MANUSIA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Berbicara
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, kami dapat
menyusun makalah yang berjudul “Manfaat Kemampuan Berbicara dalam Kehidupan
Manusia” dengan lancar. Penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi tugas Mata
kuliah Berbicara Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata kuliah Berbicara Bapak
Parto. Makalah ini telah melalui tahap pembahasan-pembahasan yang sudah didiskusikan
oleh Tim Kelompok 03. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya kekompakan
dan kerja sama yang harmonis.
Harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk memahami
“Manfaat Kemampuan Berbicara dalam Kehidupan Manusia” serta pemacu minat baca
untuk semua kalangan. Tidak ada usaha besar yang akan berhasil jika tanpa memulai hal
yang kecil. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Kritik dan saran dari
pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.
I
DAFTAR ISI
halaman
II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan manusia, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan
pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dapat dipelajari.
Berbicara tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang
diperoleh oleh seseorang. Kemampuan berbicara seseorang mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan
berbicara, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan perasaan
terhadap satu sama lain. Berbicara tidak hanya mengandalkan faktor-faktor fisik
saja, melainkan juga factor psikologis, neurologis, semantic, dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia
yang paling penting bagi control sosial.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampikan
secara efektif, maka sudah seharusnyalah pembicara memahami makna segala
sesuatu yang ingin dikomunikasikan, harus mampu mengevaluai prinsip-prinsip
yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun
perorangan.
Berbicara adalah bagian dari keterampilan berbahasa. Seseorang yang
mempunyai kemampuan berbicara yang baik tentunya akan mendapatkan
manfaat dari kemamampuan berbicaranya. Lalu, apa yang dimaksud dengan
kemampuan berbicara? Apa manfaat kemampuan berbicara dalam
kehidupan manusia? Cara meningkatkan kemampuan berbicara?
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan, rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang diamaksud kemampuan berbicara?
2. Apa manfaat kemampuan berbicara dalam kehidupan manusia?
3. Apa saja cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada, bertujuan untuk mengetahui apa yang
diamksud kemampuan berbicara, apa manfaat kemampuan berbicara dalam
kehidupan manusia dan cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
III
PEMBAHASAN
Kemampuan Berbicara
Kemampuan memiliki arti kuasa (bisa. Sanggup) melakukan sesuatu,
sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan
(Poerwadarminta, 2007). Kemampuan (ability) adalah tanggung jawab
karakteristik yang luas dan stabil untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas fisik
dan mental, (Kreitner, 2014:135).
Berbicara memiliki arti bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,
menlisankan sesuatu yang dimaksudkan (Poerwadarmita, 2007). Bicara ,erupakan
keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya melibatkan suara yang
berbeda, akan tetapi juga melibatkan aspek mental, yaitu kemampuan mengaitkan
arti dengan bunyi yang dihasilkan. Meskipun demikian, tidak semua bunyi yang
dibuat anak dipandang sebagai bicara karena otot syaraf belum menimbulkan bunyi
yang jelas, berbeda, dan terkendali, ungkapan suara hanya merupakan bunyi
artikulasi yang tidak memiliki arti.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan (Tarigan, 2008).
Kemampuan berbicara menurut Arsjad dan Mukti (2001) memiliki persepsi
yang berbeda, kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk mengucapkan
kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada,
tekanan, dan penempatan persendian (juncutue). Jika dilakukan secara tatap muka,
Gerakan tangan dan mimiK wajah juga ikut berperan, (Arsjad dan Mukti, 2001).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, bahwa kemampuan
berbicara adalah kemampuan untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Ketika seseorang ingin memiliki kemampuan berbicara, mereka dianjurkan
untuk belajar mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang
lain, dan mengemukakan keinginannya. Dengan bercakap-cakap dengan orang lain,
seseorang akan menemukan pengalaman baru dan meningkatkan pengetahuannya,
serta dapat mengembangkan pengetahuannya dalam berbahasa. Berikut merupakan
1
aspek-aspek yang dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang, yaitu aspek
kebahasaan dan non kebahasaan:
A. Aspek kebahasaan, meliputi:
1. Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi), seseorang harus dapat
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas.
2. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme.
Dalam penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang
sesuai yang akan menjadi daya Tarik tersendiri dalam berbicara,
bahkan merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan
berbicara.
3. Penggunaan kata dan kalimat
Dalam penggunaan kata dan kalimat sebaiknya memilih bahasa
yang memiliki makna yang sesuai dan sesuai dengan konteks
pembahasan.
B. Aspek non kebahasaan, meliputi:
1. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
Dalam berbicara diharuskan untuk bersikap sewajarnya, tenang, dan
terkesan tidak kaku. Wajar memiliki arti berpenampilan apa adanya
dan berbicara yang sesuai dan tidak dibuat-buat. Lalu, sikap tenang
adalah sikap dengan perasaan hati dan mimik wajah yang tidak
gelisah, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa ketika berbicara dengan
lawan bicara. Selanjutnya, dalam berbicara juga tidak boleh terlalu
kaku, kaku dalam artian berbicara yang terpotong-potong dan terkesan
tidak lugas saat menyampaikan pembicaraan.
2. Pandangan diarahkan kepada lawan bicara
Seorang pembicara diharuskan untuk memandang kepada lawan
bicara, tidak diperkenankan untuk menunduk ataupun melihat ke arah
lain selain lawan bicara, hal ini dilakukan agar lawan bicara
memperhatikan topik yang sedang dibicarakan dan lawan bicara
merasa dihargai dalam pembicaraan tersebut.
3. Memperhatikan orang lain ketika orang tersebut berbicara
Dengan memperhatikan orang lain ketika berbicara, dapat diartikan
bahwa kita telah belajar menghormati pemikiran orang lain dan
menghargai orang lain yang sedang berbicara di hadapan kita.
4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat memiliki fungsi untuk membantu
memperjelas atau menghidupkan pembicaraan, dan hal ini dapat pula
membuat lawan bicara lebih tertarik dengan pembicaraan yang kita
sampaikan.
5. Kenyaringan suara
2
Tingkat kenyaringan suara dapat disesuaikan dengan situasi, tempat,
jumlah pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada, yaitu tidak
terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah.
6. Kelancaran
Kelancaran dalam berbicara akan mempermudah untuk menangkap isi
pembicaraan yang disampaikan, dan ketika seseorang berbicara dengan
lancar, hal ini dapat menimbulkan rasa kepercayaan dari seorang lawan
bicara terhadap kita dan penyampaian yang kita sampaikan.
3
dengan jelas dan persuasive cenderung lebih sukses dalam presentasi,
diskusi kelompok, dan debat.
F. Meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah
Keterampilan berbicara dapat membantu seseorang dalam
menyelesaikan masalah dengan lebih efektif. Dalam situasi yang menuntut
pemecahan masalah, kemapuan untuk berbicara dengan jelas dan
merumuskan gagasan dengan tepat dapat membantu seseorang dalam
memecahkan msalah dengan baik.
4
dan memfasilitasi pemecahan masalah atau penyelesaian konflik secara
efektif.
5
Hal pertama yang harus dikembangkan dalam berbahasa adalah menambah
perbendaharaan kata (kosakata) dan didukung dengan memperbanyak
menulis dan membaca. Temukan arti kosakata yang sering muncul dalam
sebuah bacaan. Ekspresikan diri sesering mungkin dengan menggunakan
media tulisan atau berbicara agar keahlian komunikasi bisa berkembang
dengan baik.
2. Mengasah keahlian mendengar
Perhatikan setiap perkataan yang dilontarkan pembicara dalam
menyampaikan argumen dan pendapat. Analisa setiap ungkapan yang
disampaikan pembicara.
3. Bersikap kritis terhadap setiap sudut pandang seseorang
Analisa setiap pendapat yang datang dan nilailah dari sisi baik dan
buruknya.
4. Memiliki teman belajar bersama.
Ini bisa dilakukan dengan bergabung pada sebuah organisasi atau komunitas
yang bisa mendukung keterampilan berbicara. Dengan organisasi kita bisa
memperoleh kesempatan memiliki teman atau orang baru untuk
berkomunikasi.
5. Dalam keadaan emosional jangan paksakan untuk mengutarakan pendapat.
Ini karena pada situasi tersebut akal dan logika cenderung tumpul. Lebih
baik beri kesempatan untuk diri sendiri untuk diam dan memikirkan kembali
setelah emosi stabil.
6
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA