OLEH:
21 BKT 13
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT ,yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah Hakikat
keterampilan berbahasa.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr.Nur
Azmi Alwi S.S., M.Pd . pada mata kuliah keterampilan berbahasa Indonesia. Selain itu ,makalah
ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hakikat keterampilan
berbahasa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Dr.Nur Azmi Alwi S.S., M.Pd selaku dosen mata kuliah keterampilan berbahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami ,maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terampil sendiri bermakna cakap atau mampu dan cekatan, sebagai kata dasar dari kata
keterampilan. Sedangkan keterampilan, bermakna kecakapan atau kemampuan dan kecekatan.
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi
membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Pada pembelajaran, empat keterampilan berbahasa
tersebut menempati posisi yang vital dan saling terintegrasi.
Menyimak (mendengarkan) dan membaca adalah kemampuan reseptif (menerima pengertian)
karena seseorang tidak perlu memproduksi bahasa. Kedua keterampilan berbahasa ini
menempatkan seseorang untuk dapat menerima dan memahami bahasa. Keterampilan ini biasa
disebut sebagai keterampilan pasif. Sebaliknya, keterampilan yang produktif adalah berbicara dan
menulis karena seseorang memproduksi bahasa. Dua keterampilan ini disebut sebagai
keterampilan aktif.
Ketrampilan yang pertama adalah Menyimak (Mendengarkan). Menyimak atau mendengarkan
adalah keterampilan berbahasa untuk dapat memusatkan perhatian dan mencerna informasi-
informasi yang ada. Seseorang kerap kesulitan untuk mengasah keterampilan berbahasa ini
karena seseorang dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya mengetahui setiap
kata. Penyimak atau pendengar harus memusatkan perhatian pada suatu pembicaraan.
Keterampilan berbahasa menyimak atau mendengar dapat dilatih setiap waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik pembicara dan kode-kode visual dapat membantu kita
mencerna pesan-pesan. Untuk melatih keterampilan berbahasa ini, kita dapat sering-sering
menyimak atau mendengar diskusi dan pembicaraan yang dibawakan oleh orang-orang dengan
latar belakang yang berbeda dengan kita. Semakin fokus kita dalam menyimak dan semakin
beragam latar belakang pembicara, maka keterampilan berbahasa kita dalam menyimak atau
mendengar dapat semakin terasah.
Ketrampilan kedua adalah Berbicara. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Kita
berkomunikasi dengan orang lain, mengekspresikan ide-ide kita, dan juga memahami ide-ide
orang lain. Maka dari itu, alat komunikasi akan berfungsi maksimal ketika faktor-faktor yang
menunjang keterampilan produktifnya dikuasai.
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang ada pada
diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas oleh si
penerima informasi. Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan baik? Kita
dapat menggunakan struktur kalimat yang sederhana, serta bersifat efektif dan efisien.
Keterampilan berbahasa ini dapat digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Ketrampilan ketiga adalah Membaca. Membaca adalah keterampilan dalam memahami.
Membaca dapat membantu kita mengembangkan seluruh bagian-bagian berbahasa, seperti
kosakata, ejaan, struktur bahasa atau kalimat, dan penulisan. Membaca mampu meningkatkan
intuisi berbahasa dengan cara yang sesuai. Saat kita membaca, otak berusaha mencerna informas-
informasi dan mengimitasinya, lalu informasi itu akan disimpan dan pada lain kesempatan,
informasi-informasi ini dapat kita gunakan untuk berbicara maupun menulis.
Dan ketrampilan terakhir adalah Menulis. Salah 1 dari 4 keterampilan berbahasa yang terakhir
adalah menulis. Menulis adalah kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam suatu sarana
tulis. Dengan berkembangnya media sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya sebagai
bentuk ekspresi diri. Tak salah lagi, keterampilan menulis kini tampak dianggap sebagai
keterampilan berbahasa yang paling perlu dikuasai.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui penggunaan kalimat-kalimat yang
sederhana, efektif, dan efisien. Ketika seseorang dapat dengan mudah memahami pokok bahasan
suatu tulisan, maka tulisan itu dapat dianggap bagus karena ditulis dengan terampil. Keterampilan
menulis pun tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya penguasaan keterampilan berbahasa yang
lain.
Ririn Erviana dalam KRONIKA IAIN Metro mengungkapkan pentingnya keterampilan
berbahasa dalam kehidupan setelah sekolah. Bagi peserta didik keterampilan berbahasa
merupakan sesuatu yang harus ada bahkan jika belum ada harus ditanamkan. Keterampilan
berbahasa sering kita kenal dengan menulis, membaca, dan berbicara di depan khalayak ramai
(public speaking). Karena dalam menjalani kehidupan kelak pasti peserta didik tidak lepas dari
dengan menulis, membaca, dan berbicara.
Pada pembelajaran SMK, berbahasa menjadi ujung tombak yang perlu dipersiapkan oleh guru
dalam hal ini guru bahasa. SMK yang notabene lulusannya diberikan tiga pilihan yaitu BMW
(Bekerja, Melanjutkan ke perguruan tinggi, dan Wirausaha), membutuhkan empat keterampilan
berbahasa tersebut. Meskipun penguasaan berbahasanya minimal, peserta didik memperoleh
bekal untuk siap berinteraksi dengan lingkungan masyarakat maupun lingkungan bekerja.
Pembelajaran bahasa di SMK sebisa mungkin mengangkat materi sesuai kompetensi keahlian
yang menjadi dasar dipelajari oleh peserta didik, dimana kompetensi keahlian ini menjadi ruh
materi yang dipelajari. Jangan sampai peserta didik yang kompetensi keahlian pertanian justru
tidak paham dengan istilah pertanian. Dengan disisipkan materi yang sesuai kompetensi keahlian
yang menjadi dasar dipelajari oleh peserta didik, dapat dimungkinkan peserta didik lebih siap
untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat maupun lingkungan bekerja.
Untuk itu, keterampilan berbahasa dalam pembelajaran berbahasa perlu menjadi perhatian. Ibarat
sebuah bangunan pondasi, keterampilan berbahasa sudah dipersiapkan dengan baik dan kuat.
Peserta didik sudah tidak gagap atau merasa tidak siap untuk menjawab tantangan pasca belajar di
sekolah.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen keterampilan berbahasa di SD?
2. Bagaimana pentingnya keterampilan berbahasa?
3. Apa saja hubungan empat aspek keterampilan berbahasa?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui komponen keterampilan berbahasa di SD
2. Untuk mengetahui pentingnya keterampilan berbahasa
3. Untuk mengetahui hubungan empat aspek keterampilan berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara
berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si
pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara,
dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan
yang disampaikan si penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca
si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan
penulisnya.
Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam
melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus
memiliki keterampilan dalam melakukan proses decoding.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya,
antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimilikinya, misalnya
profesi sebagai manajer, jaksa, pengacara, guru, penyiar, dai, wartawan, dan lain-lain.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A. (2015). Strategi pembelajaran menyimak. Jurnal Al Bayan UIN Raden Intan, 7
(2), 1-27.