Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH DIMENSI FRAUD TRIANGLE TERHADAP

KECURANGAN AKADEMIK PADA SAAT UJIAN DENGAN


ANCAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS
PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
DJUANDA)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Seminar Proposal Skripsi
Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Skripsi

Disusun Oleh:
DESTIA CAHYANI
NIM C.1710993

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
PENGARUH DIMENSI FRAUD TRIANGLE TERHADAP
KECURANGAN AKADEMIK PADA SAAT UJIAN DENGAN
ANCAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS
PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
DJUANDA)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Seminar Proposal Skripsi
Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Skripsi

Disusun Oleh:
DESTIA CAHYANI
NIM C.1710993

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dikaji, diterima dan disetujui pada tanggal : …………….

Pembimbing I Pembimbing II

…..……..………… ………………..……

Dicatat/didaftarkan pada tanggal : …………………

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Djuanda Bogor

…………………………………….

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis , sehingga skripsi dengan judul ”PENGARUH
DIMENSI FRAUD TRIANGLE TERHADAP KECURANGAN AKADEMIK PADA
SAAT UJIAN DENGAN ANCAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI
KASUS PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
DJUANDA)” dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk
mencapa gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Djuanda.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi. Namun, berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
moral maupun spiritual, penulis dapat melalui segala hambatan dan rintangan tersebut.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Azis Aminudin dan Ibu Engkar Rustini selaku orang tua yang
senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan serta do’a sehingga penulis
diberikan kelancaran dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan
skripsi ini..
2. Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Djuanda Bogor.
3. Dekan dan Para Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor.
4. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor.
5. ………………….. selaku dosen Pembimbing I yang selalu membimbing dan
memberikan arahan selama penyusunan skripsi ini.
6. ………………….. selaku dosen Pembimbing II yang selalu membimbing dan
memberikan arahan selama penyusunan skripsi ini.

iii
7. Dosen dan Staff Administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda
Bogor atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
8. Teman seperjuangan angkatan 2017 Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Djuanda yang selalu memberikan dukungan dan saran
kepada penulis.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang memberikan
dukungan serta bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna dan masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Bogor, Januari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7


2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 7
2.2 Tinjauan Teori ................................................................................... 11
2.2.1 Agency Theory ....................................................................... 11
2.2.2 Kecurangan Akademik .......................................................... 12
2.2.3 Fraud Triangle Theory .......................................................... 13
2.3 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 15
2.4 Hipotesis ........................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 20


3.1 Objek dan Lokasi Penelitian ............................................................. 20

v
3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 20
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................... 20
3.3.1 Variabel Penelitian................................................................ 20
3.3.2 Operasional Variabel ............................................................ 23
3.4 Unit Analisis, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .. 25
3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................... 26
3.4.2 Sampel Penelitian ................................................................. 26
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 26
3.5.1 Jenis dan Sumber Data.......................................................... 26
3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ................................................ 26
3.6 Metode Pengujian Data .................................................................... 27
3.6.1 Instrumen Penelitian ............................................................ 27
3.6.2 Metode Pengujian Instrumen ............................................... 29
3.7 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 30
3.7.1 Uji Normalitas ....................................................................... 30
3.7.2 Uji Multikolinearitas ............................................................. 30
3.7.3 Uji Heterokedastisitas ........................................................... 31
3.8 Metode Analisis Data ........................................................................ 31
3.8.1 Prosedur Analisis Data ........................................................ 31
3.8.2 Model Regresi Linear Berganda .......................................... 32
3.8.3 Model Moderating Regression Analysis (MRA) .................. 33
3.8.4 Koefisien Korelasi Berganda ............................................... 34
3.8.5 Koefisien Determinasi ......................................................... 34
3.9 Uji Hipotesis ..................................................................................... 35
3.9.1 Uji Simultan (Uji-F) ............................................................. 35
3.9.2 Uji Parsial (Uji-T) ................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 38

vi
DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 8


3.1 Operasional Variabel 23
3.2 Penilaian Kuosioner 27
3.3 Skala Penilaian 28

vii
DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

2.1 Kerangka Penelitian 16

3.1 Paradigma Penelitian 31

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini keberadaan fraud sudah tidak asing lagi di telinga kita. Fraud
merupakan suatu tindak kecurangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan tujuan tertentu. Fraud tidak hanya terjadi di bidang ekonomi saja, tapi juga
di bidang-bidang lainnya seperti di bidang politik dan pendidikan. Tujuan dari
kecurangan (fraud) itu sendiri adalah untuk mendapatkan keuntungan, baik itu
keuntungan material, nonmaterial, kepuasan diri atau hal-hal lain yang dianggap
menguntungkan bagi individu atau kelompok bersangkutan yang melakukan tindak
kecurangan tersebut.

Dalam memasuki era revolusi industri 4.0 dimana dunia semakin


berkembang, banyak mengalami perubahan dan kemajuan. Kita tidak hanya
berbicara mengenai teknologi dan informasi dengan penggunaan internet sebagai
poin utamanya, tetapi juga Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan yang
mulai dikembangkan. Di era revolusi industry 4.0 ini, para ilmuan mulai
menciptakan robot yang memberikan manfaat dan mempermudah pekerjaan
manusia, penggunaan teknologi informasi dan internet pun semakin canggih.
Sehingga di era revolusi industry 4.0 ini, manusia dituntut untuk memiliki
kecerdasan, kemampuan, kompetensi dalam dirinya untuk memperlihatkan kualitas
yang dimiliki sehingga mereka mampu bersaing di era revolusi industry 4..0 ini.

