Anda di halaman 1dari 10

METODE PENELITIAN AKUNTANSI (D4)

MASALAH PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

Oleh:

KELOMPOK 1

Putu Ayu Dea Rhizma (2007531037)

Maria M. Virginia De Pazzi (2007531039)

Gusi Putu Pratita Indira (2007531231)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022/2023
1. Masalah Penelitian
Suryabrata (2000) mendefinisikan masalah sebagai suatu kesulitan yang dirasakan,
konkrit dan memerlukan solusi. Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa
yang ada dalam kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau
antara harapan dengan kenyataan dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian mampu
menyeimbangkan permasalahan antara kenyataan dan harapan, yang tersedia dan yang
diperlukan, dan memecahkannya (Scientific Research Problem).
Sejalan dengan definisi tersebut, John Dewey dan Kerlinger dalam (Sukardi, 2009)
mendefinisikan bahwa permasalahan adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam
maupun para peneliti, permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan. Hal ini berarti masalah adalah penghalang tercapainya
tujuan dari suatu kegiatan, bidang, rencana, dan lainnya. Orang awam dan para peneliti
tidak pernah mencari-cari masalah. Mereka hanya mempunyai rasa keingintahuan yang
besar untuk memecahkan masalah yang beredar luas dimasyarakat dan mengembang ilmu
pengetahuan yang sudah ada baik dalam dunia pendidikan, sosial, ekonomi, dan sektor
lainnya.
Sebuah penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari
masalah. Namun terdapat perbedaan mendasar antara masalah dalam penelitian kuantitatif
dan masalah dalam penelitian kualitatif. Masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian
harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sementara itu dalam penelitian kualitatif,
masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan
dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,
tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.

2. Sumber-Sumber Masalah Penelitian


Masalah dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan praktek, antara aturan dan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah
sebagai berikut:

a. Terdapat Penyimpangan Antara Pengalaman dan Kenyataan


Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan
komputer, maka akan muncul masalah. Dengan adanya hal ini, timbulah beberapa
masalah baru seperti apakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan.
b. Terdapat Penyimpangan Antara Apa yang Sudah Direncanakan dan Kenyataan
Seperti contohnya pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia
akan tinggal lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya
reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah.
c. Terdapat Kompetisi
Seperti contohnya perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya
dengan Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah.

Menurut James H. MacMillan dan Scumacher (Hadjar, 1996:40-42), masalah dapat


bersumber dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Observasi merupakan salah satu sumber masalah penelitian umumnya diangkat dari
hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum memiliki dasar penjelasan yang
memadai.
b. Dedukasi dan teori merupakan konsep yang masih berupa prinsip umum yang belum
dapat diketahui selama belum diuji secara empiris.
c. Kepustakaan merupakan sumber masalah yang bersumber dari rekomendasi akhir
penelitian sebelumnya atau rekpilasi penelitian sebelumnya.
d. Masalah sosial yang sering terjadi dilingkungan sosial bisa jadi salah satu sumber
masalah penelitian, misalnya banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi
menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
e. Situasi praktis seperti pembuatan keputusan tertentu, sering terjadi suatu situasi
mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan
dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
f. Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto, M.pd:109-111).

3. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Topik penelitian merupakan konsep utama yang dibahas dalam suatu penelitan dan
penulisan ilmiah. Setelah menentukan topik atau judul penelitian, masalah penelitian
tersebut akan diperdalam melalui telaah literatur yang relevan dengan permasalahan yang
yang dipilih dalam topik tersebut. Menurut Radjab & Jam’an (2017) ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau
penting untuk diteliti, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Masalah dan Topik yang Menarik
Masalah atau topik yang diangakt dapat berasal dari peneliti tiu sendiri atau sponsor
yang membiayai proyek penelitian. Peneliti biasnaya akan memilih bidang masalah
yang menrik perhatian dan merupakan bidang keahliannya. Lingkungan peneliti
termasuk: latar belakang pendidikan, pemikiran dan disiplin yang ditekuni, merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang masalah dan pemahaman peneliti
terhadap masalah yang diteliti. Pemilihan bidang masalah mengarahkan peneliti untuk
menentukan topik atau pokok masalah yang diteliti.
b. Signifikansi Secara Teoritis atau Praktis
Dalam menentukan masalah yang dipilih, peneliti harus mempertimbangkan apakah
bidang masalah dan topik penelitian sudah dipilih mempunyai signifikansi secara
teoritis (untuk penelitian dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan).
Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan signifikansi masalah penelitian
berkaitan dengan tiga hal sebagai berikut:
1) Adanya dukungan konsep-konsep teoritis dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
mempunyai topik sejenis.
2) Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topik penelitian.
3) Kontribusi penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
c. Diuji Melalui Pengumpulan dan Analisis Data
Selanjutnya, masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis
data. Masalah yang terlalu umum cenderung akan melibatkan banyak variabel dan
jumlah data yang harus dikumpulkan, sehingga peneliti akan sulit untuk
menginterpretasikan hasilnya. Agar dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah
umum menjadi masalah spesifik yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel
yang diteliti dan unit analisis. Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis,
misalnya individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industri, dan
negara.
d. Sesuai dengan Waktu dan Biaya yang Tersedia
Spesifikasi masalah yang diteliti, disamping berdasarkan pertimbangan agar masalahnya
dapat diuji, juga karena pertimbangan waktu dan biaya. Pembatasan skop masalah dapat
dilakukan pada berbagai aspek, misalnya periode waktu pengamatan, unsur-unsur
variabel yang diteliti, dan lingkungan subjek penelitian.
Selain itu, menurut Fraenkel dan Wallen dalam (Sugiyono, 2018) masalah penelitian yang
baik adalah:
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu;
b. Masalah harus jelas, semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah
tersebut;
c. Masalah harus signifikan, jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia;
d. Masalah bersifat etis, tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-
nilai keyakinan dan agama.

4. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian


Bentuk-bentuk masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian menurut
tingkat eksplanasinya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya hasil penelitian nanti
digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan
hal tersebut maka bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk rumusan masalah
deskriptif, komparatif dan asosiatif, komparatif asosiatif dan struktural. Bentuk rumusan
masalah ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

a. Rumusan Masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu
dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif (yang dicetak miring adalah
variabel penelitian):
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT. Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?
3) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap adanya impor gula yang tanpa dibebani bea
masuk?
4) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan sistem multilevel?
5) Seberapa tinggi jumlah barang yang terjual dan keuntungan PT. Petani (dua variabel).
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri. Peneliti yang bermaksud mengetahui
kinerja Kabinet Indonesia Bersatu, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi
berbadan hukum, efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan
apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah di bidang kesehatan adalah contoh
penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut (yang dicetak miring adalah variabel
penelitian):
1) Adakah perbedaan pelaporan keuangan antara Pegawai Negeri, BUMN dan Swasta?
(satu variabel pada 3 sampel)
2) Adakah kesamaan cara menyajikan laporan keuangan antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan, pencatatan laba, dan rugi antara Perusahaan Swasta Nasional dan
Perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel).
4) Adakah perbedaan pilihan saham menurut berbagai kelompok masyarakat?
5) Adakah perbedaan harga saham di BEI pada saat sebelum, saat, dan sesudah pandemi?
(satu variabel pada 3 sampel).

c. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan
yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik.
1) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi, bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara meningkatnya pelayanan dengan perluasan toko? Hal ini
bukan berarti yang menyebabkan meningkatnya pelayanan adalah perluasan toko.
Tetapi, dua variabel tersebut disebabkan oleh hal yang sama yaitu meningkatnya laba.
b) Adakah hubungan antara laporan keuangan berkualias dengan tingkat tingginya
insentif?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan marketing?
d) Adakah hubungan antara sering datang ke Gunung Kawi dengan prestasi bisnis?
e) Adakah hubungan antara penurunan tingkat pengenaan denda administrasi pajak
kendaraan bermotor dengan kelancaran pembangunan nasional?
Contoh judul penelitiannya adalah Hubungan antara penurunan tingkat pengenaan
denda administrasi pajak kendaraan bermotor dengan kelancaran pembangunan
nasional dan Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang pemasaran.
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi, disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contohnya:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap iklim kerja perusahaan?
c) Seberapa besar pengaruh CSR terhadap citra perusahaan?
d) Seberapa besar pengaruh tingkat pemahaman, sikap, dan motivasi terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Memperoleh Sertifikasi Profesi?
Contoh judul penelitiannya:
(a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
(b) Pengaruh kebijakan pemutihan pajak dan sistem layanan samsat Drive Thru terhadap
kepatuhan membayar pajak di Kota X.
Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua dengan dua
variabel independen.
3) Hubungan Interaktif/Resiprocal/Timbal Balik
Hubungan interaktif atau resiprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di
sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
a) Hubungan antara simpanan dan pinjaman. Di sini dapat dinyatakan simpanan
mempengaruhi pinjaman dan juga pinjaman mempengaruhi simpanan.
b) Hubungan antara produktivitas dengan insentif. Insentif dapat meningkatkan
produktivitas, demikian juga orang yang produktif dapat meningkatkan insentif karena
target terpenuhi.
c) Hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Makin banyak biaya yang dikeluarkan
untuk iklan maka akan semakin banyak penjualan. Demikian juga semakin banyak
penjualan, maka akan semakin banyak biaya yang disediakan untuk iklan.

d. Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif


Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan
perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang
berbeda. Contoh:
1) Adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai penjualan antara di Toko A
dengan Toko B?
2) Adakah perbedaan pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap harga saham antara
perusahaan di sektor perbankan dengan perusahaan di sektor consumer goods?
e. Rumusan Masalah Struktural
Rumusan masalah struktural adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan validitas struktur hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada
variabel interveningnya. Untuk menguji struktur hubungan antar variabel yang bersifat
kausal digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk menguji struktur hubungan
antar variabel yang dilengkapi dengan variabel manifest yang bersifat kausal atau
resiprokal digunakan SEM (Structure Equation Model/Model Persamaan Struktural).
Contoh rumusan masalah struktural:
1) Apakah struktur hubungan antar variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan di PT Kinanta dapat dibuktikan dengan data empiris yang terkumpul?
2) Apakah struktur hubungan antar variabel yang mempengaruhi kualitas laporan
keuangan didukung oleh data empiris yang terkumpul?

5. Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Akuntansi, Pertanyaan Investigative, dan


Pertanyaan Pengukuran
Secara hierarki suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan
yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper
dan Emory (1996) membedakan hierarki pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu sebagai
berikut:
a. Pertanyaan penelitian yaitu suatu pertanyaan yang menekankan pada fakta dan
pengumpulan informasi.
b. Pertanyaan akuntansi adalah pertanyaan yang mencerminkan sesuatu yang harus
dilakukan atau dijelaskan oleh seorang akuntan atau auditor dalam memeriksa laporan
keuangan dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu
pertanyaan yang menunjukan pertanyaan akuntansi misalnya “bagaimana auditor
meminimalisir adanya risiko sampling?”
c. Pertanyaan investigatif merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat
menanggapi pernyataan umum secara memuaskan dengan tujuan merincinya menjadi
pertanyaan–pertanyaan yang lebih rinci.
d. Pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam kuesioner, misalnya “bagaimana
penilaian anda terhadap kualitas dan harga produk jasa keuangan A?”
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta:


Bumi Aksara.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai