Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT KETERAMPILAN BERBICARA

Mata Kuliah Pengembangan Konsep Bahasa Indonesia Di SD

Dosen Pengampu : Nurabidah Idrus, S.Pd.,M.Pd

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. SRI FEBRIANI / 200407502044

2. PUTRI AISYA AHMAD / 200407501035

3. ZULKIFLI / 200407501037

4. ANDI AGUSTINA RAHAYU / 200407502031

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"HAKIKAT KETERAMPILAN BERBICARA”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.

Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga karya
ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Makassar, 10 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
A. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Hakikat Keterampilan Berbicara...................................................................3
B. Tujuan Berbicara..........................................................................................4
C. Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara...................................................5
D. Faktor Penghambat Kegiatan Pembelajaran.................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan berbicara merupakan bagian dari keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa dimulai dari keterampilan menyimak, kemudian
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan terakhir keterampilan
menulis. Ada teori yang mengatakan kalau anak sudah bisa mendengarkan,
menyimak sejak dalam kandungan Setelah ia lahir, maka anak tersebut
diajarkan berbicara Pintar berbicara, maka ia pun akan diajarkan membaca.
Keterampilan menulis diajarkan setelah anak bisa menyimak, berbicara, dan
membaca, karena keterampilan menulis adalah akumulasi dari ketiga
keterampilan sebelumnya.

Mungkin tak seorang pun yang sanggup tidak berbicara dalam sehari.
Berbeda halnya dengan makanan, orang tahan untuk tidak makan dan minum
seharian, terutama yang tengah berpuasa. Berbicara adalah kebutuhan primer
setiap manusia sebagai makhluk sosial. Manusia butuh berkomunikasi, dalam
hal ini berbicara sebagai kebutuhan sosialnya. Orang mampu menyuarakan apa
yang menjadi perhatian dan kegemarannya melalui berbicara. Orang bisa
mengekspresikan semua emosinya dalam kegiatan berbicara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakag makalah “Hakikat Keterampilan Berbicara” di
atas maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang Hakikat Keterampilan Berbicara?

2. Menjelaskan tujuan Berbicara?

3. Menjelaskan faktor penunjang keterampilan berbicara?

4. Menjelaskan faktor penghambat keterampilan berbicara?

1
A. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah makalah “Hakikat
Keterampilan Berbicara “di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang hakikat keterampilan berbicara

2. Untuk mengetahui tentang tujuan utama berbicara

3. Untuk mengetahui tentang faktor penunjang keterampilan berbicara

4. Untuk mengetahui tentang faktor penghambat keterampilan berbicara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Keterampilan Berbicara


Kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia normal dari zaman dahulu sampai zaman sekarang ini.
Sebab, berbicara itu merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang
yang alami yang dimiliki manusia. Berbeda halnya dengan kemampuan
berbahasa yang lain, seperti membaca dan menulis, tidak semua manusia
normal mampu melakukan kegiatan membaca dan menulis. Kemampuan
membaca dan menulis membutuhkan latihan yang lebih khusus lagi untuk
mampu memilikinya. Namun demikian, keterampilan berbicara tidak dimiliki
oleh setiap manusia.

Tarigan (1983:15) mendefinisikan bahwa berbicara adalah kemampuan


mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebab,
seseorang yang dinyatakan terampil berbicara adalah orang yang sanggup
berbicara dalam segala situasi, kapan saja, dan dimana saja dia berada.

Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah
berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya
(Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang
dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah
setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal
memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert
Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan
komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai
keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai
keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami
oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis.
Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi
bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam
3
berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami
bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua
siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan
keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.

Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga


diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki
keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial
maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi
sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu
menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan
fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan
berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan
mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.

B. Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara betul. Agar
dapat menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara betul-
betul memahami isi pembicaraannya, di samping juga harus dapat
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar. Jadi, bukan hanya apa
yang akan dibicarakan, tetapi bagaimana mengemukakannya. Hal ini
menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa tersebut.
Yang dimaksud ucapan adalah seluruh kegiatan yang kita lakukan dalam
memproduksi bunyi bahasa, yang meliputi artikulasi, yaitu bagaimana posisi
alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langitlangit pada waktu kita
membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan.

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain


harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, si
pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Selain itu
pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat. Dalam hal ini ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh si pembicara untuk keefektifan berbicara,
4
yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Tidak dapat disangkal lagi
bahwa tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi.

Ochs dan Winker (dalam Tarigan, 2008: 17) menyederhanakan berbicara


menjadi tiga tujuan umum yaitu: (1) memberitahukan, melaporkan (to inform);
(2) menjamu, menghibur (to entertain) dan; (3) membujuk, mengajak,
mendesak, meyakinkan (to persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-
maksud tersebut mungkin saja terjadi, begitupun dengan menghibur dan
meyakinkan sekaligus.

Larry King mengatakan bahwa kesuksesan seseorang baik dibidang


sosial maupun profesional, dapat dilalui dengan kegiatan kecakapan berbicara
begitu sebaliknya apabila seseorang kurang meyakinkan dalam berbicara maka
kesuksesan akan sulit tercapai. Di samping itu berbicara merupakan bentuk
komunikasi manusia yang paling mendasar, yang membedakan kita sebagai
spesies. Sesuai dengan sifat dari pembelajaran seperti dibawah ini.

C. Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara


Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu
dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang
disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan
dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor
yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga
memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan. Pada
saat berbicara diperlukan a) penguasaan bahasa, b) bahasa, c) keberanian dan
ketenangan, d) kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur.
Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor
kebahasaan, meliputi :
a) ketepatan ucapan
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai
c) pilihan kata
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan.
5
Sedangkan faktor non kebahasaan, meliputi :
a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
b) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara
c) kesediaan menghargai orang lain
d) gerak-gerik dan mimik yang tepat
e) kenyaringan suara
f) kelancaran,
g) relevansi, penalaran
h) penguasaan topik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan
(linguitik) dan non kebahasaan (nonlinguistik).

D. Faktor Penghambat Kegiatan Pembelajaran


Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang
mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam
kegiatan berbicara, yaitu:

a) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang
berasal dari luar partisipan.

b) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya


lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan

c) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya


dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, dimana bahasa memiliki
peran penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu
hubungan urutan yang teratur, mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesuadah itu kita belajar membaca dan
menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu
kesatuan.

Secara umum tujuan pembicara adalah mendorong atau menstimulasi,


meyakinkan, menggerakan, menginformasikan, dan menghibur. Kalau kita
memandang berbicara sebagai seni maka penekanan diletakkan pada
penerapannya sebagai alat komunikasi dalam dimuka umum, sedangkan jikan
berbicara sebagai ilmu atau teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam
menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau praktek berbicara. Secara
garis besar, berbicara di muka umum pada masyarakat disebut dengan (Public
Speaking)

B. Saran
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran
yang sekiranya dapat memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting
dalam berkomunikasi. Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin
menyampaikan saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat, karena
berbicara sangat penting dalam berkomunikasi, jadi kita perlu memahami
bahwa dalam berbicara kita dapat kemampuan

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai