Anda di halaman 1dari 14

SAP 3

PROSES PENELITIAN

3.1. Identifikasi, Pemilihan, Dan Perumusan Masalah Penelitian

Menurut Dantes (2012: 23-25), tugas pertama yang dihadapi seorang peneliti
adalah pemilihan dan penentuan masalah yang akan diteliti. Pemilihan dan
perumusan masalah merupakan aspek-aspek yang penting yang nantinya akan
menyangkut seluruh proses penelitian, oleh karenanya perumusan masalah tidak
dapat dianggap mudah. Tidak semua pertanyaan dapat diteliti, dan tidak semua
pertanyaan dapat dijawab. Agar dapat diteliti, suatu pertanyaan haruslah
sedemikian rupa sehingga pengumpulan data dapat memberikan jawaban, karena
banyak pertanyaan tidak dapat dijawab jika hanya berdasarkan informasi saja.

Masalah penelitian adalah pertanyaan mengenai keterkaitan yang terdapat


pada seperangkat peristiwa dalam suatu bidang ilmu. Penelitian dilakukan untuk
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Para peneliti umumnya
menemukan sumber permasalahan dari:

1. Pengalaman

Merupakan salah satu sumber yang bermanfaat bagi peneliti yang belum
berpengalaman untuk mendapatkan permasalahan yang diteliti. Contohnya
seorang guru, maka pengalaman sebagai seorang guru merupakan sumber
yang sangat membantu dalam pemilihan masalah melalui permasalahan
sehari-hari yang dilakukan.

2. Deduksi dan teori

Merupakan deduksi yang dibuat dari teori yang berkaitan dalam bidangnya
yang diketahui oleh peneliti.

3. Literatur yang relevan


Merupakan sumber lain untuk menentukan masalah. Bacaan mengenai
hasil penelitian yang telah dilakukan orang tidak hanya bermanfaat untuk
mengetahui masalah-masalahnya dan mempelajari metode permasalahan

1
tetapi juga bermanfaat untuk menemukan masalah-masalah yang
disarankan untuk diteliti lebih lanjut.

Berikut merupakan tahapan merumuskan masalah penelitian menurut (Cooper


dan Schindler, 2006:65):

1. Menemukan Dilema Manajemen


Ini dapat berupa masalah atau peluang. Pada tahap ini seorang peneliti
mungkin bahkan telah mengidentifikasi gejala dan bukan masalah
atau peluang.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini seorang peneliti meninjau sumber-sumber publikasi
dan mewawancara pemilik informasi untuk memahami dilema
manajemen yang sesungguhnya, bukan sekedar gejalanya.
3. Mendefinisikan Pertanyaan Manajemen
Dengan menggunakan onformasi yang telah dikumpulkan pada tahap
eksplorasi, peneliti mengubah dilema atau memperbaiki gejala
menjadi susunan kata-kata dalam bentuk pertanyaan.
4. Eksplorasi
Tahap ini biasanya melibatkan wawancara dengan pemilik informasi,
pengembangan ide dengan pakar, dan teknik penelitian lain.
5. Mendefinisikan Pertanyaan Penelitian
Beberapa pertanyaan penelitian mungkin dirumuskan pada tahap ini.
Tiap pertanyaan merupakan tindakan alternatif yang mungkin diambil
manajemen untuk mengatasi dilema manajemen.

3.2. Kajian Pustaka dan Hipotesis

Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna (2012), memiliki tiga


pengertian yang berbeda.

1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah


dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai
koleksi pribadi.

2
2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan
teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian
pustaka dengan kerangka teori.
3. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus
berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.

Menurut Pohan (2012) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan


mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau
pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk
buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain
yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan
terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat.

Penyusunan kajian pustaka meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

1. Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait.


2. Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan.
3. Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya
ilmiah sebelumnya yang relevan.

Hipotesis adalah pernyataan resmi dari proposisi yang belum terbukti, yang
dapat diuji secara empiris (Zikmund, 2010: 42). Proposisi adalah suatu pernyataan
mengenai konsep-konsep yang dinilai benar atau salah jika merujuk kepada
fenomena yang dapat diamati. Jenis-jenis hipotesis yakni:

1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan proposisi yang menyatakan
keberadaan, besar, bentuk, atau distribusi suatu variabel.
2. Hipotesis Mengenai Hubungan
Hipotesis ini menyatakan pernyataan-pernyataan yang
menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel, berkaitan
dengan suatu kasus tertentu.

