Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KETERAMPILAN


BERBICARA

Dosen Pengampu : Rani Jayanti, S.Pd., M.Hum.

Disusun oleh :

1. REISYA DIVA MAHARANI PUTRI (52106130012)

2. TANNIA ALFIANTI PUTRI (52106130015)

UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kata Pengantar
         
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah
“KETERAMPILAN BERBICARA’’ dapat saya selesaikan dengan tepat waktu. Pada
dasarnya makalah ini saya buat untuk tambahan pembelajaran, dan agar semua yang membaca
makalah ini dapat pengetahuan yang bermanfaat, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
Saya minta maaf jika makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu silahkan anda
memberikan kritik dan saran agar saya membuat makalah ini lebih baik.

                                                                                  Mojokerto, 16 September 2022


Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………….………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………..………………………………………….... 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..…………………..... 4

1.1. Latar Belakang ………………………………………………..……………………….. 4

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………..…………….………. 4

1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………. 5

2.1. Pengertian Keterapilan berbicara …………...…… 5

2.2 Tujuan berbicara …………………….………………………….... 5

2.3. Fungsi berbicara……………………………….………….……............... 6

BAB III PENUTUP ………………………………………………..………………………. 12

Kesimpulan ………………………………………………………..……………………….. 12

Daftar Pustaka ………………………………………………………..….………………… 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat
berhubungan satu sama lain. Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang
baik akan lebih mudah bergaul terutama dengan lingkungan masyarakat.Komunikasi pula
tidak lepas dari kegatan berbicara, maka dari itu keterampila berbicara dapat menunjang
dalam berkomunikasi. Maka salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh sisa adalah
berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang ketearampilan lainnya (Tarigan 1986:86).

Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4 aspek
yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.Keterampilan ini
bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun
pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara
secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert
Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang
efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan  setiap individu
maupun kelompok.  Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik,
pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang
keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara  mempunyai kesamaan yaitu
sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa
dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.

Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai
kemampuan berbicara yang baik.Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus
dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam
komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki
keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun
profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan

interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu


menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan
pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut
memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang
lain.Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga
dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara
penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca,
menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka
mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran,
perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat yang ada dala latar maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang dapat diambil adalah:

a)      Apakah yang dimaksud berbicara?

b)      Apa sajakah tujuan berbicara?

c)      Apa sajakah fungsi berbicara?

1.3 Tujuan Penulisan

a)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud berbicara

b)      Untuk mengetahui apa tujuan berbicara

c)      Untuk mengetahui apa faktor penunjang kegiatan berbicara

d)     Untuk mengetahui apa faktor penghambat kegiatan berbicara


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian keterampilan berbicara

Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir


secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan
maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau
tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak.
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan
bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan  akhirnya
terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagasan,serta perasaan (Tarigan, 1983:14).

Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar 
(audible) dan yang kelihatan  (visible)  yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
demi maksud  dan tujuan gagasan atau ideide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan
suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistik.Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang
disusun serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau
penyimak.

2.2. Tujuan berbicara

Berbicara merupakan sarana kita berkomunikasi satu sama lain, sebelum menjelasakan tujuan
berbicara alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu fungsi bahasa, fungsi
bahasa yang kita tahu sangat banyak sekali, diantaranya:

a)      Bahasa sebagai sarana komunikasi, yaitu kita tahu bahwa bahasa merupakan sarana kita
untuk melakukan komunikasi satu sama lain.

b)      Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi, yaitu dengan bahasa orang
dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan, misalnya pekerjaan, integritas kerja
suatu instansi atau karyawan.

c)      Bahasa sebagai sarana kontrol sosial, yaitu bahasaberfungsi untuk

mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam omunikasi dapat saling
memahami.

d)     Bahasa sebagai sarana memahami dri, yaitu bahasa dalam membangun

karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya sendiri.

e)      Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu yaitu bahasa dapat digunakan

untuk mengekspresikan diri misalnya menyatakan cinta

f)       Bahasa sebagai sarana memahami orang lain, yaitu untuk menjamin

efektivitas komunkasi.

Dan masih banyak lagi fungsi bahasa bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, selanjutnya
bahasa yang memiliki fungsi yang banyak itu tak dapat lepas dari tujuan berbicara itu sendiri
sebagai aplikasi dalam berbahasa, tujuan berbicara Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan
pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu :

1)      menghibur,

2)      menginformasikan,

3)      menstimulasi,

4)      meyakinkan, dan

5)      menggerakkan.

2.3 Fungsi berbicara

ecara praktis pragmatis keterampilan berbicara memiliki empat fungsi utama dalam kognitif,
aspek afektif, aspek keterampilan berbicara, dan aspek keterampilan mengelola pembelajaran
berbicara. Konsekuensinya dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara siswa dibina
dan diarahkan agar memahami dan mendalami teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta
metodologi pengajaran berbicara. Logisnya, pengetahuan siswa perihal teori, konsep, dan
generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran berbicara meningkat sejalan dengan tahap
pembelajarannya. Pengalaman berbicara dan pengalaman mengajarkan keterampilan
berbicara merupakan fungsi aspek kognitif.

Di sisi lain kemampuan keterampilan berbicara juga berpengaruh terhadap sikap siswa.
Mungkin saja selama ini sikap mereka terhadap keterampilan berbicara belum bersifat positif,
namun melalui kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara sikap itu diubah menjadi sikap
positif. Siswa menjadi lebih memahami, menghayati, menyenangi, dan mencintai
keterampilan berbicara, serta lebih gemar melaksanakan kegiatan dan pengajaran berbicara. 

Fungsi umumm berbicara adalah sebagai alat komunikasi sosial. Berbicara erat kaitannya
dengan kehidupan manusia, dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat. Aktivitas
sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan tutur kata masyarakat
setempat. Gagasan, ide, pemikiran, harapan dan keinginan disampaikan dengan berbicara.
Aksi manusia dalam kelompok masyarakat tergantung pada tutur kata yang digunakan, karena
keselamatan orang itu ada pada pembicaraannya.

Adapun menurut Halliday dan Brown fungsi berbicara dapat dikelompokan menjadi tujuh,
yaitu:  

1.      Fungsi instrumental, yaitu bertindak untuk menggerakan serta memanipulasikan


lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Dengan fungsi ini, bahasa yang
diucapkan menimbulkan suatu kondisi khusus. Sebagai contoh fungsi ini adalah, ketika
seorang atasan memberikan nasiha-nasihat, perintah-perintah, serta larangan-larangan kepada
bawahannya.

2.      Fungsi regulasi atau pengaturan, yaitu pengawasan kepada peristiwa-peristiwa. melalui


ini, berbicara difungsikan untuk persetujuan, celaan, pengawasan kelakuan. Sebagai contoh,
adalah keputusan seorang pengusaha yang memecat karyawannya, karena sering terlambat
datang.

3.      Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-


pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, dan
menggambarkan. Sebagai contoh, seorang Penyiar yang menyampaikan berita gunung
meletus. Seorang Guru yang mendeskripsikan tentang suatu benda kepada murid-muridnya.
4.      Fungsi intraksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin pemeliharaan
sosial. Fungsi ini untuk menjaga agar saluran-saluran komunikasi tetap terbuka. Sebagai
contoh, seorang Guru yang memberikan permainan, agar Siswanya tidak merasa bosan
dengan pelajaran yang disampaikan.

5.      Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan  perasaan, emosi,


kepribadian, dan reaksi-reaksi yang terkandung dalam benaknya. Sebagai contoh, Orang tua
yang memarhi Anaknya karena tidak melaksanakan pekerjaan Rumah dengan baik.

6.      Fungsi heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan pengetahuan,


mempelajari lingkungan. Fungsi ini sering disampaikan dalam pertanyaan-pertanyaan.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang bertanya kepada dosennya tenteang hal yang belum
dipahami ketika dosen sedang menerangkan.

7.      Fungsi nimajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan sistem-sistem atu


gagasan-gagasan imajiner. Sebagai contoh, seorang Ibu yang mendongeng kepada Anaknya,
tentang cerita Sangkuriang atau  Malinkundang.
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

 Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir


secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan
maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau
tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah
tidak.   Tujuan berbicara dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:

1)      menghibur,

2)      menginformasikan,

3)      menstimulasi,

4)      meyakinkan, dan

5)      menggerakkan.

3.2     Saran

Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran yang sekiranya dapat
memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting dalam berkomunikasi, jadi kita perlu
memahami bahwa dalam berbicara kita dapat kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi. 1997.  Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan: IKIP Yogyakarta.

Haryadi dan Zamzani.1996/1997.  Peningkatan Keterampilan Berbahasa


Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.

Muchlisoh, dkk.1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9. Jakarta:Depdikbud.

Supriyadi, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago.1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:Depdikbud..

Anda mungkin juga menyukai