Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 1

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

DOSEN: Dr.NUR AZMI ALWI S.S., M.Pd

OLEH:

1. HAISAH BASARIKO (21129400)


2. JUNAIDI MAULANA (21129231)
3. MARISYA PATMA (21129421)
4. NAZLA ASYIFA (21129265)
5. STEVANY (21129311)

21 BKT 13

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT ,yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah Hakikat
keterampilan berbahasa.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr.Nur
Azmi Alwi S.S., M.Pd . pada mata kuliah keterampilan berbahasa Indonesia. Selain itu ,makalah
ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hakikat keterampilan
berbahasa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Dr.Nur Azmi Alwi S.S., M.Pd selaku dosen mata kuliah keterampilan berbahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami ,maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bukittinggi, 07 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
A. Komponen Keterampilan Berbahasa di SD .................................................................... 6
1. Pengertian Keterampilan Berbicara Menurut Para Ahli: ............................................. 7
2. Keterampilan berbahasa dan komponen-komponennya ............................................... 7
3. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa .......................................................... 8
4. Berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi ................................................................. 8
5. Berbicara sebagai seni dan ilmu ....................................................................................... 9
6. Batasan dan tujuan berbicara .......................................................................................... 9
7. Metode penyampaian dan penilaian berbicara ............................................................... 9
B. Pentingnya keterampilan berbahasa................................................................................ 9
C. Hubungan empat aspek keterampilan berbahasa ........................................................ 10
BAB III......................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terampil sendiri bermakna cakap atau mampu dan cekatan, sebagai kata dasar dari kata
keterampilan. Sedangkan keterampilan, bermakna kecakapan atau kemampuan dan kecekatan.
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi
membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Pada pembelajaran, empat keterampilan berbahasa
tersebut menempati posisi yang vital dan saling terintegrasi.
Menyimak (mendengarkan) dan membaca adalah kemampuan reseptif (menerima pengertian)
karena seseorang tidak perlu memproduksi bahasa. Kedua keterampilan berbahasa ini
menempatkan seseorang untuk dapat menerima dan memahami bahasa. Keterampilan ini biasa
disebut sebagai keterampilan pasif. Sebaliknya, keterampilan yang produktif adalah berbicara dan
menulis karena seseorang memproduksi bahasa. Dua keterampilan ini disebut sebagai
keterampilan aktif.
Ketrampilan yang pertama adalah Menyimak (Mendengarkan). Menyimak atau mendengarkan
adalah keterampilan berbahasa untuk dapat memusatkan perhatian dan mencerna informasi-
informasi yang ada. Seseorang kerap kesulitan untuk mengasah keterampilan berbahasa ini
karena seseorang dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya mengetahui setiap
kata. Penyimak atau pendengar harus memusatkan perhatian pada suatu pembicaraan.
Keterampilan berbahasa menyimak atau mendengar dapat dilatih setiap waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik pembicara dan kode-kode visual dapat membantu kita
mencerna pesan-pesan. Untuk melatih keterampilan berbahasa ini, kita dapat sering-sering
menyimak atau mendengar diskusi dan pembicaraan yang dibawakan oleh orang-orang dengan
latar belakang yang berbeda dengan kita. Semakin fokus kita dalam menyimak dan semakin
beragam latar belakang pembicara, maka keterampilan berbahasa kita dalam menyimak atau
mendengar dapat semakin terasah.
Ketrampilan kedua adalah Berbicara. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Kita
berkomunikasi dengan orang lain, mengekspresikan ide-ide kita, dan juga memahami ide-ide
orang lain. Maka dari itu, alat komunikasi akan berfungsi maksimal ketika faktor-faktor yang
menunjang keterampilan produktifnya dikuasai.
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang ada pada
diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas oleh si
penerima informasi. Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan baik? Kita
dapat menggunakan struktur kalimat yang sederhana, serta bersifat efektif dan efisien.
Keterampilan berbahasa ini dapat digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Ketrampilan ketiga adalah Membaca. Membaca adalah keterampilan dalam memahami.
Membaca dapat membantu kita mengembangkan seluruh bagian-bagian berbahasa, seperti
kosakata, ejaan, struktur bahasa atau kalimat, dan penulisan. Membaca mampu meningkatkan
intuisi berbahasa dengan cara yang sesuai. Saat kita membaca, otak berusaha mencerna informas-
informasi dan mengimitasinya, lalu informasi itu akan disimpan dan pada lain kesempatan,
informasi-informasi ini dapat kita gunakan untuk berbicara maupun menulis.
Dan ketrampilan terakhir adalah Menulis. Salah 1 dari 4 keterampilan berbahasa yang terakhir
adalah menulis. Menulis adalah kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam suatu sarana
tulis. Dengan berkembangnya media sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya sebagai
bentuk ekspresi diri. Tak salah lagi, keterampilan menulis kini tampak dianggap sebagai
keterampilan berbahasa yang paling perlu dikuasai.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui penggunaan kalimat-kalimat yang
sederhana, efektif, dan efisien. Ketika seseorang dapat dengan mudah memahami pokok bahasan
suatu tulisan, maka tulisan itu dapat dianggap bagus karena ditulis dengan terampil. Keterampilan
menulis pun tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya penguasaan keterampilan berbahasa yang
lain.
Ririn Erviana dalam KRONIKA IAIN Metro mengungkapkan pentingnya keterampilan
berbahasa dalam kehidupan setelah sekolah. Bagi peserta didik keterampilan berbahasa
merupakan sesuatu yang harus ada bahkan jika belum ada harus ditanamkan. Keterampilan
berbahasa sering kita kenal dengan menulis, membaca, dan berbicara di depan khalayak ramai
(public speaking). Karena dalam menjalani kehidupan kelak pasti peserta didik tidak lepas dari
dengan menulis, membaca, dan berbicara.
Pada pembelajaran SMK, berbahasa menjadi ujung tombak yang perlu dipersiapkan oleh guru
dalam hal ini guru bahasa. SMK yang notabene lulusannya diberikan tiga pilihan yaitu BMW
(Bekerja, Melanjutkan ke perguruan tinggi, dan Wirausaha), membutuhkan empat keterampilan
berbahasa tersebut. Meskipun penguasaan berbahasanya minimal, peserta didik memperoleh
bekal untuk siap berinteraksi dengan lingkungan masyarakat maupun lingkungan bekerja.
Pembelajaran bahasa di SMK sebisa mungkin mengangkat materi sesuai kompetensi keahlian
yang menjadi dasar dipelajari oleh peserta didik, dimana kompetensi keahlian ini menjadi ruh
materi yang dipelajari. Jangan sampai peserta didik yang kompetensi keahlian pertanian justru
tidak paham dengan istilah pertanian. Dengan disisipkan materi yang sesuai kompetensi keahlian
yang menjadi dasar dipelajari oleh peserta didik, dapat dimungkinkan peserta didik lebih siap
untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat maupun lingkungan bekerja.
Untuk itu, keterampilan berbahasa dalam pembelajaran berbahasa perlu menjadi perhatian. Ibarat
sebuah bangunan pondasi, keterampilan berbahasa sudah dipersiapkan dengan baik dan kuat.
Peserta didik sudah tidak gagap atau merasa tidak siap untuk menjawab tantangan pasca belajar di
sekolah.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen keterampilan berbahasa di SD?
2. Bagaimana pentingnya keterampilan berbahasa?
3. Apa saja hubungan empat aspek keterampilan berbahasa?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui komponen keterampilan berbahasa di SD
2. Untuk mengetahui pentingnya keterampilan berbahasa
3. Untuk mengetahui hubungan empat aspek keterampilan berbahasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Keterampilan Berbahasa di SD


