Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


BERBICARA

Disusun oleh

Nama : Uswatun Khasanah

NIM : 857745303

Prodi : SI PGSD

Pokjar : Taman

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA SEMARANG

PROGRAM PJJ S-1 PGSD

MASA REGISTRASI 2021/2022


DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................1

BAB I .................................................................................................................................2

Pendahuluan .......................................................................................................................2

A. Latar Belakang .......................................................................................................2

1. Latar Belakang Masalah .........................................................................................2

B. Permasalahan .........................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................3

D. Manfaat Penulisan ..................................................................................................3

Bab II .................................................................................................................................4

Pembahasan .......................................................................................................................4

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sd ...................................................................4

Bab III .............................................................................................................................. 14

Penutup ............................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14

B. Saran .................................................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbicara sangat penting dalam berbagai bidang
kehidupan. Bidang pendidikan, misalnya, dalam bentuk keterampilan
berbicara yang melibatkan komunikasi antara guru dan siswa, baik yang
sifatnya satu arah maupun yang timbal balik ataupun keduanya.
Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, akan
memiliki kemampuan yang baik pula dalam berkomunikasi. Dengan
keterampilannya, segala pesan yang disampaikannya akan mudah
dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja.
Pembelajaran berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi dibandingkan
dengan keterampilan berbahasa lainnya. Pressley dan Stahl (dalam
Junita, 2009:1) mengatakan bahwa ketika keterampilan berbahasa ini
tercapai maka anak sudah memiliki modal yang kuat untuk mencapai
perkembangan kognitif dan psikososial yang optimal. Pembelajaran
berbicara yang dilakukan khususnya ditingkat sekolah dasar, yakni
berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan;
berbicara menghibur, dan berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan
atau menggerakkan. Ketiga kegiatan berbicara tersebut tentunya masih
dalam jangkauan dasar yang sifatnya sederhana.
Banyak yang menganggap Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran
yang sulit untuk dipelajari. Hal ini dapat dipahami karena Bahasa
Indonesia senantiasa mengalami perkembangan, khususnya pada
kosakata yang digunakan. Sabarti Akhadiah (1991:10) mengungkapkan
bahwa pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia dalam segala fungsinya,
yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana berpikir atau bernalar, sarana

2
persatuan, dan sarana kebudayaan. Oleh karena itu, pembelajaran
Bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta
bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai guru harus mengetahui teori-
teori untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam hal ini adalah Bahasa
Indonesia yang fokus dengan sastra.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara merancang pembelajaran bahasa Indonesia dengan
fokus sastra?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus
berbicara?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini secara khusus:
1. Menjelaskan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dan
memilih model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra.
2. Menjelaskan penerapan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus
berbicara

D. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Secara Teoritis hasil penulisan makalah ini diharapkan bisa dijadikan
sebagai bahan referensi.
2. Menambah pengetahuan tentang penerapan pembelajaran bahasa
indonesia dengan fokus berbicara.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah sesuatu yang melibatkan seperangkat pengalaman
dan berbagai hal sebelum terjadinya perubahan itu sendiri. Dalam
pembelajaran B1 sebagai B2 bagi siswa sekolah dasar perlu diberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa
yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa
Indonesia.

2. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik,
sistematis dan terencana. Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran
bahasa terdapat permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan
secara proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran,strategi pmbelajaran,evaluasi, pengajar
dan siswa.

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


Aspek ketrampilan berbahasa yang menjadi fokus harus mendapatkan
penekanan dalam pembelajaran.Jadi aspek ketrampilan (standar
kompetensi)yang menjadi fokus tersebut harus menjadi pusat pembelajaran
dan penilaian. Misalnya ; Anda memilih berbicara sebagai fokus
pembelajaran maka materi yang diajarkan disampaikan dengan metode dan
media pembelajaran berbicara, yaitu kegiatan dimulai dengan kegiatan
siswa berbicara dan kegiatan berbicara menjadi tujuan hasil belajar.
Agar dapat melaksanakan pembelajaran berbicara diSD ada beberapa hal
yang harus anda ketahui atau pelajari, yaitu sebagai berikut :
a. Teori Berbicara

4
Komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan tulisan. komunikasi
secara lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sedangkan
secara tertulis mencakup kegiatan membaca dan menulis (Idra, dkk.,
2002:5). Komunikasi yang efektif tidak hanya berkaitan dengan apa yang
dikatakan seseorang, tetapi juga pada bagaimana dia mengatakannya.
b. Komponen Berbicara
Menurut Tarigan 91990:157), butir-butir atau komponen yang selalu
terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah:
1) Pembicara
2) Pembicaraan
3) Penyimak
4) Media
5) Sarana Penunjang
6) Interaksi
c. Hakikat Berbicara
Hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan pikiran
seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Jika, komunikasi
berlangsung secara tatap muka, berbicara ini dapat dibantu dengan
mimik dan pantomimik pembicara.
d. Jenis – jenis berbicara
Dalam pembahasan mengenai jenis-jenis berbicara ada 5 landasan tumpu
yang dapat digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara (Tarigan,
dkk:1997/1998) yaitu :
1) Jenis berbicara berdasarkan situasi pembicaraan
2) Jenis berbicara berdasarkan tujuan pembicara
3) Jenis berbicara berdasarkan jumlah pendengar
4) Jenis berbicara berdasarkan peristiwa Khusus yang melatari
pembicaraan
5) Jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian berbicara

5
4. Teknik Berbicara
Dalam teknik berbicara ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, syarat
tersebut adalah sebagai berikut :
a. memiliki keberanian dan tekad yang kuat
b. memiliki pengetahuan yang luas
c. memahami proses komunikasi massa
d. menguasai bahasa yang baik dan lancar
e. pelatihan yang memadai

5. Efektifitas Berbicara
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi bisa efektif adalah :
a. adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar
b. adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak
c. adanya sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat
diterima
d. sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya
e. adanya sikap keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak
f. adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan
sebaik-baiknya.

6. Pembelajaran BI dengan fokus berbicara


Meskipun, pembelajaran difokuskan pada pembelajaran berbicara,
aktivitas belajar siswa hendaknya dilakukan secara alami sehingga tidak
terkesan dibuat-buat.

7. Tujuan Pembelajaran Berbicara di Sekolah Dasar


Tujuan Pembelajaran dikelas rendah yaitu untuk melatih keberanian
siswa, melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalamannya,
melatih menyampaikan pendapata,membiasakan siswa untuk bertanya.
Sedangkan berbicara dikelas tinggi bertujuan untuk memupuk keberanian
siswa,mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa, melatih siswa

6
menyanggah/menolak pendapat orang lain dan melatih siswa berpikir logis
dan kritis serta melatih siswa menghargai pendapat orang lain.

B. MODEL PEMBELAJARAN BI dengan FOKUS BERBICARA


1. Materi atau bahan yang sesuai untuk kegiatan berbicara

Pembelajaran BI dengan fokus berbicara semua aktivitas


pembelajaran berbicara berangkat, tertuju dan berpulang pada ketrampilan
berbicara. Mengingat semuanya berfokus pada pembelajaran pada
pembelajaran berbicara maka aktivitas pembelajaran didominasi oleh
ketrampilan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
berbicara, antar lain suasana belajar disekolah dan kegiatan berbicara.

Dengan menciptakan suasana yang dapat mendorong anak untuk


berbicara, guru dapat/ paling tidak membangkitkan sikap positif terhadap
kegiatan berbicara dikelas. Yang paling penting dalam menciptakan suasana
belajar bahasa adalah memahami pentingnya bahasa lisan didalam proses
belajar, memahami pentingnya bahasa lisan didalam proses belajar,
tanggapan guru terhadap bahasa yang digunakan siswa akan
memperlihatkan penghargaan guru terhadap bahasa dan belajar, seorang
guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara.

Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi


pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar,
metode berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan pengalaman belajar
yang telah dirancang, sedangkan media pembelajaran adalah sarana
pembelajaran yang digunakan siswa dan guru untuk proses belajar
mengajar. Media yang dapat anda gunakan dalam pembelajaran berbicara
adalah telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape recorder,
program televisi dan sebagainya.

