2
Para ahli sosial membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur,
yaitu:
(1) Skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian. Yang
termasuk dalam tipe ini adalah skala sikap, skala moral, tes karakter,
skala partisipasi sosial.
(2) Skala pengukuran mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan
sosial. Yang termasuk dalam tipe ini adalah skala untuk mengukur status
sosial ekonomi. Lembaga-lembaga sosial, kemasyarakatan (communities), dan
kondisi kerumahtanggaan.
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain adalah:
1.1 Skala Likert
Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala likert adalah
suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
3
penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia. Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan
likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif, dan bentuk pertanyaan
negatif untuk mengukur minat negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1;
sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Bentuk jawaban
skala likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju.
Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah
data Ordinal. Selain skala dengan lima pilihan seperti contoh di atas, kadang
digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris
menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuisioner dengan berbagai
jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip. Skala likert merupakan metode skala
bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu
pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala likert
yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.
4
Contoh: Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di
sini?
Jawab:
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Memberi
7 6 5 4 3 2 1 Mendomi-nasi
Kepercayaan
Tidak
Menghargai
7 6 5 4 3 2 1 menghargai
bawahan
bawahan
Keputusan
Keputusan diambil
diambil 7 6 5 4 3 2 1
sendiri
bersama
5
1.4 Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang
diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi
dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju
atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif.
Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu
dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel,
tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. Yang penting
dalam rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka
2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain
yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Contoh Beri tanda silang (x) pada angka yang sesuai dengan penilaian Anda
terhadap pelayanan PT. Telkomsel!
Sangat Sangat
Buruk Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. DESAIN INSTRUMEN
Proses menyusun desain instrumen pada dasarnya adalah suatu seni.
Kendati demikian,dua hal utama yang harus diperhatikan dalam desain instrumen
adalah sebagai berikut:
2.1 Urutan Skala dan Layout
Penyajian dan organisasi instrumen pengumpulan data amat menentukan
dalam sukses/tidaknya penelitian. Isu sentral pada tahap ini adalah urutan skala dan
6
penyajian alat pengukuran dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan adalah:
a. Kuisioner sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang sederhana dan menarik.
b. Tulislah petunjuk mengisi dengan jelas dan mudah dibaca. Bila terdapat
perubahan jenis skala dalam instrumen pengukuran, maka diperlukan instruksi
transisi yang memberitahu responden bahwa ada perubahan format jawaban.
c. Informasi yang bersifat sensitif (misal: penghasilan) dan klasifikatif (umur,
jenis kelamin, ukuran rumah tangga, dan lain-lain) sebaiknya ditanyakan
belakangan.
d. Susunlah tata letak (layout) kuisioner sedemikian rupa sehingga mudah dibaca
dan mengikuti alur proses wawancara.
7
tes, dan menurut Nursalam, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa validitas
adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu
instrumen.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
Reliabilitas dalam KBBI diartikan sebagai perihal sesuatu yang bersifat
reliabel (bersifat andal), ketelitian, dan ketepatan teknik pengukuran. Menurut
Sekaran, reliabilitas atau keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari kesalahan) dan arena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.
Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai
stabilitas dan konsistensi di mana instrumen mengukur konsep dan membantu
menilai ketepatan sebuah pengukuran. Groth-Marnat mendefinisikan reliabilitas
sebagai suatu tes merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan
akurasi. Ia melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseorang itu akan menjadi
sama jika orang itu diperiksa ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda.
Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Dari tiga definisi di atas jelas bahwa reliabilitas instrumen terkait dengan bebas dari
bias (error free) dan konsistensi instrumen.
Reliabilitas atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang
sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
8
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai).
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil,
tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Meteran yang putus bagian
ujungnya, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel)
tetapi tidak selalu valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut
rusak. Penjual jamu berbicara di mana-mana kalau obatnya manjur (reliabel) tetapi
selalu tidak valid, karena kenyataannya jamunya tidak manjur. Reliabilitas instrumen
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun
instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliablitas instrumen
perlu dilakukan.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang
berbentuk tes untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang tidak berbentuk
tes untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah salah atau
benar, sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang salah atau benar
tetapi bersifat positif dan negatif.
9
dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai pendapat tentang instrumen yang
telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan; instrumen dapat
digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirobak total.
Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di
lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen yang diujicobakan pada
sampel dari mana populasi diambil (pengujian pengalaman empiris ditunjukkan pada
pengujian validitas eksternal). jumlah anggota yang digunakan sekitar 30 orang.
Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu
faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
Misalnya akan dilaksanakan pengujian construct validity melalui analisis
faktor terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja peserta didik dalam suatu
kelompok proyek. Berdasarkan teori dan hasil konsultan ahli, indikator prestasi kerja
peserta didik dalam suatu kelompok proyek ada dua yaitu: Kualitas hasil kerja dan
kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan kerja dikembangkan
menjadi 3 pertanyaan, dan kualitas hasil kerja dikembangkan menjadi 4 butir
pertanyaan. Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan selanjutnya diberikan
kepada 5 peserta didik (dalam praktiknya menggunakan sekitar 30 responden).
Jawaban 5 responden akan dijelaskan pada tabel berikut dengan arti angka 4 berarti
sangat tinggi, 3 tinggi, 2 rendah, 1 sangat rendah prestasinya.
Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan dengan cara
mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk
yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen
tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.
10
Tabel. Data Prestasi Kerja 5 Peserta Didik
11
Tabel. Perhitungan Pengujian Validitas Konstruk
No. R hitung R kritis Keputusan
1 0,95 0,30 Valid
2 0,79 0,30 Valid
3 0,22 0,30 Tidak valid
4 0,73 0,30 Valid
5 0,79 0,30 Valid
6 0,84 0,30 Valid
7 0,83 0,30 Valid
12
4.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent,
dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
a. Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabiltasnya diuji dengan test-retest dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini
instrumennya sama, respondenya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan
reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda,
tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup
dilakukan sekali, tetapi instrumenya dua, pada responden yang sama, waktu sama,
instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen.
Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dikatakan reliabel. Ada
beberapa metode untuk pengujian reliabilitas ekuivalen, yaitu sebagai berikut:
1) Metode alternatif/paralel
Metode ini menggunakan lebih dari satu alat ukur yang setara untuk
mengukur konsep yang sama pada objek penelitian yang sama.
2) Uji reliabilitas intercoder/peneliti
Reliabilitas intercoder merupakan jenis reliabilitas ekuivalen yang khusus.
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara indikator yang
digunakan oleh seorang peneliti dengan indikator yang digunakan peneliti
lain. Indikator-indikator ini dianggap reliabel apabila mereka memberikan
hasil yang setara.
13
3) Analisis subpopulasi
Metode ini membandingkan indikator pada subpopulasi yang berbeda dan
menggunakan pengetahuan yang didapatkan dari sumber independen
mengenai subpopulasi yang diteliti tersebut. Dari analisis ini diketahui apakah
indikator yang ada memberikan jawaban yang sama/konsisten bila diterapkan
pada subpopulasi yang berbeda (agama, etnik, usia, gender, pendidikan).
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen
yang ekuivalent itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini merupakan
gabungan pengujian pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan
mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal consistensy
Pengujian reliabilitas dengan Internal consistensy, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrumen.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dinysabila.wordpress.com/2014/01/16/skala-pengukuran-dan-instrumen-
penelitian/
https://www.academia.edu/30930538/SKALA_PENGUKURAN_DAN_INSTRUME
N_PENELITIAN
http://denokmuktiari14.blogspot.co.id/2014/06/skala-pengukuran-dan-instrumen.html
https://www.scribd.com/document/363362494/RMK-Metod-Sap-8
http://sylviastrid.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-skala-pengukuran-
untuk.html
http://dikyaprianto0.blogspot.co.id/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
15