OLEH :
AWALIA MAHARANI
1206211423
LOLO SINAGA
1106055450
MUHAMMAD KAMALUDDIN
1206256005
NAOMI WIRAMAH
1206211202
NARA CITARANI
1206277281
NIA RISHANDAYANI
1206211404
Tujuan
Mengetahui sistem produksi dan keadaan Industri Rujak Cireng Kriwil
Karyabera di RW 6 Kelurahan Pondok Petir.
Hasil Pengamatan
1.
Elih Solihat pada bulan Desember tahun 2013. Pada awalnya, Hj. Elih Solihat
hanya sekedar iseng membuka usaha tersebut karena dirinya mengaku sangat
menyukai cireng. Pada masa-masa awal, produk Rujak Cireng Kriwil hanya dijual
di outlet-outlet dekat rumah Hj. Elih Solihat. Setahun kemudian, muncul ide untuk
mengembangkan usaha Rujak Cireng Kriwil ke pasar yang lebih besar. Hj. Elih
Solihat pun akhirnya memberanikan diri untuk memasukkan produknya ke salah
satu retail terbesar di Indonesia. Banyak penolakan yang harus Beliau terima
sebelum akhirnya produk Rujak Cireng Kriwil berhasil masuk retail tersebut.
Dari tahun 2013 hingga sekarang, produk Rujak Cireng Kriwil telah
melalui banyak inovasi. Dimulai dari Rujak Cireng Kriwil Original kemudian
berinovasi menjadi Rujak Cireng Kriwil Sayuran, dan terakhir Rujak Cireng
Kriwil Keju. Rujak Cireng Kriwil Original memiliki rasa yang hampir sama
dengan cireng pada umumnya, namun diinovasi dengan tambahan bumbu rujak.
Hj. Elih Solihat mengatakan yang membedakan produk Rujak Cireng Kriwilnya
dengan produk rujak cireng lainnya adalah tekstur cirengnya yang lebih crispy,
tidak terlalu menyerap minyak, dan tidak langsung menyebabkan minyak untuk
menggoreng menjadi hitam. Selain itu, bumbu rujak dari Rujak Cireng Kriwilnya
menurut orang-orang yang paling enak dibandingkan bumbu rujak lainnya. Cireng
Kriwil Sayuran awalnya memang dijadikan salah satu produk dan telah dibuat
labelnya, namun saat ini sudah tidak diproduksi lagi karena sulit mempersiapkan
bahan baku utamanya (wortel dan kacang). Wortel harus dibersihkan terlebih
Bagan Organisasi
Komisaris
H. Rahmat Solihat
Presiden Direktur
Hj. Elih Solihat
Direktur Operasional
Taufik Solihat
Staff Produksi
1.
Staff Distribusi
Staff Pemasaran
Staff Administrasi
Input
Man
Hj. Elih Solihat merupakan pendiri sekaligus presiden direktur dari
Machine
Saat ini, pembuatan cireng dibuat langsung di pabriknya, sedangkan Di
Material
Mama Susie sangat memperhatikan kualitas bahan-bahan yang
khusus.
Tempat
penyimpanan
dibedakan
menjadi
tempat
Method
Mama Susie menggunakan metode sentralisasi dengan pembuatan di
menjual
produk
setengah
jadi
sehingga
pelanggan
harus
Money
Dhita memulai usahanya dengan modal awal sebesar lima juta rupiah dan
sekarang sudah beromset kurang dari satu miliar rupiah. Untuk harga jualnya
berbeda-beda tiap outlet-nya disesuaikan dengan wilayah. Untuk di outlet Jakarta
dan sekitarnya produk otak-otak Mama Susie dijual seharga Rp 25.000,-/kg
kepada retail dan retail menjualnya kepada konsumen seharga Rp 39.500,-/kg,
untuk outlet wilayah Bandung produk otak-otak Mama Susie dijual seharga Rp
28.500,-/kg kepada retail dan untuk wilayah Jogjakarta dijual seharga Rp
27.900,-/kg.
