disusun oleh :
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Berbicara
Untuk Keperluan Akademik” ini dengan baik. Makalah ini kami buat demi
meyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Bapak muhammadd sidik M.Pd selaku
dosen Bahasa Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kami dan orang
lain. Kami berterimakasih kepada Bapak muhammadd sidik M.Pd atas bimbingannya
dalam menyelesaikan makalah ini, serta kepada rekan-rekan yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini sehingga lebih baik lagi kedepannya.
Efan Fauzan
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH;
1. Apa pengertian dari konsep bicara ?
2. Apa saja persiapan dalam berbicara ?
3. Apa yang dimaksud bicara untuk presentase?
4. Apa yang dimaksud bicara untuk seminar ?
TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan wawasan, keterampilan, dan pengetahuan yang
diperlukan agar pembaca atau audiens dapat berbicara secara lebih
efektif, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam konteks
akademik dan profesional.
2. Memberikan pemahaman dasar tentang apa itu berbicara dan bagaimana
berbicara berhubungan dengan komunikasi manusia.
5
BAB II
PEMABAHASAN
Oleh sebab itu, berbicara disebut keterampilan berbahasa yang aktif dan produktif.
6
A. Persiapan Berbicara
1. Menentukan maksud.
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Menyusun uraian, yang meliputi
5. Mengumpulkan bahan.
6. Membuat kerangka uraian secara detail.
7. Mengadakan latihan dengan cara: Berlatih dengan suara
nyaring.
Langkah-langkah di atas tidak mutlak harus diikuti, tetapi tentunya
penelitian masalah harus mendahului penyusunan uraian dan ditutup dengan
mengadakan latihan oral. Perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam setiap
langkah. Misalnya, seorang pembicara yang diminta memberi sebuah ceramah
tanpa diberikan topik pembicaraan khusus. Pertama-tama, ia akan berusaha
menganalisis pendengar dan situasi, kemudian menentukan topik dan tujuan
ceramah. Namun, sesuai dengan sifatnya yang khusus, beberapa hal akan
diuraikan lagi lebih lanjut, yaitu menentukan maksud dan topik, menganalisis
pendengar dan situasi, menyusun uraian, dan mengadakan latihan oral.
7
Reaksi dari para pendengar atas topik, dan tujuan yang disampaikan
pembicara akan langsung dilihat dan dialami pada saat itu juga. Oleh sebab itu,
dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu
memikirkan tanggapan apa yang ia inginkan dan para pendengar. Pembicara
tentu menginginkan agar pendengar yakin dan memahami persoalan yang akan
dikemukakan atau percaya terhadap informasi yang diberikannya dengan baik.
Pembicara, misalnya, dapat mengharapkan tindakan-tindakan tertentu dari para
pendengar setelah ia menyelesaikan uraiannya. Bila pembicara tetap
memerhatikan apa yang dibicarakannya (topik pembicaraan) serta mengharapkan
tanggapan atau reaksi tertentu dari pendengar, maka ia sebenarnya telah cukup
banyak menghemat waktu.
Maksud dan tujuan sebuah komposisi lisan tergantung dari keadaan dan
apa yang dikehendaki oleh pembicara. Baik uraian lisan maupun tertulis selalu
mengandung sebuah maksud tertentu. Maksud dan tujuan dapat dibedakan
menjadi maksud dan maksud khusus. Sebuah uraian selalu mengandung maksud
umum yang selalu menimbulkan reaksi-reaksi yang umum, sedangkan maksud
khusus diharapkan akan menimbulkan reaksi khusus.
Sering kali, pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu
penting sehingg ia lupa memerhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar
belakang kehidupan mereka serta bagaimana situasi yang ada pada waktu
presentasi lisannya berlangsung. Dikarenakan kelalaiannya memerhatikan hal-hal
tersebut, maksudnya tidak tercapai dan tujuannya tidak mengenai sasaran. Oleh
karena itu, sebaiknya seorang pembicara melakukan analisis terhadap situasi dan
pendengar sebelum ia mulai merancang presentasi.
8
B. PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa sikap yang ada pada setiap pendengar
akan berlainan, Kecenderungan psikologis umum yang dapat dicatat ialah para
pendengar biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan.
Setelah itu, konsentrasi mereka akan menurun secara perlahan, walaupun
mungkin subjek pembicaraan sebenarnya semakin menarik. Ketika pembicaraan
mendekati titik akhir, minat mereka akan kembali meningkat sedikit.
9
2. Menyiapkan Catatan
10
Tentu, berikut adalah poin-poin penting dalam persiapan untuk bicara dalam
sebuah presentasi:
1. tujuan dan audiens
2. riset topik
3. struktur dan konten:
4. bantuan visual
5. latihan
6. pengujian teknis
7. penampilan dan ketegangan panggung
8. interaksi dengan audiens
9. rencana cadangan
10. evaluasi
11
kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Selain itu,
seminar dap dimaknai dengan pertemuan ilmiah untuk membahas suatu masalah
(Depdikbud, 1996) Peserta adalah beberapa individu yang berkumpul dengan satu
tujuan atau dapat pula diartikan sebagai kumpulan orang yang memiliki hubungan
dengan pihak yang sama (Depdikbud, 1996). Jadi, secara umum, seminar sering
diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau
dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang
pemimpin. (Tarigan, 1987: 128)
Pembicara efektif akan menyadari bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang yang
intelektual dan emosional. Menyusun ide merupakan bagian dari kegiatan tersebut
Kegiatan yang lainnya ialah memperoleh dan mempertahankan perhatian:
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini
kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15