3
3.3. Populasi dan Sampel

Populasi, atau bisa di sebut dengan universe adalah keseluruhan elemen


yang akan dijelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya. Populasi bisa
memiliki jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun
variasinya, mungkin itu heterogen atau homogen. Namun di sini, populasi tidak
boleh dikacaukan dengan sampel.

Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel
dan populasi adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus.
Sering terjadi dalam penelitian, jumlah sampel yang diambil lebih sedikit daripada
jumlah populasinya. Namun yang terpenting adalah cara mengambil sampel
(sampling techniques). Karena dalam sampel yang berjumlah besar bisa
menyesatkan jika teknik samplingnya salah. Sebaliknya, sampel kecil sudah
cukup memadai jika teknik samplingnya benar.

Ukuran sampel dan teknik sampling tergantung pada sifat populasi, semakin
homogen populasi maka akan semakin kecil sampelnya. Semakin heterogen
populasi akan semakin besar sampelnya. Oleh karena itu, dalam metodologi
penelitian dikenal beberapa macam teknik sampling, misalnya teknik acak
(random), acak terstrata, clauster, accidental atau convenient, serta purposif.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai


sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboraturium dengan metode
experiment, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di
jalan dll.
Ada empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi dan gabungan /triangulasi.
1. Teknik Wawancara. Wawancara merupakan alat rechecking atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth

4
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama.
2. Teknik Observasi. Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses
peneliti dalam melihat situasi penelitian. Pengamatan dapat dilakukan
secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan
adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa,
waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk
menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
3. Focus Group Discussion. Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik
pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif
dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman
sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan
dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari
permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah yang
sedang diteliti.
4. Teknik Kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga
disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Dalam
menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-
butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.

5
Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-
kata yang lazim digunakan, kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga,
untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden
secukupnya.
5. Teknik Dokumen. Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh
dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi
dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik.Ada beberapa
keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,
seperti: a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai;
b) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu
untuk mempelajarinya; c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari
bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang
dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai
pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek
kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
6. Teknik Triangulasi. Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan
data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton
menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi
yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a) triangulasi data; b)
triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada
dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir
fenomenologi yang bersifat multi perspektif.

3.5 Rencana Analisis Data


Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data merupakan tahapan yang
kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering
digunakan statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat

6
besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk
dipahami. Kegiatan dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitugan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.

1. Tahapan Pengolahan Data


a. Editing. Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data
mentah yang masuk, apakah ada kekeliruan pengiriman, tidak lengkap
pengisiannya, palsu, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah:
Dipenuhi tidaknya instruksi sampling, Dapat dibaca atau tidaknya data
mentah, Kelengkapan pengisian, Keserasian (konsistensi), Apakah isi
jawaban yang bisa dipahami. Penyuntingan data (editing) adalah suatu
proses agar data yang dikumpulkan memberi kejelasan, dapat dibaca,
konsisten dan lengkap. Penyuntingan data membuat data mudah
dimengerti.
b. Coding. Coding adalah pemberian tanda/simbol bagi tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka
atapun huruf. Tujuan dari coding adalah untuk mengklasifikasikan
jawaban ke dalam kategori-kategori yang penting. Dua langkah
penting dalam melakukan coding, yaitu: menentukan kategori-kategori
yang akan digunakan dan mengalokasikan jawaban individual pada
kategori-kategori tersebut. Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut
dengan coding frame.
c. Tabulasi. Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data
disusun dalam bentuk tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan
kemudian dihitung dan dijumlahkan beberapa banyak peristiwa/
gejala/item yang termasuk dalam satu kategori. Kegiatan ini dilakukan
sampai terwujud tabel-tabel yang berguna terutama penting pada data
kuantitatif. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan dalam satu
tabel yang terdiri atas kolom-kolom. Tabel dapat dibedakan beberapa
jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel frekuensi.

7
2. Penyajian Data
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel baik tabel frekuensi tunggal
maupun tabulasi silang. Selain dalam bentuk tabel, data juga dapat
disajikan dalam bentuk gambar/grafik. Dalam tabulasi silang, setiap
kesatuan data dipecah lebih lanjut menjadi dua atau tiga. Setiap
penambahan variabel baru ke dalam tabulasi silang akan memberikan
keterangan lebih baik terhadap data yang diolah.
3. Macam-Macam Metode Analisis
Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif
digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Analisis ini tidak menggunakan alat statistik, namun dengan membaca
tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka kemudian melakukan
penafsiran. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan pada penelitian
dengan pendekatan kuantitatif. Analisis ini menggunakan alat statistik.
Terdapat dua macam alat statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dengan maksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
4. Pemilihan Metode Analisis
Pemilihan metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif atau
kuantitaif. Dalam pendekatan kuantitaif, syarat pertama yang harus
terpenuhi adalah alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai.
Pertimbangan dalam memilih alat uji statistik yaitu:
a. Ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan.
b. Ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi, dan penyebaran data.
c. Luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki.
d. Ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan
dan penafsiran data.

8
5. Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran
Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat
tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam
analisis nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik
non-parametrik. Bila dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala
ukuran variabel adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan
statistik non-parametrik. Apabila skala yang digunakan adalah interval
atau rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.
Walaupun demikian untuk skala interval atau rasio dapat juga
menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali
kehilangan informasi yang dimiliki oleh data interval atau rasio tersebut.
Untuk menggunakan statistik parametrik dan non-parametrik dalam suatu
analisis sangat tergantung pada macam data dan bentuk hipotesis yang
diajukan.
6. Interpretasi Hasil-Hasil Analisis Data
Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya
tabulasi silang, ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika
diasumsikan ada satu variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh
dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh, maka arah perhitungan
untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya.
Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan
membandingkan angka persen pada set tabel searah dengan variabel
pengaruhnya. Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna
dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu analisis untuk katagorikal dan analisis untuk data
bersambungan. Metode analisis dengan data katagorikal ini menggunakan
metode tabulasi silang. Sedangkan data yang berkesinambungan biasanya
menggunakan alat statistik seperti distribusi frekuensi, ukuran
kecenderungan sentral, analisis perbedaan, analisis varians, analisis
multivarians, dan sebagainya.

9
3.6 Penulisan Laporan
Laporan penelitian dalam bahasa Inggris report berasal dari bahasa Latin
portare yang berarti membawa, menyangkut, menyampaikan. Penelitian menurut
Kerlinger ialah proses menemuan yang mempunyai karakteristik sistematik dan
terkontrol, empiris dan berdasarkan pada tiori dan hipotesis atau jawaban
sementara. Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang
proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitan.
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh karena itu penulisan
nya harus sesuai dengan kode etik penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah
seperangkat norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma
ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang di
gunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.
Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam) bab. Sebelum
bab-bab laporan, ada bagian pendahuluan yang memberikan gambaran umum
mengenai laporan. Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa
halaman yang berisi:
1. Halaman judul
a. Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.
b. Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di baca sepintas.
c. Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi yang sedang diteliti.
2. Halaman persetujuan. Halaman persetujuan merupakan halaman yang
berisi persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil dan
laporan penelitian siswa atau mahasiswa.
3. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian. Tanda pengesahan
promotor yang menyatakan bahwa laporan sudah sah.
4. Abstrak. Merupakan ringkasan hasil penelitian yang lengkap. Absrak
mencangkup permasalahan (latar belakang), metode, dan hasil penelitian.
Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak.
5. Kata pengantar. Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang masalah
tujuan, lembaga yang mensponsori peneliatian, dan sebagainya. Pengantar
dapat ditulis oleh orang yang memimpin atau oleh lembaga penelitian atau
oleh seseorang yang mewakili lembaga yang mensponsori penelitian.

10
6. Daftar isi. Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali bagian-
bagian laporan dan mereka dapat melihat hubungann antara satu bagian
dengan bagian yang lainnya.
7. Daftar tabel
8. Daftar gambar atau grafik (jika ada)
Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan laporan yang terdiri dari
enam bab adalah sebagai berikut:
1. Bab I (Pendahuluan). Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat
memperkenalkan secara ringkas kepada pembaca tentang masalah
penelitian, ruang lingkupnya, keguanaan teoritis, serta praktisnya, tinjauan
pustaka dan kerangka teori, serta metode peneliatian. ikhwal bagaimana
membuat rumusan masalah, tinjauan masalah, kerangka teori, dan
penentuan metode penelian, pada uraian bab II.
2. Bab II (Metodologi Penelitian). Hal serupa dijelaskan metode penelitian
pada dasarnya adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan
tertib yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah untuk
memecahkan suatu masalah (penelitian) guna mendapatkan kebenaran
yang objektif.
3. Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan). Pada bagian ini dikemukakan
hasil serta analisis data yang diperoleh pada tahap penyedian data sehingga
diperoleh rumusan kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang menjadi
obyek penelitian.
4. Bab IV (Kesimpulan dan Saran). Kesimpulan harus perkataan singkat dan
tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam
kesimpulan ini akan terjamin akan tercermin jawaban darai masalah yang
diajukan dalam penelitian dan sekaligus mencerminkan apa yang menjadi
isi pada bagian hasil dan pembahasan. Saran dirumuskan berdasarkan
pengalaman dan pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada peneliti yang
sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang serupa
ataumengembangkan penelitian yang jtelah dilakukan.
5. Bab V (Daftar Pustaka). Semua dokumen, baik yang dipublikasikan
maupun tidak dipublikasikan, yang digubakan pada laporan kita

11
semuanya dicantumkan sebagai bdaftra kepustakaan yang ditempatkan
dibagian akhir lapoaran.
6. Bab VI (Lampiran lampiran). Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis
yang akan tampak tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan
atau akan tidak pantas karena akan mengganggu kelancaran penyajian
laporan.

3.7. Proposal Penelitian

Proposal penelitian atau yang sering disebut dengan usulan penelitian adalah
suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian
secara keseluruhan. Proposal penelitian berkaitan dengan pernyataan atas urgensi
dari suatu penelitian. Membuat proposal penelitian bisa jadi merupakan langkah
yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Pada
tahap ini, seluruh kegiatan penelitian disintesiskan ke dalam suatu desain yang
spesifik. Dalam proposal, peneliti mempraktekan bahwa mereka telah mengetahui
apa yang akan mereka cari, bagaimana cara mencari dan mengenalinya, serta
menjelaskan mengapa penelitian itu memiliki nilai kegunaan sehingga perlu untuk
dilakukan.

Tujuan Proposal ialah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap


rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan. Proposal penelitian dibuat
peneliti sebelum melakukan kerja lapangan.

Proposal mempunyai arti sangat penting bagi setiap peneliti dalam usaha
mempercepat, meningkatkan serta menjaga kualitas hasil penelitian. Proposal
penelitian harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman
yang mudah diikuti. Dalam menyusun proposal penelitian, hendaknya mengikuti
aturan penulisan proposal yang ada di institusi.

Tanzeh (2011) mengungkapkan pada umumnya proposal penelitian memuat 3


bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal berisi
halaman judul, halaman persetujuan dan daftar isi. Pada bagian utama berisi

12
pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode penelitian. Sedangkan pada bagian
akhir itu berisi daftar rujukan dan lampiran.

3.8. Cara Sitasi yang Benar dan Legal

Sitasi atau citation merupakan penunjuk asal-usul suatu kutipan menguntip


pernyataan atau menyalin atau mengulang pernyataan seseorang dan
mencantumkan ke dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap
mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.

Secara umum ada dua metode pencantuman kutipan (sitasi) yang banyak
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu Metode Harvard (sistem
alfabet atau sistem nama-tahun) dan Metode Vancouver (sistem nomor).

Meskipun sistem yang digunakan sama, namun setiap institusi mempunyai


beberapa ketentuan yang sedikit berbeda satu sama lain, yang disebut Gaya
Selingkung. Perbedaan umumnya terletak pada tata-cara penulisan Daftar
Pustaka, sedangkan penulisan kutipan perbedaannya (kalaupun ada) hanya sedikit.

Dalam sistem Nama-Tahun (Metode Harvard), nama pengarang yang diacu


dalam tubuh tulisan hanya nama keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti
tahun publikasinya. Bergantung pada susunan kalimat cara penulisannya ialah
sebagai berikut:

Rifai (1995) mengemukakan bahwa pembahasan merupakan bagian tempat


seseorang paling bebas berekspresi. Atau Pembahasan merupakan bagian
tempat seseorang paling bebas berekspresi (Rifai, 1995)

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.

Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University


Press.

Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisinis. Bandung : Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai