PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia diberikan kemampuan berbicara atau berucap, kecuali
bagi orang yang mempunyai keterbatasan, misalnya orang bisu atau tuli.
Kemampuan untuk berbicara secara bertahap sesuai dengan tingkatan
usianya, yaitu sejak bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa.
Pemerolehan bunyi bahasa bisa dikaji secara scientific atau ilmiah
seperti mengetahui alat-alat ucap/berbicara dan proses pembunyian.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian fonetik?
2. Apa jenis-jenis fonetik?
3. Apa saja alat-alat untuk berbicara?
4. Bagaimana proses berbicara?
5. Apa saja klasifikasi bunyi?
6. Apa itu tulisan fonetik?
1.3 TUJUAN
1. Untuk memberikan deksripsi tentang fonetik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis fonetik
3. Untuk memberikan informasi tentang alat-alat berbicara
4. Untuk mengetahui proses berbicara
5. Untuk mengetahui klasifikasi bunyi
6. Untuk mengetahui deskripsi tulisan fonetik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FONETIK
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna atau tidak. Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa
itu, dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik
akustik, dan fonetik auditoris.
2.2 PANDANGAN PARA AHLI TENTANG ILMU FONETIK
1. Bertil Malmberg
Bertil Malmberg (1968), seorang fonetik Prancis, mendefinisikan
fonetik sebagai pengkajian bunyi-bunyi bahasa. Fonetik ialah
pengkajian yang lebih meniti beratkan pada ekspresi bahasa,bukan
isinya. Yang dipentingkan adalah bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan
penutur, bukan makna yang ingin disampaikan.
Unit-unit yang digunakan dalam bahasa lisan adalah bunyi-bunyi
dan kumpulkan bunyi-bunyi yang mampu dibedakan oleh telinga
dengan jelas. Telingan akan menyaring bunyi-bunyi yang biasa
didengar ini untuk diproses lebih lanjut ke otak. Otak inilah yang
mengenal dengan pasti dan menerjamahkan semua perbedaan bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Menurut Bertil Malmberg, ilmu fonetik bias dibagi menjadi empat
cabang, yaitu ilmu fonetik umum,ilmu fonetik deskriptif, ilmu fonetik
sejarah, dan ilmu fonetik normatif.
-
2. J.D.OCONNOR
Menurut OConnor, fonetik ialah ilmu yang bersangkut pautdengan
bunyi-bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyibunyi yang dapat didengar ini kemudian diformulasikan sedemikian
rupa sehingga menjadi kebiasaan yang terdapat dalam bahasa
masyarakat yang bersangkutan. Seterusnya, formula bunyi-bunyi
ujar ini diberi fungsi tertentu sehingga dapat dipakai untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Menurut OConnor, tingkah laku berkomunikasi berawal dari otak
pembaca. Pada tahap ini, kita bisa beranggapan bahwa otak penutur
mempunyai dua fungsi yang berbeda, yaitu kreatif (creative
function) dan fungsi saluran (forwarding function).
a. Fungsi kreatif
Fungsi kreatif merupakan fungsi terpenting sebab lewat fungsi
inilah pesan-pesan bisa dibentuk dan diterima.
Dalam praktiknya, ada tiga fase yag berbeda dalam fungsi
kreatif otak ini.
Fase pertama, menghidupkan komunikasi.
Fase kedua, alat komunikasi.
Fase ketiga, memastikan bentuk pesan.
b. Fungsi saluran
Fungsi saluran pada otak penutur lebih bersifat teknis. Fungsi
saluran ini melibatkan pembicaraan mengenai peranan ota, yaitu
organ utama yang terlibat dalam penghasilan bunyi bahasa dan
tiga peringkat bagi prosespemahaman bunyiyang dihasilkan.
3. DAVID ABERCROMBIE
David Abercrombie(1971) Ia berpendapat pada fonetik adalah
David Ambercrombieb(1971). Ia berpendapat bahwa fonetik adalah
ilmu yang bersifat teknis. Dalam ilmu ini, suatu bahasa akan dilihat
secara analitis, yaitu tidak saja mendengar percakapan, tetapi juga
menyadari setiap gerak jasmani yang melatar belakanginya. Sewaktu
kita bernafas, misalnya, udara tidak dikeluarkan terus menerus. Aliran
udara tidak berkelanjutan. Otot pernafasan yang panjang. Rata-rata
gerakan tegang-kendur otot pernapasan adalah lima klai dalam satu
detik atau 300 kali dalam satu menit.udara dikeluarkan dari paru paru
setiap kali hembusan.
Ternyata, setiap ketegangan dan hembusan yang dihasilkan
merupakan suku kata (syllable). Satu suku kata berdasarkan
satu
gerakan tegang dan kendur ini. Satu suku kata bersamaan dengan satu
gerakan ujaran. Irama napas/dada begitu begitu teratur dan sistematis
sehingga bisa disebut sebagai nada. Satu detik memuat lima suku kata.
Kenyataannya ini merupakan landasan teori bagi semua bunyi bahasa.
yang keluar itu mulai bergetar. Dari sudut pandangan akustik, bunyi itu
tidak lain adalah udara yang bergetar. Bila tidak ada penyempitan seperti
itu, tak ada bunyi bahasa sama sekali, dan kita hanya bernafas secara normal
saja.
Bagaimana jalan keluar nafas kita yang datangnya dari paru-paru
itu? Udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorokan, yang ada pitapita suara didalamnya. Pita-pita suara itu haruslah terbuka untuk
memungkinkan arus udara keluar, karena dalam batang tenggorokan tidak
ada jalan yang lain. Arus udara keluar melalui rongga mulut atau rongga
hidung (atau melalui kedua-duanya sekaligus).
Untuk mengerti apa pentingnya penyempitan tadi, silakan anda
menghembuskan nafas dengan mendekatkan bibir bawah pada gigi atas.
Yang dihasilkan adalah bunyi [f].(bila bunyi bahasa dilambangkan dengan
cara fonetis, lazimnya para ahli linguistik mengapit lambang bunyi diantara
kurung persegi). Sebagai contoh lain, dekatkanlah daun lidah pada gusi gigi
atas, dan hasilnya adalah bunyi [s]. Yang terjadi bila udara harus melalui
penyempitan macam itu ialah udara yang keluar itu mulai bergetar, dan
bunyi
(termasuk bunyi bahasa) tidak lain adalah getaran udara.
2.3.1.3 KLASIFIKASI BUNYI
Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama di bedakan atas vokal
dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit ini
menjadi bergetar ketika dilaui arus udara yang dipompakan dari paru-paru.
Selanjutnya arus udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapat
hambatan apa-apa,kecuali bentuk rongga mulut yang berbentuk tertentu
sesuai dengan jenis vokal yang dihasilkan. Bunyi konsonan terjadi,setelah
arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar,
diteruskan kerongga mulut atau rongga hidup dengan mendapat hambatan
ditempat-tempat artikulasi tertentu. Jadi,beda terjadinya bunyi vokal dan
10
11
tunggal. Demikian pula, meskipun [ai ] dalam balai berupa diftong, namun
[a]+[i] dalam kata kait adalah dua vokal tunggal.
Diftong dapat dibedakaan menurut arah perubahan bangun mulut.
Kita dapat membedakan diftong naik dan diftong turun. Diftong naik adalah
diftong yang perubahannya ke atas, diftong turun adalah diftong yang
perubahannya ke bawah. Diftong naik ditemukan dalam contoh-contoh
tadi,
12
pada unsur kedua, maka namanya diftong naik. Umpamanya, bunyi [ai]
pada kata Indonesia landai sonoritasnya terletak pada unsur pertama, karena
itu, bunyi [ai] dalam bahasa Indonesia termasuk diftong turun.dalam bahasa
Prancis kata moi yang dilafalkan [mwa] sonoritasnya terletak pada unsur
kedua. Jadi, pada kata itu terdapat diftong naik.
2.3.1.3.3 KLASIFIKASI KONSONAN
Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang
dikeluar dari paru-paru yang mendapat halangan.
Menurut cara pengartikulasinya, kita dapat membedakan konsonan sebagai
berikut:
i.
pelafalannya
selesai.
(padahal,
yang
dapat
sebagaimana
terjadi
dalam
pengucapan
iii.
13
rupa
vi.
vii.
viii.
ix.
14
contohnya:
(cappajubah),
misal
bahasa
(sonnematahari),
dalam
Inggris
bahasa
abad
Batak
bahasa
Itali
pertengahan
Toba
kata
fonetis
adalah
tulisan
yang
digunakan
untuk
15
fonetik dan fonemik). Apa perbedaan tulisan fonetis dengan tulisan biasa?
Perhatikan contoh berikut.
(1)
Bukunya nggak ada, ntar katanya sabtu baru dateng lagi. Kalo mau
16
II.
III.
17
yang satu dengan segmen yang lain. Jeda ini dapat bersifat
sementara. Biasanya dibedakan adanya sendi dalam atau internal
juncture dan seni luar atau open juncture.
2.6 SILABEL
Silabel atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus
ujaran atau runtunan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal
dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan atau
sonoritas yang biasanya jatuh pada sebuah vokal. Hal ini terjadi karena
adanya ruang resonansi berupa rongga mulut, rongga hidung atau ronggarongga lain di kepala dan dada.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
19
20