Anda di halaman 1dari 6

“PERMASALAHAN PENELITIAN”

Mata Kuliah : Metode Penulisan Laporan


Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si. CMA

Oleh:

Ni Luh Putu Meta Sari

2007341025

PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PERMASALAHAN PENELITIAN

PERMASALAHAN/PROBLEMATIKA/RESEARCH QUESTION

▪ Permasalahan adalah bagian paling penting dalam penelitian. Definisi Masalah yaitu,
Masalah adalah suatu keadaan/kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan :
1. Yang diharapkan atau,
2. Dengan sesuatu yang ideal atau,
3. Dengan teori umum

Contoh :
1) Terjadinya peningkatan jumlah pengangguran dan bertambahnya jumlah rumah tangga
miskin
2) Menurunnya penerimaan pajak daerah di era otonomi
3) Menurunnya omset penjualan
4) Meningkatnya turn over karyawan
5) Tidak stabilnya kualitas produk

▪ Bentuk-bentuk Masalah Penelitian


1. Permasalahan Deskriptif
Adalah suatu permasalahan yg berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
Contoh :
1) Seberapa tinggi tingkat produktivitas karyawan di PT X ?
2) Seberapa besar omset penjualan dan keuntungan PT Y selama 3 tahun terakhir ?
3) Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat korban bencana di daerah Z
4) Bagaimanakah profil dan kinerja Perusahaan A/Daerah B?
2. Permasalahan Komparatif
Adalah suatu permasalahan yg bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yg berbeda
Contoh :
1) Adakah perbedaan kinerja antara perbankan milik pemerintah dengan milik
swasta ?
2) Adakah perbedaan dan kesamaan kemampuan dan disiplin kerja antara karyawan
swasta dan pegawai negeri ?
3. Permasalahan Asosiatif
Adalah suatu pertanyaan penelitian yg bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat 3 bentuk hubungan :simetris; kausal; timbal balik.

1) Hub. Simetris :ada 2 variabel yg muncul bersamaan secara kebetulan,


contoh :
a) Adakah hubungan antara banyaknya jumlah restoran, jumlah taksi dan frekwensi
iklan rokok di kota X ?
b) Adakah hubungan antara meningkatnya jumlah Warnet dengan naiknya omset
penjualan melalui internet ?
c) Adakah hubungan antara meningatnya jumlah kabupaten/kota dengan
meningkatnya defisit APBN ?
2) Hubungan Kausal : hubungan yg bersifat sebab akibat. Ada variabel dependent
(tergantung) dan variabel independent (bebas).

Contoh :

a) Adakah pengaruh dari model kepemimpinan manajer dengan iklim kerja


perusahaan ?
b) Seberapa besar pengaruh perubahan pendapatan penduduk terhadap permintaan
atas pendidikan ketrampilan ?

Catatan :

Hubungan kausal antar variabel harus mempunyai landasan teori yg memadai

3) Hubungan Timbal-balik : adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disin tidak


diketahui variabel mana yang dependent dan mana yang independen

Contoh :

a) Hubngan antara motivasi dan prestasi ( motivasi dapat mempengaruhi prestasi


dan juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi)
b) Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat penghasilan (variabel
pendidikan dan pendapatan bisa saling mempengaruhi).
▪ Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber. Ia bisa
bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam kehidupan pribadi atau
tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan ekstensif dalam literature-literatur. Ia
juga bisa muncul dari perdebatan kebijakan di pemerintahan atau antara para eksekutif
kenamaan. Intinya, sumber-sumber masalah penelitian bisa jadi
sangat beragam.Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian dapat digali,
diidentifikasi dan dikembangkan, antara lain dari:
1. Pengalaman Pribadi
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat
8. Deduksi dari teori

▪ Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang
baik (Kerlinger,2006 : 29-30), yaitu :
a. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan seperti : Apakah A
terkait dengan B ? Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar ?
b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
c. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan caratertentu yang menyiratkan
adanya pengujian yang empiris. Cara Mengidentifikasi Permasalahan dalam Penelitian
Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk menentukan masalah mana yang
perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dapat
dilakukan dengan cara mengelompokkan sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut
secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti.

Menurut Ahmad nursanto dalam mengidentifikasi masalah perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:
a. Esensial, masalah yang akan diidentifikasi menduduki urutan palingpenting diantara
masalah-masalah yang ada.
b. Urgen, masalah yangakan dipecahkan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. Masalah
mempunyai manfaat apabila dipecahkan.
▪ Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari
rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian, atau judul penelitian. Umumnya
rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut:
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b. Rumusan hendaklah jelas dan padat.
c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkanmasalah.
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Perlu juga diperhatikan bahwa dalam memilih masalah, hindarilah memilih masalah
serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun
terlalu argumentatif. Disamping itu, masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-
pertanyaan etika atau moral. Sebab hal-hal tersebut berkaitan dengan nilai dan value
judgment yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Contohnya, “Perlukah kepemimpinan
organisasi secara demokrasi?” atau “Apakah metode mengajar secara otorita menuju
kecara belajar yang buruk?” Penggunaan kata “perlukah” dan “belajar yang buruk”
menunjukkan preferensi dan mengandung value judgment sehingga kalimat atau kata
seperti ini sebaiknya tidak digunakan. Ada dua cara untuk merumuskan masalah, yakni
dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada atau observasi langsung di
lapangan. Jika masalah tersebut diperoleh dari hasil observasi di lapangan, maka perlu
juga dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, agar dapatmemberikan dalil dan
membentuk sebuah teori.

▪ Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen/Kebijakan, Pertanyaan Investigatif dan


Pertanyaan Pengukuran
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan yang
lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory
(1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen,
pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran seperti yang
akan dijelaskan di bawah ini.
1. Pertanyaan Manajemen
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang harus
dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan.
Suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana
meningkatkan keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian yang akan dilakukan.
Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah manajerial.
2. Pertanyaan Penelitian
Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai suatu permasalahan, dia
harus menterjemahkannya dalam masalah penelitian, yakni permasalahan pengumpulan
informasi. Suatu permasalahan penelitian merupakan pertanyaan tunggal atau hipotesis yang
secara terbaik menyatakan tujuan dar studi riset. Kadang – kadang , mungkin juga lebih dari
satu pertanyaan, namun seringkali hanya satu.
3. Pertanyaan Investigatif
Begitu pertanyaan umum telah dipilih, pikiran bergerak ke tingkat yang lebih khusus,
yaknipertanyaan investigative. Pertanyaan investigative adalah pertanyaan dimana peneliti
harusmenjawab untuk menjawab secara memuaskanpertanyaan penelitian secara umum.
Tujuan kitaadalah untuk menangani pertanyaan yang lebih umum dan memecahnya menjadi
pertanyaan yang lebih khusus mengenai hal mana kita perlu mengumpulkan data. Proses
pemecahan ini bisa berlangsung melalui berbagai tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik
secara progresif. Semuanya ini adalah pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab seorang
peniliti untuk dirinya sendiri
4. Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran merupakan tingkat pembagian yang terakhir. Dalam survey,
pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar – benar kita tanyakan kepada
responden. Pertanyaan tersebut muncul pada kuesioner. Dalam studi observasi, pertanyaan
pengukuran adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh para peneliti mengenai setiap subyek
yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai