Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN BERBICARA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa
Indonesia

Yang dibina oleh Ibu Dra.Sutansi, M.Pd

Disusun oleh :
Offering G9
Kelompok 7
1. Achmad Eka Romadhoni
2. Dona Julika Dewi
3. Maoren Anjarinie
4. Nursari Sesardini
5. Tasya Anisatul Rosidah

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
November 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
segala rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan Makalah
mengenai “Keterampilan dalam Berbicara”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami
dalam proses pengerjaan, tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pembimbing, Dosen Mata Kuliah
Bahasa Indonesia Ibu Dra.Sutansi,M.Pd yang telah membimbing saya dan kepada teman-
teman yang membantu saya dalam menyusun makalah ini.
Saya berharap atas selesainya makalah ini, makalah ini dapat bermanfaat untuk
mendapatkan informasi mengenai hal berbicara bagi siapun yang membacanya.
Saya menyadari sepenuhnya karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
saya sangat membutuhkan kritik dan saran membangun dari para pembaca. Saya mohon maaf
jika ada kata – kata atau kalimat yang kurang tepat. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.

Blitar, 1 November 2019

Penulis

2
EJAAN, TANDA BACA, DAN PARAGRAF

MAKALAH

3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………1
Daftar isi…………………………………………………………………………..2
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………..3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………...……3
1.2 Tujuan………………………………………………………......…………….4
1.3 Manfaat………………………….....……………………….....……………..5
Bab II Pembahasan……………………………………………………………….6
2.1 Dasar Teori………………………………………..………………..……6
2.2 Tujuan berbicara……………………………………………………..…..10
2.3 Fugsi berbicara…………………………………………….……………..12
2.4 Fator pendukung kegiatan berbicara……………………………..………13
2.5 Faktor penghambat kegiatan berbicara…………………………………..14
2.6 Keterampilan yang diperlukan dalam berbicara.....................................13
Bab III Penutup………………………………………………………..………....18
3.1 Kesimpulan……………………………………………..……………18
3.2 Saran………………………………………………………………….18
Daftar Pustaka………………………………………………………………...….19

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan
sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan
pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat
abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang
mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek
tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di
sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu
menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untukberkomunikasi.Salah
satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan
berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah
suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada
dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara
secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert
Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang
efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu
maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik,
pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang
keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu
sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa
dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.

5
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai
kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus
dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam
komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki
keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun
profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu.
Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk
membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan
dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa
berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.Pentingnya
penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris
(Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa
agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak.
Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan,
mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain
secara lisan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan berbicara


2. Untuk mengetahui apa tujuan dari berbicara
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penunjang dan penghambat dalam berbicara

1.3 Manfaat
1. Manfaat Penulisan Makalah ini tak lain adalah untuk dapat memperluas pengetahuan

dan pemahaman kita semua mengenai keterampilan dalam berbicara.

2. Kita dapat mengetahui mengenai definisi berbicara dan tahu tujuan, fungsi, ragam,

serta faktor pendukung dan penghambat dalam hal berbicara.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanana, dan
penempatan. Jika komunikasi berlangsung tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan
dan air muka (mimik) pembicara.(Dra. Maidar, dkk.1986:2.2)
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sebagai batasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau
ide-ide yang dikombinasikan.(Tarigan, 2008:16)
Dengan demikian, ada dua hal penting dalam proses terjadinya bicara, yaitu proses
sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi: pendengaran, penglihatan, dan rasa raba yang
berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik, yaitu:
mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, dan laring yang bertanggung jawab untuk
pengeluaran suara. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan
sensoris.
Adapun pengertian berbicara secara lebih luas lagi yaitu suatu bentuk prilaku manusia yang
memanfaatkan fakto-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik.(
Tarigan,2008:16)
Dari pengertian diatas, jelas sekali bahwa dalam berbicara seseorang memanfaatkan
beberapa faktor, yaitu :

 Faktor fisik, yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. dengan demikian, faktor
fisik yang digunakan untuk berbicara yaitu mulut.

7
 Faktor psikologis, yaitu memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran
berbicara.

 Faktor neuroogis, yaitu jaringan syaraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut,
telinga, dan organ tubuh lainnya yang ikut dalam aktifitas berbicara.

 Faktor semantik, yaitu yang berhubungan dengan makna.

 Faktor linguistik yaitu yang berkaitan dengan struktur bahasa yang selalu berperan dalam
kegiatan berbicara.

Oleh karena itulah berbicara merupakan suatu alat yang sangat penting bagi kontrol
sosial, karena berbicara tidak hanya sekedar pengucapan bunyi atau kata-kata. Melainkan
suatu alat untuk mengomunkasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Teori Berbicara Komunikatif, Seseorang dikatakan terampil berbicara apabila ia memiliki
kompetensi komunikatif. Hymes mengajukan sebuah gagasan kompetensi komunikatif
sebagai alternatif terhadap kompetensi linguistik Chomsky. Kompetensi komunikatif
mencakup kompetensi linguistik tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan sosiolinguistik
dan percakapan lainnya yang memungkinkan pembicara untuk mengetahui bagaimana cara
mengatakan apa kepada siapa, dan kapan.
Pembelajaran bahasa seharusnya mampu meningkatkan tujuan komunkatif. Oleh karena
itu, berbicara seharusnya diajarkan melalui aktifitas yang komunmikatif, seperti: percakapan,
permainan, bermain peran, debat, atau diskusi.

2.2 Tujuan Berbicara


Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif, supaya si pendengar dapat memahami segala sesuatu yang
ingin disampaikan oleh si pembicara. Menurt Ochs and Winker (dalam Tarigan, 2008:17),
pada dasarnya, berbicara mencakup tiga tujuan umum, yaitu: memberitahukan dan
melaporkan (to inform); menjamu dan menghibur (to entertaint); membujuk, mengajak,
mendesak, dan meyakinkan (to persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-maksud
itupun mungkin saja terjadi, misalnya suatu pembicaraan mungkin saja merupakan gabungan
dari melaporkan dan menjamu begitu pula mungkin sekaligus menghibur dan meyakinkan.

8
Adapun pengertian lebih rinci dari tujuan yang telah disebutkan di atas yaitu:
1) Memberitahukan dan melaporkan ( to inform)
Berbicara dengan tujuan ini, biasanya bersuasana serius, tertib, dan hening. Soalnya, pesan
yang dibicarakan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam hal
ini, pembicara harus berusaha berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat mengenai isi
pembicaraan yang akan disampaikan, agar apa yang akan di sampaikan terjaga keakurtannya.
Pendengarpun biasanya berusaha menangkap isi dari informasi yang di sampaikan dengan
penuh kesungguhan. Contoh nya yaitu: penjelasan seorang Polisi mengenai konflik yang
sedang terjadi ke khalayak umum, penjelasan seorang Presiden mengenai kenaikan BBM.
2) Menjamu dan Menghibur (to entertaint)
Berbicara dengan tujuan menghibur biasanya bersuasana santai, rileks, dan kocak. Soal
pesan yang di sampaikan bukanlah tujuan utama. Akan tetapi, seorang pembicara berusaha
berbicara agar mampu membuat pendengarnya senang gembira, dan bersuka ria dengan apa
yang pembicara sampaikan. Contoh berbicara menghibur ini antara lain: lawakan, guyonan
dalam ludruk, srimulat, cerita Kabayan, cerita Abu Nawas, dll.
3) Membujuk, Mengajak,dan Mendesak, (to persuade)
Berbicara dengan tujuan ini, biasanya bersuasana serius, kadang-kadang terasa kaku, karena
pembicara mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pendengarnya. Si pembicara
biasanya memberikan masukan atau motivasi kepada pendengar dengan dilandasi kasih
sayang, kebutuhan, harapan, serta memberikan inspirasi agar pendengar mampu melakukan
segala apa yang disampaikan pembicara. Contohnya yaitu: Nasehat seorang Pemimmpin
perusahaan kepada Karyawan-karyawannya, agar mereka mampu meningkatkan pendapatan
Perusahaan lebih tinggi. Serta nasehat seorang Guru kepada Siswanya yang malas
mengerjakan tugas.
4) Meyakinkan
Berbicara meyakinkan bertujuan meyakinkan pendengarnya. Pembicara berusaha mengubah
sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati, dan
sebagainya. Dalam pembicaraan itu, pembicara harus melandaskan pembicaraannya kepada
argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggung jawabkan dari segala
segi. Contohnya: pidato seorang caleg kepada masyarakat tertentu, agar masyarakat dapat
memilihnya sebagai anggota legislatif.

2.3 Fungsi Berbicara

9
Fungsi umum berbicara adalah sebagai alat komunikasi sosial. Berbicara erat
kaitannya dengan kehidupan manusia, dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat.
Aktivitas sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan tutur kata
masyarakat setempat. Gagasan, ide, pemikiran, harapan dan keinginan disampaikan dengan
berbicara. Aksi manusia dalam kelompok masyarakat tergantung pada tutur kata yang
digunakan, karena keselamatan orang itu ada pada pembicaraannya.
Adapun menurut Halliday dan Brown (dalam Tarigan, 2008:12-15), fungsi berbicara
dapat dikelompokan menjadi tujuh, yaitu :
 Fungsi instrumental, yaitu bertindak untuk menggerakan serta memanipulasikan
lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Dengan fungsi ini,
bahasa yang diucapkan menimbulkan suatu kondisi khusus. Sebagai contoh fungsi ini
adalah, ketika seorang atasan memberikan nasiha-nasihat, perintah-perintah, serta
larangan-larangan kepada bawahannya.
 Fungsi regulasi atau pengaturan, yaitu pengawasan kepada peristiwa-peristiwa.
melalui ini, berbicara difungsikan untuk persetujuan, celaan, pengawasan kelakuan.
Sebagai contoh, adalah keputusan seorang pengusaha yang memecat karyawannya,
karena sering terlambat datang.
 Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa untuk membuat
pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan,
melaporkan, dan menggambarkan.sebagai contoh, seorang Penyiar yang
menyampaikan berita gunung meletus. Seorang Guru yang mendeskripsikan tentang
suatu benda kepada murid-muridnya.
 Fungsi intraksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin pemeliharaan
sosial. Fungsi ini untuk menjaga agar saluran-saluran komunikasi tetap terbuka.
Sebagai contoh, seorang Guru yang memberikan permainan, agar Siswanya tidak
merasa bosan dengan pelajaran yang disampaikan.
 Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan perasaan,
emosi, kepribadian, dan reaksi-reaksi yang terkandung dalam benaknya. Sebagai
contoh, Orang tua yang memarhi Anaknya karena tidak melaksanakan pekerjaan
Rumah dengan baik.
 Fungsi heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan pengetahuan,
mempelajari lingkungan. Fungsi ini sering disampaikan dalam pertanyaan-
pertanyaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang bertanya kepada dosennya
tenteang hal yang belum dipahami ketika dosen sedang menerangkan.
 Fungsi nimajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan sistem-sistem
atu gagasan-gagasan imajiner. Sebagai contoh, seorang Ibu yang mendongeng
kepada Anaknya, tentang cerita Sangkuriang atau Malinkundang.

10
2.4 Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha
menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau
majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik,
perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan
berbicara juga memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan.
Pada saat berbicara diperlukan penguasaan bahasa, keberanian dan ketenangan serta
kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur.
Faktor kebahasaan (Linguistik), meliputi :
 ketepatan ucapan
 penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai
 pilihan kata
 ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya
 ketepatan sasaran pembicaraan.
 faktor nonkebahasaan
(Nonlinguistik), meliputi ;
 sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
 pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
 kesediaan menghargai orang lain
 gerak-gerik dan mimik yang tepat
 kenyaringan suara
 kelancaran
 relevansi dan penalaran
 penguasaan topic

2.5 . Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara


Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan
yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu ;
 Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari
luar partisipan.
 Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh.

11
 Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis, dan sakit.

2.6 Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Berbicara

 Keterampilan Sosial
Kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat.
Keterampilan ini menuntut agar kita mengetahui apa yang harus dibicarakan,
bagaimana cara mengatakannya, kapan mengatakannya, dan kapan tidak
mengatakannya.

 Keterampilan Semantik
Kemampuan menggunakan kata-kata dengan arti yang tepat dan penuh pemahaman.
Untuk itu kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna yang
terkandung dalam kata-kata serta ketetapan dan kepraktisan dalam penggunaannya.
Karena dengan cara inilah kata-kata dengan cepat dan mudah masuk ke dalam pikiran.

 Keterampilan Fonetik
Kemampuan membentuk unsur-unsur fonetik bahasa secara tepat. Keterampilan ini
bertanggung jawab menentukan persetujuan atau penolakan sosial.

 Keterampilan Vokal
Kemampuan menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara. Suara yang
jelas, bulat, bergema menandakan orang yang berbadan tegap dan terjamin. Sedangka
suara yang melengking, berisik, atau serak parau memperlihatkan kepribadian yang
kurang menarik atau kurang meyakinkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

12
Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, dimana bahasa memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur: mula-
mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita
belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan
Secara umum tujuan pembicara adalah mendorong atau menstimulasi, meyakinkan,
menggerakkan, menginformasikan, dan menghibur. Kalau kita memandang berbicara sebagai
seni maka penekanan diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi dalam
masyarakat, dan butir-butir yang mendapat perhatian, misalnya berbicara dimuka umum,
sedangkan jika berbicara sebagai ilmu atau teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam
menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau peraktek berbicara. Secara garis besar,
berbicara di muka umum pada masyarakat ( public speaking ) yang mencangkup empat jenis,
yaitu:berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan
(informatif), berbicara pada konferens, prosedur parlementer serta debat. Dalam metode
penyampaian dan penilaian berbicara terdapat empat metode yang dipilih dari yang terbaik
yaitu: penyampaian mendadak, penyampaian tanpa persiapan, penyampaian dari naskah dan
penyampaian dari ingatan.

3.2 Saran
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran yang sekiranya
dapat memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting dalam berkomunikasi. Dalam
kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran yang sekiranya dapat
memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting dalam berkomunikasi, jadi kita perlu
memahami bahwa dalam berbicara kita dapat kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

13
Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Badudu (1993:131)

Muchlisoh, dkk.1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9. Jakarta:Depdikbud.

Tarigan, Djago.1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:Depdikbud.

Tompkins, Gail E & Hosskisson.1993. Language arts: content and teaching strategies. New
York: Macmillan College Publishing Company.

14

Anda mungkin juga menyukai