Melihat kondisi demikian, manusia harus mampu menyadari apa yang


dibutuhkan di era revolusi industry 4.0. Salah satunya yaitu pendidikan yang tinggi.
Bukan hanya tentang ijazah yang dimiliki tetapi juga kemampuan yang sesuai
dengan ijazah tersebut. Dengan pendidikan tinggi dan kemampuan yang memadai

1
akan mempermudah dalam menghadapi persaingan kerja di era revolusi
industry 4.0 Namun tidak sedikit juga yang memiliki pendidikan tinggi namun
kemampuan jauh dibawah ekspektasi yang diharapkan. Kecenderungan para
mahasiswa dalam melakukan academic fraud inilah yang tentunya akan
mempersulit diri mereka pada saat mereka masuk ke dunia kerja, karena nantinya
kemampuan dan kualitas diri mereka yang sebenarnya akan terlihat.

Kecurangan akademik (academic fraud) sendiri menjadi masalah yang


tidak pernah pudar, bahkan semakin meningkat diiringi perkembangan teknologi
dan informasi memasuki era revolusi industry 4.0 saat ini. Ada banyak kecurangan
akademik yang dilakukan mahasiswa dilingkungan perguruan tinggi seperti halnya
titip absen, copy paste tugas, dan contek-menyontek menjadi hal yang paling umum
terjadi. Keberadaan teknologi dan informasi yang semakin berkembang, menjadi
jalan yang mempermudah para mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik.

Menurut Fraud Triangle Theory, terdapat 3 faktor yaitu pressure (tekanan),


opportunity (kesempatan) dan rationalization (rasionalisasi) yang membuat
seseorang melakukan tindak kecurangan. Hal ini nsesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anisa Fitriana dan Zaki Baridwan (2012) yang memberikan bukti
empiris bahwa tekanan, kesempatan dan rasionalisasi berpengaruh terhadap
kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa.

Hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan kecurangan akademik antara


lain dilakukan oleh Isnan Murdiansyah, dkk (2017) yang juga menyatakan bahwa
tekanan, kesempatan dan rasionalisasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan
mahasiswa. Namun, menurut penelitian Nita Andriyani Budiman (2018) variabel
tekanan dan peluang tidak berpengaruh sedangkan variabel rasionalisasi
berpengaruh terhadap perilaku kecurangan mahasiswa. Sedangkan Nursani (2014)
menyatakan bahwa tekanan tidak berpengaruh sedangkan kesempatan dan

2
rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan akademik. Menurut Zaini, dkk
(2015) variabel tekanan berpengaruh sedangkan variaBel peluang dan rasionalisasi
tidak berpengaruh terhadap kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu terletak


pada variabel yang digunakan. Jika penelitian terdahulu hanya menggunakan
dimensi fraud triangle sebagai variabel independen, maka pada penelitian ini,
peneliti akan menambahkan ancaman sebagai variabel moderasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, menjadi pertimbangan menarik bagi


peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Dimensi Fraud
Triangle Terhadap Kecurangan Akademik Pada Saat Ujian Dengan Ancaman
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Djuanda)”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah terdapat pengaruh tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap
kecurangan akademik pada saat ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Djuanda?
2. Bagaimana pengaruh tekanan terhadap kecurangan akademik pada saat ujian
pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda?
3. Apakah terdapat pengaruh tekanan terhadap kecurangan akademik pada saat
ujian setelah di moderasi dengan ancaman pada mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Djuanda?
4. Bagaimana pengaruh kesempatan terhadap kecurangan akademik pada saat
ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda?
5. Apakah terdapat pengaruh kesempatan terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian setelah di moderasi dengan ancaman pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda?

3
6. Bagaimana pengaruh rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada saat
ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda?
7. Apakah terdapat pengaruh rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian setelah di moderasi dengan ancaman pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda?

1.3 Batasan Masalah


Didalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan variabel untuk
fokus terhadap permasalahan. Adapun variabel-variabel yang menjadi batasan
adalah pengaruh tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap kecurangan
akademik yang dilakukan mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda
dengan ancaman sebagai variabel moderasi..

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap
kecurangan akademik pada saat ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Djuanda.
2. Untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap kecurangan akademik pada saat
ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda.
3. Untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap kecurangan akademik pada saat
ujian setelah di moderasi dengan ancaman.pada mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Djuanda.
4. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda.
5. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian setelah di moderasi dengan ancaman pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda.
6. Untuk mengetahui pengaruh rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda.

4
7. Untuk mengetahui pengaruh rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada
saat ujian setelah di moderasi dengan ancaman pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah ditujukan bagi:
a. Peneliti, melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui factor-faktor yang
membuat pelajar melakukan kecurangan akademik
b. Masyarakat, penelitian ini menjadi sumber informasi bagi masyarakat
mengenai hal-hal yang membuat para pelajar melakukan kecurangan akademik
c. Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Djuanda, penelitian ini diharapkan
dapat merubah pemikiran para mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas
Djuanda dalam menyikapi tuntutan dan kewajiban mereka sebagai mahasiswa
dan mulai mengurangi tindak kecurangan akademik.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran secara sederhana dan memudahkan dalam
penulisan, maka penulis menguraikan sistematika penulisan kedalam 3 (tiga) bab
dengan rincian berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjabaran tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan hasil kajian pustaka yang relevan dengan hasil
penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metode yang digunakan penelliti antara lain: objek dan
lokasi penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian,

5
metode pengumpulan data, metode pengujian data dan metode analisis
data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan analisis data yang dilakukan peneliti.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan kesimpulan dari analisi data dan saran untuk
penelitian selanjutnya .

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Nita (2018) dengan judul penelitian “Perilaku Kecurangan Akademik
Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamond dan Gone Theory”, menyatakan secara
parsial bahwa variabel rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh positif terhadap
perilaku kecurangan akademik, namun variabel pengungkapan berpengaruh negatif
terhadap perilaku kecurangan mahassiswa. Namun, untuk variabel tekanan,
kesempatan, keserakaahan dan kebutuhan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.
Murdiansyah (2017) dengan judul penelitian “Pengaruh Dimensi Fraud
Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitasa Brawijaya)”, menyatakan bahwa
variabel tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh terhadap
perilaku mahasiswa melakukan kecurangan.
Zaini (2015) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Fraud Diamond
dan Gone Theory Terhadap Academic Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi
Se-Madura)”, menyatakan bahwa tekanan, keserakahan dan pengungkapan
berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi. Namun,
kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan tidak berpengaruh terhadap kecurangan
akademik mahasiswa akuntansi. Sedangkan kebutuhan berpengaruh negatif
terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi.
Nursani (2014) dengan judul penelitian “Perilaku Kecurangan Akademik
Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamond”, menyatakan bahwa peluang, rasionalisasi
dan kemampuan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik, sedangkan
tekanan tidak berpengaruh terhadap kecurangan akademik,

7
Fitriana (2012) dengan judul penelitian “Perilaku Kecurangan Akademik
Mahasiswa Akuntansi: Dimensi Fraud Diamond”, menyatakan bahwa variabel
tekanan, peluang dan rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan akademik
mahasiswa.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Nita (2018) Perilaku Metode pengambilan Secara parsial
Kecurangan sampel variabel
Akademik dikumpulkan dengan rasionalisasi dan
Mahasiswa: teknik purposive kemampuan
Dimensi sampling dengan berpengaruh positif
Fraud jumlah responden terhadap perilaku
Diamond sebanyak 167 orang. kecurangan
dan Gone Pengujian hipotesis akademik, namun
Theory dengan variabel
menggunakan teknik pengungkapan
SEM yang diolah berpengaruh negatif
dengan program terhadap perilaku
AMOS. kecurangan
mahassiswa.
Namun, untuk
variabel tekanan,
kesempatan,
keserakaahan dan
kebutuhan secara

8
parsial tidak
berpengaruh
terhadap perilaku
kecurangan
akademik
mahasiswa.

2 Murdiansyah Pengaruh Menggunakan Variabel tekanan,


(2017) Dimensi campuran antara kesempatan,
Fraud pendekatan kualitatif rasionalisasi dan
Diamond dan kuantitatif. kemampuan
Terhadap Teknik pengumpulan berpengaruh
Perilaku data dalam metode terhadap perilaku
Kecurangan primer kuantitatif mahasiswa
Akademik menggunakan melakukan
(Studi kuosioner dan kecurangan.
Empiris metode sekunder
Pada kualitatif
Mahasiswa menggunaka Teknik
Magister wawancara.
Akuntansi Pengambilan sampel
Universitas menggunakan teknik
Brawijaya)” purposive sampling.

3 Zaini (2015) Analisis Data diperoleh dari Tekanan,


Pengaruh penyebaran keserakahan dan
Fraud kuosioner. pengungkapan
Diamond Pengambilan sampel berpengaruh positif

9
dan Gone menggunakan teknik terhadap
Theory purposive sampling kecurangan
Terhadap dengan responden akademik
Academic sebanyak 127 mahasiswa
Fraud mahasiwa. Metode akuntansi. Namun,
(Studi analis data yang kesempatan,
Kasus digunakan adalah rasionalisasi, dan
Mahasiswa analisis regresi kemampuan tidak
Akuntansi berganda. berpengaruh
Se- terhadap
Madura)” kecurangan
akademik
mahasiswa
akuntansi.
Sedangkan
kebutuhan
berpengaruh
negative terhadap
kecurangan
akademik
mahasiswa
akuntansi.

4 Nursani Perilaku Data dikumpulkan Peluang,


(2014) Kecurangan dengan rasionalisasi dan
Akademik menggunakan kemampuan
Mahasiswa: metode survei. berpengaruh
Dimensi Sampel penelitian terhadap perilaku

10
Fraud 292 mahasiswa kecurangan
Diamond Jurusan Akuntansi akademik,
Universitas sedangkan tekanan
Brawijaya. tidak berpengaruh
terhadap
kecurangan
akademik,

5 Fitriana Perilaku Menggunakan model Variabel tekanan,


(2012) Kecurangan The Academic peluang dan
Akademik Dishonesty Scale rasionalisasi
Mahasiswa Modification. berpengaruh
Akuntansi: Sampel penelitian terhadap
Dimensi 217 mahasiswa kecurangan
Fraud akuntansi. Data akademik
Diamond dikumpulkan dengan mahasiswa
metode survei.

2.2 Tinjauan Teori


2.2.1 Agency Theory
Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)
dalam Kharismatuti (2012) menjelaskan adanya konflik kepentingan antara
manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak selaku
principal. Pihak principal menginginkan laporan pertanggungjawaban dari
pihak agen untuk melakukan penilaian kinerja, namun pihak agen sendiri tidak
jarang melakuan segala cara agar laporannya terlihat baik, sehingga kinerja
dinilai baik.

11
2.2.2 Kecurangan Akademik
1. Pengertian Kecurangan Akademik
Kecurangan akademik merupakan upaya menghindari aturan, standar,
praktik, kebiasaan, adat istiaadat dan norma-norma untuk memperoleh
keuntungan akademik atau untuk melindungi seseorang yang telah
melakukannya. (Vellaris, 2017).
Sedangkan Athanasou dan Olasehinde (Anderman & Murdock, 2007)
menjelaskan bahwa kecurangan akademik adalah penggunaan atau penyediaan
bahan-bahan yang tidak sah atau bantuan dalam penilaian akademik.
Berdasarkan uraian pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecurangan akademik adalah ketidakjujuran atau perilkau tidak jujur yang
dilakukan pelajar yang melanggar aturan akademik.

2. Bentuk Kecurangan Akademik


Menurut Hendrick (2004) dalam Fuadi (2016:15) bentuk-bentuk
kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa, antara lain:
a. Penggunaan catatan pada saat ujian
b. Menyalin jawaban orang lain pada saat ujian
c. Menggunakan metod yang tidak jujur untuk mengetaui apa yang
diujikan
d. Menyalin jawaban ujian orang lain tanpa sepengetahuan orang
tersebut
e. Membantu orang lain untuk berlaku curang
f. Berlaku curang dengan berbagai cara
g. Menyalin tugas karya ilmiah orang lain tanpa sepengetahuan orang
tersebut
h. Memalsukan daftar pustaka

12
i. Melakukan kerja sama dengan pengajar untuk menyelesaikan tugas
individu
j. Menyalin beberapa kalimat tanpa memasukan keterangan ke dalam
daftar pustaka
k. Membeli karya ilmiah dari orang lain
l. Menggunakan berbagai alasan palsuu untuk memperpanjang
pengumpulan tugas

2.2.3 Fraud Triangle Theory


Dalam Fraud, Penyebab dan Pencegahnya (2017:40) Rozmita Dewi
menyatakan bahwa ada tiga kunci elemen pemicu fraud yaitu: merasakan ada
tekanan, ada kesempatan dan merasionalisasi fraud agar dapat diterima atau
dimaklumi oleh orang lain.
1. Pressure
Tekanan (Pressure) adalah motivasi yang membuat seseorang
melakaukan perilaku kecurangan.

Para ahli yang paham tentang filososi fraud membagi tekanan penyebab
fraud menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :
a. Tekanan finansial
Serangkaian penelitian yang dilakukan Albrecht (2012) dalam Rozmita
Dewi (2017:42) menunjukan bahwa hamper 95% tindakan fraud
didasari oleh satu hal utam, yaitu tekanan finansial. Beberapa kondisi
menurut Albrecht yang menjadi pemicu tekanan finansial sebagai
berikut:
• Greed (ketamakan)
• Livinig beyond one’s means (besar pasak daripada tiang)
• Poor credit (kredit yang tidak dapat terbayar)
• Personal financial losses (kehilangan uang)

13
• Unexpected financial needs (kebutuhan yang tidak terduga)
b. Kebiasaan buruk dari masa lalu yang terus dilakukan
Masih menurut penelitian kelanjutan yang dilakukan Albrecht ,
kebiasaan buruk adalah elemen terburuk dari pressure, lifestyle yang
tidak bisa dikendalikan oleh control diri merupakan trigger yang
mampu secara kuat mendorong untuk melakukan fraud .
c. Tekanan yang muncul dari hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan
Situasi lainnya yang memicu fraud bisa timbul dari ketidakpuaan
terhadap upah atau gaji yang fiterima, ketidakpuasan ini biasanya
memicu pelaku untuk melakukan asset misappropriation atau
penggelapan/pencurian aset perusahaan. Situasi lainnya yang juga
menjadi trigger adalah takut kehilangn pekerjaan, diabaikan untuk
promosi, tidak diihargai potendi dan yang lainnya. (Rozmita Dewi,
2017:45)
d. Tekanan-tekanan dari berbagi faktor
Ada kalanya fraud dipicu oleh tekanan-tekanan lain seperti kasus
korupsi yang dilakukan pejabat yang didorong oleh banyaknya tekanan
dari berbagi pihak dari internal keluarga yang menginginkan nailnya
taraf hidup. Begitupun tekanan dari pihak luar keluarga, seperti tekanan
dari golongan tertentu yang berjasa mendukung ketika pencalonan
sampai lolos menduduki jabatan. Rozmita Dewi (2017:46) berpendapat
bahwa manusia seringkali mengukur kesusksesan orang berdasarkan
berapa banyak uang atau kekayaan yang dimilikinya. Bagi kebanyakan
orang yang berpikir kapitalis, menjadi orang sukses yang bisa meraih
segala hal keduniawian jauh lebih penting dibanding menjadi orang
jujur.

2. Oppportunity

14
Opportunity adalah situasi yang membuka kesempatan memungkinkan
suatu kecurangan terjadi. Menurut Albretch dalam Rozmita Dewi (2017:47)
setidaknya terdapat 6 faktor utama untuk meningkatkan peluang bagi
individu untuk melakukan fraud, yaitu:
a. Lemahnya control yang dapat mencegah dan mendeteksi perilaku yang
mengarah pada tindakan fraud
b. Ketidakmampuan menilai kemampuan kualitas kinerja
c. Ketidakmampuan dalam memberikan efek jera pada pelaku fraud
d. Kurangnya akses terhadap informasi
e. Ketidaktahuan, apatis, dan ketidakmampuan
f. Kelemahan pada jejak audit

3. Rationalization
Rasiaonalisasi adalah mencari pembenaran dari fraud yang akan dilakukan.
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam memicu terjadinya fraud,
karena pelaku mencari pembenaran sebagai dasar dari tindakannnya.
(Rozmita Dewi, 2017:53).

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian Terdahulu

• Nita (2018) Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud


Diamond dan Gone Theory
• Murdiansyah (2017) Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap Perilaku
Kecurangan Akademik (Studi Empiris Pada Mahasiswa Magister Akuntansi
Universitasa Brawijaya)
• Zaini (2015) Analisis Pengaruh Fraud Diamond dan Gone Theory Terhadap
Academic Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Se-Madura)

15
• Nursani (2014) Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi
Fraud Diamond
• Fitriana (2012) Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi:
Dimensi Fraud Diamond

Ancaman (Z)

Tekanan (X1)
Kecurangan Akademik
Kesempatan (X2) Pada Saat Ujian (Y)
Rasionalisasi (X3)

Pengaruh Dimensi Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Akademik Pada


Saat Ujian Dengan Ancaman Sebagai Variabel Moderasi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis
Menurut Grahita Chandrarin (2017:110) menyatakan bahwa hipotesis
merupakan dugaan sementara yang diformulasikan oleh peneliti atas dasar teori
yang kebenarannya masih dibutuhkan adanya pembuktian secara empiris.

a. Hubungan antara tekanan dan kecurangan akademik saat ujian


Tekanan (Pressure) adalah motivasi yang membuat seseorang
melakaukan perilaku kecurangan. Seseorang memiliki motivasi tertentu yang

16
membuatnya melakukan kecurangan. Menurut Dr. H. B. Siswanto, M.Si
(2005:119) menyatakan bahwa motivasi diartikan sebagai keadaan kejiwaan
dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan
mengarah atau menyalurkan perilaku kea rah mencapai kebutuhan yang
memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Motivasi
mengarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ingin direalisasikan
dipandang sebagai kekuataan (power) yang menarik individu.
Penelitian yang dilakukan Murdiansyah (2017), Zaini (2015), Nursani
(2014), dan Fitriana (2012) menyatakan bahwa tekanan berpengaruh terhadap
kecurangn akademik. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis yang
diajukan adalah:
H1 : Diduga Tekanan Berpengaruh Positif terhadap Kecurangan Akademik
Saat Ujian

b. Hubungan antara tekanan dan kecurangan akademik saat ujian yang


dimoderasi dengan ancaman
Ancaman adalah sebuah peringatan yang diberikan oleh satu pihak
kepada pihak lainnya. Ketika mahasiswa memiliki motivasi berprestasi, namun
kemampuan tidak memadai, melakukan kecurangan merupakan pilihan bagi
mereka dan keberadaan ancaman menjadi hambatan bagi mereka. Dosen
memerikan ancaman agar mahasiswa bertindak jujur. Menurut Nita (2018)
pengungkapan mahasiswa yang terbukti melakukan kecurangan akan
mendapatkan sanksi sehingga akan menimbulkan efek jera. Berdasarkan uraian
tersebut,maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2 : Diduga Tekanan Berpengaruh Negatif terhadap Kecurangan Akademik
Saat Ujian Setelah di Moderasi dengan Ancaman

c. Hubungan antara kesempatan dan kecurangan akademik saat ujian

17
Opportunity adalah kesempatan yang memungkinkan terjadinya
kecurangan. Pada saat pengawasan longgar dan dosen lengah, hal tersebut
memberikan kesempatan bagi mahasiswa melakukan kecurangan.
Penelitian yang dilakukan Murdiansyah (2017), Nursani (2014), dan
Fitriana (2012) menyatakan bahwa kesempatan berpengaruh terhadap
kecurangn akademik. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis yang
diajukan adalah:
H3 : Diduga Kesempatan Berpengaruh Positif terhadap Kecurangan Akademik
Saat Ujian

d. Hubungan antara kesempatan dan kecurangan akademik saat ujian yang


dimoderasi dengan ancaman
Keberadaan kesempatan mendukung terjadinya perilkau kecurangan
akademik. Namun, menurut Zaini (2015) kesempatan tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akademik karena mahasiswa takut pada ancaman dosen
yang akan memberikan nilai E apabila ketahuan melakukan kecurangan.
Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4 : Diduga Kesempatan Berpengaruh Negatif terhadap Kecurangan
Akademik Saat Ujian Setelah di Moderasi dengan Ancaman

e. Hubungan antara rasionalisasi dan kecurangan akademik saat ujian


Rasionalisasi adalah pembenaran atas perilaku kecurangan yang
dilakukan. Pada saat melakukan kecurangan, mahasiswa cenderung merasa
benar atas tindakannya karena kecurangan akademik ini dianggap sudah biasa
terjadi.
Penelitian yang dilakukan Nita (2018), Murdiansyah (2017), Nursani (2014),
dan Fitriana (2012) menyatakan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap
kecurangn akademik. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis yang
diajukan adalah:

18
H5 : Diduga Rasionalisasi Berpengaruh terhadap Kecurangan Akademik Saat
Ujian

f. Hubungan antara rasionalisasi dan kecurangan akademik saat ujian yang


dimoderasi dengan ancaman
Berkaitan dengan rasionalisasi, mahasiswa sering kali merasa berbuat
curang adalah hal yang wajar, namun keberadaan ancaman tetap menjadi hal
yang menakutkan bagi mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis
yang diajukan adalah:
H6 : Diduga Tekanan Berpengaruh Negatif terhadap Kecurangan Akademik
Saat Ujian Setelah di Moderasi dengan Ancaman

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian


Objek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas
Djuanda. Penelitian ini berlokasi di Universitas Djuanda Jl. Tol Jagorawi No.1 Ciawi
Kec. Ciawi Kab. Bogor Jawa Barat.

3.2 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang dikuantitatifkan dengan
pendekatan kausalitas. Menurut Anwar Sanusi (2011:14) desain kausalitas adalah
desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab
akibat antar variabel. Desain kausalitas digunakan untuk tujuan menguji pengaruh,
hubungan dan dampak variabel independent terhadap variabel dependen
(Chandrarin, 2017:98).

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


3.3.1 Variabel Penelitian
Menurut Chandrarin (2017:82) variabel penelitian adalah sesuatu atau apapun
yang mempunyai nilai dan dapat diukur, baik berwujud maupun tidak berwujud.
Variabel harus dapat didefinisikan dengan jelas baik secara konseptual maupun
operasioanal. Dengan kata lain, variabel harus dapat diukur. Dalam penelitian ini
terdapat 3 (tiga) jenis variabel penelitian, antara lain:
1. Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain
(Anwar Sanusi, 2011:50). Variabel independen dalam penelitian ini antara lain
Tekanan, Kesempatan dan Rasionalisasi.
a. Tekanan

20
Tekanan adalah motivasi yang membuat seseorang melakaukan perilaku
kecurangan (Rozmita Dewi, 2017:40). Tekanan akademik adalah motivasi dari
dalam diri atau lingkungan sekitar yang membuat seseorang melakukan
perilaku kecurangan untuk mencapai tujuan dan nilai yang bagus di bidang
akademik. Indikator Tekanan Akademik antara lain sebagai berikut:
1. Prestasi akademik mahasiswa
2. Persaingan akademik mahasiswa
3. Perasaan takut mendapat nilai jelek/tidak lulus mata kuliah
4. Ketidakpuasan akademik mahasiswa

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Pengukuran


instrument jawaban skala likert menggunakan rentang lima yaitu mulai dari
urutan Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Netral diberi skor 3,
Tidak Setuju diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.

b. Kesempatan

Kesempatan adalah situasi yang membuka kesempatan memungkinkan


suatu kecurangan terjadi (Rozmita Dewi, 2017:547).

