Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH MANAJEMEN

AUDY ALIFIA RUDY

A031191084

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2019
LATAR BELAKANG

Layaknya ilmu pengetahuan mana-pun, manajemen juga mengalami


perkembangan selama bertahun-tahun. Perkembangan manajemen ini
dimulai dari pemikiran-pemikiran para professor dari tahun ke tahun, dimana
tiap teori yang tercipta akan saling melengkapi dan memperluas tiap teori
yang ada.

Makalah ini akan membahas sejarah dan penemuan teori-teori yang


pernah diungkapakan oleh para ahli dalam ilmu Manajemen. Sejarah
manajemen ini akan kita bahas agar dapat memahami lebih lanjut peran ilmu
Manajemen dalam berbagai organisasi, baik organisasi level kecil maupun
besar, baik berskala lokal, nasional atau internasional, baik yang mencari
profit maupun nirlaba.

Selain latar belakang dans ejarah maanjemen, makalah ini juga akan
membahas pendekatan-pendekatan yang dalam manajemen, yaitu
Pendekatan Klasik, Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Perilaku, dan
Pendekatan Kontemporer. Tiap pendekatan ini menekankan faktor-faktor
yang berbeda yang dijadikan dasar dalam penemuan-penemuan teori para
peneliti dan dasar teori yang digunakan oleh manajer hingga saat ini dalam
berbagai jenis organisasi.
MASALAH

 Apa latar belakang dan sejarah dalam ilmu Manajemen?


 Apa saja pendekatan yang ada dalam manajemen dan penggunannya oleh
manajer pada masa kini?
 Pendekatan apa yang menurut anda paling penting untuk diterapkan dalam
sebuah organisasi?
PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG SEJARAH MANAJEMEN

Pentingnya mengetahui sejarah Manajemen adalah untuk memahami


teori dan praktik manajemen modern, dan mengetahui praktik-praktik
pendekatan apa saja yang berhasil atau tepat digunakan dalam
pengaplikasiannya dikemudian hari. Penggunaan ilmu Manajemen dan peran
seorang manajer telah terlihat sejak bertahun-tahun yang lalu. Contohnya
terdapat dalam pembangunan Tembok Raksasa Cina dan piramida di Mesir.
Pembangunan ikon-ikon bersejarah ini pastinya melibatkan puluhan ribu
manusia yang harus diatur sedemikian rupa agar terbentuknya bangunan-
bangunan tersebut dalam waktu yang ditentukan oleh para penguasa pada
zaman itu. Walaupun jabatan yang diberikan orang tersebut mungkinsaja
belum disebut manajer, peran yang dijalankannya tentu saja berupa fungsi
seorang manajer, yaitu perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan
pengendalian.

Contoh lain penggunaan ilmu manajemen pada masa lampau adalah


pada era 1400-an di kota Venesia, Italia yang pada saat itu merupakan pusat
perdagangan dan perekonomian di Eropa. Pada saat itu, orang-orang
Venesia telah menjalankan gudang-gudang penyimpanan (warehouse) dan
menjalankan fungsi-fungsi SDM untuk mengelola para buruh dan
menerapkan sistem akuntansi dalam perdagangan.

Terdapat dua kejadian penting dalam sejarah Manajemen, yaitu :

 Pembagian Kerja (divison of labour atau spesialisasi kerja) yaitu


pemisahan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keahlian yang
dilakukan selama berulang-ulang. Menurut Adam Smith dalam buku The
Wealth of Nations, ia menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat
memacu produktivitas karyawan karena meningkatkan keterampilan dan
kecekatan para buruh. Contohnya adalah tugas-tugas spesifik yang
dijalankan oleh tim bedah rumah sakit akan semakin cekatan karena
dilakukan berulang-ulang.
 Revolusi Industri yang dimulai pada akhir abad ke-18 dimana tenaga
mesin sudah mulai menggantikan tenaga kerja manusia karena
perusahaan mendapat bahwa memanufaktur barang perdanagn lebih
ekonomis dibandingkan menggunakan tenaga kerja manusia.
Perusahaan ini kemudian membutuhkan orang-orang untuk
meramalkan permintaan barang, adanya bahan baku, mengelola
kegiatan para buruh, dan sebagainya. Orang-orang ini yang disebut
sebagai manajer.

PENDEKATAN KLASIK

Pendekatan klasik ini berfokus pada rasionalitas dan berusaha


menajadikan organisasi dan para pekerja bekerja seefisien mungkin.
Terdapat dua teori utama dalam pendekatan klasik, yaitu:

 Manajemen Ilmiah (scientific management)


Penggagas teori ini adalah Frederick Winslow Taylor yang
memaparkan prinsip dan teorinya dalam buku yang berjudul, Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Beliau kemudian dikenal sebagai
“Bapak Manajemen Ilmiah”.
Terdapat empat prinsip manajemen Taylor, yaitu:
1. Mengembangkan pendekatan ilmiah dalam melakukan sebuah
pekerjaan untuk menggantikan metode lama yang terbentuk karena
kebiasaan.
2. Secara ilmiah memilih pekerjaan yang tepat dan kemudian melatih,
mendidik dan membina para pekerja tersebut.
3. Bekerja sama dengan para pekerja agar pekerjaan dapat dilakasanakan
dengan baik dan sesuai aturan-aturan kerja yang telah dikembangkan
secara ilmiah.
4. Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara adil dan merata
diantara para manajer dan pekerja.

Karena pemikiran dan gagasannya, prinsip ini menjadi dikernal dan


mengilhami studi lanjutan dan menjadilandasan pengembangan metode
manajemen ilmiah. Salah satu pengikut setia Taylor adalah Frank dan Lilian
Gilbert. Pasangan Gilbert ini berhasil menerapkan prinsip efisiensi dalam
pembangunan rumah batu bata dimana mereka berhasil menurunkan jumlah
gerakan yang digunakan dalam pembangunan rumah batu bata. Suami-istri
Gilbert ini memanfaatkan teknologi film dan mencipakan perangkat yang
disebut mikro-khronometer untuk mendeteksi gerakan tangan dan badan
manusia dan mendeteksi serta menghilangkan gerakan tangan yang tidak
diperlukan.

Penerapan prinsip Manajemen Ilmiah ini digunakan hingga saat ini


oleh manajer dimana saja. Penerapan ini dilihat ketika seorang manajer akan
menganalisis tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pekerjaan,
menggunakan hasil kajian waktu dan gerakan ( time-and-motion) untuk
menghilangkan gerakan sia-sia dan memperkerjakan orang-orang yang
sesuai dengan bidang kualifikasi kerjanya.
 Teori Administrasi Umum (general administrative theory)
Teori ini memiliku dua figure yang menonjol, yaitu:
1. Henry Fayol, beliau menggagas 14 prinsip manajemen yang berisi
aturan-aturan dasar manajemen yang dapat diterapkan di berbagai
organisasi dan sekolah-sekolah.

2. Max Weber mengembangkan teori mengenai struktur otoritas dan


hubungan-hubungan kewenangan berdasarkan modal organisasi
ideal yang disebut birokrasi- suatu bentuk organisasi dengan
pembagian kerja yang jelas (divison of labour), hierarki
kepemimpinan
yang jelas dan
tegas, serta
hubungan antar-
individu yang
professional.
Penerapan teori Administrasi Umum pada manajer di saat ini terlihat
dalam penerapan ilmu manajemen dalam berbagai organisasi. Contohnya 14
prinsip Henry Fayol yang menjadi kerangka acuan bagi manajemen modern,
contohnya dalam otoritas manajerial, pengambilan keputusan secara terpusat
dan sebagainya. Sedangkan penggunaan model birokrasi Weber masih
sering digunakan dalam saat ini walaupun beberapa perusahaan
beranggapan bahwa model birokrasi ini mengekang kreatifitas para karyawan
dalam bekerja.

PENDEKATAN KUANTITATIF

Biasanya dalam mencari tempat duduk di pesawat, penumpang kaan


berdesakan dan bertubrukan dengan satu sama lain. Hal ini kemudian akan
memperlambat keberangkatan peswat. Melihat hal ini, perusahaan America
West Airlines membuat metode baru yang disebut piramida terbalik (reverse-
pyramid) yang berhasil memotong kurang lebih 2 menit waktu menunggu
penumpang. Contoh tersebut merupakan salah satu penerapan pendekatan
kuantitatif atau management science.

Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi


matematika dan statistika yang muncul untuk menyelesaikan masalah militer
saat Perang Dunia II. Apa tepatnya Pendekatan Kuantitaif itu? Pendekatan ini
melibatkan penggunaan statistika, model-model optimasi, model-model
informasi, simulasi computer, dan teknik kuantitaif lainnya dalam idang
manajemen. Contohnya penerapan analisis penjadwalan jalur-kritis yang
membantu penjadalan kerja menjadi lebih efisien. Bidang lainnya yang
mengambil manfaat dari pendekatan kuantitaif adalah apa yang dikenal
sebagai manajemen mutu total (TQM, total quality management)
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Mutu Total? Yaitu sebuah
falsafah manajemen yang berfokus sepenuhnya pada upaya-upaya
perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) dan kemampuan
menjawab dengan baik dan cepat berbagai kebutuhan dan harapan para
pelanggan. Pelanggan yang dimaksud dalam hal ini adalah siapa pun yang
berinteraksi dengan produk atau output organisasi, baik internal maupun
eksternal. TQM ini merupakan pembangkangan dari prinsip-prinsip
manajemen sebelumnya yang lebih menekankan pada penekanan biaya
yang dikeluarkan.

Pendekatan Kuantitaif digunakan dalam manajer saat ini dalam


pengambilan keputusan manajemen, khususnya dalam bidang perencanaan
dan pengendalian. Sebagai contoh, ketika seorang manajer melakukan
penyusunan anggara, pengendalian mutu (TQM) dan pengambilan
keputusan lain semacamnya. Selain itu, dengan adanya berbagai software
membuat para manajer tidak gentar menggunakan pendekatan kuantitatif.
PENDEKATAN PERILAKU
Pendekatan ini muncul karena observasi para peneliti mengenai
pekerjaan para manajer yang selalu berkaitan dengan bekerja sama dengan
orang lain dalam satu organisasi yang dipimpin atau dikelolanya. Bidang studi
yang khusus mengkaji hal ini adalah perilaku organisasi (organizational
behavior, OB) Hasil-hasil penelitian yang dilakukan OB sendiri masih
digunakan dan ada dalam pekerjaan manajer, seperti memotivasi, memimpin,
membangun kepercayaan orang, mengelola konflik dsb.
OB mulai diteliti dan dikenal pada awal abad keduapuluh oleh banyak
peneliti, namun terdapat empat nama yang memiliki peranan penting bagi
majunya pendekatan OB dalam dunia manajemen dan dalam pekerjaan
manajer, yaitu: Robert Owen, Hugo Munsterberg Mary Parker Follet, dan
Chester Barnard. Kontribusi mereka ini beragam dan berbeda-beda, namun
memiliki satu pemikiran dasar yang sama, yaitu pentingnya peranan manusia
sebagai asset atau kekayaan yang dimiliki organisasi yang harus diolah dan
diatur dengan baik dan semaksimal mungkin.
Gagasan yang dihasilkan mereka ini kemudian menjadi landasan
berbagai praktik manajemen semisal prosedur pemilihan karyawan, program-
program motivasi, dan bekerja dalam tim.
Kontribusi terpenting yang dalam perkembangan di bidang OB adalah
Kajian-Kajian Hawthorne, yaitu serangkaian studi yang dilakukan di
perusahaan Western Electric Company Works di kota Cicero, Ilinois, A.S
yang dijalankan oleh para insinyur di Western Electric sebagai sebuah
eksperimen manajemen ilmiah. Mereka berminat mengetahui bagaimana
pengaruh intensitas peneranagn/cahaya dalam produktivitas kerja.
Sebagaimana praktikum ilmiah pada umumnya, dibuatalah dua
kelompok pekerja dimana satu kelompok bekerja sebagai Kelompok Variabel
Uji yang bekerja dibawah penerangan yang berbeda-beda atau tidak tetap
dan kelompok kedua yaitu Kelompok Variabel Kendali bekerja dibawah
penerangan yang tetap atau konstan. Logisnya, kita akan berpikir bahwa
semakin menurunnya intensitas cahaya, produktivitas kerja juga akan
menurun.
Hasil yang didapatkan para insinyur ini justru kebalikannya, kedua
kelompok ini memiliki produktivitas kerja yang sama dan keduanya juga
tinggi. Sesungguhnya, penurunan produktivitas kerja justru menurun ketika
kelompok uji variabel mendapatkan intensitas penerangan yang setara
dengan bulan di malam hari. Para insinyur kemudian menyimpulkan bahwa
tidak ada korelasi antara intensitas penerangan dengan produktivitas kerja
dan bahwa adanya “hal lain” yang menggangu produktivitas kerja yang
mereka tidak bisa ungkapkan.
Pada tahu 1927, para insinyur West Electronic mengundang professor
dari Harvard, Elton Mayo dan rekannya untuk bergabung dalam proyek
Hawthorne sebagai konsultan. Maka dimulailah kolaborasi hingga tahun 1932
yang membuahkan berbagai hasil eksperimen berkenaan dengan
pendefinisian ulang pekerjaan (job designing), perubahan rentang waktu
kerja dalam satu hari (workday), dan minggu (workweek), penetapan waktu
istirahat dan perancangan skema upah kerja kelompok dan individu. Para
peneliti kemudian menyimpulkan berdasarkan hasil-hasil eksperimen tersebut
bahwa norma-norma sosial atau aturan-aturan kelompok adalah faktor
penentu (determinan) bagi perilaku kerja seseorang. Mayo menyimpulkan
juga bahwa faktor-faktor kelompok sangat memengaruhi perilaku individe,
dan bahwa aturan-aturan kelompok menentukan output seorang pekerja.
Ketimbang uang, aturan-aturan kelompok, sikap kelompok dan rasa aman
dalam aman lebih memengaruhi output pekerja. Kesimpulan ini kemudian
membangkitkan perhatian jauh lebih besar pada perilaku manusia dalam
manajemen organisasi.
Walaupun para kritikus pendekatan ini menyerang prosedur
pelaksanaan, hasil-hasil kritikus, dan kesimpulan penelitian tersebut, sejarah
hanya melihat bahwa penelitian ini mengundang lahirnya minat yang besar
pada perilaku manusia dalam organisasi. Pendekatan OB ini kemudian
membentuk wajah manajemen organisasi masa kini. Mulai dari cara para
manajer mendefinisikan desain pekerjaan dan cara berkomunikasi. Kajian
Hawthorne sendiri membangun fondasi bagi perkembangan teori-teori yang
lain, seperti motivasi, kepemimpinan, perilaku, pembentukan kelompok dsb.

PENDEKATAN KONTEMPORER
Pendekatan kontemporer dimulai pada era 1960-an dimana para
peneliti mulai mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang terjadi di lingkungan
di luar batas organisasi. Pendekatan kontemporer sendiri terbagi dua, yaitu
kesisteman dan situasional. Yang merupakan bagian dari arus perubahan
tersebut.
TEORI SISTEM
Teori sistem adalah salah satu teori dasar dalam ilmu fisika,
yang dimasa lampau belum pernah diterapkan didalam organisasi-
organisasi manusia.. pada tahun 1938, Chester Barnard yang
merupakan seorang eksekutif di sebuah perusahaan telepon
menuliskan dalam bukunya, The Functions of an Executive bahwa
sebuah organisasi berfungsi sebagai sebuah sistem kerja sama
berupa ko-operasi atau koperasi. Akan tetapi pada era 1960-an
barulah dimulai kajian yang lebih dalam. Sistem sendiri terbagi menjadi
dua, yaitu SISTEM TERTUTUP dimana tidak dipengaruhi dan tidak
pula berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan SISTEM
TERBUKA yang dipengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Organisasi pada masa ini apabila dikaitkan dengan sistem,
merupakan sistem terbuka. Berikut adalah skemanya :

Pendekatan sistem bagi manajer terjadi karena adanya pemahaman


bahwa agar suatu organisasi dapat bekerja, semya unsur yang terlibat
didalamnya, harus bekerja dengan selaras demi tercapainya tujuan-tujuan
dan sasaran organisasi. Apabila unsur dalam organisasi ini tidak bertindak
dengan selaras, maka kinerja organisasi akan macet dan tidak dapat
mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Selain itu, pendekatan sistem mengisyaratkan bahwa suatu


organisasi tidak sepenuhnya mandiri dan bahwa tiap keputusan yang diambil
dalam organisasi akan memengaruhi aktifitas-aktifitas dan kegiatan yang
terjadi dalam organisasi, baik dalam bidang atau departemen yang sama
ataupun yang berbeda.

PENDEKATAN SITUASIONAL
Pendekatan situasional menyatakan bahwa setiap organisasi
bersifat unik, menghadapi kondisi yang berlainan (contingencies) dan
membutuhkan cara atau metode pengelolaan yang berbeda-beda. Terdapat
empat variabel dalam pendekatan situasional yang popular atau pada
umumnya, yaitu:
1. Ukuran Organisasi, dimana semakin besar atau semakin
banyaknya anggota organisasi, permasalahan koordinasi juga
bertambah kompleks dan rumit.
2. Teknologi untuk Pekerjaan-Pekerjaan Rutin, dimana
penerapannya membutuhkan dukungan struktur organisasi,
gaya kepemimpinan, dan sistem control yang berbeda dengan
yang dibutuhkan bagi penerapan teknologi untuk hal-hal
khusus.
3. Ketidakpastian Lingkungan, hal ini tentunya akan memengaruhi
proses manajemen. Hal-hal yang biasanya bekerja amat baik
dalam lingkungan organisasi baik di dalam lingkungan yang
stabil dan teprediksikan boleh tidak cocok untuk diterapkan
dalam lingkungan yang cepat dan tidak terprediksikan.
4. Perbedaan-Perbedaan Individu, yang merupakan faktr
pertimbangan yang sangat penting bagi para manajer dalam
memilih teknik-teknik memotivasi orang, gaya kepemimpinan,
dan desain berbagai pekerjaan.

Pendekatan situasional ini lebih cocok apabila difrasakan dengan


“jika,maka”. Pendektaan ini secara intuitif logis karena perbedaan tiap
organisasi dan bahkan tiap unit dalam organisasi memiliki perbedaan-
perbedaan yang penting, contohnya ukuran anggota, kegiatan, sasaran dsb.
KESIMPULAN

 Manajemen memiliki sejarah yang panjang dalam penggunaannya


dalam kehidupan manusia. Contohnya dalam pembangunan Tembok
Cina yang membutuhkan ribuan tenaga kerja manusia dan
pembanguan Piramida di Mesir yang juga membutuhkan banyak
tenaga kerja. Penggunaan ilmu manajemen dalam kedua kasus ini
terlihat karena pastinya ada sebuah figure yang berperan sebagai
orang yang mengatur kjalannya pembangunan. Dalam sejarahnya,
ilmu manajemen memiliki dua latar belakang yang penting, yaitu:
Pembagian Kerja atau division of labour yang ditulis oleh Adam
Smith dalam bukunya Wealth of Nations. Karena adanya pembagian
kerja inilah mengindikasikan pentinya sebuah manajer dalam sebuah
organisasi untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sebuah
organisasi secara maksimal.
Revolusi Industri dimana mesin telah menggeser tenaga kerja
manusia dalam menghasilkan dan memanfaatkan input secara
maksimal dan menghasilkan output. Manajer kemudian dibutuhkan
untuk mengelola penggunaan mesin-mesin ini dan mengatur berapa
banyak input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dengan
jumlah tertentu.

 Dalam ilmu manajemen terdapat empat pendekatan yaitu:


Pendekatan Klasik, dimana para manajer masa kini
memanfaatkan pendekatan ini untuk menganalisis tugas-tugas
pekerjaan dasar, menggunakan hasil-hasil kajian waktu dan gerakan
untuk menghilangkan gerakan sia-sia dalam dalam pekerjaan,
mempekerjakan orang-orang yang tepat untuk tiap pekerjaan, dan
merancang sistem insentif berdasrkan output kerja. Para manajer ini
juga memanfaatkan teori administrasi untuk menjalankan fungsi
manajemen dan dalam menata organisasi mereka untuk menjadikan
penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.
Pendekatan Kuantitatif, membangkang pendekatan manajemen
yang lain karena ketimbang menurunkan biaya input, pendekatan ii
lebih menekankan pada output yang bermutu dan adanya perbaikan
secara terus-menerus. Para manajer pada masa kini menggunakan
pendekatan kuantitaif khususnya dalam pengambilan keputusan-
keputusan dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi,
seperti alokasi sumber daya, memperbaiki mutu output, menjadwalkan
pekerjaan dsb.
Pendekatan Perilaku, dalam pendekatan ini diyakini bahwa
kekayaan atau input terbesar dalam sebuah organisasinya adalah
SDM mereka. kajian Hawthorne membawa pengaruh dramatis pada
peranan SDM dalam organisasi dan melahirkan penekanan baru pada
faktor perilaku manusia. Manajer pada masa kini memnafaatkan
pendekatan OB sebagai dasar dalam teori motivasi, kepemimpinan,
perilaku dan pembangunan kelompok.
Pendekatan Kontemporer, pendekatan ini memiliki dua bagian
lagi yaitu sistem dan situasional. Pendekatan sistem ini menekankan
bahwa organisasi harus bekerja layaknya sebuah mesin yang baru
dan dimana tiap keputusan yang diambil dalam sebuah bidang
organisasi akan dapat memengaruhi kegiatan didalam bidang tersebut
ataupun di bidang lain dalam organisasi. Pendekatan situasional
dalam menekankan bahwa tiap situasi dan kondisi yang dialami
sebuah organisasi akan berbeda konflik dan penanganannya pula.
Pendekatan ini lebih tepatnya digambarkan dengan frasa “jika,maka”.
 Menurut saya, pendekatan yang penting untuk diterapkan dalam
sebuah organisasi adalah pendekatan perilaku. Mengapa demikian?
Saya setuju dengan apa yang ditekankan dalam pendekatan perilaku,
yaitu pentingnya SDM dalam sebuah organisasi. Saya meyakini bahwa
dalam suatu organisasi apabila SDM yang dimilki memiliki perilaku dan
tingkat produktivitas yang tinngi, akan juga membawa banyak benefit
bagi organsisasi. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas anggota
organisasi ini? Menurut Kajian Hawthorne, aturan-aturan dalam
kelompok, sikap dan rasa aman dalam lingkungan organisasi dapat
menaikkan produktivitas karyawan ketimbang menaikkan uang atau
gaji untuk meningkatkan output organisasi.

Demikian makalah dan kesimpulan yang dapat saya ambil dalam


mempelajari Sejarah Manajemen serta Penggunaan Pendekatan-Pendekatan
dalam Manajemen. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
 Robbins, Stephen P., dan Mary Coulter. 2012. Management :11 th
edition. New Jersey: Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai