Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

“Keterampilan Berbicara”

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Rendah


Dosen Pembimbing : Dr. Mersty E. Rindengan, M.Pd

Disusun oleh :

DIAN SAVIRAWATI

18 105 047 / 5C

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Manado
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menjadi suri tauladan umat islam didunia.

Dengan terwujudnya makalah ini yang membahas tentang “Keterampilan Berbicara”.


Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi, pelajaran dan ilmu yang
bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu di harapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Tomohon, 21 September 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..


DAFTAR ISI …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah .…………………………………………………………
C. Tujuan Makalah ……………………………………………………………
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………………
E. Metode Penulisan ………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Berbicara ……………………………………….
B. Tujuan Berbicara …………………………..………………………………
C. Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara.………...…………………………..
D. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara………………….……………….
E. Jenis – Jenis Berbicara ……………………….……………………………
F. Konsep Dasar Berbicara …………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat
berhubungan satu sama lain. Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik
akan lebih mudah bergaul terutama dengan lingkungan masyarakat.Komunikasi pula tidak lepas
dari kegatan berbicara, maka dari itu keterampila berbicara dapat menunjang dalam
berkomunikasi. Maka salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh sisa adalah berbicara,
sebab keterampilan berbicara menunjang ketearampilan lainnya (Tarigan 1986:86).
Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4
aspek yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.Keterampilan ini
bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada
dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara
formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer
(Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap
sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok.
Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah
dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis
dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat
menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan menyimak dan memahami bacaan.

Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai
kemampuan berbicara yang baik.Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus
dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi
juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan
berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan
sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu.
Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk
membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan
mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.Pentingnya penguasaan keterampilan
berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa
pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan
kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan
terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan
menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat yang ada dala latar maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang dapat diambil adalah:
a) Apakah yang dimaksud berbicara?
b) Apa sajakah tujuan berbicara?
c) Apa sajakah faktor penunjang kegiatan berbicara?
d) Apa sajakah faktor penghambat kegiatan berbiara?
e) Apa sajakah jenis-jenis berbicara ?
f) Apa sajakah konsep dasar berbicara ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah:
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud berbicara
b) Untuk mengetahui apa tujuan berbicara
c) Untuk mengetahui apa faktor penunjang kegiatan berbicara
d) Untuk mengetahui apa faktor penghambat kegiatan berbicara
e) Untuk mengetahui jenis-jenis berbicara
f) Untuk mengetahui konsep dasar berbicara

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
a) Untuk menyelesaikan tugas individu mata pelajaran Bahasa Indonesia
b) Sebagai bahan ajar bagi para pembaca
c) Sebagai bahan referensi

E. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode pustaka dan metode
googling, dimana penulis mencari materi materi yang ada pada karya tulis ini dengan
bantuan internet dan referensi beberapa buku Bahasa Indonesia yang ada di perpustakaan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan maupun
para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada
saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak.
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-
bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan,serta
perasaan (Tarigan, 1983:14).
Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh
manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ideide yang dikombinasikan. Berbicara
merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistik.Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun
serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

B. Tujuan Berbicara
Berbicara merupakan sarana kita berkomunikasi satu sama lain, sebelum menjelasakan
tujuan berbicara alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu fungsi bahasa,
fungsi bahasa yang kita tahu sangat banyak sekali, diantaranya:
a. Bahasa sebagai sarana komunikasi, yaitu kita tahu bahwa bahasa merupakan sarana
kita untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
b. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi, yaitu dengan bahasa orang
dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan, misalnya pekerjaan, integritas
kerja suatu instansi atau karyawan.
c. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial, yaitu bahasaberfungsi untuk
mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam omunikasi dapat saling
memahami.
d. Bahasa sebagai sarana memahami dri, yaitu bahasa dalam membangun karakter
seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya sendiri.
e. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu yaitu bahasa dapat digunakan untuk
mengekspresikan diri misalnya menyatakan cinta
f. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain, yaitu untuk menjamin efektivitas
komunkasi.
Dan masih banyak lagi fungsi bahasa bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, selanjutnya
bahasa yang memiliki fungsi yang banyak itu tak dapat lepas dari tujuan berbicara itu
sendiri sebagai aplikasi dalam berbahasa, tujuan berbicara Menurut Djago, dkk (1997:37)
tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu :
1) menghibur,
2) menginformasikan,
3) menstimulasi,
4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.

C. Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara


Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor kebahasaan, meliputi :
a) Ketepatan ucapan,
b) Penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) Pilihan kata,
d) Ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) Ketepatan sasaran pembicaraan.
f) Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi
g) Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
h) Pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
i) Kesediaan menghargai orang lain,
j) Gerak-gerik dan mimik yang tepat,
k) Kenyaringan suara,
l) Kelancaran,
m) Relevansi, penalaran,
n) Penguasaan topik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan (linguitik) dan non
kebahasaan (nonlinguistik).

D. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara


Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang
diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga
faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan.
2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu,
irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam
keadaan marah, menangis, dan sakit.
E. Jenis-jenis Berbicara
Pengklasifikasian berbicara beraneka ragam sesuai dengan landasan atau sudut pandang
yang dipedomani. Ada beberapa landasan yang dapat dipedomani untuk mengklasifikasikan
keterampilan berbicara, yakni :

1) Situasi
2) Tujuan
3) Metode penyampaian
4) Jumlah penyimak
5) Peristiwa khusus

Aktivitas berbicara selalu terjadi atau berlangsung dalam suasana, situasi dan lingkungan
tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal (resmi). Didalam situasi formal,
pembicara di tuntut untuk berbicara secara formal. Sedangkan situasi informal menghendaki
pembicara berbicara secara tak resmi.
Menurut Logan, dkk. (1972:116), kegiatan berbicara formal mencakupi
a) Ceramah
b) Perencanaan dan penilaian
c) Interview
d) Prosedur parlementer, dan
e) Bercerita
Selanjutnya Logan, dkk (1972:108) membedakan kegiatan berbicara informal diatas
a) Tukar pengalaman
b) Percakapan
c) Penyampaian berita
d) Penyampaian pengumuman
e) Bertelepon
f) Pemberian petunjuk

F. Konsep Dasar Berbicara


Konsep dasar berbicara sebagai sarana komunikasi mencakup sembil;an hal, sebagai
berikut :Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resikvokal, maksudnya kedua kegiatan
ini berbeda tetapi berkaitan erat tak terpisahkan, bagaikan dua sisi mata uang, yang satu sebagai
kegiatan berbicara dan yang lainnya merupakan kegiatan menyimak. Kegiatan berbicara dan
menyimak saling mengisi, saling melengkapi dan saling berganti. Pada satu saat pembicara
beralih peran menjadi penyimak demikianpula ada kalnya penyimakberperan sebagai pembicara.
Tidak ada artinya seorang pembicara tanpa pinyimak atau seorang penyimak tanpa pembicara.
a) Berbicara adalah prosesindividu berkomunikasi, maksudnya berbicara digunakan sebagai
sarana mengontrol lingkungan
b) Berbicara ekspresif yang kretif, artinya berbicara tidak sekedar alat mengkomunikasikan
ide, tetapi juga sebagai alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru
atau memanifestasikan kepribadian seseorang
c) Berbicara adalah tingkah laku, maksudnya berbicara mampu mencerminkan
(merefleksikan) kepribadian seseorang berbicara dapat direkam kepribadiannya secar
umum
d) Berbicara di simulasi oleh pengalaman, artinya kemampuan seseorang berbicar dipenuhi
oleh kualitas dan kuantitas pengalaman yang dimilikinya. Semakin kaya pengalaman
seseorangbiasanya akan semakin baik pula keterampilan berbicaranya. Sebaliknya orang
yan miskin pengetahuan dan pengalamn akan mengalami kesukaran berbicara.
e) Berbicara untuk memperluas cakrawala, maksudnya selain untuk mengekspresikan ide,
perasaan dan imajinasi, beribicara dapat pula digunakan untuk menambah pengetahuan
dan menambah cakrawala pengalamna seseorang.
f) Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat, maksudnya lingkungan yang
konduktif memberi peluang dan kesempatan pada anak untuk dilatih berbicara akan
sangatmendukung keterampilan berbicara (kemampuan linguistik) anak. Sebaliknya,
lingkungan yang tidak kondusif tidak memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak
untuk berlatih berbicara akan mengakibatkan anak menjadi pemalu, kaku dan kurang
mampu mengekspresikan diri secara lisan.
g) Berbicara adalah pancaran kepribadian, maksudnya untuk mengidentifikasikan
kepribadian sesorangdapat digunakan berbagai cara, satu diantaranya adalah berbicara.
Kualitas setara, tinggi rendah, nada, dan kecepatan suara dapat di jadikan indikator
keadaan emosional seseorang. Kestabilan atau kelabilan emosional dan kepribadian
seseorang dapat di ketahui melalui cara bicaranya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan
maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri
atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada
saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias
ataukah tidak.
· Tujuan berbicara dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1) menghibur,
2) menginformasikan,
3) menstimulasi,
4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.

B. Saran
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran yang sekiranya
dapat memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting dalam berkomunikasi, jadi
kita perlu memahami bahwa dalam berbicara kita dapat kemampuan mengucapkan bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi. 1997. Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan: IKIP Yogyakarta.


Haryadi dan Zamzani.1996/1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Muchlisoh, dkk.1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9. Jakarta:Depdikbud.

Supriyadi, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago.1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:Depdikbud..

https://truestoryeka.wordpress.com/2012/01/28/makalah-keterampilan-berbicara/

Anda mungkin juga menyukai