Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010,
beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design,
true experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan
informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental
Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment
(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam
eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur
hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan)
dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam
desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random
(R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok
pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu
keempat kelompok ini diberi posttest.
5. Validitas Eksperimen
Menurut tulisan Hadi (1977), Masrun (1979), Azwar (1997) serta Suryabrata (2000).
Pengertian validitas pada keempat tulisan tersebut mengacu pada pengertian yang dihasilkan
oleh komisi gabungan antara APA (American Psychological Association), AERA (American
Educational Research Association) dan the National Council on Measurement Used in Education
yang membagi tiga macam validitas, yakni (a) Validitas isi (content validity), (b) Validitas
konstruk (construct validity) serta (c) Validitas berdasarkan kriterium (criterion-related validity)
(Kerlinger, 1986; Kerlinger & Lee, 2000). Ketiga macam validitas tadi berkaitan dengan masalah
pengukuran (measurement) yang inti pokoknya menyangkut sejauh mana sebuah alat ukur
psikologis dapat dipercaya mengukur apa yang seharusnya diukur (Suryabrata, 2000). Uraian
berikut akan membahas validitas dalam bidang lain, yaitu validitas eksperimen.
Validitas adalah ancar-ancar mengenai kebenaran sebuah inferensi sebab dalam sebuah
eksperimen psikologi kebenaran mutlak sebuah kesimpulan tidak ada sehingga penggunaan
istilah valid atau benar dan invalid atau salah senantiasa dipahami dengan memakai tambahan
kata “tentatif” atau “bersifat kira-kira”. Meskipun demikian penggunaan sehari-hari dalam
penelitian eksperimen kata tambahan itu dihilangkan. Shadish, dkk (2002) menegaskan bahwa
validitas merupakan properti inferensi, bukan properti rancangan eksperimen (design) atau
metode oleh karena rancangan yang sama mungkin akan memiliki inferensi yang lebih valid atau
kurang valid tergantung situasinya. Misalnya, sebuah rancangan eksperimen acak (randomized
experiment) tidak menjamin peneliti untuk membuat inferensi yang valid mengenai adanya
hubungan kausal deskriptif.
Shadish dkk (2002) berargumen bahwa validitas berkaitan erat dengan kebenaran sebab
ada tiga prinsip filosofis yang mendasarinya, yaiti :
1. Teori korespondensi yang menyatakan bahwa sebuah klaim pengetahuan adalah benar
jika klaim itu berhubungan dengan dunia kenyataan.
2. Teori koherensi yang menyatakan bahwasebuah klaim adalah benar jika klaim itu
merupakan bagian dari sekumpulan klaim yang saling bertalian/koheren.
3. Teori pragmatisme yang menyatakan bahwa sebuah klaim adalah benar jika bermanfaat
untuk meyakini klaim itu.
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variable
bebas yang dimanipulasi, dan juka hasil tersebut dapat digenerasikan pada situasi diluar setting
eksperimen (Emzir : 2009) sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal
dan faktor eksternal.
Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk pengujian hipotesis
penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas internal dan validitas eksternal.
1. Validitas Internal
Pengendalian terhadap validitas internal di,aksud agar hasul penelitian yang diperoleh
dapat mencerminkan hasil perlakuan yang diberikan dan dapat di generalisasikan ke
populasi pensampelan. Pengendalian validitas internal dari suatu desain penelitian
sangat dibutuhkan agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar merupakan akibat
dari perlakuan yang diberikan. Beberapa variable yang mengancam validitas internal
sehingga harus dikendalikan adalam penelitian eksperimen adalah :
a. Presedensi temporal yang kabur: Kurangnya kejelasan variabel mana yang terjadi
lebih dahulu mungkin akan menghasilkan kebingungan mengenai variabel mana
yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi efek/akibat.
b. Seleksi: Perbedaan sistematik ciri responden diantara kelompok eksperimen dan
kontrol yang dapat juga menghasilkan efek yang teramati.
c. Sejarah: Kejadian yang berlangsung pada saat bersamaan dengan perlakuan dapat
menghasilkan efek yang teramati.
d. Maturasi: Perubahan yang terjadi secara alamiah sepanjang waktu dapat keliru
dikira sebagai efek perlakuan.
e. Regresi: Jika unit diseleksi berdasar sekor ekstrim, mereka seringkali akan
mempunyai sekor yang kurang ekstrim pada variabel lain (termasuk sekor pada
pemberian tes ulang), sebuah kejadian yang dapat keliru dikira sebagai efek
perlakuan.
f. Atrisi atau mortalitas: Mundurnya / hilangnya responden saat perlakuan atau saat
pengukuran dapat menghasilkan efek artifaktual jika peristiwa kehilangan tersebut
secara sistematis berkorelasi dengan kondisi perlakuan
g. Pengujian: Paparan sebuah tes dapat mengubah sekor pada paparan tes
selanjutnya, sebuah peristiwa yang dapat keliru dikira sebagai efek perlakuan.
h. Instrumentasi: Sifat-dasar sebuah instrumen pengukuran mungkin berubah dalam
cara tertentu sesuai dengan perubahan waktu atau kondisi sehingga perubahan
tersebut dapat keliru dikira sebagai efek perlakuan. Beberapa ancaman yang
terkait dengan instrument antara laian : penggunaan instrument yang tidak valid
dan tidak relibel, penskoran yang tidak objaktif, penggunaan instrument yang
berbeda pada kelompok subjek penelitian, dan lain sebagainya.
i. Efek aditif dan interaktif ancaman terhadap validitas internal: Pengaruh sebuah
ancaman dapat ditambahkan dengan pengaruh ancaman lain.
2. Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan
kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa di generalisasikan ke populasi yang
lain pada waktu dan kondisi yang lain. Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip
Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya :
a. History
Banyak kejadian dimasa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian
eksperimen yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
b. Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam kurun
waktu dan bukan kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.
c. Testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasil-hasil
eksperimen.
d. Instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai
lagi dengan standart yang berlaku.
e. Selection
Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan
dijadikan objek eksperimen yang baik.
f. Stastistical regretion
Peneliti kadang kala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam
penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
g. Experiment mortality
Dalam penelitian ekperimen sering kali terjadi perubahan komposisi kelompok yang
diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus di drop karena tidak sesuai dengan situasi
pengetesan saat tertentu.
h. Memakan waktu
Ahar dapat terlaksana dengan baik, penelitian eksperimen harus mengisolasi setiap
variable dan melakukan pengujian terhadapnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://fatkhan.web.id/jenis-jenis-penelitian-eksperimen/ (diakses pada 18 september
2021)
http://bukanketerbatasan.blogspot.com/2016/11/metode-penilitian-eksperimen.html?m=1
( diakses pada 18 september 2021 )
Sugiyono, Dr.2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta.