SKRIPSI
OLEH:
DONY FEBRIAN
NPM : 1021120040
BAB I
PENDAHULUAN
bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia baik secara lisan maupun
tulisan. Secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses
berinteraksi dan hidup bersama dengan manusia lain secara menyenangkan, dalam
arti teratur, saling memberi dan menerima, dan bekerja sama untuk kemajuan
mutu kehidupan dan pengabdian kepada Tuhan. Hal ini haruslah disadari benar
apalagi bagi guru bahasa Indonesia dan guru-guru bidang lain. Dalam tugasnya
sehari-hari, para guru bahasa harus memahami benar bahwa tujuan akhir
membaca, dan, menulis. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak; melalui kegiatan menyimak
berbicara mempunyai peranan yang sangat penting , karena bahasa yang pertama
adalah bahasa lisan sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan atau rekaan
1
2
bahasa lisan. Dengan demikian, hal yang esensial dari suatu bahasa adalah fungsi
memadai.
melibatkan siswa yang aktif saja atau yang mau menjawab pertanyaan dari guru.
bermain peran. Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa
sesuai dengan peran yang dimainkan. Model pembelajaran ini dapat memikat,
luas serta mengaktifkan siswa secara individu maupun kelompok. Dalam bermain
masalah penelitian ini dengan judul keterampilan berbicara oleh siswa kelas VIII
dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan berbicara siswa di kelas VIII
berbicara.
Indonesia yang baik dan benar, terutama berbicara dalam kelas dan di
depan umum.
3. Bagi peneliti lainya, sebagai referensi atau bahan banding bagi peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
perluasan dari batasan ini bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda
yang dapat didengar dan kelihatan yang memanfaatkan otot manusia demi
maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi,
dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
apakah sang pembicara memahami atau tidak bahan pembicaraanya begitu juga
pendapatnya.
5
6
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
tersebut dipahami oleh orang lain. Jadi, berbicara tidak hanya mengucapkan kata-
kata, tetapi lebih dari itu adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan dan
gagasan, dan perasaan. Menurut Taringan (1979: 16) berbicara mempunyai tiga
menyakinkan.
adalah suatu bagian dari personalitas atau kepribadian. Dalam berbicara, seorang
berbicara dapat dibedakan atas lima macam, yaitu: (1) mendorong emosi
pendengar agar terjadi penyesuaian pendapat dengan pembicara, (3) berbuat atau
sesuatu pada lawan bicara, (5) menyenangkan ialah terciptanya suasana gembira
di kalangan pendengar.
isi pembicaraan. Selain itu, pembicara harus dapat menilai efek pembicarannya
terdiri dari atas : (1) ketepatan ucapan, (2) penepatan tekanan, (3) pilihan kata
faktor nonkebahasaan terdiri atas : (1) sikap yang wajar, (2) pandangan harus
diarahkan kepada lawan bicara, (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain, (4)
8
gerak-gerik dan mimik yang tepat, (5) kenyaringan, (6) kelancaran kalimat, (7)
dasar yaitu:
Menurut Surjadi (1983 : 73) bermain peran adalah situasi suatu masalah
yang diperagakan secara singkat, dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang-
orang, kemudian diikuti diskusi tentang masalah yang baru di peragakan tersebut.
Oleh sebab itu, dalam bermain peran hendaknya terlebih dahulu ditentukan secara
merupakan simulasi (tiruan) tingkah laku dari orang yang diperankan. Selain itu,
ditambahkan bahwa main peran adalah suatu bentuk model belajar mengajar,
sampai kepada yang berat. Sebenarnya, metode/model ini hamper sama metode
Adapun tujuan dan manfaat bermain peran dari penggunaan teknik ini antara
lain untuk mengendalikan peran-peran dalam dunia nyata kepada siswa. Setelah
Agar tujuan dan manfaat bermain peran terpenuhi harus diperhatikan peran
guru. Peran guru dapat maksimal jika rambu-rambu berikut terpenuhi, yaitu:
2. Untuk tercapainya hasil yang baik, sikap guru yang berat sebelah akan
banyak merugikan.
peran yang sama, dan karenanya terdapat akibat yang berbeda pula
1. Pemanasan kelompok
11
Pada tahap ini dikembangkan empat bagian keempat bagian itu adalah (a)
2. Memilih peserta
utama. Dua langkah itu adalah (a) menganalisi peran-peran dan (b) memilih
pelaku.
Pada tahap menata tempat bermain, ada tiga kegiatan yang hendaknya
dilakuakan oleh siswa kelompok. Ketiga kegiatan ini adalah (a) menata jalanya
menetapkan siapa yang akan bertindak sebagai pengamat jalanya bermain peran.
Sesudah ditentukan siapa yang berperan sebagai pengamat, menentukan apa yang
Sesudah empat tahap dikerjakan siswa dan guru, tahap berikutnya adalah
melaksanakan kegiatan inti yaitu bermain peran. Secara umum, ada tiga kegiatan
utama dalam tahap pelaksanaan dalam bermain peran, yaitu (a) memulai permaina
dalam bermain peran. Secara teori, ada tiga tahap evaluasi bermain peran yaitu,
7. Mengulang permaianan
lainya yang belum tampil. Kegiatan dalam tahap ini adalah (a) memainkan peran
alternatif lain.
Dalam tahap ini pada dasarnya sama dengan diskusi dan evaluasi yang telah
dilaksanakan pada tahap ke-6. Perbedaanya pada tahap ini pelaksanan bermain
sebelumnya.
9. Pengungkapan pengalamannya
sesudah bermain peran. Oleh sebab itu, setelah selesai bermain peran siswa perlu
pengalaman nyata serta masalah dewasi ini, dan (b) memperlajari dan menyalami
supaya indikator lebih bersifat rasional yaitu factor kebahasaan dan faktor non
1. Ketepatan pengucapan
bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat
engalihkan perhatian pendengar. Ucapan dan artikulasi yang kita gunakan tidak
selalu sama, masing-masing kita mempunyai cara tersendiri, dan gaya yang kata
menyadari bahwa penutur dipengaruhi oleh bahasa ibunya yang kurang tepat,
(Arsjad, 1988:17)
14
2. Penempatan tekanan
Pemberian tekanan pada kata atau suku kata. Tekanan suara yang biasanya
jatuh pada suku kata terakhir atau suku kata kedua dari belakang, kemudian kita
kesempatan, kita beri tekanan pada pe-, pem-, ke-, tentu kedengaran janggal
(arsjad, 1988:18)
3. Diksi
Menurut Arifin (2009: 28) diksi ialah pilihan kata maksudnya kita memilih
tepat sasran. Pendengar akan terangsang dan akan lebih paham kalau kata yang
komunikasi. Selain itu hendaknya dipilih kata-kata yang kongkrit sehingga mudah
dipahami.
Menurut Chaer (2000: 327) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi satuan
pembicara harus mampu menyusun kalimat yang baik dan kalimat tersebut
menimbulkan akibat.
15
secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar. Yang dimaksud
pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif
harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang
dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi
apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam
kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga
masuk akal.
ekspresi kejiwaan manusia yang sangat majemuk. Banyak sekali ragam bentuk
16
ekspresi kejiwaan manusia dan setiap ekspresi kejiwaan itu tentu disalurkan lewat
peran dapat dibedakan atas: (a) dapat memahami masalah tanpa kesulitan, (b)
dapat memahami kecakapan, kecepatan yang normal dan dapat bereaksi, (d) sulit
mengikuti percakapan orang lain, dan (e) dapat dikatakan tidak mampu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh seorang untuk
adanya.
data dengan proses bermain peran. Tujuan penelitian menurut Sukardi (2003:
157) untuk menggambarkan secara sestematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang di teliti secara tepat. Dalam penelitian ini dideskripsikan kemampuan
keterampilan berbicara oleh siswa kelas VIII SMPN 11 Bengkulu Selatan secara
objektif. Hal ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu
Selatan, dengan jumlah siswa 120 orang. Pemilihan subjek dilaksanakan pada
16
17
18
kelompok belajar dengan anggota 6 orang dari dari seluruh siswa kelas VIII
3.3.1 Observasi
terhadap aktivitas guru dan siswa. Lembar pengamatan digunakan untuk mencatat
semua aktivitas yang dilakukan guru atau siswa selama penelitian berlangsung,
Tabel. 1
Aspek Penilaian
N
NO Nama Siswa 1 2 3 4 R K
t
1 …….
2 …….
3 …….
4 ……
19
KETERANAGAN:
1 Ketepatan Ucapam
2 Penempatan Tekanan
3 Pilihan Kata
4 Ketepatan Sasaran Pembicara(pemakaian kalimat)
NRt = Nilai rata-rata/nilai akhir
K = Keteranagan
(Arsjad, 1988 :17)
3.3.2 Rekaman
Alat rekam (hp) digunakan untuk merekam suara siswa pada saat
suatu proses menyalin ulang suatu objek, apakah objek berupa gambar suara
atau apa saja, dengan menggunakan media atau alat perekeman tertentu
Konsep perekaman manusia secara garis besar dapat kita gambarkan bahwa
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
aktivitas guru dan siswa dan dokumen yang berupa rekaman dalam proses
Data yang di peroleh dan dikumpulkan semua, maka data tersebut di analisis
b. Mengklasifikasikan Data
diamati.
∑x
X==
𝑁
(Arikunto, 2010:314)
Keterangan:
40%-59% Kurang
0%-39% Gagal
(Nurgiantoro, 2001:399)
3.5 Instrumen
terhadap siswa dan merekam untuk menguji kemampuan berbicara siswa dalam
mudah.
22
dalam satu kelas cukup besar, maka waktu seorang atau sekelompok
Tabel. 3
BAB IV
Kecamatan Ulu Manna dan kepala sekolah yang pertama adalah bapak
Bahirman, S.Pd.
18 Ratian, S.Pd S1
19 Sisran, S.Pd S1
20 Ending Tri Astaty, S.Pd S1
21 Daliman S1
22 Weta Sutisna SMA
23 Wili Hermawati SMA
24 Vero Tomala, S.Pd S1
25 Pitoyo, S.Pd S1
26 Novi, S.Pd S1
terdiri dari 3 orang yaitu Ibu Yen Haini, S.Pd, Ending Titi Sayeti dan Ibu
Hodayati, S.Pd.
tahun ajaran 2014/2015 adalah 120 orang dengan rincian laki-laki 47 dan
73 perempuan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
sebagai berikut :
28
Selatan
sekolah yang saat ini dikepalai oleh bapak Bahirman, S.Pd yang
wakil kepala sekolah, staf tata usaha, siswa/siswi serta semua unsur yang
ada disekolah tersebut. Setiap komponen yang ada mempunyai tugas dan
2. Hasil Penelitian
kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2014/2015, yang
diperoleh skor 1730 sehingga diperoleh hasil 72,08 % dapat dilihat pada
berkomunikasi.
kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu Selatan diperoleh nilai tertinggi 100
diperoleh skor 1737,5 sehingga diperoleh hasil 72,39 % dapat dilihat pada
pada rentang 60% - 74% yang dikatagorikan cukup. hal ini disebabkan
Kemampuan berbicara pada aspek diksi atau pilihan kata dari 24 siswa
pada rentang 60% - 74% yang dikatagorikan cukup. hal ini disebabkan
rata-rata secara umum diperoleh 72,91 untuk frekuensi dapat dilihat pada
diperoleh skor 1755 sehingga diperoleh hasil 73,12 % dapat dilihat pada
aspek dapat dilihat pada lampiran. Data yang terkumpul dipaparkan dalam
72,39 % dapat dilihat pada lampiran (table 14) untuk frekuensi dapat
penempatan tekanan.
peroleh 73,17 % dapat dilihat pada lampiran (table 15) untuk frekuensi
penempatan tekanan.
∑x
X= = 𝑁
39
Diketahui :
X = 1746,22
N = 24
Jawab:
1746,22
∑x = =
24
X = 72,75
3. Pembahasan
persentase berada pada rentang 60% - 74%. Hasil ini untuk katagori semua
berbicara siswa melalui metode bermain peran yaitu 72,75. Hal ini
siswa cukup tersebut dapat di maklumi bahwa ada banyak faktor yang
masih mengajar tidak sesuai dengan jurusan, dan belum banyak guru
mengajar, selain itu dari hasil survey juga disebabkan oleh faktor lain
BAB V
1. Kesimpulan
melalui metode bermain peran di kelas VIII SMP Negeri 11 Bengulu Selatan
tahun ajaran 2014-2015 dengan kriteria cukup, dengan hasil rata-rata 72,75
c. persentase kemampuan pada aspek diksi atau pilihan kata diperoleh hasil
2. Saran
c. Pagi peneliti lainnya dan mahasiswa yang menekuni bidang Bahasa dan
ini dengan teknik ataupun metode yanag lain, untuk menambah ilmu
bahasa.
43
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
Keraf, Gorys. (1990). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia