Anda di halaman 1dari 7

METODOLOGI PENELITIAN

“Masalah Penelitian”

Resume Ini Dibuat untuk Melengkapi Tugas Metodologi Penelitian

Oleh :
THREE RAHMADONA (22124060)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Firman, M.S
Dr. Desyandri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Masalah penelitian
1. Memilih masalah penelitian (Kualitatif, Kuantitatif, mixed)
Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat
ketidaksesuaian (discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara
apa yang ada (what is) dan seharusnya ada (should be).
Dalam mengidentifikasi masalah, menurut Ary, Jacobs & Sorensen (dalam
Setyosari, 2013:96), mengemukakan ada tiga sumber, yaitu: pengalaman, mengkaji
teori atau deduksi (peneliti memverifikasi, menguji, bahkan mengembangkan teori
tersebut), dan literatur terkait (banyak membaca membuat peneliti bisa melihat
peluang).
Suatu masalah itu penting diteliti atau dikaji jika memenui lima hal penting
menurut Creswel (dalam Setyosari, 2013:97), yaitu:
a. Mengkaji suatu masalah jika kajian atau penelitian tersebut bisa menyelesaikan
kesenjangan atau memperkaya literatur yang ada.
b. Mengkaji suatu masalah jika kajian atau penelitian itu mengulang penelitian
terdahulu, tetapi dengan subjek dan tempat yang berbeda.
c. Mengkaji masalah jika penelitian itu memperluas penelitian terdahulu atau
mengkaji topik secara menyeluruh.
d. Mengkaji masalah jika penelitian itu memberikan makna terhadap orang atau
masyarakat lain.
e. Mengkaji masalah jika penelitian itu memberikan perbaikan praktik.
Dalam menentukan suatu masalah, kita perlu memerhatikan suatu kriteria
tertentu. Menurut Fraenkel, dkk. (dalam Setyosari, 2013:97 masalah penelitian yang
baik memiliki empat karakteristik. Karakteristik tersebut sebagai berikut.
a. Masalah itu mudah dilakukan.
b. Masalah itu jelas.
c. Masalah itu penting.
d. Masalah itu mempertimbangkan etika.
Suatu masalah yang dipilih, menurut Tuckman (dalam Setyosari, 2013:98),
harus memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Masalah menanyakan dua atau lebih variabel.
b. Masalah dirumuskan secara jelas dan tidak multitafsir/ambigius.
c. Masalah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (jika tidak, dalam bentuk pertanyaan
secara implisit: “Tujuan penelitian ini adalah apakah ….”)
d. Masalah itu dapat diuji melalui metode impiris, artinya ada pangumpulan data
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan.
e. Masalah tidak menyangkut moral dan etika, artinya masalah tidak berkaitan dengan
baik-buruk, nilai-nilai. Karena masalah menyangkut moral dan etika bergantung pada
nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang, menyangkut perasaan, dan bersifat subjektif.

