Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN PRODUK TAHU MENJADI TOFU

CHIPS (KAJIAN JENIS BAHAN BAKU, SUHU


PENGGORENGAN DAN BIAYA PRODUKSI)

Ernawati

Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan tofu chips yang baik dan
disukai oleh konsumen berdasarkan pada pemilihan bahan baku dan penggunaan
suhu penggorengan yang tepat. serta mendapatkan gambaran perencanaan produksi
tofu chips ditinjau dari aspek finansial. Penelitian yang dilakukan merupakan
gabungan dari penelitian dengan metode deskriptif dan eksperimental. Metode
pelaksanaan penelitian meliputi : pembuatan tofu chips, uji kesukaan produk, produk
terbaik, analisis kualitas, dan analisis finansial. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
tofu chips yang dibuat dengan bahan baku tahu putih Malang, digoreng pada suhu
200oC, terpilih sebagai produk terbaik dengan skor 2,653. Karakteristik produk
terbaik yaitu berwarna kuning kecoklatan, dan memiliki rasa yang khas seperti
bahan bakunya sedangkan karakteristik kimia produk adalah sebagai berikut kadar
protein 20,57%, kadar lemak 8,67, kadar air 0,0765 dan rendemen sebesar 29,06%.
Investasi awal yang dibutuhkan untuk mendirikan industri tofu chips dengan
kapasitas produksi 128 kg per hari adalah sebesar Rp. 139.160.950,00. Harga Pokok
Produksi (HPP) didapat sebesar Rp. 977,08 per kemasan dengan berat 100 gram,
harga jual yang direncanakan sebesar Rp. 1400 dengan penambahan mark up
sebesar 40% , Break Even Point (BEP) terjadi pada volume penjualan 42517
kemasan senilai Rp. 59.344.554,46. Payback Periode (PP) adalah 3 tahun 9 bulan.

Kata kunci : pengembangan produk, tahu.

Tahu merupakan makanan olahan lain sangat diperlukan karena


tradisional Indonesia yang banyak tahu memiliki daya simpan yang
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia rendah, disamping itu juga untuk
karena harganya relatif murah dan meningkatkan nilai ekonomisnya.
memiliki kandungan gizi terutama Terdapat dua macam jenis tahu yaitu
protein yang tinggi, yaitu 10,9 gram per tahu putih dan tahu takwa kuning.
100 gram tahu (Mahmud, dkk. 1990). Kedua macam tahu tersebut dibedakan
Pola konsumsi masyarakat akan tahu berdasarkan cara pembuatannya. Pada
telah berkembang. Tahu tidak hanya tahu takwa kuning ditambahkan kunyit
dikonsumsi sebagai lauk pauk, yang berfungsi sebagai pewarna dan
melainkan telah berkembang menjadi juga dapat berfungsi sebagai pengawet,
berbagai macam produk olahan seperti tekstur dari tahu kuning biasanya lebih
stik tahu. Pengolahan menjadi produk
86
padat jika dibandingkan dengan tahu Kripik tahu (tofu chips) mempuyai
putih biasa. kelebihan dibandingkan kripik lain
Produksi tahu dari tahun ketahun berdasarkan bahan bakunya, yaitu
mengalami peningkatan. Berdasarkan memiliki kandungan protein dan lemak
penelitian Widyawati (1996), pada yang tinggi.
tahun 1989, kotamadya Kediri Berdasarkan penjelasan tersebut
mempuyai 35 (tiga puluh lima) tahu memiliki peluang yang cukup
perusahaan tahu. Jumlah ini terus bagus untuk dikembangkan menjadi
meningkat menjadi 54 perusahaan kripik (tofu chips). Pada penelitian
dalam tahun 1992, demikian pula pada pengembangan tahu menjadi produk
perusahaan tahu merk “Sari Lezat tofu chips ini ditekankan pada
POO” , tahun 1989 mempuyai kapasitas bagaimana proses pengolahan tofu
produksi 130.000 biji/ bulan, pada chips ditinjau dari suhu pengorengan
tahun 1995 meningkat menjadi 300.000 dan bahan baku tahu yang digunakan,
biji/ bulan. Sedangkan di kota Malang karena diketahui suhu pengorengan
pada tahun 2005, terdapat 8 industri yang tinggi dapat menyebabkan
tahu formal dengan kapasitas produksi kandungan protein tahu dapat
673.900 kg (Desperindag 2005). terdenaturasi. Menurut Apriyanto
Peningkatan kapasitas produksi tahu (2002), kebanyakan protein pangan
tiap tahun memungkinkan untuk terdenaturasi jika dipanasakan pada
dikembangkan menjadi produk olahan suhu yang moderat (60-90oC) selama
lain, sehingga nilai ekonomis tahu dapat satu jam atau kurang dan bagaimana
meningkat dan pasar tidak menggalami analisis biaya produksinya.
kejenuhan .
Alternatif baru dalam METODE PENELITIAN
pengembangan produk tahu adalah Penelitian yang dilakukan
kripik. Kripik adalah makanan ringan merupakan gabungan dari penelitian
(snack food) yang tergolong jenis dengan metode deskriptif dan
makanan crackers, yaitu makanan yang eksperimental. Penelitian diskriptif
bersifat kering, renyah (crispy), dan dilakukan untuk mengetahui lebih
memiliki kandungan lemaknya tinggi lanjut mengenai tofu chips, potensi
(Sulistyowati, 2004). Produk kripik bahan baku, tingkat penerimaan
sangat digemari oleh masyarakat. konsumen dan potensi pasar. Penelitian
Berdasarkan data BPS Jawa Timur eksperimental dilakukan untuk
menyebutkan tingkat konsumsi per mendapatkan produk tofu chips yang
kapita untuk produk makanan ringan dapat diterima oleh konsumen.
yang digolongkan ke dalam krupuk,
emping, dan snack di Jawa Timur pada Penelitian Deskriptif
tahun 2002 mencapai 63 gram per Penelitian ini dilaksanakan di
kapita per minggu (Anonymous, 2003). sumber data sekunder seperti BPS kota
86
Malang, BPS Kediri, Dinas Pembuatan Tofu Chips
Perindustrian dan Perdagangan Pembuatan tofu chips dilakukan
(Disperindag) kota Kediri, Disperindag menggunakan 2 faktor. Faktor 1 terdiri
kota Malang. Caprina Malang, dari 2 level dan faktor 2 terdiri dari 3
produsen stik tahu Kediri dan studi level.
literature di perpustakaan Universitas Faktor-faktor yang digunakan adalah:
Brawijaya Malang mulai bulan Mei – Faktor I : Jenis Tahu
Juli 2009. S1 : Tahu Putih Malang
S2 : Tahu Takwa Kediri
Penelitian Eksperimental
Penelitian ini dilakukan di Faktor II : Suhu Penggorengan
Laboratorium Rekayasa Proses dan T1 : 180oC
Sistem Produksi, Jurusan Teknologi T2 : 190oC
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi T3 : 200oC
Pertanian, Universitas Brawijaya
Malang, pada bulan Mei sampai dengan Dari dua faktor tersebut dapat diperoleh
Juni 2009. kombinasi perlakuan sebagai berikut:
S1T1 : Tahu Putih Malang dan Suhu
Metode Pelaksanaan Penelitian Penggorengan 180oC
Metode pelaksanaan penelitian S1T2 : Tahu Putih Malang dan Suhu
terbagi atas pembuatan tofu chips, Penggorengan 190oC
analisa kualitas, penerimaan konsumen, S1T3 : Tahu Putih Malang dan Suhu
produk terbaik, dan analisa kelayakan Penggorengan 200oC
finansial dari produk tofu chips terbaik. S2T1 : Tahu Takwa Kediri dan Suhu
Penggorengan 180oC
S2T2 : Tahu Takwa Kediri dan Suhu
Penggorengan 190oC
S2T3 : Tahu Takwa Kediri dan Suhu
Penggorengan 200oC

Uji Kesukaan Produk


Untuk mengetahui tingkat kesukaan
terhadap produk tofu chips dilakukan
dengan menggunkanan uji organoleptik.
Uji organoleptik yang direncanakan
dilakukan oleh 5 orang panelis ahli dari
produsen makanan ringan, antara lain
yaitu Caprina Malang, produsen stik
dan tahu Tinalan Kediri, produsen stik
Diagram Alir Penelitian dan tahu Mikimos Kediri. Uji yang
87
dilakukan meliputi rasa, warna, dan
kerenyahan dengan menggunakan Nilai total tiap Parameter
metode “Hedonic Scale” (Meilgard, Bobot =
1999). Nilai total seluruh parameter

Pemilihan Produk terbaik d. Menghitung nilai effektivitas dengan


Perlakuan terbaik adalah perlakuan rumus:
dengan skor nilai tertinggi dari derajat
kepentingan produk yang diharapkan Np  Ntj
oleh konsumen. Proses pengambilan NE 
keputusan perlakuan terbaik dilakukan Ntb  Ntj
dengan indeks effektivitas (DeGarmo,
dkk. 1987). Keterangan :
Prosedur perhitungan indeks NE = Nilai Effektivitas
effektivitas adalah sebagai berikut: Np = Nilai Perlakuan
a. Memberikan bobot nilai pada Ntj = Nilai Terjelek
masing-masing variabel dengan Ntb = Nilai Terbaik
angka relatif 0-1. bobot nilai yang e. Untuk parameter dengan rerata
diberikan tergantung dari semakin besar semakin baik, maka
kepentingan masing-masing variabel nilai terendah sebagai nilai terjelek
yang hasilnya diperoleh dari dan nilai tertinggi sebagai nilai
perlakuan. terbaik, demikian juga sebaliknya.
b. Membagi variabel menjadi 2 f. Menghitung nilai perlakuan (NP)
kelompok, yang diperoleh dari hasil perkalian
1. Kelompok A terdiri dari variabel- bobot normal dengan nilai
variabel yang makin tinggi effektivitas (NE).
reratanya semakin baik, meliputi NH = NP x Bobot
kadar protein, kadar lemak, g. Menjumlahkan nilai hasil dari
rendemen. semua parameter perlakuan yang
2. Kelompok B terdiri dari variable- memiliki nilai hasil tertinggi adalah
variabel yang makin tinggi perlakuan terbaik pada kelompok
reratanya semakin jelek seperti parameter.
kadar air h. Perlakuan terbaik dipilih dari
c. Mencari bobot normal dari masing- perlakuan yang memiliki NP
masing parameter, yaitu bobot tertinggi.
parameter dibagi bobot total.
Analisa Kualitas
Analisis Kualitas yang dilakukan
meliputi kadar lemak, kadar air, kadar
protein, dan rendemen yang diperoleh.
88
Pelaksanaan pengamatan terhadap Bahan baku yang digunakan pada
parameter-parameter tersebut industri tofu chips yang direncanakan
dilaksanakan dengan menggunakan adalah tahu putih Malang. Menurut
cara sebagai berikut: Badan Pusat Statistik di wilayah Jawa
 Kadar lemak (AOAC, 1975 dalam Timur terdapat lebih dari 50 industri
Sudarmadji dkk, 1984). tahu yang menyebar di wilayah kota
 Kadar air (AOAC, 1975 dalam Malang dan Surabaya. Data di
Sudarmadji dkk, 1984). Desperindag kota Malang menunjukkan
 Kadar protein (AOAC, 1975 dalam pada tahun 2005, terdapat 8 industri
Sudarmadji dkk, 1984). tahu formal dengan kapasitas produksi
 Rendemen (Suryanto, 2000). 673.900 kg atau setara dengan 673,9
ton per tahunnya. sedangkan di wilayah
Analisa Biaya Produksi kabupaten Kediri sendiri terdapat 27
Analisis biaya produksi dilakukan industri tahu formal dengan kapasitas
untuk mengetahui apakah produk tofu produksi total 7.991.900 potong/ bulan
chips terpilih, layak untuk direncanakan dan juga terdapat industri tahu non
dan dikembangkan menjadi suatu formal sebanyak 22 buah dengan
industri. Analisis biaya produksi kapasitas produksi total 7.239.000
dilakukan dengan menggunakan Break potong/ bulan. (Disperindag, 2004).
Even Point (BEP) dan Payback Periods
(PP) (Mulyadi, 1997). Potensi Pasar
Pasar dari produk tofu chips yang
HASIL PENELITIAN dituju adalah masyarakat yang gemar
STUDI PENGEMBANGAN mengkonsumsi makanan ringan mulai
PRODUK dari anak-anak sampai dewasa.