1. Proses
2. FLOWCHART
Perencanaan Menu
Produk otak-otak Mama Susie merupakan produk olahan industri rumah
tangga sehingga perencanaan menu dilakukan oleh pihak keluarga dari pemilik
usaha yang juga asli Palembang dan penyuka otak-otak. Proses perencanaan menu
otak-otak dilakukan melalui beberapa kali eksperimen resep otak-otak hingga
tercipta resep khas otak-otak seperti sekarang. Pada awal memulai usaha,
rencananya produk dijual dalam bentuk otak-otak bakar. Penjualan produk otakotak bakar berlangsung hingga tahun 2011 dan pada tahun 2012, terjadi perubahan
produk yaitu menjadi otak-otak goreng yang berbentuk lonjong. Saat ini, pemilik
sedang dalam peluncuran produk berupa otak-otak goreng bulat.
selalu disuplai setiap 1 hingga 2 hari sekali. Dalam proses penerimaan BM,
pemilik selalu mengecek kesesuaian antara spesifikasi BM saat pemesaan dengan
spesifikasi BM saat diterima. Apabila spesifikasinya tidak sesuai pesanan, maka
BM akan dikembalikan kepada supplier saat itu juga.
Pre-Processing
Proses penyimpanan BM setelah diterima dilakukan di beberapa tempat
yaitu di ruang khusus untuk penyimpanan BM kering dan chiller serta freezer
untuk BM basah. Dalam proses persiapan sebelum BM dimasak, beberapa hal
yang dilakukan antara lain pencucian dan perendaman ikan yang beku, persiapan
bumbu-bumbu yang akan diracik, penakaran tepung dan gula, serta persiapan BM
beserta peralatan yang diperlukan.
Produksi
Setelah semua bahan dan peralatan yang diperlukan siap, langkah pertama
yang dilakukan adalah menghaluskan bawang putih dan bawang bombay dengan
menggunakan blender. Kemudian adonanan bawang putih dan bawang bombay
dicampur dengan bumbu racikan, putih telur, dan minyak. Setelah itu,
ditambahkan sagu, tepung terigu, serta gula secara perlahan. Setelah semua bahan
tercampur merata, ikan dimasukkan dan diaduk sampai kalis. Proses selanjutnya
adalah pencetakan adonan dengan menggunakan alat khusus yang tersambung
langsung dengan wajan perebusan dan dilakukan perebusan selama 10 menit.
Setelah direbus, otak-otak ditiriskan kemudian didinginkan.
Penyimpanan
Setelah otak-otak selesai di rebus maka otak-otak tesebut didinginkan,
kemudian dikemas pada plastic besar lalu disimpan ke dalam show case selama 12 hari. Khusus untuk pendistribusian ke luar kota, sebelum didistribusikan, otakotak di goreng setengah matang terlebih dahulu agar lebih awet. Sistem
penyimpanan yang digunakan adalah sistem FIFO (First In First Out), yaitu
produk yang lebih dahulu disimpan nantinya akan lebih dahulu diambil.
Pendistribusian
Otak-otak yang sudah di simpan di dalam show case dalam plastic besar
Pencucian
Pencucian alat dilakukan segera setelah selesai proses produksi
menggunakan air sumur. Tempat untuk mencuci bahan dan mencuci peralatan di
lakukan di tempat yang sama.
menggunakan alat pelindung diri berupa masker, apron, hair cap, sarung tangan,
celana panjang, baju seragam, dan sepatu boots. Pemakaian atribut ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang, di samping itu juga untuk
keselamatan kerja. Air yang digunakan pada saat produksi otak-otak
menggunakan air galon isi ulang. Pada produksi Mama Susie ini terdapat sistem
pembuangan limbah yang bersih karena sebelum airnya dibuang/dialirkan ke got
sudah ada penyaringnya sehingga air limbah tidak mencemari lingkungan. Pada
dapur perebusan otak-otak terdapat dua exhaust fan dan pada bagian produksi
juga terdapat insect killer. Pintu yang menuju dapur terpasang tirai plastik serta
semua akses pintu menuju dapur juga tertutup rapat. Hal ini bertujuan untuk
mencegah serangga yang masuk maupun cemaran yang lain.
bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipesan, apabila tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipesan maka barang tersebut akan dikembalikan. Misalnya pada
penerimaan ikan maka ikan tersebut akan di sortir langsung ketika ikan datang
dan masih berada di mobil. Apabila setelah satu malam ikan diterima ternyata ikan
berubah kualitasnya maka akan dikembalikan. Quality control untuk penyimpanan
bahan bahan baku untuk ikan diletakkan di dalam freezer dengan suhu sekitar
-5C. Untuk penyimpanan bumbu-bumbu atau bahan kering diletakkan di pojok
ruangan terbuka, tetapi sudah dilengkapi dengan phalet untuk menaruh bahan
tepung agar tepung tidak menyentuh lantai secara langsung.
Pengontrolan persediaan bahan dilakukan oleh satu orang pegawai di
bagian persiapan. Untuk bahan sagu, gula, dan tepung dipesan apabila persediaan
tinggal satu karung, biasanya dipesan setiap satu minggu sekali. Pemesanan ikan
dilakukan H-2, daun bawang dan putih telur dipesan H-1, serta untuk bumbubumbu yang lain dipesan setiap dua minggu sekali. Selanjutnya untuk
perencanaan produksi makanan dilakukan berdasarkan waktu dan jumlah pesanan
yang dilakukan melalui purchasing order.
Pada tahap produksi ada beberapa hal yang di perhatikan yaitu terkait
kebersihan, kecepatan, ketepatan. Kebersihan bahan, alat, pegawai, dan
lingkungan selalu diperhatikan dengan cara membersihkan alat sesegera mungkin
setelah selesai digunakan, para pegawai juga harus selalu cuci tangan sebelum
mulai bekerja, serta pegawai selalu menggunakan alat pelindung diri seperti
masker, pelindung kepala, sarung tangan, apron, celana panjang, dan sepatu boot.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada produk,
disamping itu juga menjadi salah satu upaya dalam penerapan keselamatan kerja.
Di bagian dapur juga terdapat hydrant, namun hydrant diletakkan di tempat yang
kurang strategis yaitu di pojok tangga. Sebaiknya hydrant diletakkan di dinding
dapur atau di tempat yang dengan mudah diakses supaya bila terjadi sesuatu
misalnya kebakaran bisa dengan cepat diambil.
Proses produksi otak-otak ini menggunakan alat sehingga yang sangat
diperhatikan adalah waktu supaya bisa menghasilkan jumlah produk yang banyak
maka kecepatan pegawai dalam mengoperasionalkan segala sesuatunya sangat
penting. Ketepatan dalam pemilahan dan pengemasan harus diperhatikan. Selama
otak-otak direbus kematangannya harus tepat, tidak boleh lembek, harus matang
sempurna maksudnya adalah semua bagian otak-otak harus matang tidak boleh
ada bagian yang masih mentah, serta tidak boleh patah jadi harus utuh.
Setelah proses produksi selesai maka otak-otak dikemas pada plastik besar
lalu disimpan ke dalam show case selama 1-2 hari, kemudian dikemas lagi ke
dalam kemasan 5 kg, kemudian siap dimasukkan ke dalam mobil untuk
didistribusikan kepada pemesan Setelah tiba pada tempat pemesan langsung di
simpan ke dalam cool storage. Mama Susie bekerja sama dengan perusahaan
cargo untuk pendistribusian produk Mama Susie. Mobil yang digunakan
memiliki sistem pendingin yang menjamin kualitas produk sampai ke tempat
pemesan dalam keadaan frozen dan fresh. Yang harus diperhatikan adalah waktu
pengiriman dan hal-hal terkait administrasi.
Otak-otak Mama Susie dijual dalam keadaan mentah namun ada display
untuk konsumen yang minta digorengkan. Ada satu orang pegawai (SPG) Mama
Susie yang bertugas di bagian display tersebut. SPG tersebut menggoreng produk
di tempat dan menyajikannya selagi panas kepada konsumen yang selanjutnya
bisa dimakan langsung atau dibawa pulang. SPG tersebut juga bertugas untuk
memastikan produk-produk Mama Susie dalam kualitas baik.
Evaluasi produk berasal dari beberapa elemen yaitu evaluasi yang pertama
berasal dari dalam perusahaan Mama Susie sendiri dengan cara riset dan
eksperimen berulang, kemudian evaluasi dari komplain konsumen, serta belajar
dari teman yang lebih senior, dan mengikuti berbagai pelatihan maupun seminar.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk
Mama Susie.
4.
Output
Kualitas Makanan
Kualitas makanan yang disajikan cukup baik karena tidak menggunakan
bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Untuk produk otak-otak yang
sudah siap santap (sudah digoreng), memiliki rasa yang khas dimana rasa ikannya
sangat terasa serta produk memiliki tekstur dan kekenyalan yang pas.
Aspek Gizi
Berdasarkan aspek gizinya, otak-otak Mama Susie memiliki kandungan
gizi yang baik karena berbahan dasar ikan tilapia (jenis ikan nila) dan otoshimi
(ikan layang). Ikan tilapia per 100 gram nya mengandung energi 128 kkal, lemak
2,8 gram, serta protein 26,1 gram (Nutrition Data, 2014). Sedangkan ikan
otoshimi per 100 gramnya mengandung energi 109 kkal, lemak 1,7 gram, dan
protein 22 gram.
yang sudah siap santap, memiliki cita rasa yang khas dimana rasa ikannya sangat
terasa. Dari segi warna, otak-otak Mama Susie memiliki warna kecoklatan
setelah digoreng serta memiliki tekstur (kekenyalan) yang pas dan aroma ikan
yang lezat. Untuk mengetahui daya terima konsumen, pemilik juga menyediakan
stand khusus di tempat penjualan produk sehingga produk otak-otak dapat
digoreng, dinikmati, dan dibeli secara langsung pada stand tersebut. Hal tersebut
mempermudah pemilik untuk mengidentifikasi daya terima konsumen sehingga
apabila terdapat saran dan kritik konsumen terhadap produk otak-otak, pihak SPG
dapat langsung memberitahukanya kepada pemilik.
HACCP
Penerimaan
bahan
Penerimaan
bahan baku ikan
Penerimaan bahan
ingredient non ikan
Penyimpanan
bahan baku ikan
Penerimaan bahan
ingredient non ikan
Penimbangan
bahan baku ikan
Penimbangan bahan
ingredient non ikan
Pencampuran bahan
baku dengan bahan
Pencetakan adonan
Perebusan
Penirisan dan
pendinginan
Pengemasan
Penyimpanan
Bahaya
Sumber
Risiko
B: Biologi
K: Kimia
F: Fisik
Ikan
Kategori Bahaya
Keakutan
Signifikansi
T: Tinggi
T: Tinggi
T: Tinggi
S: Sedang
S: Sedang
S: Sedang
R: Rendah
T
R: Rendah
R
R: Rendah
R
Tindakan Pencegahan
B: bakteri dan
-Pertumbuhan
patogen
bakteri dan
kotaminasi
K: -
2009)
F: Kotoran dan
benda asing
saat pengangkutan
-Spesifikasi
B: Aspergillus
atau penerimaan
-Pertumbuhan
Bawang bombay
niger, Bacillus
bakteri dan
hingga bersih
cereus,
kotaminasi
jamur/kapang
-Kontaminasi saat
K: residu
pengangkutan atau
digunakan
pestisida
penerimaan
F: kotoran,
Bumbu racikan
tanah, busuk
B: -
Kontaminasi saat
4 K: -
Putih Telur
Minyak goreng
6
pembuatan hingga
tempat tertutup
F: kerikil, debu,
penyimpanan
kotoran
B: Salmonela sp
-Suhu penyimpanan
K:-
tidak tepat
F: kotoran
B: -
K: -
F: kotoran
sudah kadaluarsa
-Spesifikasi
B:-
Tepung Terigu
K: pewarna
Pemasok
yang diizinkan
putih
F: kutu, kerikil
Gula
-Menggunakan tempat
Udara dan tempat
penyimpanan
terbuka/ kotor
cemaran debu
-Memilih bahan dengan BTP
B:K: pewarna
S
Pemasok
putih
F: kutu, kerikil
kedaluwarsa
-Memilih bahan dengan BTP
yang diizinkan
-Menggunakan tempat
penyimpanan
terbuka/ kotor
cemaran debu
Air
B: E. coli
K:-
F: kotoran
penyimpanan air
Bahaya
Sumber
Kategori Bahaya
Tindakan Pencegahan
Penerimaan bahan
B: Biologi
Risiko
Keakutan
Signifikansi
K: Kimia
T: Tinggi
T: Tinggi
T: Tinggi
F: Fisik
S: Sedang
S: Sedang
S: Sedang
R: Rendah
T
R: Rendah
T
R: Rendah
T
B: bakteri
baku ikan
Kontaminasi pada
saat penanganan dan
distribusi pemasokan
F: benda asing
ikan
kotoran atau benda
saat pengangkutan
Penerimaan bahan
K: bahan tambahan
atau penerimaan
Pemasok yang tidak
non ikan
pangan terlarang
terawasi
Kontaminasi pada
F: benda asing
Penyimpanan
bahan baku ikan
B: bakteri
saat pengangkutan
Pertumbuhan bakteri
sebelum digunakan
-ikan segera disimpan ke
akibat kontaminasi
dalam freezer
sejak awal
-Pelihara suhu
penyimpanan (-10 s/d -12o
C)
Penyimpanan
F: Busuk
Penyimpanan terlalu
penyimpanan lembab
atau basah
F: Benda asing
(kerikil)
penyimpanan
K: kedaluwarsa
yang kering
Disimpan di tempat tertutup
dan kering
terlalu lama
Penyimpanan
F: kotoran
Gudang kotor
bahan pengemas
Persiapan bahan
B: jamur
Kontaminasi silang
Membersihkan atau
baku ikan
F: benda asing,
debu
menempel di
B: bakteri
peralatan
Tangan penjamah
yang kotor
Persiapan bahan
B: bakteri
non ikan
Tangan penjamah
yang kotor
Pencampuran
B: jamur
Kontaminasi silang
bahan
F: benda asing,
debu
menempel di
peralatan
pemakaian
-setelah pencucian
dikeringkan dan disimpan
Pencetakan adonan
Perebusan
F: debu
rutin
F: benda asing
lama
Kontaminasi dari
-pengontrolan suhu
F: debu, udara,
peralatan
Kontaminasi dari air
benda asing
yang
penyimpanannya
tidak tertutup dan
B: bakteri
udara kotor
Produk belum
matang secara
Penirisan dan
F: debu
pendinginan
Pengemasan
sempurna
Kontaminasi dari
peralatan
Migrasi komponen
pengemas
Penyimpanan
B: Jamur
pengemas
-terlalu lama
produk
K: busuk
disimpan
-suhu penyimpanan
Pendistribusian
B: bakteri
tidak sesuai
Suhu ketika produk
didistribusikan tidak
sesuai
terbuka
Menggunakan bahan
K: bahan kimia
-Ppemantauan suhu
Ikan
Bawang Putih dan
Bawang bombay
Bahaya
B: Biologi
K: Kimia
F: Fisik
B: busuk
F: Kotoran dan benda asing
B: Aspergillus niger, Bacillus
cereus, jamur/kapang
K: residu pestisida
F: kotoran, tanah, busuk
P1
Apakah terdapat bahaya
dalam bahan baku ini?
Tidak = bukan CCP
Ya = lanjutkan Q2
Ya
Ya
Ya
P2
Apakah proses atau konsumen akan
menghilangkan bahaya tersebut?
Tidak = CCP
Ya = bukan CCP
Tidak
Ya
Ya
CCP/
Bukan?
CCP
Bukan
Bukan
Ya
Ya
Ya
Ya
Bukan
Bukan
Bumbu racikan
Putih Telur
Minyak goreng
Tepung Sagu dan
Tepung Terigu
Gula
Air
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Bukan
Bukan
Bukan
CCP
CCP
Bukan
CCP
Bukan
Bukan
Bukan
Bahaya
P1
P2
P3
P4
B: Biologi
Apakah ada
Apakah tahap
Apakah akibat
Apakah tahap
K: Kimia
upaya
ini
bahaya tersebut
selanjutnya
F: Fisik
pencegahan
mengeliminasi
dapat melewati
dapat
pada tahap
kemungkinan
tersebut/ tahap
terjadinya
diterima?
berikutnya
bahaya pada
diidentifikasikan
terhadap bahaya
tingkat yang
atau
yg diidentifikasi?
dapat
mengeliminasi
bahaya yang
kemungkinan
CCP/ bukan?
diterima?
Tidak = bukan
CCP
Ya = CCP
Ya = lanjutkan
Tidak =
P2
lanjutkan ke P3
Tidak = bukan
terjadinya pada
CCP
Ya = Lanjutkan ke diterima?
P4
Ya = bukan CCP
Tidak = CCP
Ya
Penerimaan
B: busuk
Ya
Tidak
Ya
Bukan
F: benda asing
K: bahan
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
CCP
CCP
tambahan pangan
Penyimpanan
F: benda asing
B: bakteri
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
-
Tidak
-
CCP
CCP
F: Busuk, Benda
Ya
Ya
CCP
asing (kerikil)
Penyimpanan
K: kedaluwarsa
F: kotoran
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Bukan
CCP
bahan pengemas
Persiapan bahan
B: jamur, bakteri
Ya
Tidak
Ya
Ya
Bukan
baku ikan
F: benda asing,
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
Persiapan bahan
debu
B: bakteri
Ya
Tidak
Ya
Ya
Bukan
terlarang
non ikan
Pencampuran
B: jamur
Ya
Tidak
Ya
Ya
Bukan
bahan
F: benda asing,
Ya
Tidak
Ya
Ya
Bukan
Pencetakan
debu
F: debu
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
adonan
Perebusan
F: debu, udara,
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
benda asing
B: bakteri
F: debu
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
CCP
Bukan
Pengemasan
K: bahan kimia
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
Penyimpanan
pengemas
B: Jamur
Ya
Ya
CCP
produk
Pendistribusian
B: bakteri
Ya
Ya
Ya
Ya
Bukan
Penirisan dan
pendinginan
PENERAPAN HACCP
CCP
Bahaya
Batasan Kritis
Tindakan
koreksi
Apa
Warna kulit,
mata, bau
Bagaimana
Visual
Frekuensi
Setiap
penerimaan
Siapa
Bagian
Penerimaan
Kotoran
Visual
Setiap
penerimaan
Bagian
Penerimaan
Tolak
Sertifikat
Cek kesesuaian
data sertifikat
dengan standar
Cek kesesuaian
data sertifikat
dengan standar
Visual
Setiap
penyimpanan
Bagian
Penerimaan
Tolak
Setiap
penyimpanan
Bagian
Penerimaan
Tolak
Setiap
penerimaan
Bagian
Penerimaan
Tolak
Visual
Setiap
Bagian
Tolak
Ikan
B: Busuk
Minyak
Goreng
F:Kotoran
Tepung Sagu
dan Tepung
Terigu
Gula
B: bahan
pemutih
B: bahan
pemutih
Bersertifikasi
Sertifikat
Penerimaan
bahan baku
ikan
B: Busuk
Warna cerah,
mata jernih,
bau segar
Tidak ada
Warna kulit,
mata, bau
F: benda asing
Warna cerah,
mata jernih,
bau segar
Tidak ada
Kotoran
(jernih)
Bersertifikasi
Monitoring
Tolak
Penerimaan
bahan non ikan
K: bahan
tambahan
pangan
terlarang
F: benda asing
benda asing
Bersertifikasi
Benda asing
Sertifikat
Tidak ada
benda asing
Suhu
penyimpanan
suhu -10o
sampai -12o C
Tidak ada
benda asing
Benda asing
Visual
Suhu
Cek suhu
penyimpanan
Benda asing
Visual
Cek kesesuaian
data sertifikat
dengan standar
Penyimpanan
bahan baku
ikan
B: bakteri
Penyimpanan
bahan non ikan
F: Benda asing
(kerikil)
Penyimpanan
bahan
pengemas
F: kotoran
Tidak ada
kotoran
Kotoran
Visual
Perebusan
B: bakteri
Suhu 100o C
Suhu
Penyimpanan
produk
B: Jamur
Simpan pada
suhu cool
storage (-18o
C)
Suhu
Pastikan air
sudah
mendidih
sempurna
Cek suhu cool
storage
penerimaan
Setiap
penerimaan
Penerimaan
Bagian
penerimaan
Setiap
penerimaan
Setiap
penyimpanan
dan
pengambilan
Setiap
penyimpanan
dan
pengambilan
Setiap
penyimpanan
dan
pengambilan
Setiap
perebusan
Bagian
Penerimaan
QC
Dibuang
QC
Dibersihkan
QC
dibersihkan
Bagian
Produksi
Dibuang
Setiap
penyimpanan
QC
Dibuang
Tolak
Tolak