7
1. Metode dan media pembelajaran berbicara
Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman
belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan
pengalaman belajar yang telah dirancang (Tarigan, 1980:260).

Beberapa metode pembelajaran berbicara yang dapat diterapkan


(Tarigan dalam Idra, 2002: 56) adalah metode:
a. Ulang Ucap
Metode ulang ucap sangat cocok untuk siswa SD karena pada
tahap-tahap awal siswa belajar berbicara memerlukan contoh
pelafalan secara benar sebagai pajanan (Expose). Jika siswa
salah mengucapkan dalam menirukan kata itu dapat diulang lagi
sampai lafal siswa betul (sesuai dengan lafal guru).

b. Lihat Ucap
Metode ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sesuatu
yang konkret atau gambar benda sebagai media, kemudian siswa
menyebutkan warna benda tersebut dan menceritakan isi
gambar. Metode lihat ucapkan dapat digunakan untuk lafal yang
masih sering salah bagi siswa kita atau model penseritaan
deskriptif.

c. Memerikan
Dalam pelaksanaannya, siswa disuruh memperlihatkan sesuatu
yang dapat berwujud benda atau peristiwa dengan waktu yang
telah ditentukan, kemudian siswa disuruh memerikan atau
mendeskripsikan sesuatu yang diperlihatkan tersebut secara
lisan. Misalnya, guru membawa dan memperlihatkan daun
pepaya kepada siswa dan meminta siswa sejenak mengamatinya.
Setelah itu, guru meminta siswa memerikan bentuknya, wana
daunnya, manfaat dan sebagainya.

8
d. Menjawab Pertanyaan
Metode ini digunakan untuk semua mata pelajaran dan dalam
pembelajaran BI dapat digunakan untuk semua standar
kompetensi karena dalam setiap pembelajaran guru dapat
mengawali dengan memberikan pertanyaan. Siswa yang pemalu
lama-lama akan menjadi terlatih keberanian berbicaranya
apabila ia selalu diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
secara lisan.

e. Bertanya
Guru yang baik selalu memberika kesempatan kepada siswanya
untuk bertanya. Jangan lupa bahwa setiap guru akan mengawali
pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
terhadap materi yang akan dibahas, dan belum mengakhiri guru
harus memberi tugas atau memberitahukan materi yang harus
dikerjakan siswa untuk pelajaran yang akan datang. Dengan
demikian, akan sering terjadi tanya jawab atau pertanyaan dari
siswa-siswi tentang tugas yang diberikan. Bertanya kepada
siswa bukan hanya pada kegiatan berbicara saja karena pada
hakikatnya pembelajaran semua keterampilan selalu ada
pertanyaan. Melalui pertanyaan siswa dapat mengungkapkan
keingintahuannya tentang sesuatu hal. Melalui pertanyaan pula
guru akan tahu kemampuan siswa dalam berbicara.
Misalnya:
Guru membawa/menyimpan benda dalam dos atau di
atas meja yang ditutup. Kemudian, siswa disuruh bertanya
tentang benda yang dimaksud secara bergilir. Pertanyaan yang
diajukan siswa harus bisa dijawab dengan jawaban ya atau tidak.
Guru : Benda apa yang ada dalam dos ini?
Siswa : Apakah benda itu bernyawa?
Guru : Tidak
Siswa : Apakah benda itu berwarna? Guru Ya

9
Siswa : Apakah benda itu untuk kegiatan belajar?
Guru : Ya
Siswa : Buku
Guru : Bagus (guru memberi reward)

f. Bertanya Menggali
Pertanyaan menggali dimaksudkan untuk melatih siswa banyak
berbicara karena pertanyaan menggali merangsang siswa untuk
banyak berpikir. Pertanyaan menggali merupakan pertanyaan
yang membutuhkan jawaban yang berupa penjelasan. Jadi,
bukan sekedar jawaban ya atau tidak. Pertanyan menggali yang
dilakukan guru dapat juga digunakan untuk mengetahui
kedalaman pemahaman siswa terhadap suatu masalah.

Misalnya:
Guru : Apa yang Anda ketahui tentang hujan?
Siswa : Hujan itu adalah air yang turun dari langit.
Guru : Bagaimana proses terjadinya?
Siswa : Hujan berasal dari air yang menguap
karena adanya panas. Uap tersebut membentuk awan, setelah
terkumpul jadilah hujan.

g. Melanjutkan Cerita
Pelaksanaan metode ini, kita sebagai seorang guru dapat
membuat sesuatu permainan cerita. Siswa disuruh menceritakan
sesuatu, kemudian siswa yang lain disuruh melanjutkan cerita
itu. Guru dapat terlibat langsung dengan bertindak sebagai
motivator atau pengumpan.

Misalnya:
Guru : Kelas IIB selalu menjadi juara. Ruang kelas terletak
di dekat ruang guru. Suasana kelas ini tertata baik karena siswa-
siswinya selalu bekerja sama.
Siswa A : Iuran untuk penataan kelas pun dilakukan bersama-
sama. Pemilihan dekorasinya selalu dimusyawarahkan.

10
Siwa B : Semua siswa kelas IIB selalu merasa nyaman di
kelas dan nyaman dalam belajar sehingga selalu memperoleh
prestasi yang membanggakan.

h. Menceritakan Kembali
Metode ini dapat diterapkan untuk mengintegrasikan
kompetensi membaca, mendengarkan, dan sastra. Untuk
memulai pelajaran guru dapat memutar kaset, memberi bahan
bacaan, atau membacakan sebuah bacaan sastra kepada siswa.
Tinggal dari mana guru memulai pembelajaran jika dengan
kaset, guru cukup memutarkan kemudian siswa disuruh
melanjutkan ceritanya. Apabila memberikan bahan bacaan,
siswa disuruh membaca kemudian disuruh menceritakan isi
bacaan.

i. Bercakap-Cakap
Percakapan merupakan pertukaran pikiran atau pendapat tentang
suatu masalah atau topik antara dua orang atau lebih. Pada
umumnya, suasana dalam percakapan adalah suasana akrab dan
spontan. Dalam penggunaan metode ini, guru dapat menanyakan
apa yang sedang siswa bicarakan atau mereka terima
sebelumnya. Kemudian, guru gunakan sebagai bahan
percakapan siswa.

j. Mereka Cerita Gambar


Guru menunjukkan beberapa gambar atau rangkaian gambar,
kemudian siswa disuruh menceritakan isi gambar yang telah
guru tunjukkan dengan bahasanya masing-masing sesuai dengan
pemahamannya.

k. Bercerita

11
Dengan metode ini guru dapat meminta siswa memilih cerita
yang menarik tentang dirinya, cerita orang lain, atau cerita yang
pernah ia baca. Kegiatan bercerita ini akan menuntun siswa
menjadi pembicara yang baik. Perlu diingat, dengan
menggunakan metode ini bukan berarti seluruh kegiatan diisi
siswa bercerita. Akan tetapi, diselingi dengan lain yang
menunjang kegiatan bercerita siswa.

l. Memberi Petunjuk
Dalam menggunakan metode ini, guru meminta siswa untuk
memberi petunjuk tentang suatu acara, tempat, letak, atau cara
menggunakan/mengerjakan sesuatu dengan bahasa yang
singkat, jelas, dan tepat.

m. Melaporkan
Dalam pembelajaran dengan teknik “Melaporkan”, guru dapat
meminta siswa untuk melaporkan sesuatu secara lisan. Agar
laporan baik dan lancar terlebih dahulu siswa disuruh menulis
apa yang akan dilaporkan. Hal yang dilaporkan dapat diambil
dari peristiwa yang ada di sekitar siswa.

n. Bermain Peran
Bermain peran hampir sama dengan percakapan. Hanya saja,
dalam percakapan seseorang memerankan diri sendiri masing-
masing, sedangkan dalam bermain peran seseorang memerankan
orang lain.

o. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab.
Dalam situasi formal, orang yang diwawancarai adalah orang
yang berprestasi, ahli, atau yang mengalami. Adapun dalam
situasi nonformal, wawancara dapat berlangsung antarteman.

12
Agar siswa dapat mewawancarai dengan baik, terlebih dahulu
siswa dilatih membuat pertanyaan secara tertulis apa yang akan
ditanyakan.

p. Diskusi
Diskusi adalah percakapan dalam bentuk lanjut karena isi, cara,
dan bobot pembicaraan lebih tinggi daripada percakapan biasa
(Tarigan dalam Idra, dkk. 2002:68). Oleh sebab itu, metode
diskusi dapat digunakan pada kelas tinggi, khususnya kelas 5
dan 6.

q. Bertelepon
Melalaui metode ini, guru dapat meminta siswa untuk
mendemonstrasikan berbicara lewat telepon. Yang perlu
diketahui siswa bahwa dalam telepon, pembicaraan harus jelas,
lugas, dan singkat karena waktu sangat diperhitungkan. Media
yang dapat digunakan adalah telepon-teleponan (telepon
mainan) dan jika sekolah bisa digunakan sekadar contoh.

r. Dramatisasi.
Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran karena
guru dan siswa harus mempersiapkan skenario, pelaku, dan
perlengkapan. Dalam hal ini, skenario dapat dibuat oleh guru
atau siswa dan dapat juga menggunakan skenario yang sudah ada
yang ditulis orang lain.

Adapun media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang


digunakan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar. Media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara adalah
telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape
recorder, program televis, dsb. Berikut ini penjelasan beberapa
metode pembelajaran berbicara.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada makalah ini secara umum dapat diartikan bahwa komunikasi
merupakan hal yang sangat penting, dalam komunikasi sebagai media atau
alat komunikasi disebut bahasa. Bahasa dapat dipelajari dan memiliki
metode dalam pengajarannya. Pembelajaran bahasa dapat dikategorikan
berdasarkan usia dan kebutuhan setiap peserta didik.
Berbicara adalah bentuk atau sebagai wujud aktivitas secara lisan
yang aman dalam berbicara memiliki sebuah komponen-komponen tertentu
yang menunjangnya. Pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan cara
pemfokusan diri dan tidak dengan pemfokusan. Jika pembelajaran
dilakukan dengan cara pemfokusan yaitu semua aktivitas belajar dari
berangkat, tertuju dan pulang pada keterampilam berbicara.

B. Saran
Setelah menyusun makalah ini, ada beberapa saran yang akan dipaparkan
antara lain:

1. Seharusnya pengajaran bahasa pada anak disesuaiakn dengan tingkatan


anak agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahpahaman dalam belajar
bahasa.
2. Setidaknya pembelajaran bahasa harus diperhatikan keefektifannya
supaya anak lebih mudah dalam memahami pembelajaran bahasa.
3. Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara menyenangkan dan sesuai
dengan umur anak.
4. Dalam mengajar bahasa seorang guru harus menguasai dulu terlebih
dahulu keterampilan dalam mengajar agar pembelajaran berjalan
dengan efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cox, C. (1999). Teaching Language Arts: A Student- and Response-Centered Classroom.


Boston: Allyn and Bacon.

Gagne, R.M., Briggs, L.J., dan Wager, W.W. (1992). Principles of Instructional Design.
Edisi IV. Orlando: Harcourt Brace Jovanovich College Pub.

Glover, D. dan Law, S. (2002). Improving Learning: Professional Practice in Secondary


School. Philadelphia: Open University Press.

Goodman, K.S., dkk. (1987). Language and Thinking in School: A Whole Language
Curriculum. Edisi Ketiga. New York: Richard C. Owen Pub.

Kemp, J.E. (1985). The Instructional Design Process. New York: Harper & Row. Kentjono,
Dj., Ed. (1984). Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: FS-UI.

Moeliono, A.M. (1989). Kembara Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Reece, I. dan Walker, S. (1997). Teaching, Training, and Learning: A Practical Guide. Edisi
III. Sunderland, Tyne and Wear: Business Education Pub.

15

Anda mungkin juga menyukai