bahwa aktivitas menulis ada kaitanya dengan aktivitas mendengar.
3. Mendengarkan Dialog Mengenai Suatu Topik Dan Aktivitas Menulis
Disuatu malam, ketika anda selesai membaca suatu buku dan mengerjakan
berbagai tugas, Anda pun duduk didepan televisi. Ada sebuah dialog yang
menerik perhatian anda. Topik dialog itu adalah Perlu Tidaknya Pelejaran Agama
Disajikan Disekolah.Tentu saja terjadi pro dan kontra dalam dialog iotu kerena
statsiun televisi itu sengaja memilih pembicaranya dari kalangan yang berbeda,
yang pro dan kontra terhadap penyajian pelajaran agama disekolah. Setelah anda
mendengarkan dialog tersebut selama satu jam, melalui pikiran-pikiran anda
berdasarkan pengalaman dan pengatehuan yang anda miliki, anda akan
memposisiskan diri pada pihak yang pro atau kontra terhadap pendidikan agana
disekolah. Mungkin pula muncul pikiran-pikiran baru mengenai topik tersebut
setelah anda selesai mendengarkankan dialog itu . pikiran-pikiran anda akan
semakin jelas setelah anda tuangkan secara tertulis pada berlembar-lembar kertas.

4. Menulis Catatan Dari Suatu Kuliah Dan Diskusi


Ketika mengikuti suatu tutorial atau kuliah, Anda perlu membuat catatan-catatan.
Apakah anda harus menulis semua yang anda dengar dari tutorial atau kuliah
tersebut? Jika harus demikian, anda pasti tidak dapat menulis secepat dosen anda
bicara. Selain itu, bila anda harus menuliskan semua yang di ucapkan oleh dosen
Anda, tentu Anda akan sulit menangkap pesan (makna) yang disampaikan oleh
pembicara kerena beberapa hal berikut ini:
1. Anda tidak berkonsentrasi pada makna yang disampaikan pembicara karena Anda
sibuk berkonsentrasi pada bunyi-bunyi yang harus disalin menjadi rangkaian huruf.
2. Makna sering sekali disampaiakan pula melalui gerak dan mimic pembicara,
sedangkan Anda sibuk dengan rangkaian huruf yang Anda tulis;
3. Sering kali Anda berpikir, membuat insferensi-insferensi, dalam menengkap
makna dari suatu peristiwa ujaran.

Tampaknya kita memerlukan strategi dalam menulis catatan kuliah’


Pertama, kiata harus berkonsentrasi mendengarkan meteri kuliah atau tutorial agar
kita dapat menangkap seluruh materi yang disampaikan. Kedua, kita hanya perlu
mencatat materi-materi penting dalam wujud kata-kata kunci atau frase-frase.
Ketiga. Catatan yang hanya berupa kata-kata kunci atau frase-frase tersebut
dikembangkan menjadi catatan kuliah yang lengkap setelah kuliah tutorial usai.

B. Keterpaduan Keterampilan Berbicara Dengan Fokus Menulis


1. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada
orang lain. Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan .
Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah hal-hal berikut:
1) Pelafalan,
2) Intonasi,
3) Pilihan kata,
4) Struktur kata dan kalimat,
5) Sistematika pembicaraan,
6) Isi pembukaan,
7) Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, serta,
8) Penampilan (gerak-gerik, penguasaan diri, dll).

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dapat ditelusuri relevansi mata kuliah


berbicara dengan semata-mata kuliah lainnya. Dari segi pelafalan mata kuliah
berbicara berkaitan dengan mata kuliah fonologi Bahasa Indonesia. Dari segi
pilihan kata mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah semantik bahasa
Indonesia. Dari segi struktur kalimat mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata
kuliah linguistik umum dan morfologi bahasa Indonesia. Dari segi struktur
kalimat linguistic umum dan morfologi bahasa Indonesia. Dari segi sistematika
dan isi pembicaraan mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah wacana
bahasa Indonesia. Mata kuliah berbicara juga berkaitan dengan mata kuliah
analisis kesalahan berbahsa karena dalam berbicara orang sering membuat
kesalahn pelafalan, intonasi, pilihan kata, struktur kata dan kalimat.

2. Hubungan Berbicara Dengan Menulis


Baik kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif.
Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian
informasi melalui bahsa lisan. Sedang penyampaian informasi dalam kegiatan
menulis disalurkan melalui bahasa tulis.
Bahan informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis didapatkan melalui
menyimak atau membaca. Keterampilan menggunaakan kaidah kebahasaan dalam
kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan
menggunaakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara. Organisasi
menyusunan materi baik kegiatan berbicara dan menulis hampir sama. Dalam
seminar atau diskusi pembicaraan didasarkan kepada hasil menulis atau makalah.

3. Contoh-Contoh Aktivitas Berbicara Dengan Aktivitas Menulis


Berikut ini disajikan sejumlah metode pengajaran berbicara dengan fokus menulis
Setiap metode disertai dengan uarain dan contoh penerapannya, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab.
Pewawancara biasanya wartawan atau penyiar radio atau televise. Orang yang
diwawancari adalah orang-orang yang berprestasi, ahli atau istemewa, misalnya
pejabat, tokoh, pakar dalam bidang tertentu, juara. Melalui kegiatan latihan
wawancara siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicarnya.
Adi, murid sd Sukamaju menjadi juara pertama se-kabupaten Warna Sari. Nilai
yang dicapai adi rata-rata 9,3. Atas prestasinya, wartawan majalah kanak-kanak
datang mewawancri Adi.
Wartawan : Bagaimana perasaan Adi setelah menjadi siswa nomor satu di
kabupaten ini?
Adi : Senang, gembira dan bangga.
Wartawan : Berapa jam Adi belajar sehari?
Adi : Kurang lebih dari 3 jam sehari. Kecuali hari sabtu dab minggu.
Wartawan : Apa cita-cita Adi? Maksud saya Adi mau menjadi apa kelak?
Adi : aku ingin manjadi insinyur pertanian.
Wartawan : Mengapa memilih pertanian?
Adi : daerah kami daerah pertanian. Saya ingin membangun daerah ini.
Wartawan : Semoga cita-cita Adi tercapai.
Adi : terima kasih!

2. Diskusi
Diskusi ialah proses perlibatan dua atu lebih individu yang berinteraksi secara
verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara tukar
menukar informasi untuk memecahkan masalah. (Kim, 1984:4). Sumber lain
menyatakan bahwa diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan di antara tiga atau lebih tentang topik tertentu, dengan seorang
pimpinan (NNK, 1979:14). Pada hakikatnya diskusi ialah percakapan dalam
bentuk lanjut. Cara, isi, dan bobot pembicaraan lebih tinggi atau kompleks dan
percakapan biasa.Diskusi berjenis-jenis, misalnya diskusi meja bundar, diskusi
kelompok, diskusi panel, symposium, kolokium, debat, dan jarring ikan.
Diskusi merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan keterampilan
berbicara. Berlatih berdiskusi berarti berlatih berbicara.
Minggu ini Adi, Anton, tono, Dede, dan Iman akan berekreasi. Rekreasi kemana?
Itulah yang menjadi masalah yang harus mereka pecahkan melalui diskusi.
Adi : “Bagaimana kalau kita pergi ke pangandaran?”
Tono : “ Pangandaran memang bagus, tetapi terlalu jauh. Lagi pula kita kan sudah
kesana.”
Dede ; “Naik gunung, setuju tidak?”
Indra : Terlalu capek. Pilihan yang lain.!”
Dede : “lalu kemana, dong?”
Iman : “Bagaimana kalau kita kemping di kebun Adi.” Jaraknya dekat.
Fasilitasnya banyak disana.”
Tono : “ Boleh juga. Saya menyetujui usul Iman. Tetapi yang lain bagaimana?”
Indra : “saya menyetujui usul Iman. Tetapi baik juga kita tanyakan Adi.”
Adi : “ Bagus, bagus sekali. Sekarang lagi musim jeruk. Saya menyetujui usul
iman.” Akhirnya mereka sepakat akan kemping semalam di kebun jeruk.

3. Bercerita Mengenai Pengalaman Pribadi Dan Aktivitas Menulis.


4. Berpidato Dan Aktivitas Menulis.

C. Keterpaduan Keterampilan Membaca Dengan Fokus Menulis


1. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah
bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu
atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat
pula dibaca.Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun
dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga
bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
2. Hubungan Membaca Dengan Menuli
Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Baca tulis
merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca,
pembaca sebagai penulis. Penulis sebagai pembaca artinya ketika aktivitas
menulis berlangsung, si penulis membaca karangannya. Ia membayangkan
dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah
menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak saji, serta
apakah tulisannya menarik dan enak dibaca.
Pembaca sebagai penulis maksudnya, ketika kegiatan membaca berlangsung
pembaca melakukan aktivitas seperti yang dilakukan penulis. Pembaca
berusaha menemukan topik dan tujuan tulisan, gagasan dan kaitan antar
gagasan, kejelasaian uraian, mengorganisasikan bacaan, memecahkan
masalah dan memperbaiki simpulan bacaannya.

3. Contoh-Contoh Aktivitas Membaca Dengan Aktivitas Latihan Menulis


1. Membaca Cerita / Dongeng Dan Aktivitas Menulis.
Anda dapat berlatih menulis dengan cara terlebih dahulu membaca sebuah
naskah cerita atau dongeng. Setelah selesai membaca sebuah naskah cerita
atau dongeng itu, anda dapat melakukan berbagai aktivitas latihan menulis
yang bervariasi, misalnnya berikut ini.
a. Menuliskan nama-naman tokoh dalam cerita dan member komentar secara
tertulis terhadapa tokoh karekter.
b. Melengkapi bagian akhir cerita yang sedang and abaca.
c. Menulis kembali cerita dengan menggunakan kalimat dan pilihan kata
sendiri.
d. Menulis pernyataa rasa suka dan tidak suka terhadapa tokoh-tokoh atau
jalan cerita berserta alasan-alasanya.
2. Membaca Puisi Dan Aktivitas Menulis.
Anda dapat berlatih menulis dalam kaitan dengan aktivitas membaca sebuah
puisi yang anda sukai.Dalam hal ini,setelah anda selesai membaca sebuah
puisi,ceritakan puisi itu secara tertulis,dengan menggunakan kata-kata Anda
sendiri.Dengan kata lain,cobalah anda ubah sebuah puisi menjadi sebuah
prosa,Anda juga dapat melanjutkan latihan menulis dalam wujud menuliskan
perasaan Anda terhadap puisi terhadap itu berikt alasan-alasanya. Latihan ini
akan membawa Anda kepada diperolehnya keterampilan menulis resensi.
Setelah Anda melakukan aktivitas di atas,Anda dapat melanjutkan latihan
menulis, misalnya menulis sebuah puisi yang lain.Setelah itu,bacakan puisi
yang Anda tulis itu di depan orang-orang yang dekat dengan Anda,Bila
memungkinkan,kirimkan puisi Anda ke majalah atau koran-koran yang biasa
menyediakan rubrik sastra. Jangan lupa pula,arsipkanlah puisi karya anda itu
dalam wujud buku kumpulan puisi. Mungkin saja suatu catatan buku
kumpulan puisi itu dapat diterbitkan.
3. Membaca Dan Menulis Petunjuk, Pengumuman, Poster,Iklan, Dan Surat
Anda dapat belajar dan berlatih menulis petunjuk, pengumuman, menulis,
iklan, dan surat dengan cara membaca jenis-jenis tulisan itu terlebih
dahulu.Misalnya, dengan membaca sebuah surat dinas, Anda dapat
memahami bahwa surat dinas itu terdiri atas unsur hal, nomor, tenggal,
alamat yang dituju, pembuka surat, dan penutup surat.Anda pelajari pula tata
letaknya. Misalnya hal, dan nomor surat di tulis di sudut kiri atas kertas.
Kemudian, setelah satu spasi atau lebih di bawahnya, merapat ke margin
kanan di tuliskan tanggal surat. Satu spasi atau lebih di bawahnya, mereapat
ke margin kiri, di tulis alamat yang dituju. Setelah itu baru di tulis dalam
salam pembuka, isi surat dan salam penutup yang diikuti tanda tangan dan
nama pengirim.
Jadi, dengan membacanya kita dapat memahami wujud berbagai jenis tulisan,
Setelah itu, kita dapat berlatih menulis berbagai jenis tulisan dengan berbekal
pengatahuan yang sudah kita peroleh dari bacaan.
4. Menulis Rangkuman Bacaan
Dalam membuat ringkasan, pertama-tama Anda harus berlatih menemukan
gagasan utama atau tema setiap paragraf dari suatu bahan bacaan.Kemudian,
Anda perlu memberi tanda-tanda serta membuat catatan-catatan sehubungan
dengan gagasan pokok atau tema bacaan tersebut. Terakhir, barulah Anda
menulis ringkasan bahan bacaan yang di maksud dengan hanya
mengemukakan gagasan-gagasan utama atau tema-tema yang terdapat dalam
setiap paragraf atau subjudul buku yang di baca dengan berpedoman pada
tanda-tanda dan catatan-catatan yang telah di buat.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan:
Dalam bekomunikasi yang sesungguhnya, kita sering melakukan aktivitas
membaca dan menulis secara bersamaan atau bergantian. Aktivitas membaca di
duga dapat memberi kontribusi positif terhadap kemampuan seseorang dalam
menulis. Kontribusi aktivitas membaca terhadap kegiatan belajar menulis, seperti
berikut, pertama, penguasaan kosa kata/istilah, kalimat dan pemakain ejaan ketika
belajar membaca akan memberi sumbangan positif dalem beljar menulis kalimat.
Kedua, organisasi bahan bacaan dapat menjadi contoh dalam perorganisasian
tulidsan sehingga dapt memberi konstribusi positf dalam belajar menulis paragraf
atau karangan sacara utuh. Ketiga. Dalam menulis tingkat lanjut, informasi atau
data yang diperoleh dalam bahan bacaan dapat menjadi sumber ide atau sumber
data bagi tulisan yang akan disusun. Oleh karena itu, latihan menulis secara
terpadu dengan aktivitas membaca memberi nilai tambah bagi penguasaan bagi
keterampilan menulis. Aktivitas latihan menulis secara terpadu dengan kegiatan
membaca tersebut dapat berupa berikut ini.
1. Membaca cerita / dongeng yang di ikuti dengan aktivitas menulis sinopsis atau
resensi.
2. Membaca puisi dan menggubahnya jadi prosa atau menulis resensi.
3. Membaca dan menulis petunjuk, pengumuman, poster, iklan dan surat.
4. Menulis rangkuman bacaan.

Saran:
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bisa membantu
untuk meningkatkan pemahaman tentang Keterpaduan Keterampilan Berbahasa,
Berbicara, Dan Membaca Dengan Fokus Menulis Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat bangun dari semua pihak untuk penyusunan makalah yang
akan dating lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9396948/BAB_1_2_3_KEBAHASAAN
http://kompak21.blogspot.com/2011/09/keterpaduan-keterampilan-
berbahasa.html?m=1
http://tugasfilsafatdiyanputriutami3apgsd.blogspot.com/2015/06/keterampilan-
bahasa-terpadu-dengan.html?m=1
http://djepok.blogspot.com/2010/05/keterpaduan-keterampilan-membaca-
dengan.html?m=1
http://id.wikipedia.org/wiki/Berbicara
http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis
http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca
http://rokhimapgsdb.blogspot.com/2009/12/keterampilan-menulis.html
http://docs.susastra-journal.com/terjemahan%20indonesia/novita_dewi.pdf

Anda mungkin juga menyukai