Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Berbicara Untuk Keperluan Akademik


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu, mata kuliah bahasa indonesia

Dosen pengampu : Muhammadd Sidik M.Pd

disusun oleh :

EFAN FAUZAN ( 2311030082 )

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Berbicara
Untuk Keperluan Akademik” ini dengan baik. Makalah ini kami buat demi
meyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Bapak muhammadd sidik M.Pd selaku
dosen Bahasa Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kami dan orang
lain. Kami berterimakasih kepada Bapak muhammadd sidik M.Pd atas bimbingannya
dalam menyelesaikan makalah ini, serta kepada rekan-rekan yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini sehingga lebih baik lagi kedepannya.

Lampung, 2 Oktober 2023

Efan Fauzan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar… ........................................................................................................... 2


Daftar Isi… .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang… .............................................................................................. 4
Rumusan Masalah… ......................................................................................... 4
Tujuan Penulisan… ........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan konsep berbicara ........................................................................ 6
B. Persiapan berbicara............................................................................................. 7
C. Perencanaan bahan bicara ................................................................................... 9
D. Bicara untuk Presentasi. ................................................................................... 10
E. Bicara untuk seminar ........................................................................................ 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan… .................................................................................................. 13
Saran… ............................................................................................................ 13
Daftar Pustaka............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berbicara adalah bagian penting dari keterampilan berbahasa dan


memainkan peran kunci dalam komunikasi interpersonal. Selain itu,
berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
biasa diajarkan dan diperoleh dalam pembelajaran bahasa, selain
mendengarkan, membaca, dan menulis.
Pada dasarnya, perolehan keterampilan berbicara mengikuti proses alami
perkembangan bahasa manusia. Pada mulanya orang mengembangkan
kemampuan komunikasinya melalui kegiatan mendengarkan, yaitu
mendengarkan bahasa yang diucapkan oleh orang-orang disekitarnya.
Kemudian mereka mulai belajar berbicara, mencoba mengekspresikan diri
dalam bahasa tersebut. Proses ini meletakkan dasar bagi keterampilan
berbicara yang lebih kompleks yang mereka kembangkan seiring
berjalannya waktu.
Namun, penting untuk diingat bahwa mengembangkan keterampilan
berbicara tidak sendirian. Pembelajaran bahasa juga mencakup membaca
dan menulis. Jika seseorang tidak lagi belajar membaca dan menulis, ia
mungkin kehilangan kedua keterampilan berbahasa tersebut, yang juga
penting untuk komunikasi dan partisipasi dalam kehidupan sosial dan
akademik.
Dalam konteks berbicara, berbicara adalah kemampuan mengungkapkan
pikiran, gagasan, dan perasaan dalam bahasa lisan dalam kehidupan sehari-
hari. Pentingnya berbicara dalam komunikasi manusia tidak dapat
diabaikan, karena ini adalah cara terpenting orang berkomunikasi dan
berbagi informasi.
Berbicara juga memegang peranan penting dalam proses penyampaian
4
suatu pesan. Pesan yang disampaikan melalui tuturan dapat memberikan
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pendengarnya. Oleh
karena itu, berbicara bukan hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi
juga tentang kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, efektif, dan
secukupnya agar pembicara dapat memahaminya.
Ketika berbicara, penutur harus mengambil inisiatif nyata dalam
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dirinya. Artinya berbicara
merupakan keterampilan aktif dan produktif yang memerlukan
kemampuan memilih kata, mengorganisasikan pikiran, dan
mengkomunikasikan pesan secara efektif.
Oleh karena itu, tuturan merupakan bagian penting dalam komunikasi
antarpribadi, yang tidak hanya menyangkut penggunaan bahasa lisan,
tetapi juga menyangkut aspek aktif dan produktif dalam menyampaikan
pesan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemahaman dan pengembangan
keterampilan berbicara memainkan peran sentral dalam pembelajaran
bahasa dan komunikasi sosial

RUMUSAN MASALAH;
1. Apa pengertian dari konsep bicara ?
2. Apa saja persiapan dalam berbicara ?
3. Apa yang dimaksud bicara untuk presentase?
4. Apa yang dimaksud bicara untuk seminar ?

TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan wawasan, keterampilan, dan pengetahuan yang
diperlukan agar pembaca atau audiens dapat berbicara secara lebih
efektif, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam konteks
akademik dan profesional.
2. Memberikan pemahaman dasar tentang apa itu berbicara dan bagaimana
berbicara berhubungan dengan komunikasi manusia.

5
BAB II
PEMABAHASAN

A. PENGERTIAN KONSEP BERBICARA

berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain menyimak,


membaca, dan menulis. Secara alamiah, perolehan keterampilan tersebut dapat
diurutkan dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Ketika anak masih
kecil, ia membangun kompetensi komunikatif melalui kegiatan menyimak pajanan
bahasa yang diucapkan oleh orang-orang di sekelilingnya dan kemudian ia belajar
berbicara. Jika tidak meneruskan belajar membaca dan menulis, si anak tidak
memiliki dua keterampilan tersebut.

Berbicara adalah kemampuan mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam


kehidupan sehari-hari secara lisan dengan kemudahan dan kefasihan yang
memadai sehingga dapat dipahami oleh lawan bicaranya. Berbicara adalah salah
satu proses pengiriman pesan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan
yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai efek terhadap
pembicara/pendengar atau kedua- duanya. Djiwandono (1996:68) dan
Nurgiyantoro (1995:273) mengemukakan bahwa berbicara merupakan
kemampuan yang aktif produktif. Selanjutnya Djiwandono (1996:68)
mengemukakan bahwa hal itu disebabkan dalam berbicara pembicara dituntut
prakarsa nyata dalam menggunakan bahasa untuk mengungkapkan diri secara
lisan.

Oleh sebab itu, berbicara disebut keterampilan berbahasa yang aktif dan produktif.

6
A. Persiapan Berbicara

Persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara sebaiknya


disiapkan jauh-jauh hari.Persiapan-persiapan penyajian dapat dilihat
melalui tiga langkah berikut: Meneliti masalah, yang meliputi:

1. Menentukan maksud.
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Menyusun uraian, yang meliputi
5. Mengumpulkan bahan.
6. Membuat kerangka uraian secara detail.
7. Mengadakan latihan dengan cara: Berlatih dengan suara
nyaring.
Langkah-langkah di atas tidak mutlak harus diikuti, tetapi tentunya
penelitian masalah harus mendahului penyusunan uraian dan ditutup dengan
mengadakan latihan oral. Perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam setiap
langkah. Misalnya, seorang pembicara yang diminta memberi sebuah ceramah
tanpa diberikan topik pembicaraan khusus. Pertama-tama, ia akan berusaha
menganalisis pendengar dan situasi, kemudian menentukan topik dan tujuan
ceramah. Namun, sesuai dengan sifatnya yang khusus, beberapa hal akan
diuraikan lagi lebih lanjut, yaitu menentukan maksud dan topik, menganalisis
pendengar dan situasi, menyusun uraian, dan mengadakan latihan oral.

1. Menentukan Topik dan Judul

Setiap akan berbicara, kita perlu menentukan topik yang ingin


disampaikan kepada para pendengar. Penentuan topik yang tepat berguna untuk
mendapatkan reaksi tertent dari para pendengar. Reaksi tersebut akan lebih
mudah diperoleh jika pendengar jug mengetahui maksud yang ingin dicapai oleh
pembicara.

7
Reaksi dari para pendengar atas topik, dan tujuan yang disampaikan
pembicara akan langsung dilihat dan dialami pada saat itu juga. Oleh sebab itu,
dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu
memikirkan tanggapan apa yang ia inginkan dan para pendengar. Pembicara
tentu menginginkan agar pendengar yakin dan memahami persoalan yang akan
dikemukakan atau percaya terhadap informasi yang diberikannya dengan baik.
Pembicara, misalnya, dapat mengharapkan tindakan-tindakan tertentu dari para
pendengar setelah ia menyelesaikan uraiannya. Bila pembicara tetap
memerhatikan apa yang dibicarakannya (topik pembicaraan) serta mengharapkan
tanggapan atau reaksi tertentu dari pendengar, maka ia sebenarnya telah cukup
banyak menghemat waktu.

2. Menentukan Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan sebuah komposisi lisan tergantung dari keadaan dan
apa yang dikehendaki oleh pembicara. Baik uraian lisan maupun tertulis selalu
mengandung sebuah maksud tertentu. Maksud dan tujuan dapat dibedakan
menjadi maksud dan maksud khusus. Sebuah uraian selalu mengandung maksud
umum yang selalu menimbulkan reaksi-reaksi yang umum, sedangkan maksud
khusus diharapkan akan menimbulkan reaksi khusus.

3. Menganalisis Situasi dan Pendengar

Sering kali, pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu
penting sehingg ia lupa memerhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar
belakang kehidupan mereka serta bagaimana situasi yang ada pada waktu
presentasi lisannya berlangsung. Dikarenakan kelalaiannya memerhatikan hal-hal
tersebut, maksudnya tidak tercapai dan tujuannya tidak mengenai sasaran. Oleh
karena itu, sebaiknya seorang pembicara melakukan analisis terhadap situasi dan
pendengar sebelum ia mulai merancang presentasi.

8
B. PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA

Seperti yang telah dikemukakan di atas, penyusunan bahan-bahan


dilakukan melalui tiga tahap, yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka
paparan, dan menguraikan bahan secara mendetail. Dalam bagian ini, kita tidak
akan membahas ketiga tahap tersebut secara lebih lanjut karena prosedur dan
teknik yang digunakan sama dengan penyusunan bahan dalam komposisi tertulis.
Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa aspek tambahan yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan paparan untuk disampaikan secara lisan.

1. Teknik Penyusunan Bahan

Bila diadakan perbandingan mengenai sikap pembaca pada komposisi


tertulis dan sikap pendengar pada komposisi lisan, maka setiap pembaca
biasanya akan terus membaca suatu komposisi tertulis selama ia masih tertarik
dengan isi bacaannya, atau mereka akan memilih bagian-bagian tertentu saja
yang dianggapnya baik. Bila sama sekali tidak menarik, maka mereka akan
segera meninggalkannya. Sebaliknya, para pendengar bagaimanapun harus tetap
mendengar uraian lisan sampai selesai.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa sikap yang ada pada setiap pendengar
akan berlainan, Kecenderungan psikologis umum yang dapat dicatat ialah para
pendengar biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan.
Setelah itu, konsentrasi mereka akan menurun secara perlahan, walaupun
mungkin subjek pembicaraan sebenarnya semakin menarik. Ketika pembicaraan
mendekati titik akhir, minat mereka akan kembali meningkat sedikit.

9
2. Menyiapkan Catatan

Terdapat beberapa metode dalam menyampaikan uraian lisan, yaitu


metode imprompt (spontan), menghafal, membaca naskah, dan metode
ekstemporan. Dari keempat metode penyampaian uraian lisan tersebut, metode
ekstemporanlah yang paling baik. Metode membaca dari naskah hanya akan baik
jika sifat penyajian uraian sangat resmi. Metode ekstemporan ialah pembicara
menyiapkan sebuah naskah lengkap untuk penyajian lisannya tetapi naskah
tersebut hanya berfungsi sebagai catatan atau pemandu dalam menyampaikan
uraian lisan.

3. Mengumpulkan dan Menyatukan Materi

Setelah Anda selesai mengumpulkan bahan, materi, dan data yang


relevan dan membuang informasi yang tidak perlu bagi Anda, kemungkinan
besar Anda harus menyusun kembali informasi-informasi tersebut agar sesuai
dengan struktur yang diperlukan. Struktur harus memiliki bagian pembuka,
badan ide, dan sebuah kesimpulan. Di samping itu suatu ringkasan yang memuat
keseluruhan materi juga perlu dibuat.

C. BICARA UNTUK PRESENTASI


Yang juga dikenal sebagai pidato atau ucapan, adalah proses komunikasi
verbal di mana seorang pembicara berbicara di depan audiens untuk
menyampaikan informasi, ide, atau pesan tertentu. Tujuan utama dari bicara
untuk presentasi adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas, meyakinkan,
atau menghibur audiens, tergantung pada jenis presentasi yang diberikan. Ini
adalah keterampilan penting dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, pendidikan,
politik, dan banyak lagi.

10
Tentu, berikut adalah poin-poin penting dalam persiapan untuk bicara dalam
sebuah presentasi:
1. tujuan dan audiens
2. riset topik
3. struktur dan konten:
4. bantuan visual
5. latihan
6. pengujian teknis
7. penampilan dan ketegangan panggung
8. interaksi dengan audiens
9. rencana cadangan
10. evaluasi

D. BICARA UNTUK SEMINAR

Membahas salah satu kegiatan ilmiah yang berwujud penyampaian uraian


lisan dalam kelompok ilmiah atau dalam situasi formal, misalnya dalam seminar,
simposium, Inkakarya, dan panel. Berbicara untuk keperluan seminar ialah suatu
bentuk wicara yang melibatkan banyak pendengar atau audiensi.

Seminar merupakan suatu bentuk tukar pikiran, serta pembicaraan yang


teratur dan terarah. Seminar dapat pula diartikan sebagai suatu proses bahasa tutur
dalam bentuk yang dawali dengan penyampaian materi oleh si pembicara dan
dilanjutkan dengan sesi tanya Jawab. Sejalan dengan itu, seminar dapat dimaknai
sebagai suatu cara untuk memecahkan satu masalah atau topik yang sedang hangat
dibicarakan dalam suatu masa atau waktu (Tarigan, 1986: 36). Secara khusus,
seminar dapat dimaknal sebagai pembicaraan antara pembicara dengan peserta
(pendengar) dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,

11
kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Selain itu,
seminar dap dimaknai dengan pertemuan ilmiah untuk membahas suatu masalah
(Depdikbud, 1996) Peserta adalah beberapa individu yang berkumpul dengan satu
tujuan atau dapat pula diartikan sebagai kumpulan orang yang memiliki hubungan
dengan pihak yang sama (Depdikbud, 1996). Jadi, secara umum, seminar sering
diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau
dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang
pemimpin. (Tarigan, 1987: 128)

Seminar sering juga disebut sebagai percakapan terpimpin (istilah yang


terdapat dalam kelompok besar). Perlu diingat bahwa kelompok bukan hanya
merupakan penjumlahan individu yang berada di dalam suatu ruangan. Setiap
individu dalam kelompok biasanya menyadari ketergantungan mereka dalam usaha
mencapai tujuan bersama. Oleh sebab it dalam seminar kelompok, setiap individu
hendaknya menyadari adanya tujuan bersama tersebut sehingga timbul kesadaran
untuk saling menghargai, menghormati pendapat lain, dan menjaga ketertiban
bersama. Setiap peserta seminar hendaknya memiliki sikap kerja sama dan
menyadari bahwa dirinya merupakan anggota atau bagian dari peserta seminar
sehingga permusuhan yang tidak sehat dapat dihindari. Selain itu, setiap peserta
bebas mengemukakan pendapat sehingga masalah seminar menjadi lebih menarik.
Seminar formal memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Parera, 1984: 190):
a. Pemimpin atau moderator, regulator, dan koordinator
b.Pembicara
c. Pendengar atau publik atau umum atau audiensi.
d. Materi
e Fasilitas

Pembicara efektif akan menyadari bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang yang
intelektual dan emosional. Menyusun ide merupakan bagian dari kegiatan tersebut
Kegiatan yang lainnya ialah memperoleh dan mempertahankan perhatian:

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Bicara adalah bagian penting dari keterampilan berbahasa yang memainkan


peran sentral dalam komunikasi interpersonal. Keterampilan berbicara merupakan
salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang biasa diajarkan dan diperoleh
dalam pembelajaran bahasa, bersama dengan mendengarkan, membaca, dan menulis.
Dalam konteks presentasi, bicara memiliki peran utama dalam
menyampaikan informasi, ide, atau pesan kepada audiens. Persiapan yang cermat,
struktur presentasi yang jelas, dan penggunaan bantuan visual yang tepat dapat
membantu memastikan pesan disampaikan dengan efektif. Selain itu, interaksi
dengan audiens dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka.
Di sisi lain, bicara untuk seminar menuntut keterampilan yang lebih dalam
dalam berbicara. Seminar sering kali melibatkan diskusi mendalam tentang topik
tertentu, membutuhkan kemampuan untuk berbicara dengan jelas, mengajukan
pertanyaan, dan merespons argumen secara kritis. Persiapan yang matang dan
pengetahuan yang mendalam tentang topik seminar sangat penting.

SARAN

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini
kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azahari, Azril. (2005). Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Universitas


Dahlan, MS. 2004. Seri Statistik : Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan; Uji
Hipotesis Dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam. Jakarta : Arkans. (Mengambil
Kutipan Dahlan (2004) dalam membahas hipotesis)
Indrastuti, N. (2020). Cara praktis penulisan karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia.
UGM PRESS.
Pengertian tahap prapenulisan, bagian, cara membuat, dan contohnya. Penelitian ilmiah.
20 September 2023, diakses pada 27 September 2023.
https://penelitianilmiah.com/tahap-penulisan/
Penyusunan kerangka karangan. Wednesday. 4 Juli 2018. Diakses pada 26 September
2023.
https://kampungilmu45.blogspot.com/2018/07/penyusunan-kerangka-
karangan.html?m=1
Yunus, Mohammad dan Suparno. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Banten
:Universitas Terbuka. (Mengambil kutipan mengenai pengertian pra penulisan karya
ilmiah).

14
15

Anda mungkin juga menyukai