Ernawati
Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan tofu chips yang baik dan
disukai oleh konsumen berdasarkan pada pemilihan bahan baku dan penggunaan
suhu penggorengan yang tepat. serta mendapatkan gambaran perencanaan produksi
tofu chips ditinjau dari aspek finansial. Penelitian yang dilakukan merupakan
gabungan dari penelitian dengan metode deskriptif dan eksperimental. Metode
pelaksanaan penelitian meliputi : pembuatan tofu chips, uji kesukaan produk, produk
terbaik, analisis kualitas, dan analisis finansial. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
tofu chips yang dibuat dengan bahan baku tahu putih Malang, digoreng pada suhu
200oC, terpilih sebagai produk terbaik dengan skor 2,653. Karakteristik produk
terbaik yaitu berwarna kuning kecoklatan, dan memiliki rasa yang khas seperti
bahan bakunya sedangkan karakteristik kimia produk adalah sebagai berikut kadar
protein 20,57%, kadar lemak 8,67, kadar air 0,0765 dan rendemen sebesar 29,06%.
Investasi awal yang dibutuhkan untuk mendirikan industri tofu chips dengan
kapasitas produksi 128 kg per hari adalah sebesar Rp. 139.160.950,00. Harga Pokok
Produksi (HPP) didapat sebesar Rp. 977,08 per kemasan dengan berat 100 gram,
harga jual yang direncanakan sebesar Rp. 1400 dengan penambahan mark up
sebesar 40% , Break Even Point (BEP) terjadi pada volume penjualan 42517
kemasan senilai Rp. 59.344.554,46. Payback Periode (PP) adalah 3 tahun 9 bulan.
90
Panelis 2 Karyawan industri tahu dan stik Mikimos
5
Jl. Patimura 59
Panelis 3. Pemilik industri tahu dan stik tinalan IV/47 4
Kediri
Panelis 4. Karyawan industri tahu dan stik tinalan 3
Skor
IV/47 Kediri
Panelis 5. Pemilik Caprina Tlogomas Malang 2
1
Dari Tabel diatas dapat dilihat bobot
tiap-tiap kriteria yang melekat pada tofu 0
S1T1 S1T2 S1T3 S2T1 S2T2 S2T3
chips antara lain yaitu warna memiliki Produk
92
5 garing/tidak renyah (Muchtadi dkk.,
1987). Kerenyahan juga berhubungan
4
dengan daya patah. Daya patah
3 merupakan besarnya usaha yang
Skor
Produk Terbaik
Grafik Rata-Rata Penilaian Panelis Pemilihan alternatif Produk terbaik
Terhadap Kerenyahan Tofu Chips dilakukan dengan menggunakan
metode Indeks Effektivitas. Menurut De
Pada grafik diatas terlihat Garmo, Sullivan, and Canada (1984),
penilaian panelis terhadap kerenyahan keuntungan penggunaan indeks
tofu chips, rata- rata nilai kesukaan effektivitas adalah:
berkisar antara 1,8 sampai 3,6, panelis a. Dapat dipakai untuk alternatif yang
paling menyukai tofu chips pada memiliki banyak kriteria. Masing-
perlakuan pertama yaitu tofu chips yang masing kreteria atau atribut dapat
berbahan baku dari tahu putih dan berbeda tingkat kepentingannya
digoreng pada suhu 180oC. Panelis (dinyatakan dengan bobot).
memilih tofu chips yang dihasilkan b. Mudah divisualisasikan dan cukup
pada perlakuan pertama ini dengan sederhana.
alasan suhu yang terlalu tinggi pada
proses penggorengan dapat Berdasarkan dari kuisioner tingkat
menyebabkan tingkat kehilangan kadar kepentingan kriteria yang diberikan
air bahan terlalu banyak sehingga akan pada panelis, diperoleh hasil bobot
dapat mempengaruhi rasa dan tingkat tertinggi pada kriteria rasa dengan
kerenyahan produk. Panelis bobot 0,466 kemudian diikuti
beranggapan pada suhu 180oC tingkat kerenyahan dan warna produk memiliki
kerenyahan tofu chips sudah dapat bobot yang sama yaitu 0,266.
