Anda di halaman 1dari 21

[Company name]

[Document title]
[Document subtitle]

ahmad rizhan
[Date]
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimahkanrahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah inidengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir

zaman.Makalah. Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul“Teknik Berbicara”

dapat terselesaikan tepat waktu. Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari

makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan .................................................................................................... 2

1.4 Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II Pembahasan............................................................................ 3

2.1 Pengertian, tujuan, dan prinsip umum berbicara ................................... 3

2.2 Hal- hal yang diperhatikan saat berbicara.............................................. 4

2.3 Macam- Macam Teknik Berbicara ........................................................ 7

2.4 Hal- hal penunjang dan penghabat proses berbicara ........................... 12

BAB III Penutup ............................................................................... 14

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 14

3.2 Saran .................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ................................................................................... 17

ii
iii
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia baru akan menjadi manusia bila ia

hidup dalam lingkungan manusia. Lingkungan hidup manusia dapat berwujud

aneka bentuk. Lingkungan terkecil keluarga. Dapat pula dalam bentuk pranata

sosial lain seperti perkumpulan agama, sosial, olah raga, kesenian, profesi dan

sebagainya.Sebagai anggota masyarakat setiap individu dituntut terampil

berkomunikasi. Setiap individu harus terampil menyampaikan informasi dan

terampil pula menerima informasi. Dalam kehidupan sehari-hari ternyata manusia

dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut ketrampilan berbicara.

Misalnya dialog dalam lingkungan keluarga juga dialog di luar anggota keluarga.

Bagi manusia normal kegiatan berbicara merupakan suatu kebutuhan pokok.

Bayangkan bila kita dilarang berbicara, misalnya dalam satu minggu penuh. Tentu

banyak kesukaran yang kita hadapi. Mungkin banyak kehendak kita yang tidak

dapat dimengerti orang lain. Bahkan mungkin kesalah pahaman dapat terjadi.

Mengingat pentingnya peranan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari

perlu digalakkan pengajaran berbicara di sekolah. Sehingga penulis ingin

mengetahui lebih lanjut mengenai teknik berbicara.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, tujuan dalam berbicara ?

2. Apa sajakah macam- macam teknik berbicara?

3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam berbicara?

4. Bagaimana cara berbicara yang baik dan benar?

5. Hal- hal apa saja yang menghambat proses berbicara?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian, tujuan dalam berbicara

2. Mengetahui hal- hal yang diperhatikandalam berbicara

3. Mengetahui macam- macam teknik berbicara

4. Memahami cara berbicara yang baik dan benar

5. Memahami hal- hal yang menghambat proses berbicara

1.4 Manfaat

1. Dapat memahami segala aspek tentang teknik berbicara

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian, tujuan, dan prinsip umum berbicara

A. Pengertian Berbicara

Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

keduayang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah

aktivitasmendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian

manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

ataukata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan

pikiran,gagasan,serta perasaan (Tarigan, 1983:14).

Pendapat lain mengemukakan, “Berbicara adalah keterampilan memproduksi

arussistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan,

dankeinginan pada orang lain” (Mukhsin dalam Carolina, 2001:18).

Sabarti dkk. (dalam Bukian, 2004:15) menyatakan, “Berbicara adalah

peristiwaatau proses penyampaian gagasan secara lisan.” Sejalan dengan itu,

Tarigan(1991:132) menegaskan, “Berbicara adalah keterampilan menyampaikan

pesanmelalui bahasan lisan.”

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang

3
bersifat ekspresif dan produktif lisan. Dikatakan produktif karena orang yang

berbicara (pewicara) dituntutuntuk menghasilkan paparan secara lisan yang

merupakan cermin dari gagasan, perasaan, dan pikiran yang disampaikan kepada

orang lain.

Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda

yang

dapatdidengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumla

h otottubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang

dikombinasikan.Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang

memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.

B. Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan pikirn secara efektif, seyogyanyalah sang pembicara memahami

makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu

mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus

mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik

secara umum maupun perorangan.

2.2 Hal- hal yang diperhatikan saat berbicara

a. Ketepatan pengucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa

secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan

4
perahatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang digunakan

tidak selalu sama. Setiap orang mempunyai gaya tersendiri dan gaya bahasa yang

dipakai berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan, perasaan, dan sasaran.

Akan tetapi kalau perbedaan atau perubahan itu terlalu mencolok, dan

menyimpang, maka keefektifan komunikasi akan terganggu.

Setiap penutur tentu sangat dipengaruhi oleh bahasa ibunya. Misalnya,

pengucapan kan untuk akhiran -kan yang kurang tepat, memasukkan. Memang

kita belum memiliki lafal baku, namun sebaiknya ucapan kita jangan terlalu

diwarnai oleh bahasa daerah, sehingga dapat mengalihkan perhatian pendengar.

Demikian juga halnya dengan pengucapan tiap suku kata. Tidak jarang kita

dengar orang mengucapkan kata-kata yang tidak jelas suku katanya.

Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan

kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik sehingga dapat

mengalihkan perhatian pendengar, mengganggu komunikasi, atau pemakainya

dianggap aneh.

b. Ketepatan Intonasi

Kesesuaian intonasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara dan

merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik,

dengan penempatan intonasi yang sesuai dengan masalahnya menjadi menarik.

Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan menim-

bulkan kejemuan dan keefektifan berbicara berkurang.

5
Demikian juga halnya dalam pemberian intonasi pada kata atau suku kata.

Tekanan suara yang biasanya jatuh pada suku kata terakhir atau suku kata kedua

dari belakang, kemudian ditempatkan pada suku kata pertama. Misalnya

kata peyanggah, pemberani, kesempatan, diberi tekanan pada pe-, pem-, ke-, tentu

kedengarannya janggal.

c. Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya

mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih

terangsang dan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan sudah dikenal oleh

pendengar. Misalnya, kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-kata

yang muluk-muluk dan kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata yang

belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun menghambat

kelancaran komunikasi. Pilihan kata itu tentu harus disesuaikan dengan pokok

pembicaraan dan dengan siapa kita berbicara (pendengar).

d. Kelancaran

Seorang pembicara yang lancar berbicara memudahkan pendengar menangkap isi

pembicaraannya. Seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus,

bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu

yang sangat mengganggu penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan bunyi

ee, oo, aa, dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara

juga menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicarannya.

6
2.3 Macam- Macam Teknik Berbicara

Teknik berbicara menyangkut cara dan kemampuan seseorang dalam

mengutarakan pendapat, pikiran, dan perasaannya melalui kata-kata yang baik dan

benar sesuai dengan kaidah kebahasaan, sehingga hal-hal yang diucapkan dapat

dimengerti oleh lawan bicara. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam teknik berbicara yang baik/efektif.

a. Prinsip motivasi

Setiap pembicaraan sudah barang tentu mempunyai motif yang berbeda-

beda, tergantung pada masalah yang dibicarakan, siapa yang bertindak sebagai

pembicara, serta waktu, tempat dan alasannya. Suatu hal yang tidak dapat

disangkal bahwa setiap pembicaraan mempunyai tujuan untuk mendapatkan

pengertian dari pihak yang mendengarkan. Agar cara berbicara kita efektif dan

dimengerti oleh orang lain, maka dalam berbicara harus memperhatikan:

 Dorongan kebutuhan

 Menghargai pendengar

 Memanfaatkan dorongan rasa ingintahu

7
b. Penyajian isi pembicaraan

Penyajian isi pembicaraan dapat dibedakan menjadi tiga bagian,

yaitu: pendahuluan, isi atau materi, dan penutup. Untuk lebih jelasnya ketiga

bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Bagian yang dianggap penting dalam pembicaraan adalah permulaan

pembicaraan yang menarik perhatian para pendengar. Dalam hal ini sebaiknya

dipilih kata-kata yang enak, sehingga hal-hal yang menjadi inti pembicaraan

benar-benardapat diserap oleh para pendengar. Pergunakanlah kata-kata atau

kalimat yang tidak bertele-tele tetapi yang singkat dan berisi atau padat, sehingga

menarik minat danperhatian.

