Anda di halaman 1dari 2

C.

TYPES OF EXPERIMENTAL DESIGN AND VALIDITY

a. Desain Quasi-Experimental.
Eksperimen dengan desain ini merupakan desain terlemah dibandingkan desain
eksperimen lainnya dan desain ini tidak mengukur dengan tepat sebab utama adanya
hubungan sebab-akibat. Hal ini karena tidak ada perbandingan antar kelompok dan
tidak adanya catatan mengenai variabel dependen, sebelum studi dijalankan. Maka dari
itu studi ini tidak memiliki nilai scientific. Berikut adalah 3 jenis desain quasi
experimental:
1. Pretest and posttest experimental group design. Kelompok eksperimen bisa
diberikan pretest, diekspos ke lingkungan, dan kemudian diberikan posttest untuk
mengukur efek dari percobaan.
2. Posttests only with experimental and control groups. Desain eksperimen terdiri dari
kelompok kendali dan kelompok eksperimental, dimana kelompok ini akan diekspos
dengan percobaan dan kemudian menilai perbedaan hasilnya dengan kelompok
kendali.
3. Time series designs. Desain ini mengoleksi data pada variabel yang sama pada
interval yang regular. Desain ini mengizinkan ahli riset untuk menilai dampak dari
percobaan dari waktu ke waktu.

b. Desain True Experimental


Desain ini meliputi kelompok kendali dan kelompok percobaan dan merekam informasi
sebelum dan sesudah kelompok percobaan dikenakan experiment yang disebut ex post
facto experimental design.
1. Pretest and posttest experimental and control group design. Kelompok percobaan
dan kendali akan dikenakan posttest dan pretest, dimana kelompok percobaan akan
sebelumya dieksperimenkan. Untuk mencari efek dari percobaan maka nilai pretest
dari masing-masing kelompok akan dikurangkan dengan nilai posttest masing-
masing kelompok.
2. Solomon four-group design. Untuk mendapat keyakinan mendalam dalam perobaan
maka kelompok kendali dan kelompok percobaan masing-masing akan terdiri atas 2
kelompok. Dimana satu paket kelompok akan dikenakan pretest dan posttest
sedangkan paket lainnya hanya akan dikenakan posttest. Desain ini akan
menjaminkan validitas internal dan eksternal tertinggi dan desain ini juga membantu
menetapkan hubungan sebab-akibat dalam percobaan.
3. Double blind studies. Desain ini digunakan bila experiment membutuhkan kepedulian
dan kerajinan yang tertinggi. Misalnya dalam pembuatan obat baru. Dalam
perusahaan farmasi, riset dan tester pengobatan tidak mengetahui apakah
diberikannya pengobatan yang “true” atau yang berupa “placebo”. Eksperimen ini
dilakukan oleh agency percobaan luar (pihak ketiga). Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa eksperimen dilakukan tanpa adanya bias atau perasaan.

c. Desain Ex post facto


Hubungan kausal atau sebab akibat biasanya ditetapkan dengan ex post facto
experimental design. Pada desai ini tidak terdapat manipulasi variabel independen
dalam lab ataupun lapangan, tetapi subyek eksperimen telah terekspos dengan stimulus
dan yang belum terekspos akan distudi.

Anda mungkin juga menyukai