Disusun Oleh :
1. Icha Putri Ayu Fefbriyanti
2. Putri Agustin
3. Elza Faradiba Dewi
4. Mastiga Sofyan
Dosen Pembimbing :
Yanti Devi Wijaya, SH. M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat
dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada
kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
kami beri judul Berbicara Untuk Keperluan Akademik sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang Pengertian Berbicara Untuk
Keperluan Akademik
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1. Konsep Tentang Berbicara......................................................................................................
3.1. Simpulan.................................................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai suatu keterampilan
berbahasa yang diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam
perkuliahan, yakni berbentuk simulasi, praktik berbicara yang sesungguhnya, dan pemberian atau
penerimaan umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan, baik secara perorangan, berpasangan, maupun
berkelompok.
Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara secara terpadu,
fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang diberikan selalu dikaitkan dengan usaha
peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, dan menulis) dan pengetahuan bahasa
(kosakata dan struktur). Selain itu, agar pengajaran ini bersifat fungsional dan kontekstual maka materi
yang diberikan berupa bahan pengajaran yang betul - betul bermakna bagi mahasiswa ataupun calon
guru, seperti bercerita, berdialog, berpidato/berceramah,dan berdiskusi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut.
Untuk mengetahui konsep tentang berbicara
Untuk berkomunikasi dengan efektif
Untuk memahami makna dari segala sesuatu yang akan di komunikasi
1.4 Manfaat
Tulisan ini mempunyai dua manfaat, yaitu:
1). tulisan ini bermanfaat bagi mahasiswa, yakni dapat mengetahui cara bebicara untuk keperluan
akademik. Selanjutnya, bagi pengajar tulisan ini dapat digunakan untuk menilai kinerja mahasiswa dalam
penulisan khususnya tentang berbicara untuk keperluan akademik.
2). untuk menambah wawasan keilmuan tentang berbicara untuk keperluan akademik.
1
BAB 11
PEMBAHASAN
Hariyadi dan Zamzami (1996/1997:13) mengatakan berbicara pada hakikatnya merupakan suatu
proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dari
pengertian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses
untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Burhan Nurgiyantoro (2001:276) mengatakan berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan
bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan 9 menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan.
Tarigan (2008:14) mengatakan berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan
linguistik.
Mulgrave (melalui Tarigan, 2008:16) mengatakan berbicara merupakan suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan
kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah pembicara memahami atau tidak, baik
bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya. apakah ia bersikap tenang atau dapat
menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah
dia waspada serta antusias atau tidak, Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan merupakan
dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa lisan merupakan mode ekpresi
yang sering digunakan, merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak,
merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Berbicara merupakan bentuk
komunikasi yang menggunakan media bahasa, berbicara merupakan proses penuangan gagasan
dalam bentuk ujaran-ujaran. Ujaran- ujaran yang muncul merupakan perwujudan gagasan, pikiran,
dan perasaan yang menjadi wujud ujaran.
2
Berbicara dengan tujuan mengekspresikan pikiran, perasaan gagasan, ide, dan pendapat adalah bentuk
berbicara yang disebabkan dorongan dari internal individu. Berbicara seperti ini sifatnya personal, artinya
manusia memiliki berbagai alasan yang melatarbelakangi timbulnya ide maupun gagasan yangmuncul. Ribuan
pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat tersebut dapat bersumber dari hasil respon panca indera maupun
bersumber dari pikirannya. Hasil pemikiran dan perasaan tersebut dianggap perlu untuk disampaikan kepada
orang lain. Alasan inilah yang menjadikan kegiatan berbicara dilakukan untuk mengkomunikasikannya kepada
orang lain.
Sedangkan, berbicara dengan tujuan memberikan respon atas pembicaraan orang lain adalah kegiatan
berbicara yang disebabkan rangsangan dari luar. Respon tersebut berwujud persetujuan atas makna
pembicaraan orang lain, namun dapat juga berupa penolakan. Berbicara memberikan respon dalam bentuk
persetujuan dapat dilakukan dengan mengungkapkan pendapat yang sama. Ungkapan persetujuan bentuk
berbicara dapat diartikan lebih luas, seperti memberikan penegasan, mendukung, dan menandaskan. Respon
yang berupa penolakan dapat diartikan sebagai ketidaksetujuan, tidak sejalan, tidak sependapat,
bertentangan, beda pendapat (dalam bahasa hukum disebut desenting opinion, dan sebagainya. Menghibur
orang lain diartikan keinginan untuk merubah isi hati dan pikiran orang agar terhibur. Orang sedang sedih,
gembira, atau senang adalah ekspresi yang dapat dilihat dan dikenali ciri-cirinya. Orang yang berhadapan
dalam situasi ini memerlukan rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut berupa informasi pembicaraan yang
bersifat menyenangkan. Kata-kata menghibur tidak hanya diartikan mengandung kelucuan dan humoristis.
Bentuk perhatian dan nasihat juga bisa diartikan menghibur. Berbicara yang bertujuan untuk menghibur
dilandasi keinginan agar lawan bicara senang, gembira tidak sedih, atau terlepas dari perasaan emosional
kesedihan dan beban pikiran. Ilustrasi pembicaraan yang menghibur dapat dicontohkan ketika seorang
penceramah yang memberikan kesejukan siraman rohani. Seorang sahabat yang memberikan nasihat kepada
temannya, atau seorang pelawak yang mengundang tawa pendengar. Bentuk berbicara seperti ini hampir
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbicara dengan tujuan menyampaikan informasi kepada orang lain memiliki kemiripan dengan berbicara
yang didasari mengekspresikan pikiran, ide, maupun pendapat. Perbedaan yang paling mendasar terletak
pada sumber pembicaraan. Sumber pembicaraan untuk menyampaikan informasi dapat berasal dari dalam
dirinya, maupun berasal dari sumber lain.
3
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presentasi adalah sebagai berikut.
a) Kenali audience.
b) Kuasai materi.
c) Buat outline.
d) Siapkan alat peraga/bantu.
e) Siapkan introduction.
f) Siapkan penutup .
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi lakukan latihan. Latihan adalah cara
yang paling efektif karena beberapa alasan.
1. Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi .
2. Memberi gambaran waktu yang diperlukan .
3. Meningkatkan percaya diri.
c) Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam
kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang
mengarahkan jalannya seminar. Dalam hal ini seorang moderator BAB III 13 adalah orang
yang paling senior dalam menguasai tema yang akan diseminarkan. Hal ini bukan berarti
pendapatnyalah
yangpaling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan
seminar karena ia semestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua, yaitu mengarahkan (directing) dan memoderasi
(moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak menyimpang dari tema.
Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang
terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan
baik.
Sebelum seminar, seorang moderator haras telah membaca tema yang akan
diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata – kata kunci,
dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam
seminar. Pada awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu butir – butir yang akan
didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan
didiskusikan. Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang
baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia
mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak
memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
d) Jalannya Seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, kemudian langsung
dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik.
Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan.
Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya,
lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas
jawabannya. Semua pertanyaan dan pemyataan dinyatakan dengan jelas
Masih berhubungan dengan butir pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum
ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas
pertanyaan sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan
pernyataan. Moderator juga harus memperhatikan hal ini.
Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan menuju pertanyaan lain yang lebih
mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat
lebih.
Apabila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa
orang, moderator harus menunjukkan hal itu dan membuat kesepakatan dalam arti
apakah istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar.
Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan.
Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Dalam hal ini moderator terlebih harus
memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar
tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, tetapi canda dan tawa dilakukan
dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu
untuk mengingat daripada ide-ide kreatif yang kadang – kadang membangkitkan tawa.
Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk
membenarkan diri. Setiap orang haras kritis, teteapi menerima apabila ada pendapat
yang lebih baik. Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
Sebuah seminar yang baik tidaklah haras menghasilkan sebuah simpulan tunggal. Setiap
orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Dalam hal ini yang terpenting
adalah mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya
tidak terpikirkan olehnya.
BAB 111
PENUTUP
2.3 Simpulan
Berbicara merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media bahasa, berbicara merupakan
proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-ujaran. Pengetahuan tentang ilmu atau teori
berbicara sangat menunjang kemahiran serta keberhasilan seni dan praktik berbicara. Untuk itulah
diperlukan pendidikan berbicara (speech education). Selain itu, ada macam-macam berbicara untuk
keperluan akademik , yaitu;
Presentasi
Seminar
Berpidato dalam situasi normal
Belajar mengajar
2.4 Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal ini penulis menyarankan apabila
terdapat kekurangan atau isi tulisan ini, maka saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua
kekurangan penulis dan menjadikan semua itu sebagai bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan
tulisan ini.
9
Daftar Pustaka