Pengertian keterampilan berbahasa

Keterampilan berbahasa dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni aspek


reseptif dan aspek produktif. Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan,
seperti yang tampak pada kegiatan menyimak dan membaca. Sementara aspek
produktif bersifat pengeluaran atau pemroduksian bahasa, baik lisan maupun
tertulis sebagaimana yang tampak dalam kegiatan berbicara dan menulis.
Dalam berkomunikasi, si pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran,
perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambanglambang bunyi bahasa
yang diucapkan. Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim mengubah
pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan,
Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan)
tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita kenal dengan
istilah aktivitas berbicara. Di pihak lain, si penerima melakukan aktivitas
decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi
lisan menjadi pesan sesuai dengan maksud si pengirimnya. Aktivitas tersebut
biasa kita sebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-
lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding, si pengirim mengubah pesan
menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima.
Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima
dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu
sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan
istilah membaca.
Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan yang dinamis,
dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang sesungguhnya, ketika
melakukan proses encoding si pengirim berada dalam suatu konteks yang berupa
ruang, waktu, peran, serta konteks budaya yang menjadi latar belakang pengirim
dan penerima. Keberhasilan suatu komunikasi sangat bergantung kepada proses
encoding dan decoding yang sesuai dengan konteks komunikasinya. Seseorang
dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan
(encoder), jika dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa
yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi. Kemudian, ia dapat dikatakan
memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai penerima pesan (decoder),
jika dalam proses decoding ia mampu mengubah bentuk-bentuk bahasa yang
diterimanya dalam suatu konteks komunikasi menjadi pesan yang utuh, yang
isi dan maksudnya sama dengan maksud si pengirimnya.
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbicara apabila yang bersangkutan
terampil memilih bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, serta tekanan dan
nada) secara tepat serta memformulasikannya secara tepat pula guna
menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, fakta, perbuatan dalam suatu konteks
komunikasi tertentu. Kemudian, seseorang dikatakan terampil mendengarkan
(menyimak) apabila yang bersangkutan memiliki kemampuan menafsirkan makna
dari bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan,dan nada) yang
disampaikan pembicara dalam suatu konteks komunikasi tertentu. Selanjutnya,
seseorang dikatakan memiliki keterampilan menulis bila yang bersangkutan dapat
memilih bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf) serta
menggunakan retorika (organisasi tulisan) yang tepat guna mengutarakan pikiran,
perasaan, gagasan, fakta. Terakhir, seseorang dikatakan terampil membaca bila
yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis
(berupa kata, kalimat, paragraf, organisasi tulisan) yang dibacanya.

1. Pengertian Keterampilan Berbicara Menurut Para Ahli:


 Menurut Husny Yusuf, dkk, Keterampilan berbicara adalah keterampilan
mengemukakan sesuatu hal yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari,
secara lisan dengan kemudahan dan kefasihan yang memadai sehingga
dapat dipahami lawan bicara.
 Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Keterampilan berbicara
pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem
bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan,
dan keinginan kepada orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan
bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti
rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.

2. Keterampilan berbahasa dan komponen-komponennya


a. Keterampilan menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Artinya, dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan
pikirannya untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa,
memahaminya, dan menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan
yang disampaikan pembicara.
b. Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara pada hakikatnya adalah kemampuan memiliki dan
menata gagasan secara logis dan sistematis, menuangkannya ke dalam
kode kebahasaan sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan serta
konteks komunikasi yang sesuai, dan mengucapkannya dengan lancar dan
jelas.
c. Keterampilan membaca
Keterampilan membaca adalah kapasitas seseorang dalam memahami,
menafsirkan, membaca dan memecahkan kode bahasa pada teks tertulis.
Dengan kemampuan membaca yang baik, seseorang bisa menyesuaikan
dan menanggapi sebuah komunikasi tertulis seperti pesan, email, surat dsb
dengan lebih mudah.
d. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa
untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian
ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang
kebahasaan.

3. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa


a. Hubungan antara berbicara dan menyimak
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang
berlangsung serta merupakan komunikasi tatap muka atau face to face
communication (brooks, 1964:134).
b. Hubungan antara berbicara dan membaca
Hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat diketahui
dari beberapa telaah penelitian.
c. Hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresitulis
Contoh : Sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis.

4. Berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi


Komunikasi mempersatukan para individu kedalam kelompok-kelompok
dengan jalan menggolongkan konsep-konsep umum. Professor Anderson
mengemukakan adanya prinsip (linguistik) dasar, yaitu;
a. Bahasa adalah suatu sistem
b. Bahasa adalah vokal
c. Setiap bahasa bersifat unik
d. Bahasa adalah alat komunikasi
5. Berbicara sebagai seni dan ilmu
Berbicara sebagai seni merupakan kemampuan mengaplikasikan/menerapkan
atau menggunakan unsur-unsur bahasa dan non bahasa dalam kegiatan
berbahasa.Berbicara sebagai ilmu merupakan penguasaan dan pemahaman
ilmu atau teori berbahasa (berbicara).Untuk menunjang keterampilan
berbahasa diperlukan pendidikan berbicara (speech education).

6. Batasan dan tujuan berbicara


Berbicara adaalah kemampuan mengucapkan bunyiartikulasi atau kata-kataa
untuk mengekspresikan,menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan
dan perassaaan.
Pada dasarnya berbicara mempunyai maksud yakni:
a. Memberi tahu dan melaporkan
b. Menghibur
c. Mendesak dan meyakinkan

7. Metode penyampaian dan penilaian berbicara


a. Penyampaian secara mendadak
b. Penyampaian tanpa persiapan
c. Penyampaian dari naskah
d. Penyampaian dari ingaatan

B. Pentingnya keterampilan berbahasa


1. Keterampilan berbahasa Indonesia diberikan kepada guru, bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa guru Sekolah Dasar. Keterampilan
berbahasa Indonesia mencakup: Keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Penyajian materi ini
dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa keterampilan berbahasa sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keterampilan berbahasa pada anak amat penting untuk dikembangkan oleh
orangtua. Sebagaimana kita ketahui, keterampilan anak dalam berbahasa kerap
dijadikan tolok ukur kecerdasan anak. Anak yang pintar mengemukakan
keinginannya melalui kata-kata juga lebih sering mendapat apresiasi daripada
anak yang tidak bisa berbahasa dengan baik.

Cara agar terampil menggunakan bahasa yang baik dan benar


1. Berikan model yang baik
2. Latih anak untuk terbiasa mengucapkan dengan benar
3. Bacakan cerita
4. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mendidik

C. Hubungan empat aspek keterampilan berbahasa


1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing lisan-lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau hahasa lisan.
2. Berbicara adalah : Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan.
3. Membaca yaitu suatu proses penyerapan informasi dalam dari sebuah karya tulis
untuk mengetahui informasi yang ingin disampaikan penulis.
4. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambing-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983).

Hubungan antara menyimak dan berbicara


Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya
saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang
mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa,
komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak
dan berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan
penyandian dan penyandian kembali simbol – simbol lisan.
1. Ujaran ( speech ) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru ( imitasi ) ;
oleh karena it, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak
sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara
2. Kata-kata yang dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasannya ditentukan oleh
sang perangsang ( stimuli ) yang ditemuinya ( misalnya kehidupan desa, kota )
dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam
penyampaian gagasan-gagasannya.
3. Ujaran sang anak memencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan di
masyarakat tempatnya hidup. Hal ini biasanya terlihat jelas dalam ucapan,
intonasi, kosa kata, dan pola-pola kalimatnya.
4. Anak yang lebih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit tinimbang kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
5. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula meningkatkan kualitas
berbicara seseorang.
6. Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian
kata-kata sang anak., oleh karena itu maka sang anak akan tertolong kalau dia
mendengar serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru,
rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi , dan lain-lain.
7. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga ( visual aids ) akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik dari pihak penyimak. Umumnya sang
anak mempergunakan bahasa yang di dengar serta disimaknya ( Dawson [ et el ],
1963 : 29 ; Tarigan, 1985 ;2 )
Hubungan antara menyimak dan membaca
Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya
memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak
maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol – simbol ; menyimak
bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
1. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru
melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan
pemahaman penting sekali.
2. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan ( verbalized
learning ) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa
anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas
yanglebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak tinimbang membaca.
3. Walaupun menyimak pemahaman ( listening comprehension ) lebih unggul
daripada membaca pemahaman ( reading comrehension ), namun anak-anak
sering gagal untuk memahaminya dan tetap menyimpan/ memakai/ menguasai
sejumlah fakta yang mereka dengar.
4. Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak
lebih efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
5. Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai
kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
6. Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata
baca dan kosa kata simak ( reading vocabulary dan listening vocabulary ) sangat
tinggi , mungkin 80% atau lebih.
7. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali
dihubugkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu
faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (
poor reading )
8. Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang
disampaikan oleh pembicara ; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya , membaca
lebih unggul dari pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman
informasi yang terperinci.

Hubungan antara berbicara dan menulis


Menulis dan Berbicara merupakan dua kemampuan berbahasa yang aktif produktif
atau menyampaikan pesan. Kedua berfungsi untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Perbedaannya, menulis dilakukan secara tertulis dan tidak langsung,
sementara berbicara dilakukan secara langsung dan dalam bentuk lisan. Berbicara dan
menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan
untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan
kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol
tertulis dalam menulis.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara
berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si
pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara,
dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan
yang disampaikan si penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca
si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan
penulisnya.
Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam
melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus
memiliki keterampilan dalam melakukan proses decoding.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya,
antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimilikinya, misalnya
profesi sebagai manajer, jaksa, pengacara, guru, penyiar, dai, wartawan, dan lain-lain.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA

Hijriah, U. (2016). Menyimak strategi dan implikasinya dalam kemahiran berbahasa.


Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.

Hamid, A. (2015). Strategi pembelajaran menyimak. Jurnal Al Bayan UIN Raden Intan, 7
(2), 1-27.

Aswadi. (2018). Pembelajaran keterampilan menyimak kritis sebagai sarana pemerolehan


pengetahuan. STKIP Muhammadiyah Rappang.

Anda mungkin juga menyukai