Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA DI SD

TENTANG
“Keterampilan Berbicara ”

Oleh:
Kelompok 3
Lina Marcelina (22124027)
Marnis Susanti (22124031)
Nurul Halimah (22124043 )

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


Dr. Darnis Arief, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Keterampilan Berbicara”. Selanjutnya Shalawat beserta salam selalu kita hantarkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
kejahiliyahan kepada peradaban yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Konsep Dasar Bahasa Indonesia Di SD, Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca
Sarjana, Universitas Negeri Padang. Penulisan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati diharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi Program Studi Pendidikan Dasar,
Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang dan semua pihak pada umumnya.

Padang , 6 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan melelui kegiatan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan yang paling praktis dan taktis untuk
melakukan komunikasi ialah berbicara. Di mana saja, kapan saja, dan siapa saja
berbicara untuk berkomunikasi. Bahkan terhadap bayi yang belum mampu berbahasa
pun orang menyapa dengan bahasa.
Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai
keperluan. Anda dituntut memiliki bekal keterampilan berbicara agar sewaktu-waktu
diperlukan dapat menyampaikan informasi kepada siapa saja dengan baik. Kegiatan
berbicara tersebut bisa dilakukan secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
Berbicara tidak hanya mengeluarkan bunyi saja melainkan mengucapkan kata-kata,
berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa adalah keterampilan mengemukakan
keterampilan, keterampilan menyampaikan perasaan melalui bahasa lisan, melalui
ujaran, dan melalui tuturan.
Oleh karena itu, guru yang mengajarkan keterampilan berbahasa (dengan fokus
berbicara) diharapkan dapat memberikan dorongan kepada peserta didik melalui
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Keterampilan Berbicara, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah Hakikat keterampilan berbicara?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Keterampilan berbicara?
3. Apakah tujuan berbicara?
4. Apa peranan keterampilan berbicara?
5. Apa efektifitas keterampilan berbicara?
6. Apa saja jenis-jenis Berbicara di Sekolah Dasar?
7. Bagaomana Praktik Keterampilan berbicara?
8. Bagaimana Analisis KD Kurikulum Bahasa Indonesia SD berbicara?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Konsep Dasar
Bahasa Indonesia Di SD dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Keterampilan berbicara.
D. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis memakai metode studi literatur dan
kepustakaan yang bersumber dari beberapa buku.
E. Sistematika penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan,
dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan
Keterampilan berbicara. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Keterampilan Berbicara


Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi penting untuk dapat menyatakan
diri sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain untuk menghubungkan sesame
anggota masyarakat diperlukan komunikasi. Dalam kaitannya dengan fungsi bahasa,
berbicara digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan mengadaptasi,
mempelajari, dan mengontrol lingkungan.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup dengan kelompok. Anggota dalam
kelompok selalu terjadi interaksi. Dalam berinteraksi (berkomunikasi) menggunakan
bahasa tentunya dilaksanakan secara lisan dan tulisan. Untuk dapat berkomunikasi secara
lisan dengan efektif diperlukan kemampuan berbicara.
Menurut Ibrahim (dalan Taufina, 2015: 91) “berbicara adalah kemampuan bertutur
dan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma berbahasa
dalam masyarakat yang sebenarnya”.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut H.G Tarigan (dalam Kundharu, 2012:34)
mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Lebih lanjut Daeng ( 2011: 24 ) menyatakan bahwa berbicara itu sendiri adalah
kemampuan seseorang mengemukakan gagasan, pikiran, pendapat, pandangan secara
lisan, langsung kepada orang lain baik bersemumuka, bertatap muka langsung maupun
tidak langsung.
Sementara itu, Khorashadyzadeh (2014: 12) menyatakan bahwa kebutuhan
berbicara tidak hanya pemahaman peserta didik tentang cara untuk menghasilkan
kompetensi linguistik seperti tata bahasa, pengucapan, dan kosa kata tetapi juga
pemahaman tentang kompetensi sosiolinguistik seperti kapan, mengapa, dan bagaimana
berbicara
Dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan proses komunikasi dengan
mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata secara lisan untuk mengekspresikan dan
menyampaikan pikiran, gagasan, maupun perasaan kepada orang lain baik melalui tatap
muka langsung maupun tidak langsung.
Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa
adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang
penting karena merupakan ciri kemampuan komunikasi siswa. Dengan kata lain,
kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa saja tetapi
berperan penting pula dalam pembelajaran yang lain. Hal ini berarti salah satu indikator
keberhasilan siswa belajar adalah kemampuannya mengungkapkan gagasannya secara
lisan dalam satu lingkup mata pelajaran tertentu.
Berbicara merupakan tingkah laku yang harus dipelajari agar bias dikuasai, karena
keterampilan berbicara merupaka keterampilan yang mekanistis. Berbicara paling sedikit
dapat dimanfaatkan untuk dua hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Khundaru
( 2012: 36 ) “ pertama untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan kemauan. Kedua,
berbicara dapat dimanfaatkan untuk lebih menambah pengetahuan dan cakrawala
pengalaman.
Samsuri dan Sadtono (dalam Taufina, 2015: 94) menyatakan bahwa melalui
keterampilan berbicara dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SD, diarahkan agar
siswa memiliki kemampuan untuk :
(1) mempraktekkan secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku
secara lisan, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4)
mengunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
Lebih lanjut Taufina (2015:94) mengungkapkan dengan berbicara diharapkan
seseorang dapat :
1. Saling bertukar informasi.
2. Saling bertukar ide, gagasan dan pendapat.
3. Menjalin komunikasi dengan orang lain.
4. Menjalin hubungan dengan sesama manusia.
5. Mengekspresikan diri.
6. Menjelaskan suatu kejadian, proses, atau suatu peristiwa.
7. Member dan menyebarkan pengetahuan.
8. Saling bertukar pengalaman, cerita, dan pengetahuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat
berbicara yaitu untuk mengekspresikan diri serta menjalin komunikasi dan berbagi ide,
gagasan serta pengetahuan dengan orang lain.

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keterampilan Berbicara


Bicara merupakan keterampilan bagi anak, sehingga berbicara dapat dipelajari dengan
beberapa metode yang berbeda. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keterampilan
berbicara anak. Menurut Arman Agung (2008: 1) ada dua faktor yang mempengaruhi
keterampilan berbicara yaitu :
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan segala potensi yang ada dalam diriseseorang. Faktor internal
meliputi :
a) Faktor Fisik Faktor fisik merupakan faktor yang menyangkut dengan kesempurnaan
organ-organ tubuh yang digunakan di dalam berbicara, di dalam hal ini meliputi pita
suara, lidah, gigi, dan bibir.
b) Faktor Non Fisik Psikis Faktor non fisik psikis merupakan faktor yang berhubungan
dengan kondisi psikologis seseorang dan tidak berhubungan dengan fisik. Faktor psikis
keterampilan berbicara meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Kepribadian Kharisma Kepribadian yang dimiliki mempengaruhi cara seseorang
dalam berbicara.
(2) Karakter dan Temperamen Karakter merupakan hasil dari cara berpikir dan
berperilaku. Karakter dimulai dari pola pikir yang kemudian diwujudkan dalam
tindakan, yang bila dilakukan secara terus-menerus akan menjadi suatu kebiasaan.
Karakter atau sering disebut juga temperamen merupakan sifat batin yang secara
tetap memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran seseorang. Misalnya karakter
periang, penyedih, pemberani, teliti, dan sebagainya.
(3) Bakat Talenta Bakat adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada seseorang.
Bakat perlu digali hingga muncul ke permukaan karena pada dasarnya bakat adalah
sesuatu yang telah ada sebelumnya.
(4) Tingkat Inteligensi Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Inteligensi
merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional.
(5) Kreativitas Kreativitas memiliki kedudukan yang hampir sama dengan inteligensi.
Kreativitas adalah salah satu ciri dari berpikir inteligen karena keduanya merupakan
manifestasi dari berpikir kognitif. Berpikir kreatif yang diasah akan mampu
memunculkan keterampilan-keterampilan tertentu pada individu, termasuk
keterampilan berbicara.

2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
tingkat pendidikan, kebiasaan, dan lingkungan pergaulan. Dhieni Nurbiana (2005)
menjelaskan tiga tahap perkembangan berbicara anak menurut Vygotsky yaitu sebagai
berikut:
a) Tahap Eksternal Tahap eksternal terjadi ketika anak berbicara secara eksternal di mana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar dari orang
dewasa yang memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan
anak. Sumber yang lain bisa berasal dari teman sebaya, yaitu pada saat anak berbicara
dan bertukar pendapat dengan teman lain di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
sekitar rumah anak. Dalam lingkungan sekolah inilah keterampilan berbicara anak dapat
dikembangkan, yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif di mana anak diberi
kesempatan untuk mengeluarkan dan saling bertukar pendapat dengan teman lain dalam
satu kelompoknya.
b) Tahap Egosentris Tahap egosentris adalah tahap di mana anak berbicara sesuai dengan
jalan pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Pada
tahap ini anak mempunyai pendapat dan pikiran sendiri untuk berbicara tanpa
memandang apakah itu benar atau salah, yang terpenting adalah mengeluarkan apa yang
ada dalam benaknya sesuai dengan pikiran anak sendiri tanpa peduli perkataan orang
lain.
c) Tahap Internal Pada tahap internal proses berpikir anak telah memiliki penghayatan
sepenuhnya. Anak sudah dapat mengerti tentang apa yang akan dia bicarakan dengan
orang lain. Keterampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
dari dalam maupun dari luar diri anak. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Hurlock
(2000:185) bahwa keterampilan berbicara dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1) Persiapan Fisik untuk Berbicara Kemampuan berbicara tergantung pada kematangan
mekanisme bicara. Sebelum semua organ bicara mencapai bentuk yang lebih
matang, saraf dan otot mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi yang
diperlukan bagi kata-kata.
2) Kesiapan Mental untuk Berbicara Kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada
kematangan otak, khususnya bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan
tersebut berkembang di antara umur 12 sampai 18 bulan dan dalam perkembangan
bicara yang dipandang sebagai “saat dapat diajar”.
3) Model yang Baik untuk Ditiru Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak
tahu bagaimana mengucapkan kata dengan benar. Model tersebut mungkin orang di
lingkungan sekitar anak. Jika anak kekurangan model yang baik, maka anak akan
sulit belajar berbicara dan hasil yang dicapai berada di bawah kemampuan anak.
4) Kesempatan untuk Berpraktik Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk
berpraktik maka mereka akan putus asa dan motivasi anak menjadi rendah.
5) Motivasi Jika anak mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh apa saja yang
mereka inginkan tanpa memintanya, dan jika anak tahu bahwa pengganti bicara
seperti tangis dan isyarat dapat mencapai tujuan tersebut, maka motivasi anak untuk
belajar berbicara akan melemah.
6) Bimbingan Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara adalah
menyediakan model yang baik, mengadakan kata-kata dengan jelas, serta
memberikan bantuan mengikuti model.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara anak dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikis.
Faktor fisik berkaitan dengan organ-organ berbicara sedangkan faktor psikis meliputi
kepribadian, karakter, bakat, tingkat inteligensi, dan kreatiVtas. Faktor internal yang
mempengaruhi keterampilan berbicara anak meliputi tingkat pendidikan, kebiasaan, dan
lingkungan pergaulan. Perkembangan keterampilan berbicara dapat dilihat dari tahap internal,
tahap egosentris, dan tahap eksternal yang secara umum dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan
mental untuk berbicara, model yang baik untuk ditiru, kesempatan untuk berpraktik, motivasi,
dan bimbingan

C. Tujuan Berbicara
Tujuan berbicara merupakan pedoman bagi pembicaraan untuk membangun,
mengemas, dan menyampaikan idenya untuk sebuah pembicaraan tertentu. Menurut
Yunus (2012:129) tujuan berbicara adalah sebagai berikut :
(1) Informatif; merupakan tujuan berbicara yang dipilih pembicara ketika ia
bermaksud menyampaikan gagasan untuk membangun pengetahuan pendengar, (2)
Rekreatif; merupakan tujuan berbicara untuk memberikan kesan menyenangkan
bagi diri pembicara dan pendengar, (3) Persuasif; tujuan pembicaraan yang
menekankan daya bujuk sebagai kekuatannya, (4)Argumentatif; merupakan tujuan
berbicara untuk meyakinkan pendengar atas gagasan yang disampaikan oleh
pembicara.
Maksud dan tujuan sebuah komposisi lisan tergantung dari keadaan dan apa yang
dikehendaki oleh pembicara. Alek dan Ahmad ( 2011: 35 ) mengungkapkan bahwa
tujuan komposisi lisan dapat dibedakan atas tujuan
1. Tujuan umum yang meliputi beberapa hal yaitu mendorong, meyakinkan, bertindak/
berbuat, memberi tahu, dan menyenangkan.
2. Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang diharapkan dari
pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.tujuan khusus ini merupakan
suatu hal yang diharapkan untuk dikerjakan atau dirasakan, diyakini, dimengerti,
atau disenangi oleh pendengar.
Disamping uraian di atas Tarigan (dalam Taufina 2015:95) mengemukakan bahwa
“Tujuan berbicara dapat dibedakan atas lima golongan yaitu menghibur,
menginformasikan, menstimulasikan, meyakinkan, dan menggerakkan. Lebih lanjut
Khundaru (2012: 37) mengungkapkan bahwa “ tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan kemauan
secara efektif”. Seyogyanya pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang
ingin dikomunikasikan.
Selanjutnya Gorys Keraf ( dalam Khundaru, 2012: 37 ) menyatakan bahwa tujuan
berbicara (pidato) adalah sebagai berikut :
a. Mendorong pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan, serta
menunjukkan rasa hormat dan pengabdian.
b. Meyakinkan, pembicara berusaha mempengaruhi kayakinan atau sikap mental/
intelektual kepada para pendengarnya.
c. Berbuat/ bertindak, pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari para
pendengar dengan terbangkitkannya emosi.
d. Memberitahukan, pembicara berusaha menguraikan atau menyampaikan sesuatu
kepada pendengar dengan harapan agar pendengar mengetahui tentang sesuatu hal,
pengetahuan dan sebagainya.
e. Menyenangkan, pembicara bermaksud menggembirakan, menghibur para pendengar
agar terlepas dari kerutinan yang dialaminya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
berbicara antara lain untuk menghibur, memberi informasi, meyakinkan dan mendorong
para pendengar agar terpengaruh dengan apa yang disampaikan oleh pembicara.

D. Peranan Keterampilan Berbicara


Dalam ilmu komunikasi kita memahami pengertian bahasa sebagai suatu sistem
lambang bunyi yang diucapkan oleh manusia untuk berkomunikasi. Sebelum menelusuri
keterampilan berbicara yang baik dan benar yang Berkaitan dengan hakikat keterampilan
berbicara ada dua hal yang sangat penting kita pahami. Pertama bahwa bahasa adalah
suatu sistem lambang bunyi yang diucapkan dan kedua bahasa digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi. Kenyataan bahwa hakikat bahasa itu adalah lambang bunyi yang
diucapkan. Keterampilan berbicara sebagai alat berbahasa utama. Dengan keterampilan
berbicaralah pertama-tama kita memenuhi kebutuhan untuk berkomunikasi dengan
lingkungan masyarakat tempat kita berada. Kemampuan berbicara, menyatakan maksud
dan perasaan secara lisan, telah dipelajari dan telah dimiliki siswa sebelum mereka
memasuki sekolah. Taraf kemampuan berbicara siswa ini bervariasi mulai dari taraf baik
atau lancar, sedang, gagap atau kurang (Tarigan, 1998:39).
Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang sangat penting untuk
berkomunikasi. Komunikasi dapat berlangsung secara secara baik dan benar sesuai
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI) dengan menggunakan bahasa,
sedangkan hakikat bahasa adalah ucapan. Kemampuan berbicara yang baik di depan
umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik (Sukirman, 2016).
Proses pengucapan tata bunyi bahasa itu tidak lain adalah berbicara. Dengan demikian,
dapatlah dikatakan bahwa keterampilan berbicara adalah wujud komunikasi yang utama.
Dengan keterampilan berbicara kita mengontrol proses komunikasi.
Keterampilan berbicara adalah suatu proses yang efektif. Dengan keterampilan
berbicara kita dapat menyampaikan berbagai macam informasi (fakta, peristiwa,
gagasan, ide, tanggapan, dan sebagainya). Kita dapat mengemukakan kemauan dan
keinginan, serta mengungkapkan berbagai macam perasaan. Penyampaian berbagai hal
dengan keterampilan berbicara tersebut berlangsung dalam berbagai peristiwa
komunikasi. Setiap peristawa komunikasi dengan keterampilan berbicara tentu
melibatkan pembicara dan pendendengar yang berada dalam interaksi yang bersifat aktif
dan kreatif. Selain itu, cara berbicara erat kaitannya dengan karakter atau kepribadian
seseorang (Mahadin, 2020). Keterampilan berbicara adalah suatu hasil proses belajar.
Setiap pemakai bahasa yang secara fisik dan psikologis normal tentu dapat berbicara.
Namun, seseorang yang dapat berbicara belum tentu mempunyai keterampilan berbicara.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya adalah kemampuan memiliki dan menata
gagasan secara logis dan sistematis, menuangkannya ke dalam kode kebahasaan sesuai
dengan kaidah bahasa yang digunakan serta konteks komunikasi yang sesuai, dan
mengucapkannya dengan lancar dan jelas.
Keterampilan berbicara perlu dikuasai oleh para siswa dalam proses belajar-
mengajar di sekolah. Keterampilan berbicara sebagai media untuk mengembangkan dan
memperluas wawasan. Keterampilan berbicara yang di klasifikasikan sebagai
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, pada hakikatnya bukan hanya media
untuk menyampaikan berbagai macam informasi dan untuk mengespresikan diri saja.
Keterampilan berbicara juga menerapkan media untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan siswa dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan keterampilan berbicara yang
baik siswa dapat memperoleh informasi tentang apa, siapa, dimana, bilamana, mengapa,
dan bagaimana mengenai berbagai hal yang mereka temui, baik di lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
Keterampilan berbicara dapat dikembangkan dengan berbagai topik.
Keterampilan berbicara dapat dipandang sebagai media untuk menyampaikan sesuatu.
Oleh karena itu, siswa yang miskin pengetahuan dan pengalaman tentu tidak banyak
yang akan mereka sampaikan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan keterampilan
berbicara siswa perlu diransang dengan berbagai topik yang memungkinkan mereka
berbicara. Selain itu, Tarigan (1990, 162 -166), pengajaran berbicara pun harus
berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana komunikasi dan sejumlah landasan
lainnya. Konsep dasar berbicara sarana berkomunikasi mencakup empat, yakni pertama,
berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal. Berbicara dan menyimak adalah
dua kegiatan yang berbeda. Namun, berkaitan erat dan tak terpisahkan, ibarat mata uang
yang satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan sisi lainnya ditempati kegiatan
menyimak. Kedua, berbicara adalah proses individu berkomunikasi.
Berbicara digunakan sebagai alat komunikasi dengan situasi lingkungannya. Bila
hal ini dikaitkan dengan fungsi bahasa maka berbicara sebagi sarana memperoleh
pengetahuan mengadaptasi, mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya.
Fungsi heuristik sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban.
Ketiga, berbicara adalah ekspresi yang kreatif. Melalui berbicara kreatif, manusia
melakukan tidak sekadar menyatakan ide, tetapi juga memanifestasikan kepribadiannya.
Tidak hanya dia menggunakan pesona ucapan kita dan dalam menyatakan apa yang
hendak dikatakannya tetapi dia menyatakan secara murni, fisik, ceria, dan spontan.
Perkembangan persepsi dan kepekaan terhadap perkembangan keterampilan
berkomunikasi menstimulasi yang bersangkutan untuk mencapai taraf kreativitas
tertinggi dan ekspresi inteluaktual. Keempat, berbicara adalah tingkah laku. Berbicara
adalah ekspresi pembicara. Melalui berbicara, pembicara sebenarnya menyatakan
gambaran dirinya.

E. Efektifitas Keterampilan Berbicara


Efektivitas berbicara bergantung kepada berbagai faktor. Adapun faktor yang
mempengaruhi efiktivitas berbicara adalah faktor bertukar gagasan, dan kecemasan
berbicara, dan bertugas gagasan. Gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang
yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan,
pendirian, keinginan, perasaan, emosi, dan sebagainya (Widyamar Taya, 1990:1 ).
Kecemasan berbicara, mempunyai makna yaitu keterampilan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan seseorang yang telah dipengaruhi oleh rasa cemas karena
khawatir, takut dan gelisah (Tarigan,1998 :80). Perwujudan kecemasan berbicara dapat
kita lihat pada gejala yang dirasakan oleh mereka yang mengalaminya antara lain (1)
detak jantung yang cepat, (2) telapak tangan atau punggung berkeringat; (3) napas
terengah-engah, (4) mulut kering dan sukar menelan, (5) ketegangan otot dada, tangan,
leher, dan kaki, (6) tangan atau kaki gemetar, (7) suara bergemetar dan parau, (8)
berbicara cepat dan tidak jelas, (9) tidak sanggup mendengar atau konsentrasi, (10) lupa
atau ingatan hilang (Tarigan, 1998 :81).
Menurut para psikologi, semua gejala itu adalah reaksi alamiah kepada
ancaman. Begitu makhluk menghadapi ancaman, ia bersiaga untuk melawan atau
melarikan diri. Sistem saraf simpatetisnya berguncang. Adrenalin dan kadar gula dalam
pembuluh darah meningkat. Tiba-tiba dalam tubuh ada tumpukan energi. Semuanya
adalah upaya tubuh untuk menyesuaikan diri dengan ancaman. Perilaku yang didaftar
tersebut itu disebut sebagai sindron mekanisme penyesuaian (general adaptation
syndromes) (Rakhmat, 1994 : 66). Orang mengalami kecemasan berbicara karena
beberapa hal, Pertama, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tahu bagaimana memulai
pembicaraan. Ia tidak dapat memperkirakan apa yang diharapkan pendengar. Ia
menghadapi sejumlah ketidakpastian. Kedua, orang menderita kecemasan berbicara
karena ia tahu akan dinilai. Berhadapan dengan penilaian membuat orang nervous.
Ketiga, kecemasan berbicara dapat menimpa bukan pemula, bahkan mungkin orang-
orang yang terkenal sebagai pembicara-pembicara yang baik. Ini terjadi bila pembicara
berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap.
F. Jenis- jenis Berbicara
Kegiatan berbicara dapat diklasifikasikan dengan memperhatikan lima landasan
tumpu yang dijabarkan oleh Taufina (2015: 96) yakni :
1. Jenis berbicara berdasarkan situasi pembicaraan.
Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu pembicaraan yang bersifat formal dan bersifat informal. Pembicaraan
bersifat formal yaitu pembicaraan yang terjadi dalam kegiatan resmi antara lain :
ceramah, wawancara, debat, diskusi, dan bercerita dalam situasi formal.
Pembicaraan informal terjadi dalam kegiatan yang tidak resmi seperti bertukat
pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman, bertelepon, dan
memberi petunjuk.
2. Jenis berbicara berdasarkan tujuan pembicaraan
Tujuan orang berbicara pada umumnya adalah untuk menghibur,
menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya.
a. Berbicara menghibur biasanya bersuasana santai, rileks, dan kocak. Dalam
berbicara menghibur pembicara berusaha membuat pendengarnya senang,
gembira dan bersuka ria. Contohnya lawakan, dan guyonan.
b. Berbicara menginformasikan biasanya bersuasana serius, tertib, dan hening.
Dalam berbicara menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas,
sistematis, dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya.
c. Berbicara menstimulasi juga bersuasana serius, kadang-kadang terasa kaku.
Dalam berbicara menstimulasi pembicara berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga pendengar menjadi lebih tekun dan lebih baik.
d. Berbicara meyakinkan bertujuan untuk meyakinkan pendengarnya. Suasananya
bersifat serius, mencekam, dan menegangkan. Melalui keterampilan berbicara,
pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi
setuju, dan semacamnya.
e. Berbicara menggerakkan bertujuan untuk menggerakkan agar dapat mencapai
tujuan bersama.
3. Jenis berbicara berdasarkan jumlah penyimak
Dilihat dari segi jumlah pendengar jenis berbicara dapat digolongkan menjadi
beberapa macam yaitu :
a. Berbicara antar pribadi, terjadi apabila dua pribadi membicarakan,
mempercakapkan, merundingkan, atau mendiskusikan sesuatu.
b. Berbicara dalam kelompok kecil, terjadi apabila seseorang pembicara
menghadapi sekelompok kecil penyimak misalnya tiga sampai lima orang.
c. Berbicara dalam kelompok besar, terjadi apabila seorang pembicara menghadapi
penyimak berjumlah besar atau massa.
4. Jenis berbicara berdasarkan peristiwa khusus yang melatarbelakangi pembicaraan.
Berdasarkan peristiwa khusus yang dialami, berbicara atau pidato dapat
digolongkan menjadi : pidato presentasi, pidato penyambutan, pidato perpisahan,
pidato jamuan, pidato perkenalan, dan pidato nominasi.
5. Jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian berbicara.
Berdasarkan metode penyampaian berbicara, terdapat empat jenis berbicara
yaitu : metode mendadak, catatan kecil, membaca naskah, dan menghafal.
Selain itu, Menurut Musaba (2012), keterampilan berbicara dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Bercerita 
Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita
bisa berwujud karangan tertulis). Kebiasaan bercerita ini banyak ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Pada waktu dulu kegiatan bercerita jauh lebih
semarak, dibandingkan masa sekarang. Kegiatan bercerita di kalangan masyarakat
Jawa dan beberapa daerah lain juga mengenal kegiatan bercerita berupa pertunjukan
wayang yang dibawakan oleh dalang dengan perangkat alatnya. Banyak daerah lain
mengenal kegiatan bercerita tersebut dengan nama dan cara yang berbeda-beda.
Kegiatan bercerita yang disebutkan di sini lebih bersifat tradisional, berlaku secara
turun-temurun.
b. Debat 
Istilah debat tampaknya juga cukup dikenal di kalangan masyarakat.
Terkadang ada ungkapan untuk seseorang yang senang berdebat, maka disebut suka
debat atau jago debat. Debat sebenarnya mirip dengan dialog. Debat berarti bertukar
pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih merupakan pro dan
kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib tertentu.
c. Diskusi 
Istilah diskusi cukup dikenal, terutama di kalangan kaum terdidik. Bagi
kalangan kampus, diskusi sudah merupakan kegiatan yang dianggap lazim. Diskusi
diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.
Diskusi kelompok biasanya ditandai dengan lebih terbatasnya jumlah peserta,
tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel biasanya menghadirkan
beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian diikuti audiens.
Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para panelis (para penyaji atau
pembicara), audiens memang diberi kesempatan memberikan pendapat atau
tanggapan, tetapi jatahnya lebih sedikit.
d. Wawancara 
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk
dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar
televisi. Istilah wawancara sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat.
Wawancara mirip dengan dialog. Namun, wawancara cenderung lebih mengaktifkan
orang yang diwawancarai. Orang yang diwawancarai tentu amat beragam, bisa ia
merupakan seorang ahli atau nara sumber, juga bisa sebagai anggota masyarakat
biasa.
e. Pidato dan Ceramah 
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Sedangkan
ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu
untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.
f. Percakapan 
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun
komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di chat
room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua
atau lebih orang.

G. Strategi Berbicara
Menurut Taufina (2015:101) “strategi berbicara yaitu : (1) mendongeng, (2)
bermain peran, (3) cerita berantai, (4) media gambar dalam bercerita, (5) menyajikan
informasi (pidato), (6) berpartisipasi dalam diskusi, (7) sandiwara boneka, (8) lihat ucap,
(9) membaca puisi secara kor, (10) ulang ucap, (11) bercakap-cakap, (12) modelling the
way, (13) laporan lisan, (14) bermain drama, (15) parafrase, (16) wawancara, (17)
deskripsi benda”. Sedangkan menurut Yunus (2012:142) strategi berbicara dibagi ke
dalam bebeberapa bentuk yaitu :
1. Bermain peran profesional.
Strategi ini pada dasarnya adalah strategi pembelajaran berbicara yang menekankan
kemampuan siswa untuk memerankan tokoh tertentu.
2. Bermain drama.
Strategi ini merupakan strategi pembelajaran berbicara yang menuntut siswa terampil
menulis naskah drama secara kreatif dan memerankan naskah tersebut dengan penuh
perhatian.
3. Debat inisiasi.
Strategi ini merupakan strategi pembelajaran berbicara yang menuntut siswa terampil
bebrbicara dengan mengandalkan kemampuannya berlogika dan kemahirannya
bertutur santun ketika debat.
4. Curah gagasan terstruktur.
Strategi ini merupakan strategi pembelajaran berbicara yang menuntut siswa terampil
menulis sebuah gagasan secara baik dan terampil menyampaikan gagasan tersebut di
hadapan orang banyak.
5. Rekreatif wicara.
Strategi ini merupakan strategi pembelajaran berbicara yang menekankan aspek
hiburan dan kesenangan. Tujuan utama strategi ini adalah membina kemampuan
berbicara reaktif sisiwa sekaligus mengembangkan kreativitas berbicara imajinatif.

H. Analisis KD Kurikulum Bahasa Indonesia di SD


Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan Bahasa Indonesia berdasarkan
kurikulum 2013 adalah sebagaai berikut :
Kelas I
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Menjelaskan kegiatan 4.1 Mempraktikkan kegiatan
persiapan membaca persiapan membaca
permulaan (cara duduk permulaan (duduk wajar dan
wajar dan baik, jarak antara baik, jarak antara mata dan
mata dan buku, cara buku, cara memegang buku,
memegang buku, cara cara membalik halaman buku,
membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke
gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat
kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang)
dengan cahaya yang terang, dengan benar
dan etika membaca buku)
dengan cara yang benar

3.2 Mengemuka-kan 4.2 Mempraktikkan kegiatan


kegiatan persiapan menulis persiapan menulis permulaan
permulaan (cara duduk, cara (cara duduk, cara memegang
memegang pensil, cara pensil, cara meletakkan buku,
menggerakkan pensil, cara jarak antara mata dan buku,
meletakkan buku, jarak gerakan tangan atas-bawah,
antara mata dan buku, kiri-kanan, latihan pelenturan
pemilihan tempat dengan gerakan tangan dengan
cahaya yang terang) yang gerakan menulis di
benar secara lisan udara/pasir/ meja,
melemaskan jari dengan
mewarnai, menjiplak,
menggambar, membuat garis
tegak, miring, lurus, dan
lengkung, menjiplak berbagai
bentuk gambar, lingkaran,
dan bentuk huruf di tempat
bercahaya terang) dengan
benar

3.3 Menguraikan lambang 4.3 Melafalkan bunyi vokal dan


bunyi vokal dan konsonan konsonan dalam kata bahasa
dalam kata bahasa Indonesia Indonesia atau bahasa daerah
atau bahasa daerahatau
bahasa daerah

3.4 Menentukan kosakata 4.4 Menyampaikan penjelasan


tentang anggota tubuh dan (berupa gambar dan tulisan)
pancaindra serta tentang anggota tubuh dan panca
perawatannya melalui teks indera serta perawatannya
pendek (berupa gambar, menggunakan kosakata bahasa
tulisan, slogan sederhana, Indonesia dengan bantuan bahasa
dan/atau syair lagu) dan daerah secara lisan dan/atau tulis
eksplorasi lingkungan

3.5 Mengenal kosakata 4.5 Mengemukakan penjelasan


tentang cara memelihara tentang cara memelihara
kesehatan melalui teks kesehatan dengan pelafalan
pendek (berupa gambar, kosakata Bahasa Indonesia yang
tulisan, dan slogan tepat dan dibantu dengan bahasa
sederhana) dan/atau daerah
eksplorasi lingkungan.

3.6 Menguraikan kosakata 4.6 Menggunakan kosakata


tentang berbagai jenis benda bahasa Indonesia dengan ejaan
di lingkungan sekitar yang tepat dan dibantu dengan
melalui teks pendek (berupa bahasa daerah mengenai berbagai
gambar, slogan sederhana, jenis benda di lingkungan sekitar
tulisan, dan/atau syair lagu) dalam teks tulis sederhana
dan/atau eksplorasi
lingkungan.

