DOSEN :
Lailatul Fitriyah
DI SUSUN OLEH :
1. Putri Ayu Andhika
2. Erni Apriliya
3. Yunita
Segala puji syukur bagi Allah SWT atas segala karunia, nikmat dan anugrah yang
diberikannya kepada kami terutama atas pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Penyusunan Karya Ilmiah ini.
Tugas Penyusunan Karya Ilmiah ini telah kami susun berdasarkan tugas dan materi
yang di berikan kepada kami. Penyelesaian penyusunan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga kami menyampaikan terimakasih kepada :
Kami sadar penyusunan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mohon
kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak dan semoga penyusunan ini bermanfaat.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......1
1.2 Rumusan masalah .....1
1.3 Tujuan ...........1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara.......3
2.2 Tujuan Berbicara.4
2.3 Tes Kemampuan Berbicara.....6
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Berbicara.7
2.5 Jenis-jenis Kegiatan Berbicara......10
2.6 Ciri-ciri Kegiatan Pembaca Yang Baik.....11
2.7 Contoh Kegiatan Berbicara....12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Puji Santoso, dkk
(2006:34). Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian
ini pada intinya mempunyai makna sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan
yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.
Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat
diartikansebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.
Pengertian ini mempunyai maknayang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas,
hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan
dapat dipahami oleh orang lain.
Menurut Ningsih, dkk (2007:203) berbicara adalah suatu cara penyebaran informasiyang
bersifat konsepsional maupun procedural dalam suatu forum untuk mencapai tujuan tertentu.
3
4
Berbicara adalah aktifitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan
berbahasa, yaitu setelah kegiatan mendengarkan (Nurgiyantoro, 2001:276).
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
informasi secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya,
disamping juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar. Jadi
bukan hanya apa yang akan dibicarakan, tetapi bagaiman mengemukakannya. Bagaimana
mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi Bahasa
tersebut. Yang dimaksu ucapan adalah seluruh kegiatan yang kita lakukan dalam
memproduksi bunyi bahasa, yang meliputi artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara,
seperi lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu kita membentuk bunyi, baik vocal
maupun konsonan (Arsjad dan Mukti, 1987:17)
2.2.1 Melaporkan
2.2.2 Menghibur
2.2.4 Merundingkan.
Berbicara untuk melaporkan, untuk memberi informasi, atau dalam Bahasa inggris disebut
informative speaking sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti memberi atau
menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan antara benda-benda,
menerangkan atau menjelaskan suatu proses, dan mengintepretasikan atau menafsirkan
sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan secara lisan.
5
Cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu perasaan dan menciptakan
suasana santai aadalah melalui pembicaraan-pembicaraan hiburan.
Menghibur adalah membuat orang-orang tertawa dengan hal-hal yang dapat menyenangkan
hati. Tidak semua orang yang mempunyai kemampuan berbicara dapat menghibur orang
yang diajak bicara atau orang yang mendengarkan pembicaraannya.
Tujuan lain dari aktifitas berbicara adalah untuk meyakinkan , persuasi atau meyakinkan
merupakan tujuan kalau pembicara menginginkan tindakan (Tarigan, 198:31). Dengan
demikian pembicara berharap agar apa yang disampaikan dapat dikuti oleh pendengar dengan
cara meyakinkan pendengar dengan isi pembicaraannya.
Tujuan yang terakhir orang berbicara adalah berbicara untuk merunding. Pada dasarnya
berbicara untuk merunding bertujuan untuk membuat sejumlah keputusan dan rencana.
Biasanya berbicara untuk merundingkan terjadi jika seseorang dalam masalah atau dalam
suatu pilihan antara benar atau tidak.
Tarigan juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk
memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (tp entertain), serta
untuk membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
Gorys Keraf dalam St. Y. Slamet dan Amir (1996:46-47) mengemukakan tujuan berbicara
diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik
pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar. Pendapat ini tidak hanya
menekankan bahwa tujuan berbicara hanya untuk memberitahukan, meyakinkan, menghibur,
namun juga menghendaki, reaksi fisik atau tindakan dari si pendengar atau penyimak.
Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84) berpendapat bahwa tujuan berbicara adalah untuk:
Pendapat ini mempunyai maksud yang sama dengan pendapat-pendapat yang telah diuraikan
diatas.
6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama adalah untuk
berkomunikasi. Sedangkan tujuan umum ialah melaporkan , menghibur, meyakinkan, dan
merunding. Oleh sebab itu, berbicara mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-
hari.
2.3.1 Tes kemampuan berbicara berdasarkan gambar. Tes ini dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan sehubungan dengan rangkaian gambar atau menceritakan rangkaian
gambar.
2.3.2 Tes wawancara, yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang sudah
cukup memadai.
2.3.3 Bercerita, yang dilakukan dengan mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik
tertentu).
2.3.5 Ujaran terstruktur, yang meliputi mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah
kalimat dan membuat kalimat.
Selanjutnya, Puji Santoso, dkk (2006:7.19-7.24) mengemukakan bahwa ada tiga jenis tes
yang dapat digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan berbicara, yaitu tes respons
terbatas, tes terpandu, dan tes wawancara.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara secara terbatas atau secara
singkat. Tes ini juga mencakup beberapa macam tes, yaitu :
2.3.1.1 Tes respons terarah. Tes ini dilakukan dengan cara meminta isyarat (cue) yang
disampaikan.
7
2.3.1.2 Tes isyarat atau penanda gambar. Tes ini menggunakan gambar sebagai sarana
untuk mengukur kemampuan berbicara.
2.3.1.3 Tes berbicara nyaring. Tes ini dilakukan dengan cara meminta siswa untuk
membaca dengan bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan oleh guru.
Tes ini dilakukan dengan cara memberikan panduan untuk mendorong menampilkan
kemampuan berbicaranya. Tes ini meliputi tes paraphrase, tes penjelasan, dan tes bermain
peran terpandu.
Tes wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai dan meminta untuk bersikap wajar,
tidak dibuat-buat, dan tidak bersikap kasar.
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam
berbicara. Bahkan kadang-kadang meruoakan faktor-faktor penentu walaupun masalah yang
dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, durasi yang sesuai.
8
Dalam pemilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi: jelas maksudnya mudah
dimengerti oleh pendengar, misalnya kata-kata populer tertentu lebih eektif dari pada kata-
kata muluk-muluk. Kata-kata yang belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu,
namun akan menghambat kelancaran komunikasi. Selain itu hendaknya pilih kata-kata yang
konkret sehingga mudah dipahami pendengar.
Semua ini menyangkut kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan
memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat ini sangat
besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu
menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan
pengaruh, meninggalkan kesan atau menimbulkan akibat. Kalimat yang efektif mempunyai
ciri-ciri kebutuhan, pertautan, pemusatan perhatian dan kehematan. Kebutuhan kalimat jika
setiap kata betul-betul merupakan bagian dari sebuah kalimat, bisa juga rusak karena
ketiadaan subjek atau adanya kerancuan. Pertatutan pertalian dengan hubungan antara unsur-
unsur kalimat, misalnya antara kata dengan kata, frase dengan frase dalam sebuah kalimat.
Hubungan harus jelas dan logis. Pemusatan perhatian dalam kalimat dapat ditempatkan pada
bagian awal atau akhir kalimat. Selain itu kalimat efektif juga harus hemat dalam pemakaian
kata sehingga kata yang tidak berfungsi perlu disingkirkan.
Menurut Maidar G Arsjad dan Mukti US (1988:20-22), kefektifan berbicara tidak hanya
didukung oleh factor kebahasaan, dalam proses belajar mengajar berbicara, sebaiknya factor
nonkebahasaan ini ditanamkan terebih dahulu, sehingga kalau factor nonkebahasaan sudah
dikuasai akan memudahkan penerapan factor kebahasaan.
Sikap yang wajar oelh pembicara sudah dapat menujukkan otoritas dan inegritas dirinya.
Tentu saja sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
Penguasaan materi yang baik, akan menghilangkan kegugupan dan sikap ini juga
memerlukan latihan.
Banyak pembicara kita saksikan berbicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat
keatas, kesamping, atau menunduk. Akibatnya perhatian pendengar berkurang. Hendaknya
diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.
2.4.2.4 Gerakan-gerakan dan mimic yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara.
Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan
atau mimic hal ini dapat menghidupkan komunikasi. Tetpi gerak gerik yang berlebihan akan
mengganggu keefektifan berbicara sehingga akan kurang dipahami.
Tingkat kenyaringan ini disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar dan akustik
tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Kita antara kenyaringan suara kita supaya dapat
didengar oleh semua pendengar dengan jelas, dengan juga memuat kemungkinan gangguan
dari luar.
2.4.2.6 Kelancaran
Proses berfikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis yang meliputi berbagai
gagasan. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, ubungan kalimat dengan
kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
Dalam pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik
yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan
keberanian dan kelancaran. Jadi penguasaan topik ini sangat penting bahkan merupakan
factor utama dalam berbicara.
Berdasarkan lingkup situasinya, ada dua macam kegiatan berbicara didepan umum, yaitu
lingkup resmi (formal) dan lingkup tidak resmi (non formal).
Berbicara resmi (formal), yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan di depan forum, dengan
tema tertentu, dam pastilah mediumnya bahasa Indonesia ragan baku. Jadi dalam kegiatan
bicara resmi ini pendengarnya banyak dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
baku.
Berbicara tidak resmi (informal), yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan pada acara-
acara tidak resmi. Biasanya berbicara informal ini pendengarnya tidak banyak. Kadang-
kadang topiknya pun tidak satu.
Menurut tujuannya, maka kegiatan berbicara terbagi enjadi lima jenis, yaitu :
1. Berbicara menghibur
2. Berbicara menginformasikan
3. Berbicara menstimulasi
4. Berbicara myakinkan
11
5. Berbicara menggerakkan
Ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam penyampaian pembicaraannya,
yaitu :
Berdasarkan jumlah penyimak, berbicara dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:
Menurut Logan dkk. (dalam Tarigan, 1986:56), berdasarkan peristiwa khusus berbicara
atau pidato dapat digolongkan atas enam jenis, yaitu:
1. Pidato presentasi
2. Pidato penyampaian
3. Pidato perpisahan
4. Pidato perjamuan
5. Pidato perkenalan
6. Pidato nominasi
2.6.3 Dapat memilih kata atau diksi dengan baik, mudah di pahami dan dimengerti
12
Contoh kegiatan berbicara tidak resmi (informal) : berbicara atau mengobrol dengan
teman sebaya, dengan keluarga, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kegiatan berbicara mempunyai
tujuan yang utama adalah untuk berkomunikasi. Sedangkan tujuan umum ialah melaporkan ,
menghibur, meyakinkan, dan merunding. Oleh sebab itu, berbicara mempunyai peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan berbicara juga dapat dilakukan beberapa tes, seperti : tes berbicara berdasarkan
gambar, tes wawancara, bercerita, diskusi, ujaran terstruktur, dan lain sebagainya.
Adapun factor yang mempengaruhi kegiatan betbicara, yaitu : factor kebahasaan yang
meliputi ketepatan ucapan, penepatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan
kata atau diksi, ketepatan sasaran pembicara.
Ada pula factor nonkebahasaan , yang meliputi : sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
pandangan kepada lawan berbicara atau pendengar, bersedia menghargai pendapat orang lain,
gerakan-gerakan mimic harus tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevasi atau penalaran,
penguasaan topik.
Jenis kegiatan berbicara dibagi menjadi 5, yaitu : berdasarkan situasi, berdasarkan tujuan,
berdasarkan metode penyampaian, berdasarkan jumlah penyimak, berdasarkan peristiwa
khusus.
Terdapat pula ciri-ciri pembaca yang baik, yaitu : pembicara mampu mengucapkan bunyi
atau lafal-lafal dengan tepat, suara pembicara stabi, mampu memilih kata dengan baik,
menguasai materi dengan baik.
Berikut contoh kegiatan berbicara, yaitu : pidato, ceramah, diskusi, dan lain sebagainya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.kajianpustaka.com/2013/06/pengertian-
tujuan-dan-tes-kemapuan.html?m%3DI&ei=hLvoUPE_&Ic=id-
ID&s=I&m=826&host=www.google.co.id&ts=1479344435&sig=AF9Nedl2FjAvrT9dvuEC
AbhBtbEugTANIhw
http://googleweblight.com/?lite_url=http://syahri-jendelabahasa.blogspot.com/2012/01/jenis-
jenis-
berbicara.html?m%3DI&ei=AlunwqtC&lc=idID&s=1&m=826&host=www.google.co.id&ts
=1479344904&sig=AF9NedmSeu1X1v8UxUFaGyRGfduMVyW2Fg
http://gogleweblight.com/?lite_url=http://www.aneiqbal.com/2016/01/pengertian-tujuan-
unsur-unsur-jenis-berbicara-dan-langkah-menjadi-pembicara-
ideal.html?m%3DI&ei=OeAAbRz9&lc=id-
ID&s=1&m=826&host=www.google.co.id&ts=1479351712&sig=AF9NedmZNzbHiAMpzC
PYza40cNaSweJy0Q
14