Kesempatan berbuat kecurangan akademik adalah situasi yang membuka


peluang yang memungkinkan untuk melakukan kecurangan akademik.
Indikator Kesempatan Berbuat Kecurangan antara lain sebagai berikut:
1. Kurang ketatnya pengawasan untuk mencegah kecurangan
2. Kegagalan dalam mendisiplinkan perilaku kecurangan
3. Kurangnya kemampuan dalam mendeteksi pelanggaran

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Pengukuran


instrument jawaban skala likert menggunakan rentang lima yaitu mulai dari
urutan Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Netral diberi skor 3,
Tidak Setuju diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.

21
c. Rasionalisasi
Rasiaonalisasi adalah mencari pembenaran dari fraud yang akan
dilakukan. Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam memicu terjadinya
fraud, karena pelaku mencari pembenaran sebagai dasar dari tindakannnya
(Rozmita Dewi, 2017:53).
Rasionalisasi berbuat kecurangan akademik adalah tindakan pembenaran atas
kecurangan akademik yang akan dilakukan. Indikator Rasionalisasi Berbuat
Kecurangan antara lain sebagai berikut :
1. Kecurangan sering dilakukan
2. Kecurangan dianggap sebagai seuatu hal yang biasa terjadi
3. Merasa benar dan tidak merugikan pihak manapun
4. Kecurangan dilakukan dalam keadaan terdesak

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Pengukuran


instrument jawaban skala likert menggunakan rentang lima yaitu mulai dari
urutan Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Netral diberi skor 3,
Tidak Setuju diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.

2. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Anwar
Sanusi, 2011:50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kecurangan
Akademik
a. Kecurangan Akademik
Kecurangan akademik merupakan upaya menghindari aturan, standar,
praktik, kebiasaan, adat istiaadat dan norma-norma untuk memperoleh
keuntungan akademik atau untuk melindungi seseorang yang telah
melakukannya. (Vellaris, 2017).

Perilaku kecurangan akademik pada saat ujian, antara lain:

1. Menyalin jawaban teman

22
2. Bertanya pada teman
3. Membuat catatan contekan
4. Browsing jawaban di internet
5. Saling bertukar jawaban dengan teman

3. Variabel Moderasi, yaitu variabel fungsinya mempengaruhi hubungan


langsung antara variabel independent dan dependen (Anwar Sanusi, 2011:50).
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Ancaman.
a. Ancaman
Ancaman berasal dari kata ancam yang artinya memberi pertanda atau
peringatan mengenai kemungkinan malapetaka yang bakal terjadi (KBBI:2019).
Indikator Ancaman antara lain sebagai berikut:
1. Menguji kemampuan mahasiswa yang sebenarnya
2. Memperoleh kualitas hasil ujian yang sebenarnya
3. Mendorong untuk bersikap jujur

3.3.2 Operasional Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


1 Tekanan Tekanan (Pressure) 1. Prestasi akademik Likert
(X1) adalah motivasi yang mahasiswa
membuat seseorang 2. Persaingan
melakaukan perilaku akademik
kecurangan (Rozmita mahasiswa
Dewi, 2017:40). 3. Perasaan takut
mendapat nilai

23
jelek/tidak lulus
mata kuliah
4. Ketidakpuasan
akademik
mahasiswa
2 Kesempatan Opportunity adalah 1. Kurang ketatnya Likert
(X2) situasi yang pengawasan untuk
membuka mencegah
kesempatan kecurangan
memungkinkan suatu 2. Kegagalan dalam
kecurangan terjadi mendisiplinkan
(Rozmita Dewi, perilaku kecurangan
2017:547). 3. Kurangnya
kemampuan dalam
mendeteksi
pelanggaran
3 Rasionalisasi Rasiaonalisasi adalah 1. Kecurangan sering Likert
(X3) mencari pembenaran dilakukan
dari fraud yang akan 2. Kecurangan dianggap
dilakukan. sebagai seuatu hal
Rasionalisasi menjadi yang biasa terjadi
elemen penting dalam 3. Merasa benar dan
memicu terjadinya tidak merugikan
fraud, karena pelaku pihak manapun
mencari pembenaran 4. Kecurangan
sebagai dasar dari dilakukan dalam
tindakannnya keadaan terdesak

24
(Rozmita Dewi,
2017:53).
4 Kecurangan Kecurangan Perilaku kecurangan Likert
Akademik akademik merupakan akademik pada saat ujian,
(Y) upaya menghindari antara lain:
aturan, standar, 1. Menyalin jawaban
praktik, kebiasaan, teman
adat istiaadat dan 2. Bertanya pada teman
norma-norma untuk 3. Membuat catatan
memperoleh contekan
keuntungan akademik 4. Browsing jawaban di
atau untuk internet
melindungi seseorang 5. Saling bertukar
yang telah jawaban dengan
melakukannya. teman
(Vellaris, 2017).
6 Ancaman Ancaman berasal dari 1. Menguji kemampuan Likert
(Z) kata ancam yang mahasiswa yang
artinya memberi sebenarnya
pertanda atau 2. Memperoleh kualitas
peringatan mengenai hasil ujian yang
kemungkinan sebenarnya
malapetaka yang 3. Mendorong untuk
bakal terjadi bersikap jujur
(KBBI:2019)

3.4 Unit Analisis, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

25
3.4.1 Populasi Penelitian
Chandrarin (2017:125) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang dapat digunakan untuk
membuat kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda .

3.4.2 Sampel Penelitian


Chandrarin (2017:125) menyatakan bahwa sampel penelitian merupakan
kumpulan subjek yang mewakili populasi Sampel yang diambil harus mempunyai
karakteristik yang sama dengan populasinya dan harus meewakili anggota populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari jumlah populasi mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Djuanda.
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah metode penyampelan dengan berdasar pada kriteria
tertentu (Chandrarin, 2017:127).

3.5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang berasal
langsung dari objek penelitian atau responden, baik individu maupun kelompok
(Chandrarin, 2017:113). Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dengan
instrumen kuosioner. Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari hasil
kuosioner yang diolah.

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan melalui metode
pengumpulan data dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

26
1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaaan secara
lisan kepada subjek penelitian.
2. Kuosioner, .yaitu pertanyaan tertulis yang sudah disiapkan sebelumnya dan
responden diminta untuk menjawabnya.
3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber baik secara pribadi
maupun kelembagaan.

3.6 Metode Pengujian Data


3.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan intik mengukur variabel dalam penelitian
ini adalah kuosioner. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala likert adalah skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap resonden dalam
merespon pertanyaan berkaitan indicator-indikator suatu konsep variabel yang sedang
diukur (Anwar Sanusi. 2011:59). Pengukuran instrument jawaban skala likert sering
menggunakan rentang lima yaitu mulai dari urutan (1) Sangat Setuju (2) Setuju (3)
Netral (4) Tidak Setuju (5) Sangat Tidak Setuju (Chandrarin, 2017:91).
Responden akan menilai setiap pertanyaan dan untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban responden atas pertanyaan tersebut diberi skor. Sangat
Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Netral diberi skor 3, Tidak Setuju diberi skor
2 dan Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.

Tabel 3.2 Penilaian Kuesioner

Jawaban
Bobot Nilai
Responden
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2

27
Sangat Tidak Setuju 1

Pengelolaan data ordinal menjadi analisis regresi terlebih dahulu harus


ditransformasikan ke bentuk data interval dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 5 − 1


= = 0,8
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 5

Setelah besarmya diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat


diketahui dimana rata-rata penilaian responden terhadap setiap unsure diferensiasi
dan sejauh mana variasinya. Berdasarkan hasil perhitungan panjang kelas interval
tersebut diperoleh kriteria penelitian pada table 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3 Skala Penilaian

Skala Interfresentasi
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju
1,81 – 2,60 Tidak Setuju
2,61 – 3,40 Ragu-ragu
3,41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber : Sugiyono, 2014

Untuk membantu dalam penelitian Skala Likert menggunakan diagram di


bawah ini:

STS TS RG S SS

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

28
Dapat dilihat rata-rata jawaban yang diberikan oleh responden tersebut, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐹𝑥𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑀=
𝑁
Keterangan :
M = Kriteria penilaian rata-rata
F = Frekuensi jumlah responden
Skor = Pembobotan skala hasil
N = Jumlah sampel

3.6.2 Metode Pengujian Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas mengukur valid tidaknya data kuosioner. Validitas instrument
ditentukan dengan mengorelasikan antara skor yang diperoleh dalam setiap
butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah
dari semua skor pertanyaan atau penyataan. Jika skor tiap butir pertanyaan
berkorelasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat alfa tertentu maka
dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid. Jika korelasinya tidak signifikan,
alat pengukur itu tidak valid (Anwar Sanusi, 2011:77).
2. Uji Reabilitas
Ghozali (2016:131) menyatakan bahwa ukuran reabilitas menunjukan seberapa
jauh pengukuran itu tidak bias (bebas kesalahan), memerikan konsistensi
pengukuran sepanjang waktu dan berbagai item didalam instrument. Uji
reabilitas adalah uji konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan
kuosioner (Ghozali, 2016:147). Uji reabilitas dilakukan terhadap butir
pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid (Anwar Sanusi, 2011).

29
3.7 Uji Asumsi Klasik
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.. Model
regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua
cara apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau
uji statistik. (Ghozali, 2011:160)
1. Analisis grafik, dengan menggunakan grafik hitorigram yang kriteria
keputusannya dilihat dari tingkat kemiringannya, sedangkan untuk Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual, jika data menyebar disekitar garis
normalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis statistik, dengan uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov (K-S).
Yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikan tertentu
yaitu:
a) Nilai signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
b) Nilai signifikan atau probabilitas ≥ 0,05, maka distribusi data adalah normal

3.7.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Vaariabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011:105). Uji multikolonieritas
dapat dilihat dari variance inflation factor (VIF) dan tolerance value (nilai toleransi).
Multikolonieritas terjadi jika nilai toleransi >0,10 atau nilai VIF <10.

30
3.7.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

3.8 Metode Analisis Data


3.8.1 Prosedur Analisis Data
Prosedur analisis data diawali dengan menentukan paradigma penelitian
berdasarkan kerangka penelitian, apabila dituangkan kedalam model maka
hubungan antara variabel penelitian dapat diungkapkan kedalam model penelitian
sebagai berikut:

Tekanan (X1)
ɛ

Kecuraangan
Kesempatan (X2)
Akademik (Y)

Rasionalisasi (X3)

Ancaman (Z)

31
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Keterangan:

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara simultan

ɛ : Error

X1 : Variabel Tekanan

X2 : Variabel Kesempatan

X3 : Variabel Rasionalisasi

Y : Variabel Kecurangan Akademik

Z : Variabel Ancaman

3.8.2 Model Regresi Linear Berganda


Anwar Sanusi (2011:134) mengatakan bahwa model regresi linear ganda
merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu menambah variabel bebas
yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Regresi linear
berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai-
nilai koefisien sebagai penduga yang tidak bias. Persamaan regresi linear berganda
dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

32
Keterangan :

Y = Variabel Kecurangan Akademik

a = konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Tekanan

X2 = Variabel Kesempatan

X3 = Variabel Rasionalisasi

e = Error

3.8.3 Model Moderating Regression Analysis (MRA)


Ghozali (2016:215) menyatakan bahwa terdapat metode untuk
mengidentifikasi ada tidaknnya variabel moderator, salah satunya adalah moderated
regression analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) adalah aplikasi
khusus regresi linear berganda dengan persamaan regresinya mengandung perkalian
dua atau lebih variabel independent. Persamaan moderated regression analysis (MRA)
dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5(X1*Z) + b6(X2*Z) + b7(X3*Z) + e

Keterangan :

Y = Kecurangan Akademik

33
a = intercept

b1-b7 = slope

X1 = Variabel Tekanan

X2 = Variabel Kesempatan

X3 = Variabel Rasionalisasi

e = Error

3.8.4 Koefisien Korelasi Berganda


Analisis korelasi berganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk
melihat hubungan tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel bebas dan satu
variabel terikat). Korelasi berganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya
pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel
lain.

3.8.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R Square/R2) merupakan besaran yang menunjukan


proporsi variabel-variabel independen yang mampu menjelaskan variabel dependen
(Chandrarin, 2017:140). Analisis koefisien determinasi (R Square/R2) digunakan untuk
mengetahui persentasee sumbangan variabel tekanan, kesempaatan dan rasionalisai
terhadap kecurangan akademik dengan ancaman sebagai variabel moderasi. Nilai
koefisien determinan ini mencerminkan seberapa besar variabel dari variabel terikat Y
dapat diterangkan oleh variabel X, bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0,
artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara jika R2 =
1 artinya variasi Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain, jika

34
R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian
baik buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 yang mempunyai nilai
antara nol dan satu. Adapun rumus yang digunakan antara lain:

KD = R2 * 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi

R2 = Koefisisen Korelasi

3.9 Uji Hipotesis


3.9.1 Uji Simultan (Uji – F)

Chandrarin (2017:140) menyatakan bahwa uji F merupakan pengujian yang


dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah pengaruh semua variabel independent
terhadap satu variabel dependen sebagaimana yang diformulasikan dalam suatu model
persamaan persamaan linear berganda sudah tepat Langkah-langkah pengujian dengan
mmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah
pengujian dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

1. Menentukan signifikasi sebesar α = 5%


Tingkat signififkasi 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan
mempunya probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Perumusan hipotesis
statistic adalah sebagai berikut:
Ho : β1 , β2 = 0 ; Tekanan, Kesempatan dan Rasionalisasi tidak berpengaruh
secara simultan terhadap kecurangan akademik pada saat ujian.

35
Hα : β1 , β2 = 0 ; Tekanan, Kesempatan dan Rasionalisasi berpengaruh secara
simultan terhadap kecurangan akademik pada saat ujian.
2. Nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut :

R2/(K−1)
F = (1−R2)/(n−k)

Keterangan :
F = F hitung
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah Anggota Sampel

3. Kriteria pengambilan keputusan:


a. Jika Fhitung < Ftable dengan α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
b. Jika Fhitung > Ftable dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

3.9.2 Uji Parsial (Uji – T)


Menurut Chandrarin (2017:141) uji T digunakan untuk menguji
signifikasi pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel
dependen yang diformulasikan ke dalam model uji. Langkah-langkah
pengujian dengan menggunakan uji T adalah sebagai berikut:
1. Menentukan signifikasi sebesar α = 5%
Tingkat signififkasi 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan
mempunya probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Perumusan hipotesis
statistic adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Tekanan

36
Ho : β1 = 0 ; Tekanan tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan
akademik pada saat ujian.
Hα : β1 = 0 ; Tekanan berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan
akademik pada saat ujian.
b. Hipotesis Kesempatan
Ho : β2 = 0 ; Kesempatan tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kecurangan akademik pada saat ujian.
Hα : β2 = 0 ; Kesempatan berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan
akademik pada saat ujian.
c. Hipotesis Rasionalisasi
Ho : β3 = 0 ; Rasionalisasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kecurangan akademik pada saat ujian.
Hα : β3 = 0 ; Rasionalisasi berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan
akademik pada saat ujian.
d. Hipotesis Ancaman
Ho : β4 = 0 ; Ancaman tidak memoderasi pengaruh tekanan, kesempatan
dan rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada saat ujian.
Hα : β4 = 0 ; Ancaman memoderasi pengaruh tekanan, kesempatan dan
rasionalisasi terhadap kecurangan akademik pada saat ujian.
2. Kriteria pengambilan keputusan
c. Untuk Tekanan
Jika Fhitung ≤ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Fhitung ≥ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
d. Untuk Kesempatan
Jika Fhitung ≤ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Fhitung ≥ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
e. Untuk Rasionalisasi
Jika Fhitung ≤ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Fhitung ≥ Ftable dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

37
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Nita A. (2018). Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud


Diamond Dan Gone Theory, 84-87.

Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Fitriana, A., & Baridwan, Z. (2012). Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa


Akuntansi: Dimensi Fraud Triangle, 252.

Fuadi, M. (2016). Determinan Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Fakultas


Ekonomi Universitas Negeri Semarang Dengan Konsep Fraud Triangle, 14-15.

Ghozali, I. (2016). Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Semarang: Yoga


Pratama.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Mulvariate dengan Program SPSS. Semarang:


Universitas Diponegoro.

http;//kbbi.web.id/ancaman
Kharismatuti, N. (2012). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi, 11.

Murdiansyah, I., Nurkholis, N., & Sudarman, M. (2017). Pengaruh Dimensi Fraud
Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Brawijaya), 131.

Nursani, R., & Irianto, G. (2014). Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa:


Dimensi Fraud Diamond, 19.

Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Siswanto, H. (2005). Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara.

38
Sugiyono (2014). Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.

Vellaris. (2017). Handbook of Research on Academic Misconduct in Higher Education.


Hershey PA: IGI Global.

YR, Rozmita Dewi. (2017). Fraud Penyebab dan Pencegahnya. Bandung: Alfabeta.

Zaini, M., Carolina, A., & Setiawan, A. R. (2015). Analisis Pengaruh Fraud Diamond
Dan Gone Theory Terhadap Academic Fraud (Studi Kasus Maasiswa
Akuntansi Se-Madura), 17.

39

Anda mungkin juga menyukai