3.7 Menentukan kosakata 4.7 Menyampaikan penjelasan


yang berkaitan dengan dengan kosakata Bahasa
peristiwa siang dan malam Indonesia dan dibantu dengan
melalui teks pendek bahasa daerah mengenai peristiwa
(gambar, tulisan, dan/atau siang dan malam dalam teks tulis
syair lagu) dan/atau dan gambar
eksplorasi lingkungan.

3.8 Merinci ungkapan 4.8 Mempraktikan ungkapan


penyampaian terima kasih, terima kasih, permintaan maaf,
permintaan maaf, tolong, tolong, dan pemberian pujian,
dan pemberian pujian, dengan menggunakan bahasa
ajakan, pemberitahuan, yang santun kepada orang lain
perintah, dan petunjuk secara lisan dan tulis
kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa yang
santun secara lisan dan
tulisan yang dapat dibantu
dengan kosakata bahasa
daerah
3.9 Merinci kosakata dan
ungkapan perkenalan diri,
keluarga, dan orang-orang
di tempat tinggalnya secara
lisan dan tulis yang dapat
dibantu dengan kosakata
bahasa daerah

3.10 Menguraikan kosakata 4.9 Menggunakan kosakata dan


hubungan kekeluargaan ungkapan yang tepat untuk
melalui gambar/bagan perkenalan diri, keluarga, dan
silsilah keluarga dalam orang-orang di tempat tinggalnya
bahasa Indonesia atau secara sederhana dalam bentuk
bahasa daerah lisan dan tulis

3.11 Mencermati puisi 4.10 Menggunakan kosakata yang


anak/syair lagu (berisi tepat dalam percakapan tentang
ungkapan kekaguman, hubungan kekeluargaan dengan
kebanggaan, hormat kepada menggunakan bantuan
orang tua, kasih sayang, gambar/bagan silsilah keluarga
atau persahabatan) yang
diperdengarkan dengan
tujuan untuk kesenangan

KI dan KD Bahasa Indonesia Kelas II SD/MI


Pengetahuan Keterampilan
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, 4.1 Menirukan ungkapan, ajakan,
perintah, penolakan yang terdapat perintah, penolakan dalam cerita
dalam teks cerita atau lagu yang atau lagu anak-anak dengan bahasa
menggambarkan sikap hidup rukun yang santun
3.2 Menguraikan kosakata dan 4.2 Melaporkan penggunaan
konsep tentang keragaman benda kosakata Bahasa Indonesia yang
berdasarkan bentuk dan wujudnya tepat atau bahasa daerah hasil
dalam bahasa Indonesia atau bahasa pengamatan tentang keragaman
daerah melalui teks tulis, lisan, benda berdasarkan bentuk dan
visual, dan/atau eksplorasi wujudnya dalam bentuk teks tulis,
lingkungan. lisan, dan visual
3.3 Menentukan kosakata dan 4.3 Melaporkan penggunaan
konsep tentang lingkungan kosakata Bahasa Indonesia yang
geografis, kehidupan ekonomi, tepat atau bahasa daerah hasil
sosial dan budaya di lingkungan pengamatan tentang lingkungan
sekitar dalam bahasa Indonesia atau geografis, kehidupan ekonomi,
bahasa daerah melalui teks tulis, sosial dan budaya di lingkungan
lisan, visual, dan/atau eksplorasi sekitar dalam bentuk teks tulis,
lingkungan. lisan, dan visual
3.4 Menenetukan kosakata dan 4.4 Menyajikan penggunaan
konsep tentang lingkungan sehat kosakata bahasa Indonesia yang
dan lingkungan tidak sehat di tepat atau bahasa daerah hasil
lingkungan sekitar serta cara pengamatan tentang lingkungan
menjaga kesehatan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di
dalam Bahasa Indonesia atau bahasa lingkungan sekitar serta cara
daerah melalui teks tulis, lisan, menjaga kesehatan lingkungan
visual, dan/atau eksplorasi dalam bentuk teks tulis, lisan, dan
lingkungan visual
3.5 Mencermati puisi anak dalam 4.5 Membacakan teks puisi anak
bahasa Indonesia atau bahasa daerah tentang alam dan lingkungan dalam
melalui teks tulis dan lisan bahasa Indonesia dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat
sebagai bentuk ungkapan diri
3.6 Mencermati ungkapan 4.6 Menyampaikan ungkapan-
permintaan maaf dan tolong melalui ungkapan santun (menggunakan
teks tentang budaya santun sebagai kata “maaf”, “tolong”) untuk hidup
gambaran sikap hidup rukun dalam rukun dalam kemajemukan
kemajemukan masyarakat Indonesia
3.7 Mencermati tulisan tegak 4.7 Menulis dengan tulisan tegak
bersambung dalam cerita dengan bersambung menggunakan huruf
memperhatikan penggunaan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan,
kapital (awal kalimat, nama bulan hari, dan nama diri) serta tanda titik
dan hari, nama orang) serta pada kalimat berita dan tanda tanya
mengenal tanda titik pada kalimat pada kalimat tanya dengan benar
berita dan tanda tanya pada kalimat
tanya
3.8 Menggali informasi dari 4.8 Menceritakan kembali teks
dongeng binatang (fabel) tentang dongeng binatang (fabel) yang
sikap hidup rukun dari teks lisan menggambarkan sikap hidup rukun
dan tulis dengan tujuan untuk yang telah dibaca secara nyaring
kesenangan sebagai bentuk ungkapan diri
3.9 Menentukan kata sapaan dalam 4.9 Menirukan kata sapaan dalam
dongeng secara lisan dan tulis dongeng secara lisan dan tulis
3.10 Mencermati penggunaan huruf 4.10 Menulis teks dengan
kapital (nama Tuhan nama orang, menggunakan huruf kapital (nama
nama agama) serta tanda titik dan Tuhan, nama agama, nama orang),
tanda tanya dalam kalimat yang serta tanda titik dan tanda tanya
benar pada akhir kalimat dengan benar

Kelas III
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Menggali informasi tentang 4.1 Menyajikan hasil informasi
konsep perubahan wujud benda tentang konsep perubahan wujud
dalam kehidupan sehari-hari yang benda dalam kehidupan sehari-hari
disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dalam bentuk lisan, tulis, dan visual
visual, dan/atau eksplorasi menggunakan kosakata baku dan
lingkungan kalimat efektif
3.2 Menggali informasi tentang 4.2 Menyajikan hasil penggalian
sumber dan bentuk energi yang informasi tentang konsep sumber
disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan bentuk energi dalam bentuk
visual, dan/atau eksplorasi tulis dan visual menggunakan
lingkungan kosakata baku dan kalimat efektif
3.3 Menggali informasi tentang 4.3 Menyajikan hasil penggalian
perubahan cuaca dan pengaruhnya informasi tentang konsep perubahan
terhadap kehidupan manusia yang cuaca dan pengaruhnya terhadap
disajikan dalam bentuk lisan, tulis, kehidupan manusia dalam bentuk
visual, dan/atau eksplorasi tulis menggunakan kosakata baku
lingkungan dan kalimat efektif
3.4 Mencermati kosakata dalam teks 4.4 Menyajikan laporan tentang
tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan konsep ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup), (makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat yang disajikan lingkungan setempat secara tertulis
dalam bentuk lisan, tulis, visual, menggunakan kosakata baku dan
dan/atau eksplorasi lingkungan kalimat efektif
3.5 Menggali informasi tentang 4.5 Menyajikan hasil wawancara
cara-cara perawatan tumbuhan dan tentang cara-cara perawatan
hewan melalui wawancara dan/atau tumbuhan dan hewan dalam bentuk
eksplorasi lingkungan tulis dan visual menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif
3.6 Mencermati isi teks informasi 4.6 Meringkas informasi tentang
tentang perkembangan teknologi perkembangan teknologi produksi,
produksi, komunikasi, dan komunikasi, dan transportasi di
transportasi di lingkungan setempat lingkungan setempat secara tertulis
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif
3.7 Mencermati informasi tentang 4.7 Menjelaskan konsep delapan
konsep delapan arah mata angin dan arah mata angin dan
pemanfaatannya dalam denah dalam pemanfaatannya dalam denah dalam
teks lisan, tulis, visual, dan/atau bentuk tulis dan visual
eksplorasi lingkungan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif
3.8 Menguraikan pesan dalam 4.8 Memeragakan pesan dalam
dongeng yang disajikan secara lisan, dongeng sebagai bentuk ungkapan
tulis, dan visual dengan tujuan diri menggunakan kosakata baku
untuk kesenangan dan kalimat efektif
3.9 Mengidentifi-kasi lambang/ 4.9 Menyajikan hasil identifikasi
simbol (rambu lalu lintas, pramuka, tentang lambang/simbol (rambu lalu
dan lambang negara) beserta artinya lintas, pramuka, dan lambang
dalam teks lisan, tulis, visual, negara) beserta artinya dalam
dan/atau eksplorasi lingkungan bentuk visual dan tulis
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif
3.10 Mencermati ungkapan atau 4.10 Memeragakan ungkapan atau
kalimat saran, masukan, dan kalimat saran, masukan, dan
penyelesaian masalah (sederhana) penyelesaian masalah (sederhana)
dalam teks tulis. sebagai bentuk ungkapan diri
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif yang dibuat sendiri