Dalam pembicaraan pendahuluan harus memperhatikan prinsip-prinsip

berikut ini:

 Kata-kata pendahuluan harus dapat memikat pendengar

 Digunakan kata-kata yang bersifat memotivasi

 Kata-kata pembukaan menyajikan topik yang dibahas

 Penekanan pembicaraan pada hal-hal yang penting dan actual

8
2. Isi atau materi

Agar penyajian isi pembicaraan berlangsung secara efektif ada beberapa

prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

 Harus terdapat kejelasan materi yang dibicarakan

 Harus terdapat konsistensi materi yang dibicarakan

 Penyajian isi pembicaraan harus memadai dalam arti cukup untuk

memberikan pengertian kepada para pendengar

 Penggunaan waktu atau timing yang tepat artinya pembicaraan tidak

bertele-tele atau terlalu meluas, sehingga akan membuat kabur isi

pembicaraan.

3. Penutup

Seperti halnya pada bagian pembukaan, maka pada bagian penutup harus

dipilih kata-kata yang menarik karena bagian pembukaan dan penutup

mencerminkan kualitas pembicaraan.

Pada bagian ini sebaiknya diutarakan pula ucapan terima kasih kepada audiens

atas perhatian dan kepedulian serta partisipasinya.

c. Teknik penyampaian dan gaya bicara

Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola penyajian pembicaraan. Untuk

lebih jelasnya kedua hal tersebut dapat diuraikan seperti berikut ini.

9
1. Teknik memulai pembicaraan

Kata-kata pembukaan harus dapat menarik perhatian pendengar. Dalam hal ini ada

beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk memulai pembicaraan, yaitu:

 Memulai dengan menggunakan anekdot

 Memulai dengan mengajukan pertanyaan

 Memulai dengan mengemukakan hal-hal yang lucu

 Memulai dengan menyatakan keistimewaan suatu tempat atau kejadian.

2. Teknik pola penyajian pembicaraan

Dengan teknik pola penyajian berarti pembicaraan dimulai dengan isi

materi pembicaraan. Terdapat beberapa macam pola yang dapat dipakai dalam

menyajikan materi pembicaraan, yaitu:

 Pola waktu (time order) dan pola tempat (space order), maksudnya

penyajian materi pembicaraan disesuaikan kondisi waktu dan tempat.

 Pola pemecahan masalah, artinya penyajian materi pembicaraan dilakukan

dengan berbagai cara tergantung tujuan yang ingin dicapai, seperti melalui

symposium, seminar, rapat kerja, dan konggres.

 Pola topik order, artinya materi pembicaraan dibagi dalam topik-topik

yang dibahas atau dibicarakan secara mendetail. Masing-masing topik

dibicarakan oleh kelompok lain dan selanjutnya dibuat suatu rangkuman.

10
 Pola aspek, artinya penyajian materi pembicaraan ditinjau dari berbagai

aspek atau segi, seperti segi tempat, kejelasan, konsekuensi, waktu, dan

kecukupan.

3. Gaya bicara

Gaya bicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik

bagi para pendengar. Berikut ini disajikan bermacam-macam gaya bicara yang

dapat dilakukan oleh pembicara, yaitu:

 Gaya berbicara dengan gaya bahasa, adalah cara berbicara dengan

menggunakan pilihan kata, ungkapan atau hubungan suara.

 Gaya berbicara dengan mimik, adalah cara berbicara dengan menggunakan

gerak air muka atau wajah si pembicara.

 Gaya berbicara dengan pantomimic, adalah cara berbicara dengan

menggunakan gerak anggota badan, seperti dengan menggeleng-gelengkan

kepala atau menganggukkan kepala.

 Gaya berbicara dengan gerak campuran, adalah cara berbicara dengan

menggunakan mimik dan pantomimic.

11
2.4 Hal- hal penunjang dan penghabat proses berbicara

A. Faktor penunjang

Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan

individudalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang,

yangdisebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan

dapatsampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor

yangdapat menunjang keefektifan berbicara.a.

a. Faktor kebahasaan

Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan berbicara antara lain:

1. Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyi

2. Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme.

3. Pemilihan kata dan ungkapan yang baik.

4. Ketepatan susunan kalimat

b. Faktornonkebahasaan

1. Sikap yang tenang, wajar dan tidak kaku.

2. Pandangan diarahkan kepada lawan bicara.

3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain.

4. Kesediaan mengkoreksi diri sendiri.

5. Keberanian mengemukakan dan mempertahankan pendapat.

6. Gerak-gerik dan mimik yang tepat.

7. Kenyaringan suara.

8. Kelancaran.

12
9. Penalaran dan relevansi.

10. Penguasaan topic.

B. Faktor penghambat

Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang

mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang

dimaksudkanoleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam

kegiatan berbicara, yaitu:

a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor

yang berasal dari luar partisipan.

b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya

lagu,irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan

c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya

dalamkeadaan marah, menangis, dan sakit.

13
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Berbicara merupakan system tanda-tanda yang dapat didengar (audible)

dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia

demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara

merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan factor-faktor fisik,

pisikologisneurologis, semantic, dan linguistik.

Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:

a. Memberitahukan dan melaporkan (to inform).

b. Menjamu dan menghibur (to entertain).

c. Membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).

Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:

a. Berbicara di muka umum (public speaking)

b. Berbicara pada konferensiFaktor penunjanga.

c. Faktor kebahasaan

d. Faktor nonkebahasaanFaktor penghambata.

e. Faktor fisik

f. Faktor media

g. Faktor psikologis

14
Dalam mengevaluasi keterampilan berbicara seorang pada prinsipnya harus

memperhatikan lima faktor, yaitu:

a. Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?

b. Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunya suara serta rekaman suku kata

memuasakan?

c. Apakah ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembeciraan tanpa

referensi internal memahami bahasa yang digunakan?

d. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?

e. Sejauhmanakah “kewajaran” dan“kelancaran” ataupun “kenative-speaker-

an”yang tecermin bila sesorang berbicara?

Hubungan antara berbicara dengan menyimak yaitu ucapan (speech) biasanya

diperoleh dari kemampuan menyimak dan meniru. Oleh karena itu contoh model

yang disimak atau direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan

kecakapan berbicara. Hubungan antara berbicara dengan membaca yaitu

performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan

berbahasa lisan. Hubungan antara ekspresi lisan dengan ekspresi tulis seseorang

belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosakata, pola-pola

kalimat, serta ide-ide yang memberi ciri pada ujarannya merupakan dasar bagi

ekspresi tulis berikutnya

15
3.2 Saran

Dengan pentingnya aspek berbicara pada pengajaran Bahasa Indonesia

khususnya pada pada tingkat seorang mahasiswa, karena dengan adanya

pengajaran teknik berbicara diharapkan para siswa dapat menjadi seseorang yang

mahir dalam berkomunikasi baik secara lisan ataupun tertulis. Selain itu dibalik

pengajaran ini siswa juga diharapkan untuk dapat mengembangkan publik

speaking mereka untuk pembekalan mereka setelah lulus nanti. Dan juga selain itu

pendidik pendidik harus dapat memberikan motivasi untuk mengembangkan

kemampuan berbicara pada siswa.

16
Daftar Pustaka

http://ammarawirausaha.blogspot.co.id/2009/10/teknik-berbicara.html

http://www.academia.edu/9630595/MAKALAH_KEETERAMPILAN_BERBAH
ASA_BERBICARA

http://sfatonah09.blogspot.co.id/2016/05/makalah-teknik-pembelajaran-
berbicara.html

17

Anda mungkin juga menyukai