Oleh :
Kelompok 8
• produksi mulai dimodernisasi dengan pembelian mesin-mesin baru dari Taiwan dan menjadi
pemimpin pasar di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
1978
• didirikan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang berlokasi di Sukoharjo Jawa Tengah (sebagai
pemimpin pasar di Indonesia untuk mie kering dan bihun kering), sehingga perusahaan mulai
1991 dapat memperluas jaringan distribusi ke Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Lampung dan Bali.
• PT TPS membangun pabrik mie telor (mie kering) dan
bihun baru yang bertempat di Karanganyar, Jawa Tengah.
1995
• PT. TPS ditunjuk oleh International Relief and Development (IRD), sebuah lembaga
swadaya masyarakat dari Amerika yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian
AS (USDA) untuk berpartisipasi dalam penyediaan mie telor (mie kering) yang
1999 disubsidi untuk masyarakat kelas bawah.
3. Keadaan Alam
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan berada di tepi
jalan dengan kondisi bangunan yang dapat mempermudah
transportasi dan proses pendistribusian bahan baku.
4. Visi
Menjadi perusahaan makanan dan minuman lima besar
dikawasan Asia Tenggara selambat-lambatnya tahun 2022.
5. Misi
HAK
• Gaji sesuai UMK (Upah Minimum Kota atau Kabupaten)
1.
• Bantuan beasiswa
4
Kewajiban Karyawan
Menjunjung tinggi
Mengindahkan dan
Melaksanakan dan nama baik perusahan,
mentaati perintah
Mematuhi peraturan tunduk pada perjanjian memegang
atasan, melaksanakan
kerja kerahasiaan
tugas yang diberikan
perusahaan
• Datang terlambat dan pulang lebih awal sebelum jam kerja habis
mendapat peringatan secara lisan.
1.
Biskuit WFP diproduksi secara khusus oleh PT. TPS untuk WFP sehingga PT.
TPS dibayar oleh WFP dalam bentuk bahan baku.
• Tepung terigu yang digunakan untuk proses produksi biskuit diperoleh dari WFP
melalui Bogasari.
• Tepung tapioka diperoleh dari PT. Sinar Permata Mulia Lampung.
• Minyak goreng berasal dari PT. Smart Tbk dan PT. Hasil Abadi.
• Gula halus berasal dari PG Purwodadi, PG Magetan dan import melalui distributor
toko Sumber Maju.
• Susu bubuk diimport dari Australia melalui PT. Antartita, glukosa berasal dari PT.
Raya Sogarido
• Garam berasal dari Hindarto, dan lechitin berasal dari PT. Udaya AA.
• Bahan kemas seperti diperoleh dari PT. Solindo G.
• Laksban berasal dari PT. Ekadharma dan isolasi berasal dari PT. W Karya Mandiri.
3. Penanganan Bahan Baku dan Bahan Kemas
Penanganan
Penanganan Penanganan
bahan
bahan dasar bahan kemas
penunjang
Pencetakan
Persiapan Pencampuran
Biskuit
Bahan Bahan (Mixing)
(Moulding)
Pendinginan Pengemasan
Pengovenan
(Cooling) (packing)
6. Mesin dan Peralatan
Pencampur adonan
Stacking machine Conveyor packing
( vertical dough
line machine
mixer )
Wrapping/bestpack
Feeder Oven
machine
1.Rasa :
Manis susu
gurih
6.Kadar air :
2.Aroma :
1,8-5,0%
Khas milk
(standart 3%)
Standar
Pengukuran
Organoleptik
Biskuit
matang
3.Bentuk :
5.Kerenyahan
Persegi
: Renyah dan
empat
tidak lengket
dengan
digigi
tulisan WFP
4.Warna :
Kuning
kecoklatan
Standar berat dan dimensi biskuit matang yang ditetapkan PT.
b. Penanganan Produk Akhir
• Limbah padat : Biskuit yang rontok dari mesin-mesin produksi dan di bawah
standar (berat kurang dan gosong) dikumpulkan dan dijual untuk pakan
ternak.
• Limbah padat : Biskuit yang memiliki berat di bawah standar akan
dihancurkan kembali untuk diikutkan dalam proses produksi.
• Limbah padat : etiket dan karton yang rusak dikumpulkan dan dikirim ke
gudang penyimpanan untuk dijual kembali.
• Limbah cair : pada produksi biskuit di tampung dalam suatu bak
penampungan dan dipisahkan antara minyak dan air. Air limbah kemudian
diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi
lingkungan sebelum dialirkan ke sungai.
• Limbah gas : mesin yang mengeluarkan uap panas hanya terdapat pada
mesin oven. Uap panas di dalam mesin oven setelah digunakan dalam
proses pengovenan berputar kembali di dalam mesin oven. Bila panas di
dalam mesin oven melebihi suhu standart pengovenan, maka uap panas
tersebut keluar dari mesin oven melalui pipa-pipa yang berada di atas
mesin oven.
HACCP