Potensi Bahan Baku Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Bahan baku merupakan elemen yang (BPS) Jatim pada tahun 2002 tingkat
sangat penting pada proses produksi, konsumsi per kapita untuk produk
ketersediaan dan kontinuitas bahan makanan ringan yang digolongkan ke
baku sangat berpengaruh pada proses dalam krupuk, emping, dan snack
produksi. Bahan baku industri tofu mencapai 63 gram per kapita per
chips di Jawa Timur menyebar minggu atau 3,276 kg per kapita per
diberbagai daerah. Salah satu sentra tahun. dengan jumlah penduduk Jawa
industri tahu yang besar dan dikenal Timur sebanyak 34.783.640 jiwa
oleh masyarakat Jawa Timur adalah di (2003), maka jumlah konsumsi
wilayah kota Kediri. Selain di kota makanan ringan penduduk Jawa Timur
Kediri juga banyak terdapat di berbagai mencapai 113.951.205 kg per tahun
kabupaten yang ada di wilayah Jawa (Anonymous, 2003). Pasar yang cukup
Timur misalnya di kabupaten Malang luas tersebut memungkinkan untuk
dan sekitarnya. menjadi dasar dalam pengembangan
89
makanan ringan yang mempuyai HASIL UJI KESUKAAN Tofu Chips
kandungan nutrisi dan gizi bahan yang Pembobotan Kriteria
cukup. Pembobotan kriteria merupakan
Potensi pasar makanan ringan yang tahapan untuk menentukan tingkat
sangat besar tersebut terbagi atas kepentingan dari atribut-atribut yang
krupuk, emping dan snack, sedangkan ada pada produk. Pada penelitian ini
kripik sendiri oleh Badan Pusat Statistik atribut produk yang digunakan untuk
(BPS) digolongkan kedalam kategori menilai atau menentukan produk
krupuk. Dari potensi pasar yang terpilih merupakan atribut-atribut yang
tersedia, tofu chips direncanakan dapat dinilai dan dirasakan secara
diproduksi dengan kapasitas produksi langsung oleh indera manusia. Hal ini
38.400 kg per tahunnya atau sekitar disebabkan, secara umum konsumen
0,03 % dari potensi pasar yang tersedia. menggunakan indera yang dimilikinya,
Kapasitas produksi ditetapkan untuk menilai dan memilih produk
berdasarkan pertimbangan ketersediaan makanan yang akan dikonsumsinya,
modal kerja dan fasilitas mesin dan terutama terhadap produk-produk yang
peralatan yang dimiliki oleh baru dikenalnya. Menurut Budiman
perusahaan. (1985), beberapa sifat penting yang
Segmen pasar yang dituju untuk menentukan penilaian seseorang
pertama kalinya hanya masyarakat Jawa terhadap produk yang digoreng seperti
Timur dengan pertimbangan sedikitnya kripik adalah kenampakan (warna),
biaya distribusi produk yang flavour (rasa dan aroma), dan tekstur
diperlukan, karena daerah Jawa Timur (kerenyahan). Data hasil pembobotan
ini berdekatan dengan perusahaan yang kriteria yang telah dilakukan oleh
memproduksi produk tofu chips yang panelis pada produk tofu chips dapat
direncanakaan di kota Malang, disisi dilihat pada Tabel dibawah.
lain jumlah penduduk Jawa Timur yang
relatif banyak sehingga daerah ini Data Hasil Pembobotan Kriteria Tofu Chips
cukup memenuhi untuk dijadikan Parameter
Panelis Total
sebagai daerah awal untuk uji coba
Warna Rasa Kerenyahan
produk tofu chips sebelum 1 3 2 1 6
memproduksi dengan kapasitas 2 1 3 2 6
produksi yang lebih besar lagi. Hal ini 3 1 3 2 6
karena dalam proses komersialisasi 4 2 3 1 6
5 1 3 2 6
perusahaan dapat memilih strategi Total 8 14 8 30
geografis untuk mencapai target pasar Bobot 0.2667 0.4667 0.266667 0
yang diinginkan (Kotler, 2002)
Keterangan :
Panelis 1. Pemilik industri tahu dan stik Mikimos Jl.
Patimura 59

90
Panelis 2 Karyawan industri tahu dan stik Mikimos
5
Jl. Patimura 59
Panelis 3. Pemilik industri tahu dan stik tinalan IV/47 4
Kediri
Panelis 4. Karyawan industri tahu dan stik tinalan 3

Skor
IV/47 Kediri
Panelis 5. Pemilik Caprina Tlogomas Malang 2

1
Dari Tabel diatas dapat dilihat bobot
tiap-tiap kriteria yang melekat pada tofu 0
S1T1 S1T2 S1T3 S2T1 S2T2 S2T3
chips antara lain yaitu warna memiliki Produk

skor 0,26, rasa memiliki skor 0,46,


kerenyahan memiliki skor 0,26, disini Grafik Rata-Rata Penilaian Panelis
terlihat kriteria rasa memiliki bobot Terhadap Warna Tofu Chips
yang paling tinggi dan selanjutnya
diikuti oleh kerenyahan dan warna Pada grafik diatas terlihat
produk. Hal ini karena panelis memilih penilaian panelis terhadap warna tofu
rasa sebagai kriteria produk yang paling chips rata- rata nilai kesukaan berkisar
penting, dengan alasan bahwa rasa antara 2 sampai 3, panelis paling
merupakan indikasi awal yang dapat menyukai warna pada perlakukan yang
dirasakan oleh indra manusia untuk kedua yaitu tofu chips yang berbahan
menilai suatu produk makanan. Ada baku dari tahu putih malang, dan
juga panelis yang memberikan skor digoreng pada suhu 190oC. ini
tertinggi pada warna produk dengan menunjukkan bahwa jenis bahan baku
alasan, konsumen akan menilai suatu dan suhu pengorengan sangat
produk dari kenampakan visual dulu, berpengaruh terhadap warna tofu chips.
baru rasa dan kerenyahan produk. Bahan baku tahu putih malang bila
digoreng pada suhu 190oC, akan
Uji Kesukaan Terhadap Kriteria menghasilkan warna putih kekuningan.
Warna Kombinasi warna seperti ini yang
Warna merupakan respon mata disukai oleh konsumen, hal ini karena
manusia terhadap sinar (Soekarto, apabila suhu di turunkan akan
1985). Produk makanan dapat menghasilkan warna agak pucat dan
memantulkan sinar, sehingga dapat sebaliknya apabila suhu penggorengan
dilihat oleh mata manusia. Warna yang ditingkatkan akan menyebabkab
ditimbulkan makanan dapat kegosongan dan menghasilkan warna
menimbulkan ketertarikan tersendiri agak kecoklatan.
bagi konsumen untuk Timbulnya warna pada
mengkosumsinya. Pada Gambar permukaan bahan disebabkan oleh
dibawah dapat dilihat data rata-rata reaksi browning artau reaksi maillard.
penilaian panelis terhadap warna tofu Tingkat intensitas warna tergantung
chips. dari lama dan suhu menggoreng dan
91
juga komponen kimia pada permukaan yang keenam yaitu tofu chips yang
luar dari bahan pangan sedangkan jenis berbahan baku dari tahu takwa yang
lemak yang digunakan berpengaruh digoreng pada suhu 200oC. Tofu chips
sangat kecil terhadap warna permukaan yang dihasilkan pada perlakuan ini
bahan pangan (Ketaren, 1986). disukai konsumen dengan alasan bahwa
kalau dilihat dari bahan bakunya, tahu
Rasa takwa sudah memiliki rasa yang khas
Penilaian terhadap rasa (flavour) sedangkan tahu putih tidak berasa,
pada makanan, pada dasarnya tidak disamping itu suhu pengorengan yang
hanya dirasakan oleh indera pencicip cocok dalam pengolahan makanan akan
saja. Rasa makanan tersebut, dapat meningkatkan cita rasa produk.
merupakan campuran dari tanggapan Menurut Fellow(2000), faktor utama
cicip, bau, dan yang ditimbulkan oleh yang mempengaruhi warna, rasa dan
kesan-kesan lain seperti penglihatan, bau adalah jenis minyak goreng yang
sentuhan, dan pendengaran. Jadi, ketika digunakan, suhu penyimpanan minyak,
kita merasakan makanan, sebenarnya suhu dan lama penggorengan, ukuran,
kenikmatan tersebut diwujudkan kelembaban dan penampakan dari
bersama-sama oleh kelima indera makanan serta perlakuan setelah
(Soekarto, 1985). Pada Gambar di penggorengan.
bawah dapat dilihat data rata-rata
penilaian panelis terhadap rasa tofu Kerenyahan
chips. Kerenyahan suatu produk
5
makanan dapat dinilai berdasarkan
bunyi yang dihasilkan bila produk
4
dipatahkan. Biasanya untuk produk
3
yang semakin renyah akan
Skor

2 menghasilkan bunyi yang lebih nyaring


1 (Vickers, 1979). Kerenyahan pada
0
produk seperti keripik juga dapat
S1T1 S1T2 S1T3 S2T1 S2T2 S2T3 dirasakan ketika produk itu digigit.
Produk
Pada Gambar di bawah dapat dilihat
Grafik Rata-Rata Penilaian Panelis data rata-rata penilaian panelis terhadap
Terhadap Rasa Tofu Chips kerenyahan tofu chips.

Pada grafik diatas terlihat


penilaian panelis terhadap rasa tofu
chips, rata- rata nilai kesukaan
berkisar antara 2,2 sampai 3,2, panelis
paling menyukai rasa pada perlakuan

92
5 garing/tidak renyah (Muchtadi dkk.,
1987). Kerenyahan juga berhubungan
4
dengan daya patah. Daya patah
3 merupakan besarnya usaha yang
Skor

2 dilakukan untuk mematahkan produk.


Semakin rendah nilai daya patah maka
1
akan semakin meningkatkan nilai
0
S1T1 S1T2 S1T3 S2T1 S2T2 S2T3
kerenyahannya.
Produk