Kelas IV
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Mencermati gagasan pokok dan 4.1 Menata informasi yang didapat
gagasan pendukung yang diperoleh dari teks berdasarkan keterhubungan
dari teks lisan, tulis, atau visual antargagasan ke dalam kerangka
tulisan
3.2 Mencermati keterhubungan 4.2 Menyajikan hasil pengamatan
antargagasan yang didapat dari teks tentang keterhubungan antargagasan
lisan, tulis, atau visual ke dalam tulisan
3.3 Menggali informasi dari seorang 4.3 Melaporkan hasil wawancara
tokoh melalui wawancara menggunakan kosakata baku dan
menggunakan daftar pertanyaan kalimat efektif dalam bentuk teks
tulis
3.4 Membandingkan teks petunjuk 4.4 Menyajikan petunjuk
penggunaan dua alat yang sama dan penggunaan alat dalam bentuk teks
berbeda tulis dan visual menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif
3.5 Menguraikan pendapat pribadi 4.5 Mengomunikasikan pendapat
tentang isi buku sastra (cerita, pribadi tentang isi buku sastra yang
dongeng, dan sebagainya) dipilih dan dibaca sendiri secara
lisan dan tulis yang didukung oleh
alasan
3.6 Menggali isi dan amanat puisi 4.6 Melisankan puisi hasil karya
yang disajikan secara lisan dan tulis pribadi dengan lafal, intonasi, dan
dengan tujuan untuk kesenangan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri
3.7 Menggali pengetahuan baru 4.7 Menyampaikan pengetahuan
yang terdapat pada teks nonfiksi baru dari teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri
3.8 Membandingkan hal yang sudah 4.8 Menyampaikan hasil
diketahui dengan yang baru membandingkan pengetahuan lama
diketahui dari teks nonfiksi dengan pengetahuan baru secara
tertulis dengan bahasa sendiri
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang 4.9 Menyampaikan hasil identifikasi
terdapat pada teks fiksi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual
3.10 Membanding-kan watak setiap 4.10 Menyajikan hasil membanding-
tokoh pada teks fiksi kan watak setiap tokoh pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual

Kelas V
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Menentukan pokok pikiran 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
dalam teks lisan dan tulis pokok pikiran dalam teks tulis dan
lisan secara lisan, tulis, dan visual
3.2 Mengklasifikasi informasi yang 4.2 Menyajikan hasil klasifikasi
didapat dari buku ke dalam aspek: informasi yang didapat dari buku
apa, di mana, kapan, siapa, yang dikelompokkan dalam aspek:
mengapa, dan bagaimana apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana
menggunakan kosakata baku
3.3 Meringkas teks penjelasan 4.3 Menyajikan ringkasan teks
(eksplanasi) dari media cetak atau penjelasan (eksplanasi) dari media
elektronik cetak atau elektronik dengan
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis,
dan visual
3.4 Menganalisis informasi yang 4.4 Memeragakan kembali
disampaikan paparan iklan dari informasi yang disampaikan paparan
media cetak atau elektronik iklan dari media cetak atau
elektronik dengan bantuan lisan,
tulis, dan visual
3.5 Menggali informasi penting dari 4.5 Memaparkan informasi penting
teks narasi sejarah yang disajikan dari teks narasi sejarah
secara lisan dan tulis menggunakan menggunakan aspek: apa, di mana,
aspek: apa, di mana, kapan, siapa, kapan, siapa, mengapa, dan
mengapa, dan bagaimana bagaimana serta kosakata baku dan
kalimat efektif
3.6 Menggali isi dan amanat pantun 4.6 Melisankan pantun hasil karya
yang disajikan secara lisan dan tulis pribadi dengan lafal, intonasi, dan
dengan tujuan untuk kesenangan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri
3.7 Menguraikan konsep-konsep 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang
yang saling berkaitan pada teks saling berkaitan pada teks nonfiksi
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa
sendiri
3.8 Menguraikan urutan peristiwa 4.8 Menyajikan kembali peristiwa
atau tindakan yang terdapat pada atau tindakan dengan
teks nonfiksi memperhatikan latar cerita yang
terdapat pada teks fiksi
3.9 Mencermati penggunaan kalimat 4.9 Membuat surat undangan (ulang
efektif dan ejaan dalam surat tahun, kegiatan sekolah, kenaikan
undangan (ulang tahun, kegiatan kelas, dll.) dengan kalimat efektif
sekolah, kenaikan kelas, dll.) dan memperhati-kan penggunaan
ejaan

Kelas VI
Pengetahuan Keterampilan
3.1 Menyimpulkan informasi 4.1 Menyajikan simpulan secara
berdasarkan teks laporan hasil lisan dan tulis dari teks laporan hasil
pengamatan yang didengar dan pengamatan atau wawancara yang
dibaca diperkuat oleh bukti
3.2 Menggali isi teks penjelasan 4.2 Menyajikan hasil penggalian
(eksplanasi) ilmiah yang didengar informasi dari teks penjelasan
dan dibaca (eksplanasi) ilmiah secara lisan,
tulis, dan visual dengan
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif
3.3 Menggali isi teks pidato yang 4.3 Menyampaikan pidato hasil
didengar dan dibaca karya pribadi dengan menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif
sebagai bentuk ungkapan diri
3.4 Menggali informasi penting dari 4.4 Memaparkan informasi penting
buku sejarah menggunakan aspek: dari buku sejarah secara lisan, tulis,
apa, di mana, kapan, siapa, dan visual dengan menggunakan
mengapa, dan bagaimana aspek: apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana serta
memperhatikan penggunaan
kosakata baku dan kalimat efektif
3.5 Membandingkan karakteristik 4.5 Mengubah teks puisi ke dalam
teks puisi dan teks prosa teks prosa dengan tetap
memperhatikan makna isi teks puisi
3.6 Mencermati petunjuk dan isi 4.6 Mengisi teks formulir
teks formulir (pendaftaran, kartu (pendaftaran, kartu anggota,
anggota, pengiriman uang melalui pengiriman uang melalui
bank/kantor pos, daftar riwayat bank/kantor pos, daftar riwayat
hidup, dsb.) hidup, dll.) sesuai petunjuk
pengisiannya
3.7 Memperkirakan informasi yang 4.7 Menyampaikan kemungkinan
dapat diperoleh dari teks nonfiksi informasi yang diperoleh
sebelum membaca (hanya berdasarkan membaca judul teks
berdasarkan membaca judulnya nonfiksi secara lisan, tulis, dan
saja) visual
3.8 Menggali informasi yang 4.8 Menyampaikan hasil
terdapat pada teks nonfiksi membandingkan informasi yang
diharapkan dengan informasi yang
diperoleh setelah membaca teks
nonfiksi secara lisan, tulis, dan
visual
3.9 Menelusuri tuturan dan tindakan 4.9 Menyampaikan penjelasan
tokoh serta penceritaan penulis tentang tuturan dan tindakan tokoh
dalam teks fiksi serta penceritaan penulis dalam teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual
3.10 Mengaitkan peristiwa yang 4.10 Menyajikan hasil pengaitan
dialami tokoh dalam cerita fiksi peristiwa yang dialami tokoh dalam
dengan pengalaman pribadi cerita fiksi dengan pengalaman
pribadi secara lisan, tulis, dan visual
I. Praktik Keterampilan Berbicara

Bahasa Indonesia

3.8 Merinci ungkapan penyampaian


terima kasih, permintaan maaf,
tolong, dan pemberian pujian,
ajakan, pemberitahuan, perintah, 3.8.1 Menemukan ungkapan pujian dari
dan petunjuk kepada orang lain teks percakapan (C4)
dengan menggunakan bahasa
3.8.2 Menemukan tanggapan dari
yang santun secara lisan dan
ungkapan pujian dari teks
tulisan yang dapat dibantu dengan
percakapan. (C4)
kosakata bahasa daerah.

4.8 Mempraktikan ungkapan terima


kasih, permintaan maaf, tolong, 4.8.2 Memerankan ungkapan pemberian
dan pemberian pujian, dengan pujian dari teks percakapan (P2)
menggunakan bahasa yang santun
kepada orang lain secara lisan dan
tulis.

Matematikan

3.9 Membandingkan panjang, berat, 3.9.1 Menentukan lamanya waktu kegiatan


lamanya waktu, dan suhu dengan alat ukur tidak baku. (C2)
menggunakan benda/ situasi 3.9.2 Membandingkan lamanya waktu
konkret. kegiatan sehari-hari dengan alat tidak
baku. (C5)
4.9 Mengurutkan benda/
kejadian/keadaan berdasarkan 4.9.1 Mengurutkan kegiatan berdasarkan
panjang, berat, lamanya waktu, lamanya waktu (P2)
dan suhu.
PKn

3.2 Mengidentifikasi aturan yang 3.2.1 Menyebutkan aturan makan yang


berlaku dalam kehidupan sehari- berlaku di rumah (C1)
hari di rumah.
3.2.2 Menjelaskan aturan makan yang
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai berlaku di rumah dalam bentuk
dengan aturan yang berlaku poster (C2)
dalam kehidupan sehari-hari di
4.2.2 Menceritakan aturan makan yang
rumah.
berlaku di rumah (P2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : UPTD SD N 09 KORONG GADANG


Kelas /Semester : I / 2 (dua )
Tema 8 : Peristiwa Alam
Subtema 3 : Penghujan
Pembelajaran ke- :3
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika dan PKn
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima 3.8.1 Menemukan ungkapan pujian dari teks
kasih, permintaan maaf, tolong, dan percakapan (C4)
pemberian pujian, ajakan, 3.8.2 Menemukan tanggapan dari ungkapan pujian
pemberitahuan, perintah, dan petunjuk dari teks percakapan. (C4)
kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa yang santun
secara lisan dan tulisan yang dapat
dibantu dengan kosakata bahasa
daerah.
4.8 Mempraktikan ungkapan terima kasih, 4.8.2 Mempraktikan ungkapan pemberian pujian
permintaan maaf, tolong, dan pemberian dari teks percakapan (P2)
pujian, dengan menggunakan bahasa
yang santun kepada orang lain secara
lisan dan tulis.

Matematika
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Membandingkan panjang, berat, 3.9.1 Menentukan lamanya waktu kegiatan dengan
lamanya waktu, dan suhu alat ukur tidak baku. (C2)
menggunakan benda/ situasi konkret. 3.9.2 Membandingkan lamanya waktu kegiatan
sehari-hari dengan alat tidak baku. (C4)
4.9 Mengurutkan benda/ kejadian/keadaan 4.9.1 Mengurutkan kegiatan berdasarkan lamanya
berdasarkan panjang, berat, lamanya waktu (P2)
waktu, dan suhu.

PKn
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku 3.2. 1Menjelaskan aturan makan yang berlaku di
dalam kehidupan sehari-hari di rumah. rumah (C2)
3.2.2 Mengidentifikasi aturan makan yang berlaku
di rumah (C2)
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan 4.2.1 Menceritakan aturan makan yang berlaku di
aturan yang berlaku dalam kehidupan rumah dengan menggunakan bahsa sendiri (P2)
sehari-hari di rumah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan bermain peran siswa dapat menemukan ungkapan pujian dengan benar
2. Dengan bermain peran, siswa dapat menemukan tanggapan dari ungkapan pujian dengan
benar.
3. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menentukan lamanya waktu kegiatan dengan alat
ukur tidak baku dengan benar.
4. Dengan mengamati hasil pengukuran, siswa dapat mengidentifikasi persamaan lamanya
waktu kegiatan menggunakan alat ukur tidak baku dengan benar.
5. Dengan mengamati hasil pengukuran, siswa dapat mengidentifikasi perbedaan lamanya
waktu kegiatan menggunakan alat ukur tidak baku dengan benar.
6. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat siswa dapat membandingkan lamanya waktu
berdasarkan hasil pengamatan dengan benar.
7. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengurutkan gambar lamanya waktu kegiatan
dengan benar.
8. Dengan Mengamati video siswa dapat menjelaskan aturan makan yang berlaku di rumah
dengan benar.
9. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi aturan makan yang ada di rumah
dengan benar
10.Dengan diskusi kelompok, siswa dapat membuat poster tentang aturan makan di rumah
dengan benar
11.Dengan bimbingan guru, siswa dapat menceritakan tentang aturan makan di rumah
dengan benar.

D. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religius
2. Nasionalis
3. Disiplinan
4. Mandiri
5. Tanggung Jawab
6. Percaya Diri
E. MATERI PELAJARAN
1. Ungkapan pemberian pujian
a. Kalimat ungkapan pujian .
b. Tanggapan ungkapan pujian
2. Pengukuran waktu dengan alat ukur tidak baku
a. Mengukur lamanya waktu dengan alat ukur tidak baku
b. Membandingkan lamanya waktu
3. Aturan makan di rumah
*semua materi pelajaran terangkum dalam bahan ajar (lampiran 1)

F. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran :

a. Saintifik

Langkah-langkah pembelajaran :
 mengamati;
 menanya;
 mengumpulkan informasi/eksperimen; (mencoba)
 mengasosiasikan/mengolah informasi; (menalar)
 mengkomunikasikan
2. Metode Pembelajaran : Penugasan, Permainan ,Tanya Jawab, Diskusi dan
Ceramah

G. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Media Pembelajaran
» Teks percakapan tentang ungkapan pujian
» Powerpoint (teks percakapan tentang ungkapan pujian)
» Powerpoint (Vidio tentang dongeng)
» Powerpoint (gambar kegiatan)
» Powerpoint (vidio tentang aturan makan)
2. Alat Pembelajaran
» Software Power Point
» LCD Proyektor
» Speaker (pengeras suara)

3. Sumber Pembelajaran
Irene, dkk.(2018). Bupena Jilid I D. Jakarta : Erlangga
Kusumawati Yun, dkk. (2017). Peristiwa Alam Buku Siswa Kelas I Kurikulum 2013.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kusumawati Yun, dkk. (2017). Peristiwa Alam Buku Guru Kelas I Kurikulum 2013.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kismiantini, dkk. (2008). Dunia Matematika Kelas I. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Bahan Ajar Kelas I Tema 8 Subtema 3 Pembelajaran 3
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Youtube http://youtube.com/watch?v=UjF9DNN6rGY
https://www.youtube.com/watch?v=QxbF-tXyLd4&t=6s
Internet https://id.wikipedia.org/wiki/Pendekatan_saintifik
https://drive.google.com/drive/folders/
1eI6O0R6CVxx8bQXlGBQv5SRYBXYxanp8?usp=sharing

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta 15 menit
didik.
2. Berdo’a
3. Menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
4. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Peserta didik menonton video singkat “Boni dan kawan-kawan”.
Link video :
http://youtube.com/watch?v=UjF9DNN6rGY
6 . P e s e r t a didik bersama guru tanya jawab tentang video yang
telah ditonton. kegiatan literasi
7. Peserta didik dan guru mengulas sedikit materi yang telah
disampaikan hari sebelumnya
8. Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Inti 1. Peserta didik mengamati gambar tentang beni dan edo yang 125 menit
sedang berhujan-hujanan (mengamati)
2. Peserta didik diminta untuk memprediksi gambar. Dengan
pertanyaan yang diberikan oleh guru. (menanya)
a. Apa yang dilakukan beni dan edo ?

b. Apa yang dikatakan beni kepada edo ?

3. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab tentang gambar


(menanya)
4. Siswa diminta untuk mengamati percakapan antara beni dan edo
(mengamati)
5. Peserta didik dibagi secara berpasangan oleh guru
6. Peserta didik diminta untuk memerankan percakapan antara beni
dan edo (mencoba)
7. Peserta didik dan guru melakuakan Tanya jawab terhadap teks
percakapan yang diperankan (menanya)
8. Peserta didik diminta untuk menemukan ungkapan pujian dari
teks percakapan yang diperankan (menalar)
9. Peserta didik diminta untuk menemukan tanggapan dari
ungkapan pujian pada teks percakapan. (menalar).
10. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai ungkapan
pujian dan tanggapannya (mengamati)
11. Peserta didik diminta untuk berdiskusi dengan teman
/pasangannya untuk mengerjakan LKPD 1 (mencoba)
12. Peserta didik menampilkan hasil kerja nya di depan kelas
(mengkomunikasikan)
13. Pesertadidik dan guru membahas tentang LKPD yang telah
dikerjakan.
14. Guru mengingatkan kembali mengenai cerita pendek yang
diceritakan di awal pembelajaran.
15. Peserta didik diminta untuk menyebutkan kegiatan yang
dilakukan pada cerita yang memerlukan waktu lama dan
sebentar. (menalar)
16. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar Beni yang
sedang menunggu hujan berhenti (mengamati)
17. Peserta didik melakukan Tanya jawab dengan guru tentang
gambar (menanya)
18. Peserta didik diminta untuk menyebutkan kegiatan yang
waktunya lama (menalar)
19. Peserta didik diminta untuk menyebutkan kegiatan yang
waktunya sebentar (menalar)
20. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar (mengamati)
21. Peserta didik diminta untuk menentukan lamanya waktu
mengerjakan kegiatan pada gambar (menalar)
22. Peserta didik melakukan permain tebak-tebakan tentang lamaya
waktu mengerjakan sesuatu. Guru menampilkan gambar pada
power point, peserta didik diminta untuk menyebutkan apakah
lama atau sebentar kegiatan yang dilakukan pada gambar.
23. Peserta didik membandingkan lamanya waktu mengerjakan
kegiatan pada gambar (menalar)
24. Peserta didik diminta untuk mengurutkan gambar berdasarkan
lamanya waktu mengerjakan kegiatan dari kegiatan yang paling
sebentar.(mencoba)
25. Peserta didik diminta untuk berdiskusi kembali dan mengerjakan
LKPD 2 (mencoba)
26. Peserta didik menampilkan hasil diskusi (mengkomunikasikan)
27. Peserta didik melakukan tanya jawab tentang cerita pendek yang
diceritakan guru sebelumnya.
28. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang poster
29. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar beni yang akan
membuat poster tentang aturan makan (mengamati)
30. Peserta didik mengamati video tantang aturan makan pada link :
https://www.youtube.com/watch?v=QxbF-tXyLd4&t=6s
31. Peserta didik diminta untuk berdiskusi dan mengerjakan LKPD 3
tentang membuat poster tentang aturan makan (mencoba)
32. Peserta didik menampilkan hasil diskusinya ke depan kelas
(mengkomunikasikan)
33. Peserta didik dan guru membahas LKPD 3 yang sudah dibuat
dan ditampilkan

Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran 10 menit

tentang ungakapan pujian, tanggapan ungkapan pujian,


menentukan lamanya waktu dengan alat ukur tidak baku, dan
membuat poster tentang aturan makan.

2. Peserta didik melakukan refleksi tentang apa yang dirasakan


setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Peserta didik diminta untuk mengerjakan lembar penilaian yang


diberikan oleh guru. (menalar)

4. Peserta didik bersama guru menyanyikan lagu Garuda Pancasila


sebagai salah satu bentuk cinta tanah air. (Nasionalis-PPK)

5. Guru menutup pembelajaran dengan mengajak seluruh peserta


didik bertepuk tangan dan bersyukur.

6. Guru menutup pembelajaran dengan salam. (Religius-PPK)

I. PENILAIAN (TERLAMPIR)
1. Penilaian Sikap
a. Prosedur Penilaian : Dalam proses pembelajaran
b. Jenis Penilaian : Non Tes
c. Bentuk Penilaian : Observasi
d. Instrumen Penilaian : Lembar Observasi (terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Prosedur Penilaian : Akhir Pembelajaran
b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
c. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
d. Instrumen Penilaian : Lembar Soal Evaluasi
3. Penilaian Keterampilan
a. Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
b. Jenis Penilaian : Unjuk Kerja
c. Bentuk Penilaian : Kinerja
d. Instrumen Penilaian : Lembar Observasi (terlampir)

J. REMEDIAL
 Guru mengulang kembali kegiatan bermain peran dalam melatih ungkapan pujian
dan tanggapannya dalam teks percakapan
 Guru membimbing peserta didik yang belum mampu membuat poster tentang
aturan makan di rumah.
 Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang belum menentukan lamanya
waktu melakukan kegiatan dengan alat ukur yang tidak baku.

K. PENGAYAAN
 Guru memberikan latihan lanjutan bagi peserta didik yang telah mampu bermain peran
dalam melatih ungkapan pujian dan tanggapannya.
 Guru meminta peserta didik melakukan latihan lanjutan tentang menentukan lamaya
waktu kegiatan/aktivitas dengan satuan tidak baku.
 Guru memberikan soal tambahan bagi peserta didik yang telah mampu mengidentifikasi
aturan makan yang ada di rumah.

Refleksi Guru:

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Padang, 2022


Kepala Sekolah, Guru Kelas 1 ,

Riana Susanti, S.Pd Nurul Halimah S.Pd


NIP. 197002242005012004 NIP. 199405202019022001
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara pada dasarnya kemampuan seseorang untuk
mengeluarkan ide, gagasan ataupun pikirannya kepada orang lain melalui
media bahasa lisan.berbicara tidak sekedar menyampaikan pesan tetapi
proses melahirkan pesan itu sendiri. Pembelajaran berbicara adalah
seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk mengungkapkan
gagasannya secara lisan di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru.
Menurut Taufina ( 2015 : 95) kegiatan berbicara memiliki beberapa
tujuan yaitu menghibur, menginformasikan, menstimulasikan,
meyakinkan, dan menggerakkan. Sedangkan jenis-jenis berbicara dapat
dibedakan berdasarkan beberapa hal yaitu : situasi pembicaraan, tujuan
pembicaraan, jumlah penyimak, peristiwa khusus yang melatar belakangi,
dan metode penyampaian berbicara.
Menurut Taufina (2015:101) untuk meningkatkan kemampuan
berbicara dapat dilakukan dengan berbagai strategi sebagai berikut:
1. Mendongeng,
2. Bermain peran,
3. Cerita berantai,
4. Media gambar dalam bercerita,
5. Menyajikan informasi atau pidato,
6. Berpartisipasi dalam diskusi,
7. Sandiwara boneka,
8. Lihat ucap,
9. Membaca puisi secara kor,
10. Ulang ucap,
11. Bercakap-cakap
12. Medelling the way,
13. Laporan lisan,
14. Bermain drama,

4
15. Paraphrase,
16. Wawancara,
17. Deskripsi benda.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari banyak
kekurangan dan belum mencapai kesempurnaan, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan
rekan-rekan agar ke depannya bisa lebih baik lagi.

5
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Khorashadyzadeh, A. (2014). Mengapa untuk menggunakan cerita pendek
dalam berbicara kelas? International Journal of Pengajaran Bahasa Asing
DuniaIslam,2 (1), 9-15.
Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Saddhono, Kundharu. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Bandung : Karya Putra Darwati.
Taufina. 2015. Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia Di
SD. Padang : Sukabina Press.

Anda mungkin juga menyukai