dicapai dengan baik Perhitungan pembobotan kriteria dapat
Pada makanan kering seperti dilihat pada lampiran 4. Setelah
keripik, timbulnya bunyi disebabkan diketahui bobot tiap kriteria,
adanya rongga antar sel yang kaku dan selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
rapuh yang berisi udara (Vickers, efektifitas untuk mendapatkan nilai
1979). Selain itu, tingkat kerenyahan produk. Berdasarkan hasil perhitungan,
berhubungan erat dengan kadar air diperoleh nilai produk tertinggi pada
produk. Pada kadar air yang terlalu perlakuan S1T3 (Jenis Bahan Baku
tinggi menjadikan tekstur kurang Tahu Putih ; Suhu Penggorengan
93
200oC) yang akan menghasilkan tofu Karakteristik Kimia Produk Tofu
chips dengan kadar protein 20,57 % , Chips
kadar lemak 8,67 %, kadar air 0,076 %, Berdasarkan hasil analisa kimia
dan rendemen sebesar 29,06 %. yang telah dilakukan terhadap produk
tofu chips diperoleh hasil sebagai
KUALITAS PRODUK berikut :
Karakteristik Tofu Chips yang Hasil uji kimia yang terlihat pada
Dihasilkan Tabel diatas menunjukkan bahwa
Kripik tahu (tofu chips) yang peningkatan suhu penggorengan dapat
dihasilkan berbentuk segi empat dengan menyebabkan kadar protein, kadar
lebar 1,5 cm x 1,5 cm dengan ketebalan lemak produk menjadi turun. Suhu
1 mm sedangkan kenampakan visual yang tinggi pada pengolahan makanan
produk relatif sama, berwarna kuning dapat menyebabkan terdenaturasinya
kecoklatan. Sedangkan tingkat kandungan protein produk sehingga
kerenyahan produk bervariasi antara menyebabkan menurunnya kandungan
satu dengan yang lain, aroma produk protein bahan, hal ini sesuai dengan
memiliki aroma yang khas seperti pada pendapat Apriyanto (2002), yang
bahan bakunya. menyatakan kebanyakan protein pangan
Tofu chips Jika dibandingkan terdenaturasi jika dipanasakan pada
dengan produk makanan ringan yang suhu yang moderat (60-90oC) selama
lainnya mempuyai kelebihan memiliki satu jam atau kurang.
kandungan protein yang cukup tinggi. Dari data tersebut diatas
Dari hasil penelitian terlihat kadar menunjukkan kadar protein tertinggi
protein yang terkandung bervariasi adalah sebesar 25,95 % (pada
o
untuk tiap jenis bahan baku yang penggorengan suhu 180 C untuk jenis
digunakan. Untuk tahu putih berkisar bahan baku tahu takwa kuning) dan
antara 20,57 – 23,73 % sedangkan terendah adalah 20,57 % (pada
untuk tahu takwa kuning berkisar antara penggorengan suhu 200oC, jenis bahan
22,43- 25,95 %. baku tahu putih). Untuk kadar lemak
tertinggi adalah sebesar 16,03 % (pada
Hasil Analisis Kimia Produk Tofu Chips penggorengan suhu 180oC untuk jenis
Kadar Kadar
Perlakuan Protein Lemak Kadar Air
Tahu Putih, Suhu 180oC 23.73 12.4 0.152
Tahu Putih, Suhu 190oC 21.05 9.29 0.091
Tahu Putih, Suhu 200oC 20.57 8.67 0.076
Tahu Takwa, Suhu 180oC 25.95 16.03 0.136
Tahu Takwa, Suhu 190oC 24.74 11.03 0.108
Tahu Takwa, Suhu 200oC 22.43 9.26 0.064
94
bahan baku tahu takwa kuning) dan c) Pengadukan
terendah adalah 8,67 % (pada Bahan baku tahu yang telah dipres
penggorengan suhu 200oC, jenis bahan selanjutnya ditambah dengan
baku tahu putih), sedangkan untuk tepung terigu, tepung kaji dengan
kadar air tertinggi adalah sebesar 0,152 perbandingan 1 : 10 untuk masing-
% (pada penggorengan suhu 180oC masing tepung, dan ditambah
untuk jenis bahan baku tahu putih ) dan bumbu sebagai penyedap rasa,
terendah adalah 0.064 % (pada selanjutnya diaduk sampai
penggorengan suhu 200oC, jenis bahan terbentuk adonan yang homongen.
baku tahu takwa kuning). d) Pengukusan
Pengukusan ini bertujuan untuk
TEKNOLOGI PROCCESING TOFU membantu dalam proses
CHIPS gelatinisasi bahan. Pengukusan
Gambaran Teknologi Proccesing merupakan unit operasi yang
Tofu Chips bertujuan untuk mencapai
Teknologi yang digunakan dalam gelatinisasi pati yang sempurna
pembuatan tofu chips relatif sederhana, makanan (Luh, 1980).
peralatan yang digunakan juga tidak e) Pengilingan dan Pemotongan
terlalu mahal dan sulit untuk diperoleh, Adonan yang telah dikukus,
dan juga modal kerja yang diperlukan digiling menjadi lembaran-
tidak terlalu banyak, sehingga produk lembaran tipis dengan ketebalan 1
ini tidak sulit untuk dikembangkan pada mm, kemudian dipotong dengan
skala usaha kecil menengah (UKM). lebar 1,5 x 1,5 cm.
Tahapan proses pembuatan tofu chips f) Pengeringan
adalah sebagai berikut : Pengeringan dilakukan selama 18
a) Pecucian jam pada suhu 50oC dengan tujuan
Tahu yang akan digunakan sebagai untuk menggurangi kadar air dan
bahan baku dalam pembuatan tofu kelembaban pada bahan. Tipe
chips, dicuci dan direndam dengan pengering yang digunakan adalah
tujuan untuk membersihkan bahan Pengering kabinet
dan untuk menghilangkan bau asam (CabinetDrying).
pada tahu. g) Pengorengan
b) Penghancuran dan pengepresan Tofu Chips yang masih mentah dan
Proses ini bertujuan untuk sudah dikeringkan selama 4 jam
mengurangi kadar air pada bahan selanjutnya digoreng dengan
baku tahu, mempermudah pada menggunkan Deep Frying. Suhu
perlakuan selanjutnya, mengurangi penggorengan yang digunakan
jumlah penambahan tepung dan dibagi menjadi 3 level yaitu : 180,
meningkatkan kadar protein produk 190, 200oC.
95
h) Penirisaan memperlama waktu simpan produk.
Penirisan dilakukan dengan tujuan i) Pengemasan
untuk menggurangi kadar minyak Pengemasan dilakukan dengan
goreng yang terserap pada saat menggunakan alumunium foil,
penggorengan, meningkatkan dengan pertimbangan bahan ini
kerenyahan bahan, dan juga mempuyai kekedapan udara yang
96
cukup tinggi, sehingga tekstur dan cara pendekatan. Pertama adalah
kerenyahan produk dapat dengan memperkirakan tingkat
dipertahankan dalam waktu yang permintaan potensial terhadap produk
lama. pada masa depan, sedangkan kedua
adalah dengan pendekatan terhadap
Perencanaaan Kapasitas Produksi ketersediaan bahan bakunya.
Kapasitas produksi dari suatu Menurut Suratman (2001), Konsep
pabrik atau industri yang akan yang paling sederhana dalam
didirikan, dapat dilakukan dengan dua menentukan skala operasi (luas
97
produksi) adalah bergantung pada ada diberbagai wilayah jawa timur
kemungkinan perkembangan pangsa khususnya di kota Malang dan kota
pasar (market share) yang dapat diraih Kediri yang dikenal sebagai sentra
dan kapasitas mesin serta peralatan industri tahu yang cukup besar.
yang dimiliki perusahaan serta dengan Bentuk tahu yang dipakai kubus
memperhatikan kualitas dan kuantitas dengan ketebalan sekitar 3-4 cm,
sumberdaya manusia dalam proses struktur kenyal dengan kadar air
produksi, kemampuan keuangan sekitar 37,5% dengan harga Rp.
perusahaan dan kemungkinan adanya 2.000,00 per kg.
perubahan teknologi produksi di masa b. Tepung Trigu
yang akan datang. Tepung trigu yang digunakan
Kapasitas produksi yang adalah tepung trigu dengan merk
direncanakan didasarkan pada dagang segi tiga biru karena
pertimbangan skala usaha, kemampuan tepung trigu ini memiliki kadar
mesin dan peralatan, sehingga gluten yang rendah sehingga akan
ditetapkan kapasitas produksi per hari meningkatkan kerenyahan produk.
128 kg . Dari hasil penelitian Harga tepung trigu dipasaran
pendahuluan yang telah dilakukan, eceran Rp. 4.500,00 per kg.
diketahui rendemen dari tofu chips yang c. Tepung Tapioka
telah dibuat adalah sebesar 29,06 %. Tepung tapika ditambahkan untuk
Sehingga diperkirakan kebutuhan bahan meningkatkan kerenyahan produk.
baku untuk satu hari kerja adalah 400 Tepung tapioka ini didapat dari
kg tahu, 15 kg tepung tapioka, 15 kg pasar dengan harga eceran Rp.
Tepung trigu, 3,6 kg garam, 0,74 kg 3.000,0 per kg.
baking soda, 1,5 kg penyedap rasa, 3 kg Pada industri skala usaha kecil
bawang putih, dan 1,5 kg mrica menengah (UKM) ini persedianan
bahan baku tahu direncanakan
Kebutuhan Bahan Baku pengadaan tiap dua hari sekali karena
Bahan – bahan yang digunakan dalam tahu memiliki umur simpan yang relatif
industri tofu chips adalah : pendek, sedangkan tepung trigu dan
tepung tapioka direncanakan tiap bulan
a. Tahu Putih atau 25 hari kerja. Pengadaan bahan
Bahan baku ini dipilih berdasarkan baku perlu direncanakan agar proses
dari hasil penelitian lapang yang produksi dapat berjalan lancar tanpa
menunjukkkan tofu chips yang terjadi kekurangan persediaan ataupun
berbahan baku dari tahu putih lebih kelebihan persediaan yang terlalu besar
banyak disukai daripada tofu chips (Asri dan Suprihanto, 1986). Jumlah
yang berbahan baku dari tahu takwa bahan baku yang dibutuhkan untuk
kuning. Tahu putih ini didapatkan memenuhi kebutuhan produksi
dari industri pembuatan tahu yang perbulan dapat dilihat pada Tabel .
98
Tabel . Kebutuhan Bahan Baku tenaga kerja yang digunakan didasarka
Selama Satu Bulan pada peta proses operasi yang dapat
No Jenis Jumlah dilihat pada lampiran 17 Perencanaan
Persediaan kebutuhan tenaga kerja ini didapat dari
1 Tahu Putih 10000 kg total waktu produksi dibagi dengan
2 Tepung Trigu 375 kg ketersediaan jam kerja.
3 Tepung 375 kg Pada Tabel dapat dilihat bahwa
Tapioka kebutuhan operasional perhari adalah
33,86 jam. Waktu kerja direncanakan 7
Tabel diatas menunjukkkan jam/hari per orang. Dengan demikian
kebutuhan bahan baku yang digunakan industri ini membutuhkan 5-6 orang
dalam industri tofu chips skala rumah tenaga kerja untuk kegiatan proses
tangga dengan kapasitas produksi 128 produksi. Bagian administrasi dan
kg. per hari dengan hari kerja efektif 25 pemasaran masing-masing
hari untuk tiap bulannya membutuhkan satu orang tenaga kerja.
Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja untuk proses produksi
Tenaga kerja merupakan bagian direncanakan menggunakan sistem
dari suatu industri yang penting, kontrak sehingga upah diberikan
mengingat tugas dari tenaga kerja yang apabila proses produksi berlangsung
meliputi pengawasan dan pelaksanaan dan sebaliknya jika tidak produksi upah
produksi, mulai dari penyiapan bahan tidak diberikan sedangkan tenaga kerja
baku, proses konversi sampai distribusi pada bagian administrasi dan
produk jadi (Schroeder, 1997). pemasaran diberikan gaji tetap tiap
Tabel. Kebutuhan Tenaga Kerja bulannya. Perhitungan biaya tenaga
Proses Waktu Proses (Menit) kerja dalam produksi perlu dicatat
Penimbangan 50 sebagai dasar untuk menetapkan upah
Pengepresan 60 (Gitosumarmo, 1984).
Pencampuran 90
Pemipihan 30
Pengukusan 180
Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Pengilingan 240 Produksi
Pemipihan 240 Faktor-faktor yang perlu
Pengirisan 240 dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
Pengeringan 480 teknologi antara lain jenis teknologi
Penggorengan 240 yang diajukan harus cocok dengan
Penirisan 60
Pengemasan 122
persyaratan yang diperlukan untuk
Total 2032 (33,86 jam) mencapai kapasitas produksi ekonomis
Industri tofu chips direncanakan yang ditentukan, perhitungan jumlah
dalam skala usaha kecil menengah dana yang diperlukan untuk pembelian
(UKM), sehingga tenaga kerja yang mesin dan peralatan yang dibutuhkan,
diperlukan tidak begitu banyak. Jumlah pengaruhnya terhadap biaya
99
produksi/satuan barang yang akan diterapkan secara berhasil ditempat lain
dihasilkan dan kepastian apakah jenis (Sutojo, 1996)
teknologi yang dipilih pernah
Mien, K. M. et. Al. 1990. Komposisi Zat Sutojo, S., 1996, Studi Kelayakan Proyek,
Gizi Pangan Indonesia. Dep. Teori dan Praktek, PT. Pustaka
Kes. RI. Direktorat bina Gizi. Binaman Pressindo, Jakarta.
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi. Jakarta Urlich, Kart T. and Epinger, Steven D.
Eppinger . 2000 Perancangan
Mulyadi. 1997. Akutansi Manajemen dan Pengembangan Produk.
Konsep Manfaat dan Diterjemahkan oleh Azmi, nora
Rekayasa. STIE YKPN. dan Iveline A. M. 2001 Salemba
Yogyakarta Teknika. Jakarta.
Van Arsdel, W. B., M. J. Coply, And A. I.
Muchtadi, D., T. R., Purwiyatino dan A. Morgan. 1973. Food
Basuki. 1987. Teknologi Dehydration, Methods and
Pemasakan Ekstrusi. Pusat Phenomena. Vol. 1. 2nd ed.
Antar Universitas. IPB. Bogor The AVI Publishing Company,
Inc. Westport. Connecticut
Schroeder, F. 1997. Food Packaging. The
AVI Publishing Company Inc. Vickers, Z. 1979. Crispness and
West Port Connecticut. United Crunchiness of Food in Food
Staters Of Amerika. Texture and Theologi.
Academic Press. London
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian
Organoleptik untuk Industri Wang, H. L., Swain, E. W., dan Kwolek,
Pangan dan Hasil Pertanian. W. F. 1984. Effect Of Soybean
PT. Bhratara Karya Aksara. Varietas On The Yield And
Jakarta Quality Of Tofu. Cereal
Chemistry. 60:245-248
Sulistyowati, A. 2004. Membuat Kripik
Buah dan Sayur. Puspa Swara, Widyawati, W. 1996. Indentifikasi
Anggota IKAPI. Jakarta Variabel yang Berpengaruh
Suprapti, L. M. 1997. Seputar Terhadap Tumbuh Kembang
Penanganan Kedelai dalam Industri Tahu di Kota Kediri.
Industri dan Rumah Tangga. Skripsi Fak. Pertanian.
Vidi Ariesta. Surabaya Universitas Brawijaya. Malang
104
103