Produk Terbaik
Grafik Rata-Rata Penilaian Panelis Pemilihan alternatif Produk terbaik
Terhadap Kerenyahan Tofu Chips dilakukan dengan menggunakan
metode Indeks Effektivitas. Menurut De
Pada grafik diatas terlihat Garmo, Sullivan, and Canada (1984),
penilaian panelis terhadap kerenyahan keuntungan penggunaan indeks
tofu chips, rata- rata nilai kesukaan effektivitas adalah:
berkisar antara 1,8 sampai 3,6, panelis a. Dapat dipakai untuk alternatif yang
paling menyukai tofu chips pada memiliki banyak kriteria. Masing-
perlakuan pertama yaitu tofu chips yang masing kreteria atau atribut dapat
berbahan baku dari tahu putih dan berbeda tingkat kepentingannya
digoreng pada suhu 180oC. Panelis (dinyatakan dengan bobot).
memilih tofu chips yang dihasilkan b. Mudah divisualisasikan dan cukup
pada perlakuan pertama ini dengan sederhana.
alasan suhu yang terlalu tinggi pada
proses penggorengan dapat Berdasarkan dari kuisioner tingkat
menyebabkan tingkat kehilangan kadar kepentingan kriteria yang diberikan
air bahan terlalu banyak sehingga akan pada panelis, diperoleh hasil bobot
dapat mempengaruhi rasa dan tingkat tertinggi pada kriteria rasa dengan
kerenyahan produk. Panelis bobot 0,466 kemudian diikuti
beranggapan pada suhu 180oC tingkat kerenyahan dan warna produk memiliki
kerenyahan tofu chips sudah dapat bobot yang sama yaitu 0,266.
dicapai dengan baik Perhitungan pembobotan kriteria dapat
Pada makanan kering seperti dilihat pada lampiran 4. Setelah
keripik, timbulnya bunyi disebabkan diketahui bobot tiap kriteria,
adanya rongga antar sel yang kaku dan selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
rapuh yang berisi udara (Vickers, efektifitas untuk mendapatkan nilai
1979). Selain itu, tingkat kerenyahan produk. Berdasarkan hasil perhitungan,
berhubungan erat dengan kadar air diperoleh nilai produk tertinggi pada
produk. Pada kadar air yang terlalu perlakuan S1T3 (Jenis Bahan Baku
tinggi menjadikan tekstur kurang Tahu Putih ; Suhu Penggorengan
93
200oC) yang akan menghasilkan tofu Karakteristik Kimia Produk Tofu
chips dengan kadar protein 20,57 % , Chips
kadar lemak 8,67 %, kadar air 0,076 %, Berdasarkan hasil analisa kimia
dan rendemen sebesar 29,06 %. yang telah dilakukan terhadap produk
tofu chips diperoleh hasil sebagai
KUALITAS PRODUK berikut :
Karakteristik Tofu Chips yang Hasil uji kimia yang terlihat pada
Dihasilkan Tabel diatas menunjukkan bahwa
Kripik tahu (tofu chips) yang peningkatan suhu penggorengan dapat
dihasilkan berbentuk segi empat dengan menyebabkan kadar protein, kadar
lebar 1,5 cm x 1,5 cm dengan ketebalan lemak produk menjadi turun. Suhu
1 mm sedangkan kenampakan visual yang tinggi pada pengolahan makanan
produk relatif sama, berwarna kuning dapat menyebabkan terdenaturasinya
kecoklatan. Sedangkan tingkat kandungan protein produk sehingga
kerenyahan produk bervariasi antara menyebabkan menurunnya kandungan
satu dengan yang lain, aroma produk protein bahan, hal ini sesuai dengan
memiliki aroma yang khas seperti pada pendapat Apriyanto (2002), yang
bahan bakunya. menyatakan kebanyakan protein pangan
Tofu chips Jika dibandingkan terdenaturasi jika dipanasakan pada
dengan produk makanan ringan yang suhu yang moderat (60-90oC) selama
lainnya mempuyai kelebihan memiliki satu jam atau kurang.
kandungan protein yang cukup tinggi. Dari data tersebut diatas
Dari hasil penelitian terlihat kadar menunjukkan kadar protein tertinggi
protein yang terkandung bervariasi adalah sebesar 25,95 % (pada
o
untuk tiap jenis bahan baku yang penggorengan suhu 180 C untuk jenis
digunakan. Untuk tahu putih berkisar bahan baku tahu takwa kuning) dan
antara 20,57 – 23,73 % sedangkan terendah adalah 20,57 % (pada
untuk tahu takwa kuning berkisar antara penggorengan suhu 200oC, jenis bahan
22,43- 25,95 %. baku tahu putih). Untuk kadar lemak
tertinggi adalah sebesar 16,03 % (pada
Hasil Analisis Kimia Produk Tofu Chips penggorengan suhu 180oC untuk jenis
Kadar Kadar
Perlakuan Protein Lemak Kadar Air
Tahu Putih, Suhu 180oC 23.73 12.4 0.152
Tahu Putih, Suhu 190oC 21.05 9.29 0.091
Tahu Putih, Suhu 200oC 20.57 8.67 0.076
Tahu Takwa, Suhu 180oC 25.95 16.03 0.136
Tahu Takwa, Suhu 190oC 24.74 11.03 0.108
Tahu Takwa, Suhu 200oC 22.43 9.26 0.064
94
bahan baku tahu takwa kuning) dan c) Pengadukan
terendah adalah 8,67 % (pada Bahan baku tahu yang telah dipres
penggorengan suhu 200oC, jenis bahan selanjutnya ditambah dengan
baku tahu putih), sedangkan untuk tepung terigu, tepung kaji dengan
kadar air tertinggi adalah sebesar 0,152 perbandingan 1 : 10 untuk masing-
% (pada penggorengan suhu 180oC masing tepung, dan ditambah
untuk jenis bahan baku tahu putih ) dan bumbu sebagai penyedap rasa,
terendah adalah 0.064 % (pada selanjutnya diaduk sampai
penggorengan suhu 200oC, jenis bahan terbentuk adonan yang homongen.
baku tahu takwa kuning). d) Pengukusan
Pengukusan ini bertujuan untuk
TEKNOLOGI PROCCESING TOFU membantu dalam proses
CHIPS gelatinisasi bahan. Pengukusan
Gambaran Teknologi Proccesing merupakan unit operasi yang
Tofu Chips bertujuan untuk mencapai
Teknologi yang digunakan dalam gelatinisasi pati yang sempurna
pembuatan tofu chips relatif sederhana, makanan (Luh, 1980).
peralatan yang digunakan juga tidak e) Pengilingan dan Pemotongan
terlalu mahal dan sulit untuk diperoleh, Adonan yang telah dikukus,
dan juga modal kerja yang diperlukan digiling menjadi lembaran-
tidak terlalu banyak, sehingga produk lembaran tipis dengan ketebalan 1
ini tidak sulit untuk dikembangkan pada mm, kemudian dipotong dengan
skala usaha kecil menengah (UKM). lebar 1,5 x 1,5 cm.
Tahapan proses pembuatan tofu chips f) Pengeringan
adalah sebagai berikut : Pengeringan dilakukan selama 18
a) Pecucian jam pada suhu 50oC dengan tujuan
Tahu yang akan digunakan sebagai untuk menggurangi kadar air dan
bahan baku dalam pembuatan tofu kelembaban pada bahan. Tipe
chips, dicuci dan direndam dengan pengering yang digunakan adalah
tujuan untuk membersihkan bahan Pengering kabinet
dan untuk menghilangkan bau asam (CabinetDrying).
pada tahu. g) Pengorengan
b) Penghancuran dan pengepresan Tofu Chips yang masih mentah dan
Proses ini bertujuan untuk sudah dikeringkan selama 4 jam
mengurangi kadar air pada bahan selanjutnya digoreng dengan
baku tahu, mempermudah pada menggunkan Deep Frying. Suhu
perlakuan selanjutnya, mengurangi penggorengan yang digunakan
jumlah penambahan tepung dan dibagi menjadi 3 level yaitu : 180,
meningkatkan kadar protein produk 190, 200oC.

95
h) Penirisaan memperlama waktu simpan produk.
Penirisan dilakukan dengan tujuan i) Pengemasan
untuk menggurangi kadar minyak Pengemasan dilakukan dengan
goreng yang terserap pada saat menggunakan alumunium foil,
penggorengan, meningkatkan dengan pertimbangan bahan ini
kerenyahan bahan, dan juga mempuyai kekedapan udara yang

96
cukup tinggi, sehingga tekstur dan cara pendekatan. Pertama adalah
kerenyahan produk dapat dengan memperkirakan tingkat
dipertahankan dalam waktu yang permintaan potensial terhadap produk
lama. pada masa depan, sedangkan kedua
adalah dengan pendekatan terhadap
Perencanaaan Kapasitas Produksi ketersediaan bahan bakunya.
Kapasitas produksi dari suatu Menurut Suratman (2001), Konsep
pabrik atau industri yang akan yang paling sederhana dalam
didirikan, dapat dilakukan dengan dua menentukan skala operasi (luas

97
produksi) adalah bergantung pada ada diberbagai wilayah jawa timur
kemungkinan perkembangan pangsa khususnya di kota Malang dan kota
pasar (market share) yang dapat diraih Kediri yang dikenal sebagai sentra
dan kapasitas mesin serta peralatan industri tahu yang cukup besar.
yang dimiliki perusahaan serta dengan Bentuk tahu yang dipakai kubus
memperhatikan kualitas dan kuantitas dengan ketebalan sekitar 3-4 cm,
sumberdaya manusia dalam proses struktur kenyal dengan kadar air
produksi, kemampuan keuangan sekitar 37,5% dengan harga Rp.
perusahaan dan kemungkinan adanya 2.000,00 per kg.
perubahan teknologi produksi di masa b. Tepung Trigu
yang akan datang. Tepung trigu yang digunakan
Kapasitas produksi yang adalah tepung trigu dengan merk
direncanakan didasarkan pada dagang segi tiga biru karena
pertimbangan skala usaha, kemampuan tepung trigu ini memiliki kadar
mesin dan peralatan, sehingga gluten yang rendah sehingga akan
ditetapkan kapasitas produksi per hari meningkatkan kerenyahan produk.
128 kg . Dari hasil penelitian Harga tepung trigu dipasaran
pendahuluan yang telah dilakukan, eceran Rp. 4.500,00 per kg.
diketahui rendemen dari tofu chips yang c. Tepung Tapioka
telah dibuat adalah sebesar 29,06 %. Tepung tapika ditambahkan untuk
Sehingga diperkirakan kebutuhan bahan meningkatkan kerenyahan produk.
baku untuk satu hari kerja adalah 400 Tepung tapioka ini didapat dari
kg tahu, 15 kg tepung tapioka, 15 kg pasar dengan harga eceran Rp.
Tepung trigu, 3,6 kg garam, 0,74 kg 3.000,0 per kg.
baking soda, 1,5 kg penyedap rasa, 3 kg Pada industri skala usaha kecil
bawang putih, dan 1,5 kg mrica menengah (UKM) ini persedianan
bahan baku tahu direncanakan
Kebutuhan Bahan Baku pengadaan tiap dua hari sekali karena
Bahan – bahan yang digunakan dalam tahu memiliki umur simpan yang relatif
industri tofu chips adalah : pendek, sedangkan tepung trigu dan
tepung tapioka direncanakan tiap bulan
a. Tahu Putih atau 25 hari kerja. Pengadaan bahan
Bahan baku ini dipilih berdasarkan baku perlu direncanakan agar proses
dari hasil penelitian lapang yang produksi dapat berjalan lancar tanpa
menunjukkkan tofu chips yang terjadi kekurangan persediaan ataupun
berbahan baku dari tahu putih lebih kelebihan persediaan yang terlalu besar
banyak disukai daripada tofu chips (Asri dan Suprihanto, 1986). Jumlah
yang berbahan baku dari tahu takwa bahan baku yang dibutuhkan untuk
kuning. Tahu putih ini didapatkan memenuhi kebutuhan produksi
dari industri pembuatan tahu yang perbulan dapat dilihat pada Tabel .
98
Tabel . Kebutuhan Bahan Baku tenaga kerja yang digunakan didasarka
Selama Satu Bulan pada peta proses operasi yang dapat
No Jenis Jumlah dilihat pada lampiran 17 Perencanaan
Persediaan kebutuhan tenaga kerja ini didapat dari
1 Tahu Putih 10000 kg total waktu produksi dibagi dengan
2 Tepung Trigu 375 kg ketersediaan jam kerja.
3 Tepung 375 kg Pada Tabel dapat dilihat bahwa
Tapioka kebutuhan operasional perhari adalah
33,86 jam. Waktu kerja direncanakan 7
Tabel diatas menunjukkkan jam/hari per orang. Dengan demikian
kebutuhan bahan baku yang digunakan industri ini membutuhkan 5-6 orang
dalam industri tofu chips skala rumah tenaga kerja untuk kegiatan proses
tangga dengan kapasitas produksi 128 produksi. Bagian administrasi dan
kg. per hari dengan hari kerja efektif 25 pemasaran masing-masing
hari untuk tiap bulannya membutuhkan satu orang tenaga kerja.
Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja untuk proses produksi
Tenaga kerja merupakan bagian direncanakan menggunakan sistem
dari suatu industri yang penting, kontrak sehingga upah diberikan
mengingat tugas dari tenaga kerja yang apabila proses produksi berlangsung
meliputi pengawasan dan pelaksanaan dan sebaliknya jika tidak produksi upah
produksi, mulai dari penyiapan bahan tidak diberikan sedangkan tenaga kerja
baku, proses konversi sampai distribusi pada bagian administrasi dan
produk jadi (Schroeder, 1997). pemasaran diberikan gaji tetap tiap
Tabel. Kebutuhan Tenaga Kerja bulannya. Perhitungan biaya tenaga
Proses Waktu Proses (Menit) kerja dalam produksi perlu dicatat
Penimbangan 50 sebagai dasar untuk menetapkan upah
Pengepresan 60 (Gitosumarmo, 1984).
Pencampuran 90
Pemipihan 30
Pengukusan 180
Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Pengilingan 240 Produksi
Pemipihan 240 Faktor-faktor yang perlu
Pengirisan 240 dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
Pengeringan 480 teknologi antara lain jenis teknologi
Penggorengan 240 yang diajukan harus cocok dengan
Penirisan 60
Pengemasan 122
persyaratan yang diperlukan untuk
Total 2032 (33,86 jam) mencapai kapasitas produksi ekonomis
Industri tofu chips direncanakan yang ditentukan, perhitungan jumlah
dalam skala usaha kecil menengah dana yang diperlukan untuk pembelian
(UKM), sehingga tenaga kerja yang mesin dan peralatan yang dibutuhkan,
diperlukan tidak begitu banyak. Jumlah pengaruhnya terhadap biaya
99
produksi/satuan barang yang akan diterapkan secara berhasil ditempat lain
dihasilkan dan kepastian apakah jenis (Sutojo, 1996)
teknologi yang dipilih pernah

Tabel . Spesifikasi Mesin dan Peralatan Industri Tofu Chips


No Nama Mesin Jmlah Fungsi Spesifikasi
Plastik  1 m,
1 Bak Penampung 4 Mencampur adonan
t=0,45 m
2 Timbangan 1 Menimbang Kapasitas 100 kg
3 Sealer 1 Mengemas Impulse Sealer
4 Pres Hidrolik 1 Mengurangi kadar air tahu Kapasitas 5 kg
5 Pengering Rak 1 Mengeringkan Stainless steel, 4 pintu, 80 rak
6 Kompor 4 Pemanas Merk “Hook” 64 sumbu
7 Dandang 4 Mengukus Aluminium “Gajah” kap 20 L
8 Penggiling Roti 2 Memipihkan adonan Stainless Steel 6 skala

Proses Produksi ANALISIS BIAYA PRODUKSI


Produksi tofu chips direncanakan Analisis biaya produksi dilakukan
dalam satu hari satu kali proses, waktu untuk mengetahui tingkat kelayakan
kerja direncanakan 7 jam/hari per industri yang akan direncanakan.
orang. Total waktu proses yang Analisis biaya produksi yang dilakukan
dibutuhkan untuk memproduksi pada perencanaan industri tofu chips
sebanyak 128 kg tofu chips adalah 2032 skala usaha kecil menengah (UKM) ini
menit atau 33, 86 jam (Peta Proses meliputi biaya produksi (BP), Break
Operasi : Gambar 4). Waktu 2032 Even Point (BEP) dan Payback Periods
menit tersebut terdiri dari 1850 waktu (PP).
proses dan 180 menit waktu delay dan 2 Investasi awal dalam pendirian
menit untuk storage. Waktu terlama industri tofu chips skala usaha kecil
terdapat pada proses pengeringan, yang menegah (UKM) ini adalah sebesar Rp.
membutuhkan waktu 240 menit atau 4 139.160.950,00. Investasi awal
jam. diperoleh dari hasil penjumlahan modal
Jumlah tenaga kerja yang digunakan tetap dengan modal kerja selama tiga
pada proses produksi tofu chips ini bulan. Modal tetap yang direncanakan
dihitung berdasarkan pendekatan Rp. 45.410.200,00 nilai ini diperoleh
lamanya waktu proses produksi tofu dari penjumlahan dari biaya investasi
chips yang diperlukan dibagi dengan ruang produksi dan kantor, biaya
jam kerja yang tersedia, sehingga instalasi, biaya investasi peralatan
jumlah tenaga kerja yang diperlukan produksi, peralatan kantor dan sarana
untuk proses produksi sebanyak 5-6 tranportasi. Sedangkan kebutuhan
orang. modal kerja selama tiga bulan adalah
Rp. 93.750.750,00 nilai ini diperoleh
100
dari hasil penjumlahan biaya bahan putih dengan suhu penggorengan
baku produksi, bahan pembantu, bahan sebesar 200oC). yang akan
pengemas, utilitas, biaya penyusutan menghasilkan tofu chips dengan kadar
peralatan, gaji tenaga kerja dan biaya protein 20,57 % , kadar lemak 8,67 %,
administrasi selama tiga bulan kerja. kadar air 0,076 %, dan rendemen
Modal kerja yang digunakan sebesar 20,23 %. Produk S1T3
diasumsikan modal kerja sendiri tanpa mempuyai nilai perlakuan tertinggi ini
meminjam ke bank, sehingga aliran kas menunjukan produk ini yang dipilih
bunga bank tidak diperhitungkan. oleh konsumen dengan skor 2,653.
Kapasitas produksi pertahun yang Investasi awal yang dibutuhkan
direncanakan adalah 384.000 kemasan untuk mendirikan industri tofu chips
dengan berat tiap kemasan adalah 100 dengan kapasitas produksi 128 kg per
gram harga pokok penjualan (HPP) hari adalah sebesar Rp. 139.160.950,00.
adalah Rp. 977,08 sedangkan harga Harga Pokok Produksi (HPP) didapat
jualnya direncanakan Rp. 1400,00 sebesar Rp. 977,08 per kemasan dengan
dengan mark up sebesar 40%. Jumlah berat 100 gram, harga jual yang
produk yang terjual diasumsikan direncanakan sebesar Rp. 1400 dengan
sebesar 90% dari produk yang penambahan mark up sebesar 40% ,
diproduksi. Pada tahu pertama Break Even Point (BEP) terjadi pada
pendapatan bersih yang diterima oleh volume penjualan 42517 kemasan
perusahaan sebesar Rp. 108.917.800,00. senilai Rp. 59.344.554,46. Payback
Hasil analisa Break Even Point Periode (PP) adalah 3 tahun 9 bulan.
(BEP) menunjukkan bahwa kapasitas
produksi yang direncanakan Saran
memberikan keuntungan bagi Perlu dilakukan penelitian lebih
perusahan. Dengan kapasitas produksi lanjut tentang umur simpan produk tofu
sebesar 384.000 kemasan per tahun di chips khususnya berkaitan dengan
dapat titik impas dengan memproduksi kerenyahan produk yang dihubungkan
tofu chip sebanyak 42517 Kemasan. dengan jenis kemasan yang cocok
Payback Periode(PP) didapat pada 3 digunakan.
tahun 9 bulan 0hari dengan asumsi
tingkat produksi tetap dan harga stabil DAFTAR RUJUKAN
pada tingkat inflasi 6,5 %. Anonymous. 2003. Konsumsi Penduduk
Jawa Timur Tahun 2002
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan Data Modul
Kesimpulan Konsumsi Survey Sosial
Ekonomi Masional (Susenas)
Berdasarkan hasil penelitian dan
2002. BPS Prop. Jawa Timur.
perhitungan yang telah dilakukan, Surabaya.
produk terpilih adalah S1T3 ( Tofu
Chips yang berbahan baku dari tahu
102
Apriantono, A. 2002. Pengaruh Terbitan ke-2. Penerbit ITB.
Pengolahan Terhadap Nilai Bandung.
Gizi Dan Keamanan Pangan.
Makalah ini disampaikan pada Husnan S. dan suwarsono. 1999. Studi
Seminar Online Kharisma ke-2, Kelayakan Proyek. Unit
www. kharisma.com. tanggal Penerbit dan Percetakan (UPP)
akses 15 April 2005 AMP YKPN. Yogyakarta.

Asri, M. dan J. Suprihanto. 1986. Indrasari, S., dan Darmardjati, D. S. !991.


Manjemen Perusahaan Sifat Fisik dan Kimia Varietas
Pendekatan Operasional. Kedelai dan Hubungannya
BPFE. Yogyakarta. Dengan Rendemen Dan Mutu
Tahu. Media Penelitian
Atmosudirdjo, S. P. 1982. Beberapa Sukamandi. 9: 43-49
Pandangan Umum Tentang
Pengambilan Keputusan Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
(Decisions making). Ghalia Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press.
Indonesia. Jakarta Jakarta.
Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan
DeGarmo, E.P., W.G. Sullivan and J.R. Kedelai. Pustaka Sinar Harapan.
Canada. 1984. Engineering Jakarta
Economy. Macmillan
Publishing Company. New Kotler, P. Alih Bahasa, Teguh H. dkk.
York. 2002, Manajemem Pemasaran.
PT. Prenhallindo. Jakarta
Fellow, P. 1990. Food Processing
Technology. Principles and Kusnadi, Nanang, S. Dan Jahroh. 1999.
Practice. Ellis Horwood Akutansi Biaya. Fakultas
Limited. West Sussex. England Ekonomi Universitas Ahmad
Yani. Bandung
________ . 1992. Dehydration dalam Hui,
Y. H. (ed.). 1992. Encyclopedia Luh, H. 1980. Rice Production and
of Food Science and Utillization. The Avi Publishing
Technology. Vol. 1. pp. 556 – Company. Inc. Westport.
575. John Willey & Sons, Inc. Connecticut
New York.
Mangkusubroto, K. Dan Trisnadi, C. L.
Gruenwald, G., 1997. New Product 1987. Analisa Keputusan
Development. NCT Business Pendekatan Sistem dalam
Books, USA Manajemen Usaha Proyek.
Ganeca Exacta. Bandung
Harris, R. S. Dan E. Karmas. 1989.
Evaluasi Gizi pada Mahmud, M. K., D. S. Slamet, R. R.
Pengolahan Bahan Pangan. Apriantono dan Hermana. 1990.
103
Komposisi Zat Gizi Pangan Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek:
Indonesia. Dep. Kes. RI. Teknik dan Prosedur
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Penyusunan Laporan. Edisi
dan Pusat Penelitian dan pertama. J&J Learning.
Pengembangan gizi. Jakarta Yogyakarta.

Mien, K. M. et. Al. 1990. Komposisi Zat Sutojo, S., 1996, Studi Kelayakan Proyek,
Gizi Pangan Indonesia. Dep. Teori dan Praktek, PT. Pustaka
Kes. RI. Direktorat bina Gizi. Binaman Pressindo, Jakarta.
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi. Jakarta Urlich, Kart T. and Epinger, Steven D.
Eppinger . 2000 Perancangan
Mulyadi. 1997. Akutansi Manajemen dan Pengembangan Produk.
Konsep Manfaat dan Diterjemahkan oleh Azmi, nora
Rekayasa. STIE YKPN. dan Iveline A. M. 2001 Salemba
Yogyakarta Teknika. Jakarta.
Van Arsdel, W. B., M. J. Coply, And A. I.
Muchtadi, D., T. R., Purwiyatino dan A. Morgan. 1973. Food
Basuki. 1987. Teknologi Dehydration, Methods and
Pemasakan Ekstrusi. Pusat Phenomena. Vol. 1. 2nd ed.
Antar Universitas. IPB. Bogor The AVI Publishing Company,
Inc. Westport. Connecticut
Schroeder, F. 1997. Food Packaging. The
AVI Publishing Company Inc. Vickers, Z. 1979. Crispness and
West Port Connecticut. United Crunchiness of Food in Food
Staters Of Amerika. Texture and Theologi.
Academic Press. London
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian
Organoleptik untuk Industri Wang, H. L., Swain, E. W., dan Kwolek,
Pangan dan Hasil Pertanian. W. F. 1984. Effect Of Soybean
PT. Bhratara Karya Aksara. Varietas On The Yield And
Jakarta Quality Of Tofu. Cereal
Chemistry. 60:245-248
Sulistyowati, A. 2004. Membuat Kripik
Buah dan Sayur. Puspa Swara, Widyawati, W. 1996. Indentifikasi
Anggota IKAPI. Jakarta Variabel yang Berpengaruh
Suprapti, L. M. 1997. Seputar Terhadap Tumbuh Kembang
Penanganan Kedelai dalam Industri Tahu di Kota Kediri.
Industri dan Rumah Tangga. Skripsi Fak. Pertanian.
Vidi Ariesta. Surabaya Universitas Brawijaya. Malang

104
103

Anda mungkin juga menyukai