2. Merumuskan masalah penelitian (Kualitatif & Kuantitatif, mixed)


Perumusan masalah adalah konteks penelitian yang mengarahkan pada
pelaksanaan dan pencapaian tujuan penelitian.
Merumuskan masalah yang benar dan baik tidak cukup hanya menggunakan
intuisi maupun pengalaman sendiri, tetapi penguasaan teori dan juga pengetahuan
tentang hasil penelitian orang lain dapat membantu dalam merumuskan masalah
penelitian. Karakteristik dalam pemilihan rumusan masalah adalah: 1) Rumusan
masalah penelitian disusun secara jelas dan secara spesifik dan tidak mengandung
keraguan, 2) Rumusan masalah secara umum dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang baik.
Perumusan masalah akan lebih mudah apabila kita memahami berbagai tipe
masalah, melakukan pengumpulan data pendahuluan, dan telaah literatur.
Pengumpulan data pendahuluan membantu untuk merumuskan masalah lebih
bermakna, berbobot dan empiris. Tujuan pokok dari tinjauan literatur adalah untuk
membantu memformulasikan satu pertanyaan penelitian yang jelas dan juga untuk
menemukan apakah tersedia teori-teori yang berhubungan dengan masalah, agar
nantinya memudahkan membangun kerangka teoritis untuk menejelaskan masalah
penelitian. Tujuan lainnya dengan tinjauan literatur adalah untuk mencari
kemungkinan jenis penelitian, metode penelitian, pengukuran serta pengumpulan data
dan analisis data yang akan digunakan.
Perumusan masalah, sub masalah dan judul penelitian yang tepat, hanya bisa
dilakukan apabila kita memiliki bahan apersepsi yang cukup mengenai bidang yang
akan diteliti. Untuk menghimpun bahan apersepsi melalui studi literatur yang cukup
mendalam dan luas, akan mempermudah untuk menyusun landasan teori berupa
kerangka teori dan kerangka konsep. Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir
yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti.
Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dari hasil yang akan dicapai
setelah dianalisa berdasarkan bahan apersepsi yang dimiliki.
Bentuk masalah penelitian menurut Sugiyono (dalam Siyoto & Sodik,
2015:42), dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan
asosiatif.
1) Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskripif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan
pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu
dengan variabel yang lain (Aditya, dkk., 2022:21). Penelitian semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian desktiptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
a. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap tingginya biaya pendidikan untuk
masuk Perguruan Tinggi?
b. Sebarapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran?
c. Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)?
Dari beberapa contoh diatas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian
berkenaan satu variabel atau lebih secara mandiri.
2) Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah perbedaan rata-rata hasil nilai UAN Siswa SD dari sekolah Negeri
dan Sekolah Swasta?
b) Adakah kesamaan cara belajar anak SD dari orangtua yang ekonomi kuat
dengan ekonomi lemah?
c) Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta
dengan guru sekolah negeri?
d) Adakah perbedaan motivasi belajar mahasiswa yang berasal dari kota, desa,
dan gunung?
3) Permasalahan Asosiatif
Permasalah Asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu
(Pahleviannur, dkk., 2022 :90):
a. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan kemampuan memimpin?
2) Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk PGSD UNP dengan panen
raya masyarakat petani?
3) Adakah hubungan antara HP yang terjual dengan kejahatan?
b. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi),
contoh:
1) Adakah pengaruh penggunaan metode diskusi dengan keaktifan siswa di kelas?
2) Seberapa besar pengaruh media pembelajaran terhadap daya nalar siswa dalam
pembelajaran?
3) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap
kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?
c. Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.
Cara merumuskan masalah (Siregar, 2013:107) : (1) Masalah dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, (2) Masalah dirumuskan secara jelas dan padat, (3)
Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, (4)
Rumusan masalah merupakan dasar dalam membuat hipotesis, (5) Rumusan masalah
menjadi dasar bagi judul penelitian.
3. Analisis Masalah
Prihandoko (dalam Andika, 2017), menyatakan penguasaan terhadap
Matematika sangat diperlukan dan pemahaman konsep-konsep Matematika perlu
diperhatikan dengan benar. Kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan
pemecahan masalah pada materi lama waktu suatu kejadian merupakan
kemampuan yang diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan pada
materi tersebut. Namun, kemampuan-kemampuan tersebut belum berkembang
dengan baik di Sekolah Dasar.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di kelas 3, sebanyak
64% siswa belum mampu menyelesaikan permasalahan tentang materi lamanya
waktu suatu kejadian. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan guru kelas yang
mengungkapkan bahwa siswa kesulitan memahami konsep saat memecahkan
masalah yang berkaitan dengan materi tersebut.
Apabila siswa mampu memahami konsep dengan baik, maka kemampuan
memecahkan masalahnya juga akan berkembang (Isro’atun dan Amelia, 2018).
Sehingga diperlukan analisis yang komprehensif untuk merencanakan
pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah Lama
Waktu Suatu Kejadian di Kelas 3 Sekolah Dasar”.
4. Rumusan Masalah Penulis
1. Bagaimanakah kemampuan pemahaman konsep lama waktu suatu kejadian
siswa kelas 3?
2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah lama waktu suatu kejadian
siswa kelas 3?
3. Bagaimanakah kesulitan siswa kelas 3 dalam pemahaman konsep lama waktu
suatu kejadian?
4. Bagaimanakah kesulitan siswa kelas 3 dalam pemecahan masalah lama waktu
suatu kejadian?
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Addin, Yekti Asmoro Kanthi & Siti Aminah. (2022). Metodologi Penelitian
Ilmiah Dalam Disiplin Ilmu Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Andika, I Gede Agus Ari. 2017. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan Media
Konkret Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Kovariabel Kemampuan
Numerik Pada Siswa Kelas IV. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, Volume 5 Nomor 2.
Isro’atun dan Amelia Rosmala. 2018. Model-Model Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pahleviannur, Muhammad Rizal, dkk.. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai