BAHASA INDONESIA
KETERAMPILAN BERBAHASA
DISUSUN OLEH :
1. ANGELICA APNIA PRIYAMBODO
2. HEIDY WANDITA
3. NONNY SETIAWAN
1633010039
1633010046
1633010057
DOSEN PEMBINA :
EKO HARDIANTO, S.Pd., M.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan juga
untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang materi keterampilan berbahasa.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Eko Hardianto, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
bahasa Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam selesainya makalah ini, kedua orang tua
yang telah mendukung untuk terselesaikan makalah ini, serta teman-teman kelompok yang telah
membantu tersusunnya makalah ini.
Penyusun menyadari akan kelemahan dan kekurangan karya tulis ini. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima dengan penuh ucapan
terimakasih demi semakin baiknya karya tulis ini.
Surabaya,
Agustus 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
ii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
13
Daftar pustaka
14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keterampilan Menyimak
Keterampilan Berbicara
Keterampilan Membaca
Keterampilan Menulis
Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya
kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa kemudian berbicara; sesudah itu kita membaca dan menulis. Menyimak
dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis
dipelajari disekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan
yang disebut caturtunggal.
Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula hubungannya dengan proses berpikir
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin trampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya
dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan
berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Dawson {et all}, 1963; Tarigan,
1985b:
2
1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif.
Didalam menyimak tidak hanya mengaktifkan pendengaran, tetapi juga harus
berkonsentrasi serta menggunakan sikap-sikap positif, baik terhadap pembicara maupun
bahan pembicaraan. Apabila tidak adanya sikap positif dalam kegiatan tersebut maka
kegiatan tersebut hanya mendengarkan saja.
Tujuan Menyimak :
1.
2.
3.
4.
5.
3
Ada dua jenis situasi dalam menyimak yaitu :
1. Secara Interaktif
Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka yang melakukan
aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelasan secara bergantian. Artinya,
kegiatan menyimak interaktif dapat dilakukan secara dua arah dan multi
arah.Contohnya mengobrol, bertelpon, dan kegiatan diskusi di kelas maupun di
majelis taklim.
2. Secara Non Interaktif
2. Keterampilan Berbicara
Bericara adalah suatu kegiatan mengucapkan kalimat yang bertujuan untuk
menyampaikan suatu informasi kepada pendengarnya.
Tujuan Berbicara
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan
tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum
maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat
dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3)
menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.
4
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan
kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang
lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan
baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara
pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih
efektif dan efisien.
Pada saat berbicara diperlukan:
a) Penguasaan bahasa,
b) Bahasa,
3. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara.
Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali
keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
Tujuan Keterampilan Membaca, yaitu :
- Memahami adanya berbagai macam dan variasi tujuan membaca
- Membangkitkan atau mendorong timbulnya berbagai tujuan membaca
- Membina dan mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan ragam
-
tujuan membaca
Membangun perangkat tujuan membaca yang terbimbing untuk meningkatkan
kemampuan membaca.
Keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh
pembicara adalah:
-
4. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu
struktur tulisan yang teratur
1.
satu arah, dua arah, maupun multi arah. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan
metode diskusi kelompok, Tanya jawab, dan sebagainya.
2.
3.
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang
bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi dalam
bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami gagsan, perasaan atau
informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut. Membaca adalah suatu proses
kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap
tertentu (Burns, 1985). Proses tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi.
Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya (Anderson, 1986). Lebih dari itu,
pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan
pengalamannya (Ulit, 1995). Sejalan dengan hal tersebut, Kridalaksana (1993)
menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan
dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi bicara
bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan
membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula tidak bersuara (dalam hati).
9
Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafis tersebut (Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne menyatakan bahwa mengarang
pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata,
dan kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi
mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimatkalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut
dapat dikomunikasikan kepada pembaca. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam
kegiatan karang-mengarang, pengarang menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi
hati dan buah pikirannya secara menarik kepada pembaca. Oleh karena itu, di samping
harus menguasai topik dan permasalahannya yang akan ditulis, penulis dituntut
menguasai komponen :
1. Grafologi
2. Struktur
3. Kosakata
4. Kelancaran.
Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri atas beberapa tahap. Mckey
mengemukakan tujuh tahap yaitu :
1. Pemilihan dan pembatasan masalah.
2. Pengumpulan bahan.
3. Penyusunan bahan.
4. Pembuatan kerangka karangan.
5. Penulisan naskah awal.
6. Revisi.
7. Penulisan naskah akhir.
Secara padat, proses penulisan terdiri atas lima tahap yaitu ;
1) Pramenulis
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis
melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide/gagasan, menentukan judul
karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka
dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman,
observasi, bahan bacaan, dan imajinasi.
10
Oleh karena itu, pada tahap pramenulis diperlukan stimulus untuk merangsang
munculnya respon yang berupa ide tau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain.
Penentuan tujuan menulis erat kaitannya dengan pemilihan bentuk karangan.
Karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu dapat ditulis dalam bentuk
karangan eksposisi; karangan yang bertujuan membuktikan, meyakinkan, dan
membujuk dapat disusun dalam bentuk argumentasi dan persuasi. Karangan yang
bertujuan melukiskan sesuatu dapat ditulis dalam bentuk karangan deskripsi. Di
samping seorang penulis dapat memilih bentuk prosa, puisi, atau drama untuk
mengkomunikasikan gagasannya.
2) Menulis.
Tahap menulis dimulai dari menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Ideide dituangkan dalam bentuk satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan
berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan
digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, dan pembentukan kalimat.
Sedangkan teknik penulisan diterapkan dalam penyusunan paragraf sampai dengan
penyusunan karangan secara utuh
3) Merevisi
Pada tahap merivisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan paragraf dalam
tulisan. Koreksi harus dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan
dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas serta
sistematika penalarannya. Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pemilihan kata,
struktur bahasa, ejaan dan tanda baca.
4) Mengedit
Apabila karangan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal melaksanakan
tahap pengeditan. Dalam pengeditan ini diperlukan format baku yang akan menjadi
acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses
pengeditan dapat diperluas dan disempurnakan dengan penyediaan gambar atau
ilustrasi. Hal itu dimaksudkan agar tulisan itu menarik dan lebih mudah dipahami.
11
5) Mempublikasikan
Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti
menyampaikan karangan kepada public dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian
yang kedua disampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat
dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya.
4.
MAKSUD PENULIS
RESPONSI PEMBACA
Mengerti/memahami
Kesenangan ertetis
Mengutarakan/mengekspresiakan
pikiran, perasaan, dan emosi yang
berapi-api
Perlu diingat, meskipun penulis telah menentukan tujuan dan maksud sebelum
dan sewaktu menulis biasnya penulis masih menghadapi kendala untuk mengikuti
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan, hal tersebut dapat dihindari dengan cara
menuliskan atau merumuskan kalimat tujuan mengapa menulis. Kalimat ini secara
eksplisit akan menuntun dan mengontrol kita agar tulisan tetap sesuai dengan tujuan dan
maksud awal. Contoh kalimat tujuan yang ada hubungannya dengan aneka ragam ktujuan
menulis. Maksud an tujuan saya menulis adalahmencari teman yang menyukai sastra
lisan yang dapat menikmati dan mengapresiasikan cerita Beru Ginting Sape Mbelin
dari karo (Tarigan, 2008:6).
Selain menuliskan tujuan untuk apa menulis, penulis juga harus menyajikan
gagasan-gagasna atau pikirannya tersbut dengan tulisna yang baik. Ciri-ciri tulisan yang
baik antara lain sebagai berikut.
1) Tulisan yang baik ditentukan oleh penggunaan nada yang serasi.
2) Tulisan yang baik ditetukan oleh penusunan bahan-bahan yang tersedian menjadi satu
kesatuan yang utuh.
3) Tulisan yang baik ditentukan oleh kemampuan mengutarakan isi tulisn dengan jelas
tidak dengan samar-samar, yaitu dengan memanfatkan struktur kalimat, bahasa, dan
contoh-contoh yang tepat, sehingga sesuai dengan yang diinginkan penulis.
4) Tulisan yang baik harus bisa menyakinkan pembaca.
5) Tulisan yang baik diawali oleh keberanian penulis mengeritik dan memperbaiki setiap
tulisannya.
6) Tulisan yang baik ditentukan oleh kemampuan menggunakan tata bahasa baku dan
ejaan yang tepat (Adelstain dan Pival, 1976:xxi).
Mc. Mahan & Day dalam Tarigan (2008:7) secara singkat merumuskan cirri-ciri tulisan
yang baik sebagai berkut:
a. jujur
: jangan coba memalsukan gagasan atau ide.
b. jelas
: jangan membingkungkan para pembaca.
c. Singkat
: jangan memboroskan waktu para pembaca.
d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang bervariasi dan berkarya dengan
penuh kegembiraan.
Menulis, seperti halnya ketiga kemampuan berbahasa yang lain, merupakan suatu
proses perkembangan. Menulis menuntut penglaman, waktu, kesempatan, pelatihan,
keterampilan-keterampilan khusus, dan kemauan tuntuk menulis, sehingga menjadi
seorang penulis sungguhan. Menulis menuntut kemampuan menyusun gagasn-gagasan
secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut
penelitian yang terperinci, observasi, objektif, menoreksi atau menedit tulisan, dan
menyempurnakan kembali tulisan.
12
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Jenis-jenis keterampilan berbahasa :
o Ketermpilan menyimak
o Ketermpilan berbicara
o Keterampilan membaca
o Keterampilan menulis
2. Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif.
3. ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
4. Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri.
5. Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.
B. SARAN
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-jenis keterampilan berbahasa.
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-jenis situasi dalam keterampilan berbicara.
3. Mahasiswa diharapkan mengetahui pengertian dari keterampilan membaca.
4. Mahasiswa diharapkan mengetahui pengertian dari keterampilan membaca.
5. Mahasiswa diharapkan mengetahui pengertian dari keterampilan menulis.
Bagi para pembaca penulis harapkan untuk memanfaatkan karya tulis ilmiah ini
dengan sebaik-baiknya sebagai wadah ilmu dan juga semoga bermanfaat tidak hanya dalam
bidang mata kuliah Bahasa Indonesia namun diharapkan juga bisa menambah pengetahuan di
bidang pengetahuan umum. Sekian yang bisa penulis sampaikan apabila ada kekurangan dan
kesalahan penulisan mohon maaf, kritik dan saran membangun selalu penyusun terima
dengan penuh ucapan terimakasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://maimunahh.wordpress.com/2015/01/01/makalah-keterampilan-membaca/
http://muhammadnadir.blogspot.co.id/2012/03/keterampilan-membaca.html
https://iqin10.wordpress.com/2014/12/27/6/
http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html
https://rizkiahmadfauzi.wordpress.com/2015/07/03/keterampilan-berbahasa-indonesia/
http://www.academia.edu/11845005/4_Keterampilan_berbahasa
http://keterampilanberbahasa.blogspot.com/
14